array(1) {
  [0]=>
  object(stdClass)#49 (6) {
    ["_index"]=>
    string(7) "article"
    ["_type"]=>
    string(4) "data"
    ["_id"]=>
    string(7) "3124170"
    ["_score"]=>
    NULL
    ["_source"]=>
    object(stdClass)#50 (9) {
      ["thumb_url"]=>
      string(105) "https://asset-a.grid.id/crop/0x0:0x0/750x500/photo/2022/02/03/nasihat-bocah-ingusanjpg-20220203121353.jpg"
      ["author"]=>
      array(1) {
        [0]=>
        object(stdClass)#51 (7) {
          ["twitter"]=>
          string(0) ""
          ["profile"]=>
          string(0) ""
          ["facebook"]=>
          string(0) ""
          ["name"]=>
          string(18) "John D. Mac Donald"
          ["photo"]=>
          string(0) ""
          ["id"]=>
          int(9386)
          ["email"]=>
          string(20) "intiplus-29@mail.com"
        }
      }
      ["description"]=>
      string(105) "Sebuah perampokan yang memakan korban jiwa terungkap berkat kemampuan bocah 14 tahun dengan IQ cemerlang."
      ["section"]=>
      object(stdClass)#52 (7) {
        ["parent"]=>
        NULL
        ["name"]=>
        string(8) "Kriminal"
        ["description"]=>
        string(0) ""
        ["alias"]=>
        string(5) "crime"
        ["id"]=>
        int(1369)
        ["keyword"]=>
        string(0) ""
        ["title"]=>
        string(24) "Intisari Plus - Kriminal"
      }
      ["photo_url"]=>
      string(105) "https://asset-a.grid.id/crop/0x0:0x0/945x630/photo/2022/02/03/nasihat-bocah-ingusanjpg-20220203121353.jpg"
      ["title"]=>
      string(21) "Nasihat Bocah Ingusan"
      ["published_date"]=>
      string(19) "2022-02-03 12:14:03"
      ["content"]=>
      string(25191) "

Intisari Plus - Stanley Woods datang menenteng koper ke Leeman House, hotel satu-satunya di Leeman, Texas, dan memiliki 20 kamar. 

Saat ini tanggal 3 Oktober 1949. Penampilan Woods biasa sekali. Gemuk tidak, kurus pun tidak. Pokoknya, tidak ada hal mencolok pada pria umur 30- an atau mungkin 40-an itu. Tidak ada orang yang ingat apa warna matanya dan bagaimana bentuk kacamatanya. 

Barangkali cuma ada satu hal yang cukup mengesankan padanya. la tampak makmur dan percaya diri. Beberapa orang sempat mendapat kartu namanya. Di situ ia dinyatakan sebagai agen Groston Precision Tool Company dari Atlanta, Georgia. 

Di Leeman National Bank ia mendepositokan selembar cek yang dikeluarkan Groston senilai 1.200 dolar. Menurut pemeriksaan rutin yang dilakukan Leeman National, Groston perusahaan yang bisa dipercaya. 

Siang hari Woods selalu keluyuran dengan mobil Tod Bishner. Tod yang bekerja di pompa bensin Shell tidak mempergunakan sedan Ply mouthnya siang hari. Daripada" menganggur lebih baik disewakan. 

Menurut cerita Woods kepada semua orang yang pernah bercakap-cakap dengannya, ia sedang berkeliling mencari tanah untuk mendirikan sebuah pabrik kecil. "Kini 'kan perlu desentralisasi," katanya. "Kami tidak mau tempat di dalam kota besar." Karuan saja harga tanah di sekitar kota kecil itu jadi melambung.

Satpam pingsan

Kamis, tanggal 17 Oktober 1949 pagi, dua minggu setelah kedatangan Stanley Woods, Trilla Price, penjaga switchboard di perusahaan telepon merasakan suatu kejanggalan. 

Meskipun bisa menyambungkan hubungan telepon lokal, ia tidak bisa memenuhi permintaan seseorang yang ingin berhubungan interlokal dengan Houston dan Beaumont. Saat itu pukul 09.05. 

Pada saat bersamaan, sebuah mobil berpenumpang dua orang berhenti hampir di seberang Leeman National Bank di Beaumont Street. Salah seorang penumpangnya turun, merabuka kap mobil dan mengotakatik sesuatu. 

Tahu-tahu datang sebuah mobil Buick. Tidak ada yang memperhatikan dari arah mana ia muncul ke kota kecij itu. Di dalamnya ada seorang laki-laki dan seorang gadas. Mobil itu diparkir dekat sebuah toko. Saat itu ada sebuah mobil lain diparkir tidak jauh dari sana. 

Ketika si gadis dan temannya perlahan-lahan ke luar dari Buick, Stanley Woods turun ke jalan dari hotel tempatnya menginap. Saat itu kasir kepala di bank, C.E Hethridge, baru  saja membuka pintu-pintu bank. Ia menyapa Woods yang berjalan menuju loket di dinding sebelah timur sambil mengeluarkan buku ceknya. 

Di jalan seorang dari dua penumpang mobil pertama berjalan perlahan-lahan ke arah Buick dan berdiri di sebelahnya. Temannya menjalankan mesin mobil pertama, lalu memarkir kendaraannya di belakang Buick. 

Si gadis dan pria temannya kelihatan berjalan ke loket Bob Kimball, kasir nomor dua. Satu-satunya yang bisa diingat Kimball mengenai gadis itu ialah bahwa ia pirang, tarikan bibirnya keras dan mengenakan tas sandang dari kulit buaya. Bob tidak ingat bagaimana pria yang datang bersama gadis itu. Mungkin agak gemuk.

Sementara itu satpam bank, Rod Harrigan, yang sudah tua berdiri di samping pintu depan sambil menguap kemudian mengorek-ngorek giginya dengan patahan korek api. Saat itu kasir kepala membuka pintu ruangan besi untuk mengambil uang yang harus dibagikannya ke loket-loket. Dibawanya sebuah nampan berisi duit ke tempat Kimball. 

Si gadis berada di muka loket kasir nomor dua itu dan menyatakan ingin menguangkan ceknya. Bob Kimball meminta kartu identifikasi. Ketika si gadis membuka tasnya yang besar, temannya berjalan santai ke arah satpam. Yang keluar dari tas si gadis bukanlah kertas, tetapi revolver. 

Senjata itu ditodongkan ke dahi Bob.Berbareng dengan itu temannya meninju Rod Harrigan, si satpam tua. Begitu kerasnya tonjokan itu sampai Rod baru bisa bicara pukul 16.00.Tentu saja Rod tidak tahu apa yang terjadi. 

Kasir kepala terkejut. Ia segera berlari ke arah ruang besi sambil menoleh kepada si gadis. Dilihatnya Stanley Woods mengacungkan senjata ke arahnya. Dalam waktu sekejap saja sang kasir kepala roboh karena peluru bersarang di kepalanya.

 

Si kembar jadi korban paku

Bob Kimball merasa jantungnya seperti copot. Dalam keadaan kebingungan dilihatnya mobil ketiga menurunkan tiga penumpang. Dua di antaranya membawa tas kulit hitam yang kosong. 

Mereka masuk ke ruang besi dengan sigap, seperti sudah pernah lima puluh kali ke sana. Ketika masuk dan keluar dari sana, mereka melangkahi mayat kasir kepala. 

Semua uang mereka keduk. Yang luput cuma di kasir kedua. Ketika mereka berlari ke luar, Bob menjatuhkan diri dan menekan tombol tanda bahaya. 

Saat itu Henry Willows sedang berada di toko senjatanya. 

Mendengar bunyi alarm, pria yang umurnya mendekati tujuh puluh itu langsung menyambar senapan kaliber .22, mengisinya dan keluar dari toko. Dilihatnya Woods, tiga pria tidak dikenal, dan seorang gadis pirang keluar dari bank. Dua di antara pria itumembawa tas berat. Henry bisa cepat menganalisis situasi. 

Di jalan berderet tiga mobil, masing-masing mempunyai pengemudi. Henry membidik ke arah pengemudi Buick. Tembakannya mengenai pelipis kiri dan pengemudi itu tewas seketika. Klakson berbunyi tak henti-hentinya, menyaingi bunyi alarm, akibat tombolnya tertindih tubuh si sopir. 

Salah seorang dari pihak perampok balas menembak. Pelurunya menembus kaca etalase toko senjata Henry Willows dan meretakkan seluruh kaca, tetapi Henry sendiri luput karena keburu berjongkok. Henry berusaha menembak untuk kedua kalinya. Namun perampok sudah keburu kabur dengan dua mobil. 

Buick yang pengemudinya tewas ditinggalkan di tepi jalan. Bob Kimball, berlari ke luar bank. Hampir saja ia jadi korban peluru Henry Willows karena dikira teman perampok. 

Kedua mobil perampok diketahui menuju jalan bebas hambatan no. 90. Dua menit kemudian dua polisi mengejar dengan satu-satunya mobil polisi di kota kecil itu. Mereka diikuti oleh para amatir nekat, yang sudah dibekali senjata oleh Henry Willows. 

Ternyata jalan disebari paku-paku tajam oleh kawanan perampok. Sebentar saja mobil polisi terpaksa berhenti secara mengerikan. Hampir saja kendaraan itu terbalik gara-gara bannya kempis. Kakak beradik kembar anak keluarga Stein tidak seberuntung itu. 

Mobil mereka terbalik dan berguling beberapa kali. Kedua anak kembar yang baru berumur sembilan belas tahun itu tewas seketika. Berarti sudah ada empat orang yang meninggal: kasir kepala Hethridge, si kembar Stein, dan sopir Buick. 

FBI turun tangan

Tak ada seorang pun yang sudi menyentuh mayat pengemudi Buick. Bangkai perampok itu tetap berada di tempatnya semula sampai aki mobil melemah dan bunyi klaksonnya berhenti. 

Polisi segera kembali ke posnya. Mereka tidak bisa menelepon ke luar kota untuk meminta bantuan rekan-rekan mereka, sebab menara-menara stasiun telepon ternyata sudah ditembaki orang dengan senjata kaliber berat. 

Baru sejam kemudian Texas Rangers bisa dihubungi. Mereka memblokir jalan-jalan. Sementara itu FBI di Houston mengirimkan orang untuk menyelidiki. Mereka tiba Kamis siang. Dari markas FBI di Washington dikirimkan dua orang ahli yang biasa memerangi berbagai perampokan bank. 

Mereka terbang dari Washington ke Beaumont sebab Leeman tidak mempunyai bandar udara dan baru tiba hari Jumat. Para wartawan berdatangan dari Houston dan Beaumont. Bahkan, dua kantor berita nasional pun mengirimkan wartawannya. Tibatiba saja Leeman muncul di halaman depan semua surat kabar AS. 

Hethridge, kasir kepala yang terkenal dingin, tertutup, dan tidak populer, dalam waktu 24 jam sudah mempunyai reputasi lain. la diceritakan baik hati dan pemurah. Si kembar Stein yang tadinya dianggap sampah masyarakat tiba-tiba saja menjadi putra-putra teladan. 

Semua orang tampaknya yakin betul bahwa perampok bakal cepat dibekuk. Soalnya, perampok meninggalkan sesosok mayat dan sebuah mobil, yang bisa dipakai bahan penyidikan. Cara perampokan itu sendiri tidak menunjukkan ciriciri kelompok perampok tertentu. 

Agen FBI Randolph A Sternweister, dari Washington, memimpin penyidikan ini. Yang mula-mula diselidiki ialah mayat di mobil Buick. Korban tembakan oleh Henry Willows itu berumur antara 30 - 32 tahun. Rambutnya coklat dan mulai jarang di puncak kepalanya. 

Giginya bagus. Cuma ada empat lubang kecil, dua di antaranya sudah ditambal. Tingginya +173 cm, beratnya 70 kg. Di tubuhnya tidak ditemui tanda bekas luka ataupun tato. Pemotretan dengan sinar-X menunjukkan lengan kanannya pemah patah beberapa tahun lalu. 

Pakaiannya tidak baru tidak pula lama. Setelannya dibeli di Chicago. Kemeja, pakaian dalam, kaus kaki dan sepatunya merupakan bendabenda yang bisa dibeli di seluruh Amerika. Merek bendabenda itu menunjukkan harganya tidak mahal, tetapi bukan pula murah. 

Dari saku-saku pakaiannya ditemukan sebungkus rokok yang hampir utuh, sebuah pemantik api yang bisa dibeli di mana-mana, tiga lembar uang lima dolaran, sehelai uang satu dolaran, sejumlah uang logam yang seluruhnya bernilai 85sen, dua kotak korek api seperti yang dipakai di banyak dapur. Sidik jarinya segera dikirimkan ke Central Bureau untuk diperiksa. Ternyata sidik jari si mati tidak ada dalam tile mereka. 

Sternweister, mulai kelihatan agak gelisah. Ternyata kasus ini tidak semudah yang diperkirakan semula. 

 

Dua sidik jari bisa dilacak

Mayat diperiksa lagi dengan lebih ssksama. Pada tangannya tidak ditemukan kapalan yang bisa menunjukkan pekerjaan spesifik. Tanda binatu tidak ditemukan pada pakaiannya. Mata jenazah itu menonjol akibat peluru kalibar 22 berujung cekung. 

Supaya tidak menyeramkan, seorang pengurus jenazah mesti mendandani dulu wajah mayat itu sebelum dipotret dan fotonya dikirimkan ke pelbagai tempat. Dari Chicago datang laporan bahwa toko yang menjual setelan yang dipakai mayat adalah toko yang besar sekali dan laris. 

Akibatnya, tidak ada pelayan yang ingat apakah pria dalam foto itu membeli pakaian di sana. Polisi Chicago mengakurkan foto itu dengan foto-foto dalam berkas mereka. Tidak ada yang sama. 

Potongan kuku mayat, debu dari celananya dan bagianbagian pakaiannya yang lain diselidiki dengan saksama di laboratorium di Houston. Debu itu puntidak bisa menunjukkan tempat khusus. 

Ketika mayat diselidiki, mobil Buick pun diteliti. Di luarnya penuh sidik jari penduduk Leeman yang Kamis pagi itu mengintip ke dalam mobil untuk melihat mayat perampok. Pelat nomornya ternyata milik sebuah Mercury Convertible dari Mississippi yang sudah ringsek dalam tabrakan bulan Juni tahun itu. 

Nomor mesinnya menunjukkan Buick itu dicuri dari Chapel Hill, Carolina Utara, tanggal 5 Juli. Perusahaan asuransi yang sudah mengganti mobil itu bersikeras ingin mengambil mobil yang dicuri. 

Foto sopir Buick itu juga disebar ke Chapel Hill, Carolina Utara, dan Mississippi. Hasilnya tetap saja nihil. 

Mobil itu diteliti lagi. Di dalamnya dijumpai enam sidik jari. Semua berbeda. Dua di antara sidik jari ditemukan juga dalam berkas. Yang satu didapati di berkas anggota angkatan darat. 

Pemiliknya dilacak dan ditemukan bekerja sebagai pelayan pompa bensin di Lake Charles, Lousiana. Dua jam lamanya ia diinterogasi. Akhirnya, seorang pemeriksanya yang agak cerdik bisa melihat bahwa sidik jari itu bisa ada di dalam mobil gara-gara sang bekas tentara menyeka bagian depan mobil itu. 

Pelayan pompa bensin yang mantan sersan itu begitu sebalnya kepada para pemeriksanya, sehingga ketika foto pengemudi Buick ditunjukkan kepadanya ia tidak mau susah-susah meneliti. Ia menyatakan tidak ingat. Namun, menilik sidik jarinya masih segar di mobil itu, diperkirakan para perampok datang dari arah Lake Charles ke Texas. 

Sidik jari yang kedua sudah lama berada di situ. Letaknya tersembunyi di bawah bangku depan. Sidik jari itu ternyata milik montir di Chapel Hill, yang pernah berurusan dengan polisi gara-gara kesalahpahaman. la bisa membuktikan lewat catatan bengkel bahwa bulan April yang lalu ia membetulkan mobil itu. 

Simpang siur

Contoh-contoh debu di dalam mobil itu tidak bisa memberi banyak keterangan. Diperkirakan mobil itu berasal dari pedalaman Texas dan mengalami badai di jalan. 

Kotak tempat puntung rokok pun tidak luput dari pengamatan. Diketahui bahwa dua wanita atau mungkin seorang wanita yang memakai dua jenis lipstik, baru saja menumpang di mobil itu. 

Kedua jenis lipstik itu biasa digunakan oleh wanita berkulit cerah dan berambut pirang. Keduanya bisa dibeli di sembarang tempat karena dijual di manamana. 

Sepotong roti yang terbuang di lantai mobil cuma bisa mengungkapkan bahwa roti itu tadinya dimakan dengan sosis hati. 

Paku-paku yang disebar penjahat untuk mengempiskan ban diketahui bahan dan cara pembuatannya. Konon, paku semacam itu dulu digunakan di Birma waktu perang dengan Jepang, tetapi paku yang dipakai di Birma lebih baik. 

Sementara itu pemeriksaan di bank mengungkapkan, uang yang berhasil digondol garong, berjumlah 94.725 dolar. Setiap orang yang hari Kamis pagi itu melihat para perampok ditanyai secara terpisah dan jawaban mereka dicocokkan. 

Yang jelas, mereka terdiri atas Stanley Woods, wanita pirang, mayat di Buick, dan dua orang pembawa tas kosong. Seluruhnya ada lima. Henry Willows bersikeras ketiga mobil yang mereka bawa masing-masing ditunggui seorang pengemudi. 

Tapi orang lain ada yang bilang mobil yang di belakang tidak ditunggui pengemudi. Sternweister akhirnya menentukan jumlah perampok delapan orang, tujuh di antaranya kabur, satu tewas. 

Tak seorang pun mengetahui nomor dua mobil yang dipakai kabur. Keterangan mereka tentang merek dan warna mobil pun simpang siur.

 

Bocah jelek ingin bertemu FBI

Sembilan hari setelah perampokan yang makan korban jiwa itu, pihak berwajib masih belum melihat titik terang. Tidak heran kalau Sabtu pagi itu Randolph Sternweister, ahli FBI untuk penanggulangan perampokan bank, merasa risau. 

la berjalan hilir mudik di kamar hotelnya. Sementara rekannya sekamar, Buckley Wee, sedang menyimak catatan keterangan para saksi dengan harapan tipis akan menemukan hal-hal yang bisa mengantar ke titik terang. 

FBI yang biasanya berhasil memecahkan kasus dengan hanya bermodal selembar rambut manusia atau 1 mg debu kini tidak berdaya walaupun ditinggali barang bukti berupa sebuah kendaraan seberat hampir 2 ton dan sesosok mayat utuh. 

"Apa kata orang tentang kita?" pikir Sternweister. Sejak Kamis lalu sudah 51 mobil curian ditemukan di Selatan dan Barat Daya, tapi mereka tidak berhasil mengetahui apakah di antaranya ada mobil-mobil yang digunakan perampok yang mereka cari. Mereka bahkan tidak tahu arah perampok kabur dan tak ada orang yang melihat mereka. Gila! 

Pada saat mereka kebingungan itu seorang anak laki-laki berumur empat belas tahun. Pink Dee, menyelinap ke bengkel Louie. Bengkel yang menerima pekerjaan menghela kendaraan dan buka 24 jam sehari itu dititipi Buick perampok. 

Pink anak terjelek di Leeman. Rambutnya bukan pirang tetapi putih, kulitnya pun putih pucat. Matanya cadok berat, sehingga harus mengenakan kacamata setebal pantat botol. Tulangnya seperti gagang sapu, dahinya sempit, dagunya seperti tidak ada, sedangkan giginya tonggos. 

Suaranya seperti deritan engsel. Pokoknya, penampilannya membuat ia tampak tidak normal. Ia tidak mempunyai teman, karena tinjunya cepat melayang. Ketika murid-murid sekolah di Leeman diperiksa IQ-nya, ternyata angka perolehan Pink Dee tinggi sekali, sampai tergolong genius. Namun, penduduk Leeman tidak rela. 

Putra tunggal Homer Dee itu diseret ke tes IQ yang kedua. Hasilnya? Ia termasuk ke golongan embeciie. Sekali ini penduduk sama tidak percayanya. Ia dipaksa ikut tes IQ yang ketiga dan mendapat angka 99. Tampaknya semua orang, kecuali Pink dan orang tuanya, puas. 

Walaupun baru berumur empat belas tahun, anak itu sudah hampir 2 m tingginya. Bobotnya 60 kg. Kerjanya sehari-hari mengotak-atik pelbagai peralatan elektronik. Ada yang ia buat sendiri, ada yang ia beli. Setelah bosan, ia bersurat-suratan tentang teori kuantum dengan seorang guru besar dari Cal Tech. Sang profesor merasa seperti berdebat dengan orang dewasa. 

Pagi itu diam-diam Pink menyelinap ke bengkel Louie. Pintu Buick dibukanya dengan kunci, lalu dinyalakannya radio. Mendengar bunyi radio, Louie muncul dan mencekik leher Pink. 

"Mau apa kau?" bentak pemilik bengkel. Pink cuma berontak melepaskan diri lalu pergi ke markas polisi. Polisi yang sedang risau tidak sudi melayani bocah.ini, yang dengan penuh percaya diri berkata, "Saya ingin bertemu dengan agen FBI." la malah jadi bahan tertawaan dua orang.polisi. Hod Ambrams dan Lefty Quinn. 

"Enyah kau, Pink, sebelum kacamatamu kuremukkan," kata Lefty. 

"Saya seorang warga negara yang ingin berbicara dengan anggota federal," jawab Pink dengan penuh wibawa. 

"Seorang warga negara, tapi bukan pembayar pajak. Kau merepotkan aku, Nak. Ingin kubuat kau terkencingkencing di sini?" 

Tiba-tiba saja Pink melesat ke arah tangga. Hod mengejarnya, sedangkan Lefty mempergunakan lift. Mereka tiba lebih dulu dari Pink di muka Sternweiser. Ketika mereka membekuk.Pink, pintu kamar terbuka. 

"Saya tahu di mana penjahat-penjahat itu!" seru Pink kepada Sternweister. 

"Dia anak sinting," kata Lefty. 

"Tunggu," kata Sternweister. "Memang kelihatannya anak ini sableng, tapi siapa tahu ...." 

Dua polisi disuruh menunggu di luar, sedangkan. Pink dipersilakan masuk. la memilih. kursi yang paling enak untuk duduk dengan santai dan. percaya diri. 

"Di mana mereka?" 

"Sebenarnya saya tidak. tahu persis ...." 

"Keluar!" perintah Sternweister dengan berang. 

"Tapi saya tahu bagaimana menemukannya." 

"Kau tahu? Coba bilang. Aku sudah sembilan hari tidak tertawa." 

"Mula-mula perlu dicek dulu. Saya sudah mencuri kunci Buick dan masih perlu memeriksanya." 

"Eh bocah, para ahli sudah menyelidikinya senti demi. senti." 

"Maaf, Pak. Jangan memotong dulu. Kalau saya benar. - saya yakin saya benar - Anda semua bisa malu." 

Wajah Sternweister berubah menjadi merah, lalu pucat. la . mencengkeram tepi meja. 

"Teruskan," katanya. 

"Saya berasumsi bahwa para perampok bank muncul dari suatu tempat persembunyian dan kembali ke tempat itu. Saya mengasumsikan bahwa sebelum merampok mereka tinggal beberapa waktu di sana untuk merencanakan perampokan. 

Dari Koran saya baca mobil Buick itu dicuri di Chapel Hill dan pria yang tewas itu pernah berada di Chicago. Saya mengecek Chicago dan Chapel Hill." 

"Mengecek Chicago dan Chapel Hill?" 

"Dengan radio. Radio-radio mobil 'kan gampang dipakai siaran menangkap stasiun-stasiun radio dengan mengubah setelan tombolnya. Tombol-tombol di Buick itu tidak cocok dengan daerah Chicago dan Chapel Hill. Ada enam stasiun radio yang bisa ditangkap di Buick itu dan ...." 

"Ah!" seru Sternweister seperti orang yang kepalanya dijitak. 

"Jadi," Pink melanjutkan dengan yakin, "Anda harus mengecek daerah-daerah yang cocok dengan setelan tombol-tombol radio di Buick itu, sampai menemukan area di mana keenam frekuensi ...." 

Berkat bantuan Pink itu, polisi mulai mencari dengan mempergunakan peta dsb. Ketika daerah itu sudah ditemukan, Buick yang sudah diberi cat dan nomor baru supaya tidak mudah dikenali perampok dibawa ke Tampa, Clearwater, St. Pete, Orlando, Winter Haven, dan Dunedin. Makin dekat mereka ke kota peristirahatan kecil bernama Tarpon Springs, makin jelas bunyi radio. Foto jenazah segera diedarkan. Ketika itu hari Rabu. 

Keesokan harinya, pukul 04.00, lampu senter polisi yang berkekuatan besar membuat tiga rumah peristirahatan di tepi pantai menjadi terang-benderang secara tiba-tiba. Dari pengeras suara terdengar ancaman, "Anda sudah dikurung. Keluar sambil mengangkat tangan tinggi-tinggi. Anda sudah dikurung." 

Ternyata ada perampok yang menembak. Polisi balas menembaknya. Si perampok roboh. la tidak lain dari Stanley Woods, yang menurut gadis pirang temannya bernama asli Grebbs Fainstock. 

Penduduk Leeman mengadakan pesta kemenangan yang disebut Pink Dee Day. Hari itu pemimpin Leeman National Bank menyerahkan hadiah uang bagi Pink Dee. Jumlahnya tidak sampai 6% dari jumlah uang yang berhasil diambil kembali dari perampok. Tapi cukuplah untuk kelak membantu mendapat gelar dari CalTech. (John D. Mac Donald) 

 

" ["url"]=> string(66) "https://plus.intisari.grid.id/read/553124170/nasihat-bocah-ingusan" } ["sort"]=> array(1) { [0]=> int(1643890443000) } } }