Kembali ke Intisari News
January 05, 2023
Hutang Mata Dibayar Mata
Hutang Mata Dibayar Mata
Hutang Mata Dibayar Mata (Sora Shimazaki)
Penulis Intisari Plus
Editor Ade S

Intisari Plus - Seorang jaksa senior diminta menjadi pembela atas seorang janda buta yang dituduh membunuh suaminya. Apa upayanya?

--------------------

Matthew Robert segera menutup map merah berisi berkas perkara dan menaruhnya di atas meja. Saat itu perasaannya mulai tidak enak. Semula ia memang ingin menjadi pembela Mary Regina Banks, namun instingnya mengatakan ada yang tak beres dengan kliennya. Apakah Mary Banks benar-benar tidak bersalah seperti pengakuannya selama ini? Terus terang, ia meragukan kejujuran wanita itu.

Pria paruh baya dengan ribuan jam terbang sebagai jaksa senior ini pelan-pelan menyandarkan punggungnya ke kursi. Pikirannya agak terganggu dengan beberapa kejanggalan fakta dalam kasus yang akan ditangani. Selama menanti kedatangan pengacara yang akan memberi informasi lebih detail tentang Mary Banks, matanya menerawang ke luar jendela kompleks kantornya di kawasan Middle Temple. Matthew hanya bisa berharap semoga kali ini ia mampu membuat keputusan yang benar.

Kasus yang menyangkut tersangka Mary Banks sebenarnya hanyalah pembunuhan tunggal sederhana. Namun, gambaran kehidupan 11 tahun usia perkawinan korban dan tersangka justru akan membuat opini publik cenderung membenarkan tindakan tersangka. Betapa tidak? Si korban Bruce Banks oleh masyarakat sekitar dikenal sebagai pria sadis yang gemar berkelahi. 

Kepada istrinya ia termasuk cengkiling, atau plak plek, alias ringan tangan. Kalau di antara anggota juri nanti terdapat banyak wanita, faktor psikologis ini tentu akan sangat berpengaruh saat mereka membuat keputusan. Bisa jadi, tindakan Mary Banks ini dianggap membela diri. Ini cukup untuk meloloskannya dari jeratan hukum.

Matthew menyalakan sebatang rokok dan menghirup asapnya dalam-dalam, sesuatu yang sebenarnya sangat dibenci oleh istrinya. Matanya memandang foto istri tercinta, Victoria, yang terpasang di atas meja dekat tempat alat tulis. Sejenak, wajah istrinya mengingatkan masa mudanya. Tapi sudahlah. Ia menghibur diri, kenapa harus tenggelam dalam kesedihan terus. Toh, Victoria sudah meninggal. Namun, yang sebenarnya mendera batinnya justru permintaan almarhumah istrinya sebelum meninggal. Victoria berpesan agar Matthew membela Mary Banks dalam kasus ini. Maklum, Mary Banks si tersangka, adalah sobat karib istrinya.

Dengan rasa berat pikirannya dipusatkan kembali ke perkara yang sedang dihadapi, serta permohonan Mary Banks yang meminta pembebasan hukuman. Ia membuka lagi map berkas perkara. Menurut pengakuan Mary Banks, sangat tidak mungkin dirinya tega memukul suaminya dengan kapak dan menguburkan di bawah kandang sapi. Persis ketika Matthew menghirup rokok yang kesekian kali, tiba-tiba terdengar ketukan pintu.

Jangan biarkan penasaranmu tergantung.
Akses tanpa batas dengan Intisari Plus.