Kembali ke Intisari News
April 24, 2022
Terlahir untuk Kehidupan Ganda
Terlahir untuk Kehidupan Ganda
Terlahir untuk Kehidupan Ganda (Intisari Plus)
Penulis Intisari Plus
Editor Ade S

Intisari Plus - Richard Sorge, reporter surat kabar Jerman sekaligus mata-mata komunis, menjalani hidupnya hingga sampai ke lingkaran diplomatik tertinggi di Tokyo.

---------------------------------------

Adakah mata-mata yang lebih licik dari Richard Sorge? Dikenal sebagai salah satu agen rahasia terbesar abad ke-20, dia menjalani kehidupan ganda sejak lahir. Ibunya seorang Rusia dan ayahnya seorang Jerman; dia dilahirkan di Baku, Rusia, tapi dibesarkan di Jerman.

Sorge adalah seorang anak Jerman dengan jiwa patriot yang tinggi, dan ketika Perang Dunia I terjadi, tahun 1914, dia meninggalkan sekolahnya dan menjadi tentara sukarelawan. Dia dikirim ke Front Utara tempatnya bertempur dengan gagah berani, dan menerima Iron Cross (tanda jasa tingkat pertama) untuk usahanya. Tapi dia juga mendapatkan. luka di kaki akibat pecahan peluru yang membuatnya pincang sepanjang sisa hidupnya.

Selama masa penyembuhan luka, dia kembali ke Berlin: Saat itu pandangan Sorge tentang dunia berubah. Dia kehilangan keyakinan terhadap patriotisme, dan tampaknya Sorge menemukan ideologi yang lebih cocok. Setelah membaca buku Karl Marx, dia yakin filosofi ini adalah jalan untuk menuju kesatuan dan kedamaian dunia. Melalui sebuah kebetulan yang mengherankan, ternyata ada hubungan keluarga—paman ayahnya ternyata pernah menjadi sekretaris pribadi Marx.

Setelah keluar dari rumah sakit, Sorge melanjutkan sekolahnya. Dia lulus dari University of Hamburg deng gelar Ph.D di bidang ilmu politik. Sekarang dia menjadi anggota komunis dan bekerja keras merekrut para pelajar untuk kepentingan politiknya. Namun, kepolisian Jerman yang mencurigainya sebagai mata-mata komunis berencana menangkapnya. Dengan berpura-pura akan memberikan informasi rahasia, Sorge terbang ke Moskwa. Tahun 1917, Rusia sudah menjadi negara komunis pertama dan mengganti namanya sendiri menjadi Uni Soviet. Pemimpin Rusia nyambut dan merekrutnya karena kepandaian serta ketekunannya dapat dimanfaatkan untuk kepentingan  Rusia. Mereka juga terpesona dan kagum ketika mengetahui hubungan keluarganya dengan Karl Marx, yang saat itu menjadi figur yang sangat dijunjung tinggi di negara itu. Di Moskwa, Sorge dilatih menjadi seorang mata-mata dan diajari bahasa Prancis, Rusia, dan Inggris. Selama sisa hidupnya, dia mengabdi pada negara asal ibunya dengan loyalitas dan ketaatan.

Sorge memulai tugasnya dengan dikirim untuk menjalankan misi sebagai mata-mata ke seluruh dunia. Misi yang paling sukses dikerjakannya adalah tugas selama empat tahun di sebuah pelabuhan di Shanghai, Tiongkok. Di situ dia mendapat pekerjaan sebagai seorang jurnalis freelance untuk sebuah surat kabar Jerman—penyamaran yang sangat cocok untuk seorang mata-mata. Uni Soviet sangat ingin menjadikan Tiongkok negara komunis, dan mereka memutuskan bahwa Shanghai, dengan jumlah penduduk pendatang yang besar, perkembangan industri yang pesat dan komunitas kriminal yang paling terkenal di dunia, akan menjadi titik awal yang paling bagus untuk mengadakan revolusi. 

Sorge bukanlah tipe pemalu dan tidak percaya diri. Dia bertubuh tinggi, berwajah garang, suka minum, dan sangat bebas dalam berpakaian serta bersikap. Suaranya keras, kasar, bahkan menjengkelkan. Namun dia juga punya pesona, dan banyak yang tertarik padanya. Dia mudah mendapat teman, bahkan di tempat asing sekalipun. Sorge segera mempunyai jaringan teman-teman dan kenalan yang siap direkrut untuk membantunya. Dia juga memilih sekelompok pendatang dari Amerika dan Jepang yang tinggal di Shanghai, termasuk Hotsumi Ozaki, seorang jurnalis dari Tokyo yang akan menjadi teman sepanjang hidupnya.

Jangan biarkan penasaranmu tergantung.
Akses tanpa batas dengan Intisari Plus.