Kembali ke Intisari News
January 05, 2023
Kumis yang Menyelamatkan
Kumis yang Menyelamatkan
Kumis yang Menyelamatkan (Alan Hardman)
Penulis Intisari Plus
Editor Ade S

Intisari Plus - Seorang pebisnis keturunan Irak merasa waswas ketika pesawatnya mendarat darurat di Baghdad. Pasalnya, ia seorang buronan kasus politik.

--------------------

Hamid Zebari tersenyum dalam hati sambil menatap istrinya Shereen yang sedang duduk di belakang kemudi mengantarnya ke bandara. Sulit dipercaya, kehidupan mereka bisa seperti ini sejak pertama kali keluarga ini masuk ke Amerika sebagai buronan politik lima tahun lalu. Namun dari pengalaman yang mereka jalani, Hamid sadar di Amerika segalanya serba mungkin. 

“Papa kapan kembali?” tanya Nadim yang duduk di jok belakang di samping kakak perempuannya, May. 

“Saya janji, hanya dua minggu. Tidak lebih,” jawab Hamid. 

“Dua minggu itu berapa sih?” tanya Nadim lagi. 

“Empat belas hari,” Hamid menjawab sembari tertawa.

“Dan empat belas malam,” tambah istrinya saat mobil memasuki jalur yang bertanda arah menuju counter Turkish Airline. Setelah mengeluarkan barang bawaannya dari bagasi, Hamid masuk ke jok belakang. Dipeluknya May lebih dulu baru kemudian Nadim. May menangis, bukan karena ayahnya hendak pergi tetapi lantaran setiap kali mobil berhenti, ia pasti menangis. May dia biarkan membelai kumisnya yang tebal sebab dengan begitu biasanya ia berhenti menangis. 

Jangan biarkan penasaranmu tergantung.
Akses tanpa batas dengan Intisari Plus.