array(1) {
  [0]=>
  object(stdClass)#49 (6) {
    ["_index"]=>
    string(7) "article"
    ["_type"]=>
    string(4) "data"
    ["_id"]=>
    string(7) "3799227"
    ["_score"]=>
    NULL
    ["_source"]=>
    object(stdClass)#50 (9) {
      ["thumb_url"]=>
      string(113) "https://asset-a.grid.id/crop/0x0:0x0/750x500/photo/2023/07/28/16-perkara-pembunuhan-wanita-boh-20230728054230.jpg"
      ["author"]=>
      array(1) {
        [0]=>
        object(stdClass)#51 (7) {
          ["twitter"]=>
          string(0) ""
          ["profile"]=>
          string(0) ""
          ["facebook"]=>
          string(0) ""
          ["name"]=>
          string(5) "Ade S"
          ["photo"]=>
          string(54) "http://asset-a.grid.id/photo/2019/01/16/2423765631.png"
          ["id"]=>
          int(8011)
          ["email"]=>
          string(22) "ade.intisari@gmail.com"
        }
      }
      ["description"]=>
      string(143) "Pernikahan Dokter Crippen dengan istrinya tidak bahagia. Suatu hari, ia dikabarkan pergi ke Amerika dan tidak pernah terdengar kabar beritanya."
      ["section"]=>
      object(stdClass)#52 (8) {
        ["parent"]=>
        NULL
        ["name"]=>
        string(8) "Kriminal"
        ["show"]=>
        int(1)
        ["alias"]=>
        string(5) "crime"
        ["description"]=>
        string(0) ""
        ["id"]=>
        int(1369)
        ["keyword"]=>
        string(0) ""
        ["title"]=>
        string(24) "Intisari Plus - Kriminal"
      }
      ["photo_url"]=>
      string(113) "https://asset-a.grid.id/crop/0x0:0x0/945x630/photo/2023/07/28/16-perkara-pembunuhan-wanita-boh-20230728054230.jpg"
      ["title"]=>
      string(47) "Perkara Pembunuhan Wanita Bohemian Belle Elmore"
      ["published_date"]=>
      string(19) "2023-07-28 17:42:38"
      ["content"]=>
      string(33565) "

Intisari Plus - Pernikahan Dokter Crippen dengan istrinya tidak bahagia. Selain selingkuh, Belle Elmore pun kerap bersikap kasar pada sang suami. Suatu hari, ia dikabarkan pergi ke Amerika dan tidak pernah terdengar kabar beritanya.

----------

TVRI pernah menyajikan sebuah film dengan tema perkara kriminal yang berjudul Dokter Crippen. Lelaki ini membunuh istrinya sendiri, Belle Elmore. Ia kemudian menjalin hubungan asmara dengan sekretarisnya. Kisah penangkapannya cukup menegangkan. Pengejaran dilakukan dengan mengerahkan alat-alat modern di waktu itu untuk bisa menahan tersangka yang sudah melarikan diri dari London menuju Kanada.

Cerita di film itu bukan khayalan. Perkara Dokter Crippen termasuk salah satu yang paling sensasional di awal abad ke-20. Bukan hanya karena alasan di atas, tapi terutama karena watak Crippen sendiri. “Wataknya adalah suatu yang masih belum bisa dimengerti sepenuhnya, juga oleh pengetahuan ilmu jiwa dewasa ini,” tulis Robin Squire dalam bukunya Classic Murders (terbitan tahun 1970).

Juga bagi mereka yang telah menyaksikan pemutaran filmnya oleh TVRI, kisah Dokter Crippen tetap menarik karena berbagai segi kehidupannya tidak terungkap dalam film tersebut.

Dokter yang pendiam, selalu mengalah, dan memperhatikan istrinya itu, tampaknya penuh kontradiksi. Dari satu sisi, perbuatan Dokter Crippen menurut anggapan umum sungguh tidak berperikemanusiaan. Terutama caranya melenyapkan mayat istrinya. Namun di sisi lain, lelaki yang serba tenang dan penuh perasaan itu, menurut berbagai kesaksian sama sekali bukan tipe orang yang tega menyakiti. Apalagi membunuh. Munculnya rasa simpati dan keharuan tidak bisa dihindari setelah melihat kemesraan cinta Dokter Crippen terhadap kekasihnya. Rasa cinta itu ditunjukkan sampai saat terakhir ia akan menghadapi hukuman mati.

Terlepas dari latar belakang dan motifnya, pembunuhan Belle Elmore oleh suaminya tidak menunjukkan sesuatu keistimewaan. Pembunuhan terjadi pada awal bulan Februari 1910. Untuk menyingkirkan istrinya, sang dokter menggunakan racun hyoscine yang dibelinya pada tanggal 10 Januari dari toko bahan kimia Lewis & Burroughs.

Untuk menghapus jejak-jejak perbuatannya, Dokter Crippen membantai mayat istrinya. Kepala dipisahkan dan dibuang entah ke mana. Tulang-tulang dan bagian tubuh yang dapat menjadi petunjuk bahwa mayat adalah seorang wanita itu diambilnya lalu dibakar. Jelas bahwa Crippen memanfaatkan keahliannya sebagai dokter dengan baik. 

Setelah itu sang dokter menggali lubang kecil di lantai gudang bawah tanah. Sisa-sisa jenazah istrinya dimasukkan satu persatu ke dalam lubang sempit itu. Ia kemudian menimbun lubang dan menutupinya dengan bata seperti semula. 

Pembantaian dilakukan di bak mandi agar darah tidak tercecer di mana-mana. Dengan genangan dan siraman air, segala noda dapat dengan mudah dihilangkan.

Dan memang, dengan cara-cara licik itu, Dokter Crippen cukup lama berhasil menutupi rahasianya.  Kita perlu mengetahui riwayat hidup Dokter Crippen untuk memahami latar belakang perkaranya.

Hawley Harvey Crippen dilahirkan pada tahun 1862 di Coldwater, Michigan. Ayahnya seorang pemilik toko. Saat muda, Crippen belajar di Universitas California dan meneruskan pendidikan di Hospital College di Cleveland, Ohio. Di sana Crippen mendapatkan gelar M.D.

Tahun 1883 ia pergi ke Inggris dan keluar masuk berbagai rumah sakit dengan cara yang tidak menentu. Setelah itu ia kembali ke New York. Di sini ia berhasil menjadi spesialis telinga dan mata pada tahun 1885. Dokter Crippen kemudian membuka praktik sambil pindah ke lain tempat. Berbagai kota di Amerika dijelajahinya. Di setiap kota rata-rata ia tinggal selama 2 tahun.

Perantauan dan perpindahan tempat yang bertubi-tubi ini bisa dianggap sebagai gejala watak yang selalu gelisah. Tapi di lain sisi, masuk akal pula bahwa Dokter Crippen, yang tidak memiliki uang untuk melanjutkan studi, terdorong untuk mencari pengalaman sebanyak mungkin dengan cara yang agak awut-awutan itu.

New York pada waktu itu sudah menjadi kota kosmopolitan yang dipenuhi dengan hiruk pikuk kehidupan dan gejolak sosial. Di antara berbagai kelompok sosial di New York saat itu, ada kaum bohemian atau kaum hippies. Umumnya kaum bohemian terdiri dari para penulis yang kurang berhasil, penyair dan seniman kelas bawah, filsuf-filsuf tingkat kafe dan orang-orang dengan kecenderungan revolusioner.

Sebagian besar dari mereka adalah penganut paham free love atau cinta bebas. Ini adalah paham yang dianggap paling berbahaya oleh sebagian besar orang. Kata “bebas” artinya lepas atau bebas dari ikatan perkawinan.

Cinta dianggap semacam barang yang dapat diperjual belikan sebagai penikmat hidup atau dijadikan sebagai hadiah bila berkenan di hati.

Entah mengapa, tapi Crippen tertarik pada lingkungan kaum bohemian. Mungkin ketika berada di tengah mereka, ia mendapatkan hiburan bagi hatinya yang pedih karena kematian istrinya. Mungkin mereka dapat melengkapi kehidupannya yang dingin dan serba terkekang itu. Suasana di kalangan kaum bohemian serba bebas, gegap gempita, penuh tawa, dan luapan emosi.

Dokter Crippen yang kantongnya cukup tebal dan sifatnya pemurah, rupanya diterima dengan baik oleh para bohemian. Dan ia menikah dengan seorang gadis dari kalangan itu. Namanya Gora Turner (terlahir Kunigunde Mackamotzki). la berdarah campuran Rusia, Polandia, dan Jerman. Gadis inilah yang setelah menjadi Nyonya Crippen. Nyonya Crippen kemudian menjadi seorang penyanyi dengan nama Belle Elmore.

Berkulit kelam, gaya Cora memenuhi selera pentas meski ia tidak memiliki kecantikan yang luar biasa. Suaranya tinggi nyaring. Dokter Crippen seorang introver, sifatnya serba tertutup, pendiam, dan pemenung. Sebaliknya, Cora Turner adalah seorang ekstrover kelas wahid. Serba terbuka, periang, genit, dan lincah.

Secara fisik, Dokter Crippen bukan orang yang luar biasa. Perawakannya kecil. Wajahnya pucat dengan kumis lunglai yang mengesankan kesedihan. Kacamatanya tebal. Gerak langkah, cara bicara dan berpakaian serba rapi tapi kaku. Selalu penuh sopan santun. Semua itu sungguh kontras dengan tingkah laku Cora yang serba bebas dan gegap gempita, bahkan menurut ukuran kalangan kaum bohemian sendiri.

Pada waktu berkenalan dengan Dokter Crippen, sebenarnya Cora Turner sudah hidup bersama dengan lelaki lain. Tapi akhirnya ia bersedia melepaskan kekasihnya itu untuk menjadi istri sah Dokter Crippen.

Tahun 1899 Crippen pindah ke Philadelphia, tapi Cora tetap di New York karena sedang mengikuti kursus menyanyi. Wanita muda yang penuh ambisi itu bercita-cita untuk menjadi penyanyi opera — cita-cita yang melebihi bakatnya yang sebenarnya.

Dokter Crippen memberi dukungan penuh kepada istrinya. Dengan senang hati ia membiayai semua kursus yang diikuti Cora.

Tahun 1900 Dokter Crippen pindah ke Inggris untuk bekerja pada sebuah perusahaan obat-obatan. Ia berangkat sendiri karena Cora belum selesai dengan pendidikannya sebagai penyanyi.

Wanita itu baru menyusul suaminya 4 bulan kemudian sang suami berkali-kali memintanya dengan sangat agar Cora segera hidup di sampingnya. Cita-cita wanita itu untuk menjadi penyanyi opera gagal. Sebagai gantinya Cora memutuskan untuk menjadi penyanyi teater dan konser. Sejak itulah ia memakai nama panggung Belle Elmore.

Dokter Crippen tetap mendukung cita-cita sang istri. la membeli berbagai pakaian pentas yang serba mahal untuk keperluan Cora. la juga membayar agen-agen yang berhasil mendapatkan kontrak menyanyi bagi istrinya. Ia menyewa penulis naskah dan komponis yang harus mempersiapkan naskah-naskah untuk Belle Elmore di atas pentas teater.

Tapi malang bagi Belle Elmore. Saat itu di London sudah banyak artis-artis bermutu seperti Dan Leno, Marie Lloyd, dan Florrie Ford. Akibatnya, ia hanya mendapatkan kontrak di gedung teater kelas dua. Memang hanya sampai taraf itu kemampuan Cora Turner. Satu-satunya kesempatan yang ia peroleh untuk tampil di gedung teater kelas satu adalah ketika ada aksi mogok rombongan yang mestinya mengisi acara.

Walaupun kesuksesannya sebagai penyanyi itu terbatas, Belle Elmore masih masuk dalam dunia penyanyi teater. Ia juga menjadi anggota Music Hall Ladies Guild yang berusaha membantu para artis yang menemui kesulitan. Ia bahkan menjadi bendahara kehormatan dari organisasi ini. Sikap Dokter Crippen pada sang istri tidak berubah. Dengan sikap murah hati yang luar biasa, ia memenuhi segala kebutuhan istrinya. Terus-menerus ia melimpahinya dengan hadiah berupa pakaian, mantel kulit yang mahal, dan perhiasan emas, intan, serta berlian.

Seringkali Dokter Crippen mengajak istrinya ke restoran serta menemaninya ke gedung teater dan opera. Rupanya sang suami merasa puas berada di samping istrinya yang lincah dan kerap mendapatkan sorak pujian dari publik.

Setelah 2 tahun di Inggris, Dokter Crippen pergi ke Amerika untuk urusan perusahaannya. Ketika ia kembali, Belle Elmore ternyata mengkhianatinya. Wanita itu mempunyai kekasih, Bruce Miller, seorang dirigen di gedung teater.

Ketika Dokter Crippen menanyai istrinya tentang soal itu, Belle Elmore mengatakan bahwa memang benar ia dan Bruce Miller sudah saling jatuh cinta. Sejak itu setiap kali marah, Belle Elmore selalu mengancam suaminya jika ia akan meninggalkannya untuk menyusul Miller yang saat itu sudah kembali ke Amerika. 

Dokter Crippen tetap sabar, penuh perhatian, dan pemurah terhadap istrinya. Berbagai kenalan dan sahabatnya memberi kesaksian tentang sikap lelaki itu yang senantiasa baik, sopan, dan menghargai istrinya. Hingga para sahabat dan kenalan itu mendapat kesan bahwa suami istri Crippen tampaknya hidup bahagia. Mereka juga memberi kesaksian bahwa Belle Elmore sering kali bersikap tak senonoh terhadap suaminya. Wanita itu cenderung mengecam dan mencemoohkannya di hadapan umum.

Beberapa waktu kemudian perusahaan tempat Dokter Crippen bekerja pun bangkrut. Sang dokter mencari pekerjaan lain. la menjadi manajer periklanan di perusahaan obat-obatan Munyon. Ia juga membuka praktik dokter gigi bersama dengan seorang dokter lain. Masih ada pekerjaan sambilan kedua, yaitu ikut mendirikan dan membina sebuah biro iklan. Dokter Crippen memang harus kerja keras. Keperluan rumah tangga, terutama keperluan istrinya, sungguh tidak sedikit.

Setelah selama beberapa waktu hanya bisa menyewa kamar, pada tahun 1905 suami istri Crippen akhirnya bisa menyewa sebuah rumah di Highbury seharga  £ 50 setahun. Itu merupakan harga yang cukup layak.

Belle Elmore bukan pengurus rumah tangga yang baik. Keadaan rumah biasanya kacau balau. Beberapa minggu berturut-turut tak diurusi. Tapi bila ia ada niat, rumah itu benar-benar dibersihkannya. Namun kemudian akan berantakan kembali. 

Seorang saksi memberikan keterangan berikut. “Sekali waktu saya mengikuti Belle ke dapur. Semua jendela tertutup. Di atas meja terlihat barang pecah belah kotor, sisa-sisa makanan, dasi Dokter Crippen, rambut palsu istrinya, jepit rambut, sikat oven gas cokelat berkarat, dan penuh sisa-sisa masakan. Di mana-mana sampah berserakan, sendok, garpu, pisau, baskom, dan gelas kopi.”

Dengan segala sifatnya itu, Belle masih menerima penyewa di rumahnya untuk mendapatkan tambahan penghasilan. Ia juga tidak memiliki pembantu. Meski bisa membayarnya, upah pembantu tidaklah murah. 

Dengan itu segala tetek bengek pekerjaan rumah tangga pun menjadi tanggung jawab Dokter Crippen. Padahal ia sudah cukup sibuk dengan pekerjaan utama dan sambilannya. 

Dan seperti biasa, Dokter Crippen membayar semua pengeluaran rumah tangganya dan pakaian serta perhiasan istrinya. Sedangkan sang istri mengantongi sendiri penghasilan tambahan yang berasal dari para penyewa.

Saksi menambahkan bahwa Belle mudah tersinggung. Ia kerap kali marah dan selalu memancing pertengkaran dengan suaminya tanpa sebab yang jelas. Sementara Dokter Crippen tetap “pucat”, tenang, dan perasaannya tidak tergoyahkan.

Dalam suasana yang demikian itulah Dokter Crippen menyadari kehadiran Ethel le Neve, gadis muda yang menjadi sekretarisnya di perusahaan Munyon. Ethel dalam segala hal adalah kebalikan Belle Elmore. Ia tenang, simpatik, lemah lembut, dan bersifat keibuan. Pendek kata, Ethel adalah seorang wanita sejati.

Hubungan percintaan berkembang tanpa disadari. Mula-mula Dokter Crippen menganggap Ethel seorang sekretaris yang penuh perhatian. Pasalnya, tanpa perintah atau isyarat, Ethel bisa menduga keinginan-keinginan atasannya. Untuk menunjukkan penghargaan atas layanannya, Dokter Crippen sesekali memberinya cokelat atau bunga. Kadang-kadang ia mengajaknya makan malam jika Ethel pulang terlalu sore karena lembur.

Hubungan makin akrab. Dan keduanya mulai berkencan di hotel bila ada kesempatan. Dokter Crippen merasakan kemesraan cinta yang tidak pernah dirasakannya sejak kematian istri pertamanya. Dan Ethel le Neve rupanya juga benar-benar jatuh cinta. Bahwa seorang gadis muda belia seperti dia, tidak mau mengenal pacar lain dan bersedia menyerahkan keperawanannya kepada lelaki yang jauh lebih tua darinya, kiranya hanya mungkin terjadi apabila hati gadis itu benar-benar tertambat pada pria itu.

Anehnya, Dokter Crippen tidak berusaha menyembunyikan hubungan percintaannya dengan Ethel itu dari rekan-rekannya di kantor. Belle Elmore segera mengetahui hubungan ini. Wanita yang sejak lama tidak setia kepada suaminya itu pun merasa tertampar dan menjadi geram.

Sudah sejak beberapa waktu Belle dan suaminya tak pernah melakukan hubungan seks. Masing-masing tidur di kamar lain secara terpisah. Tapi Belle sama sekali tidak mau melepaskan suaminya. Setelah mengetahui bahwa suaminya memiliki dengan Ethel, Belle Elmore kini tidak pernah lagi mengancam akan meninggalkannya untuk menyusul Bruce Miller di Amerika.

Sementara itu, kehidupan perkawinan Dokter Crippen dan Belle Elmore tetap dipertahankan. Sampai pada tanggal 31 Januari 1910 keluarga Crippen menerima kedatangan suami istri Martinetti, sahabat mereka.

Tuan Martinetti dan Clara, istrinya memang sering berkunjung ke rumah Dokter Crippen dan makan malam bersama sedikitnya sekali seminggu.

Kunjungan tanggal 31 Januari itu berlangsung seperti biasa. Hanya pada suatu ketika Martinetti merasa sakit perut dan perlu ke kamar kecil. Karena sudah terbiasa dengan rumah Dokter Crippen, Martinetti pergi sendiri ke WC tanpa ditunjukkan jalannya oleh tuan rumah. Oleh Belle Elmore, kejadian ini dijadikan alasan untuk memarahi suaminya dan memaki-makinya habis-habisan karena dianggap tak sopan.

Kemarahan Belle tak kunjung padam sepanjang sore. Sampai akhirnya di hadapan suami istri Martinetti dia berteriak kepada suaminya. “Ini sungguh keterlaluan. Besok pagi kamu kutinggalkan ke Amerika!”

Bukan untuk pertama kali suami istri Martinetti mendengar ancaman itu keluar dari mulut Belle bila sedang marah dengan suaminya. Tapi rupanya kemarahan sore itu memang luar biasa. Maka Martinetti dan istrinya tidak heran ketika beberapa hari kemudian mereka mendengar bahwa Belle sungguh berangkat ke Amerika. Hanya Clara Martinetti merasa tersinggung bahwa Belle tidak pamit kepadanya. Dokter Crippen pun tidak memberitahukan kepergian istrinya.

Dokter Crippen mengirim surat kepada organisasi Music Hall Ladies Guild untuk mewakili istrinya berpamitan. Sang istri berhenti dari keanggotaan. Rupanya Nyonya Clara Martinetti mendengar tentang kepergian Belle dari anggota organisasi itu.

“Apakah semua pakaiannya dibawa?” tanya Clara kepada Dokter Crippen. 

“Hanya satu koper,” jawabnya, “di Amerika dia bisa beli lagi.” 

Lalu kata Clara, “Oh, dia pasti kirim surat dari kapal.” Tapi ternyata tak ada surat dari kapal. Juga tidak ada surat dari New York, seperti yang diharapkan Clara. 

“Ia tidak ke New York, tapi ke California,” kata Dokter Crippen. Ternyata dari sana juga tidak ada kabar. Rahasia Dokter Crippen mulai terancam bocor.

Tapi sang dokter segera ambil tindakan. la mengatakan kepada Clara baru saja menerima surat dari putranya, Otto Hawley. Dalam surat itu Otto memberitahukan bahwa Belle sakit. Paru-parunya bermasalah.

Tanggal 20 Maret Dokter Crippen menulis surat kepada keluarga Martinetti bahwa Belle sakit keras — pleuropneumonia. Dan dia mempertimbangkan akan segera pergi ke Amerika. Sebetulnya dengan ini terbuka kesempatan bagi Dokter Crippen untuk melarikan diri. Tapi ini tidak dilakukannya. Beberapa waktu kemudian ia mengatakan kepada seorang kenalan istrinya di perhimpunan artis, bahwa sewaktu-waktu bisa datang berita bahwa Belle meninggal dunia akibat penyakitnya. 

Tanggal 23 Maret Dokter Crippen berpesiar ke Dieppe bersama Ethel le Neve. Mungkin waktu itulah sang dokter membuang kepala Belle Elmore. Hari berikutnya, Clara Martinetti menerima telegram dari Dokter Crippen. Ia memberitahukan bahwa Belle sudah meninggal dunia dan ia akan kembali ke London seminggu lagi.

Surat-surat belasungkawa berdatangan ke alamat Dokter Crippen. Dan sang dokter memasang berita dukacita di The Era, surat kabar artis-artis Music Hall.

Tapi, entah karena sahabat karib atau merasa curiga, Clara Martinetti meminta alamat saudara-saudara Belle di Amerika. Ia ingin mengirim surat dukacita ke sana. Dokter Crippen yang awalnya mengelak, akhirnya terpaksa memberikan alamat putranya.

Sementara itu, apa yang terjadi dengan Ethel le Neve? 3 minggu setelah terbunuhnya Belle Elmore, tanggal 20 Februari, gadis itu pergi ke pesta dansa dengan dikawal oleh Dokter Crippen.

Ini mungkin kesalahan terbesar yang dibuat oleh Dokter Crippen. Sebab pada waktu itu orang-orang menganggap Belle masih hidup dan sedang melakukan perjalanan ke Amerika. Maka tampilnya Dokter Crippen di samping Ethel pada pesta dansa dianggap semacam pengakuan di depan publik bahwa gadis itu adalah kekasihnya. Bukan itu saja. Pada pesta dansa itu, Ethel le Neve bahkan memakai bros Belle Elmore dan topinya yang terbuat dari kulit serigala.

Kenyataan ini nantinya akan digunakan dalam proses pengadilan untuk membuktikan bahwa Ethel tidak tahu-menahu tentang pembunuhan Belle. Gadis itu terlalu baik hati dan lemah lembut untuk bersedia menikmati perhiasan Belle seandainya dia tahu bahwa Belle dibunuh dan membusuk di bawah lantai rumah Dokter Crippen.

Tanggal 12 Maret Ethel minta berhenti dari pekerjaannya sebagai sekretaris di perusahaan Munyon. Ia kemudian tinggal di rumah Dokter Crippen di Highbury. Waktu itu Belle dianggap masih hidup.

4 hari kemudian Dokter Crippen memberitahu pemilik rumah di Highbury, bahwa 3 buIan lagi ia akan mengakhiri sewa rumahnya. Berarti ia akan meninggalkan rumah di bulan Juni. Jika ia merencanakan akan melarikan diri, sebetulnya ini kesempatan yang baik. Bahkan Dokter Crippen masih bisa menikahi Ethel dengan sah. Pasalnya, di bulan Maret dia sudah mengumumkan kematian istrinya. Mungkin pernikahan itu akan dianggap agak tergesa-gesa. Tapi sahabat-sahabatnya akan bersimpati dengan pernikahan ini, mengingat nasib Dokter Crippen saat masih hidup bersama Belle.

Tapi entah mengapa, Dokter Crippen belum melangsungkan pernikahan dengan Ethel. Dan bulan Juni ia tidak pergi dari Inggris, tapi malah memperpanjang sewa rumahnya sampai bulan September.

Mengapa Dokter Crippen tidak segera berusaha melarikan diri? Kecuali karena merasa cukup aman, mungkin juga karena sikap Ethel Le Neve. Dokter Crippen tidak menghendaki kekasihnya tahu tentang pembunuhan Belle. Maka gadis itu pun tidak merasa perlu meninggalkan Inggris, apalagi sewaktu orang menganggap Belle masih hidup dan tinggal di Amerika.

Maka sejak pertengahan Maret 1910, Dokter Crippen tinggal di rumahnya di Highbury bersama kekasihnya. Kemesraan cinta dan kebahagiaan, yang tak pernah dinikmatinya sejak kematian Charlotte Crippen 20 tahun yang lalu, kini melimpahinya. Pulang dari kerja, segala sesuatu sudah tersedia. Rumah yang bersih dan rapi, makanan siap disantap, dan sambutan hangat dari Ethel.

Tapi desas-desus semakin santer, terutama gara-gara bros milik Belle yang dipakai oleh Ethel pada pesta dansa. Akhirnya seorang sahabat Belle, Tuan Nash lapor kepada Scotland Yard. Hilangnya istri Dokter Crippen dipersoalkan. Ini terjadi pada tanggal 20 Juni.

Seminggu kemudian dua orang detektif mengunjungi Dokter Crippen yang sedang praktik sebagai dokter gigi. Dengan tenang dan lancar ia mendiktekan keterangannya, sambil melayani para pasien. 

Dalam “pengakuan” tersebut, Dokter Crippen menyatakan bahwa Belle tidak meninggal, tapi hidup bersama Bruce Miller kekasihnya. Ia memberikan petunjuk bagaimana bisa menemukan alamat Miller di Amerika. Dengan terus terang pula ia mengakui bahwa hubungannya dengan Ethel le Neve sudah berlangsung selama 3 tahun.

Inteviu makan waktu 6 jam dan polisi puas. Tapi seorang anggota Scotland Yard, Walter Dew, merasa perlu meneliti rumah di Highbury. Tidak ditemukan sesuatu yang mencurigakan.

Tanggal 9 Juli polisi mengedarkan pengumuman tentang hilangnya Belle Elmore di seluruh Kota London, sambil mencantumkan ciri-cirinya. Hari berikutnya, Dew pergi ke kantor Dokter Crippen. Ternyata ia tidak ada. Rumahnya di Highbury pun kosong.

Tanggal 11 Juli, Dew langsung mengedarkan selebaran bahwa polisi mencari Dokter Crippen dan Ethel le Neve. Ciri-ciri keduanya pun diungkapkan dalam selebaran itu. Tanggal 12 Juli, Dew mengunjungi lagi rumah Dokter Crippen di Highbury dan sekali lagi mencari jejak-jejak. Kali ini jerih payahnya membawa hasil. Batu bata yang menutupi “kuburan” Belle terangkat sedikit. Sisa-sisa jenazah ditemukan, terkubur dalam lubang sempit sedalam kira-kira 0,5 sampai 1 meter.

Tanggal 20 Juli kapal SS Montrose berlabuh di Antwerpen, Belgia dan kemudian bertolak dengan tujuan Quebec, Kanada.

Di antara para penumpang terdapat seorang Iaki-laki setengah baya bernama Robinson. la bepergian dengan putranya, seorang pemuda yang berperawakan ramping dan berparas halus. Tingkah laku ayah dan anaknya menarik perhatian para penumpang. Begitu akrab dan mesra hubungan mereka. Sering berjalan-jalan bergandengan tangan di atas geladak dan duduk berangkulan di sudut-sudut yang sepi.

Tuan Robinson dan anaknya tak lain adalah Dokter Crippen dan Ethel le Neve yang melarikan diri dengan menyamar. Kapal SS Montrose sudah melintasi separuh dari lautan Atlantik menuju Kanada. Tapi Dokter Crippen ternyata belum aman dari kejaran polisi.

Scotland Yard mengirim telegram radio ke kapal Montrose, menanyakan apakah Dokter Crippen dan kekasihnya terdapat di antara para penumpang. Nakhoda kapal, Kapten Kendall, memiliki dugaan kuat bahwa Tuan Robinson dan “putranya” adalah buronan yang dicari-cari polisi. Segera ia mengirim kembali telegram ke Scotland Yard sambil memberikan gambaran yang mendetail tentang dua orang yang dicurigainya.

Detektif Walter Dew menumpang kapal yang lebih cepat dan berhasil mencapai Quebec sebelum kapal Montrose tiba di pelabuhan kota itu. Dew menyamar sebagai awak kapal pemandu dan naik ke atas geladak Montrose untuk menangkap Dokter Crippen dan Ethel.

Tanggal 8 Agustus 1910 dikeluarkan perintah penyerahan Dokter Crippen dan Ethel oleh pemerintah Kanada kepada Inggris.

Saat menghadapi sidang pengadilan, Dokter Crippen sebenarnya bisa minta pembelaan Marshall Hall, seorang pengacara cemerlang di waktu itu. Tapi ia tidak mau, padahal Marshall Hall sudah mengusulkan suatu cara pembelaan yang kuat. Marshall berencana untuk mengemukakan argumentasi bahwa kematian Belle akibat suatu kecelakaan.

Teori Hall begini. Dokter Crippen, lelaki bertubuh kecil yang sudah setengah baya itu, kesulitan untuk melayani dua wanita sekaligus. Belle yang cerewet dan nafsu seksnya berlebihan dan Ethel le Neve yang sangat dicintainya. Racun hyocsine diberikan kepada Belle untuk mengurangi nafsu seksnya. Hyocsine memang mempunyai khasiat sebagai pengurang nafsu seks. Tapi, demikian teori Hall, dosis hyocsine yang diberikan Dokter Crippen kepada istrinya secara tak sengaja melebihi dosis. Akibatnya Belle meninggal karena keracunan.

Dengan bakatnya yang luar biasa untuk meyakinkan pendengar, Marshall Hall kemungkinan besar bisa memperoleh keputusan “kematian yang tidak disengaja” atau paling berat “pembunuhan yang tidak direncanakan”. Tapi Dokter Crippen menolak gagasan pembela cemerlang itu. Mungkin karena pembelaan Hall itu bisa menampilkan Dokter Crippen sebagai orang dengan kejantanan yang lemah dan ini dianggapnya memalukan.

Pembelaan itu juga akan bertentangan dengan pernyataan Dokter Crippen bahwa sudah sejak lama ia tak pernah seranjang dengan Belle. Dan lagi sebagai dokter yang cakap, mungkin ia tak mau ditampilkan sebagai tidak teliti dan khilaf dalam menentukan ukuran obat.

Tapi lebih masuk akal untuk menduga bahwa Dokter Crippen menolak pembelaan Marshall Hall karena ingin melindungi Ethel le Neve. Sejak ditangkap, Dokter Crippen jelas sekali berusaha membersihkan nama kekasihnya. Dengan sangat hati-hati ia menghindari segala keterangan yang dapat memberi kesan Ethel tahu-menahu tentang rencana pembunuhan Belle. Karena menginginkan Ethel bebas dari segala tuduhan, maka Dokter Crippen tak mau menonjolkan kenyataan bahwa Ethel adalah kekasihnya sejak lama. Sedangkan Marshall Hall justru akan memanfaatkan kenyataan itu sebanyak mungkin.

Perkara Dokter Crippen disidangkan pada tanggal 2 September 1910. 

Sebelum sidang seluruh peristiwa sudah dilaporkan panjang lebar oleh pers. Maka selama persidangan, tidak ada hal-hal baru terungkap. Kecuali pembuktian yang sulit dari segi ilmu kedokteran bahwa sisa-sisa mayat yang ditemukan di rumah Dokter Crippen adalah mayat Belle. Pembuktian kurang meyakinkan karena daging dan kulit sudah hampir tidak bisa dikenali lagi. Dan juga para anggota juri berasal dari kelompok awam sehingga sulit untuk membuktikan hal itu.

Setelah 27 menit berunding, juri memberikan keputusan “bersalah”. Ketika ditanya apakah masih ingin mengemukakan sesuatu, Dokter Crippen tetap mempertahankan pernyataannya sejak awal sidang, bahwa ia tidak bersalah.

Tanggal 5 November, Dokter Crippen mengajukan permohonan naik banding tapi ditolak.

Tanggal 22 November, sehari sebelum menjalani hukuman mati, Dokter Crippen menulis surat yang mengharukan kepada Ethel le Neve. Dari surat itu jelas tampak bahwa ia sudah mengambil berbagai tindakan untuk menjamin masa depan kekasihnya, yang menurut harapannya akan dibebaskan.

“Aku harap benar kau sudah mendengar kabar baik dari Mrs. H. Pergilah segera untuk menemuinya. Kebahagiaan, kegembiraan, dan sinar matahari yang makin cerah terlimpah kepadamu. Dan hendaknya kau bebas sama sekali dari segala kebohongan surat kabar.” 

Maksudnya adalah agar Ethel le Neve jangan percaya pada apa yang dituduhkan kepada Dokter Crippen.

Selain surat kepada Ethel, Dokter Crippen masih menulis pernyataan untuk masyarakat luas yang dimuat dalam surat kabar Daily Mail tanggal 20 November. Dalam pernyataan ini yang disebutnya “kata perpisahan kepada dunia”, Dokter Crippen berusaha membuktikan bahwa kekasihnya sama sekali tidak bersalah.

Ethel le Neve, katanya, tidak tahu-menahu tentang pembunuhan Belle. Dia lari bersamanya ke Kanada bukan karena takut kepada polisi, tapi hanya bermaksud menghindari omongan orang. Pasalnya, orang mengira Belle masih hidup. Bagi seseorang gadis, hidup dengan lelaki yang masih beristri sah adalah perbuatan hina di mata masyarakat. Ethel menyamar sebagai anak Iaki-laki, juga atas permintaan Dokter Crippen.

Tanggal 23 November, Dokter Harvey Hawley Crippen menjalani hukuman mati di Penjara Pentonville. Sikapnya pada saat-saat terakhir sangat tenang. Dengan wajah penuh kedamaian, ia menjabat tangan kepala penjara dan para pelaksana hukuman mati. Ia mengucapkan terimakasih atas segala kebaikan mereka. Setelah itu dengan tenang ia melangkah ke tiang gantung untuk menebus perbuatan jahatnya.

Harapan Dokter Crippen tentang kekasihnya memang terkabul. Pada tanggal 25 November Ethel le Neve diperiksa secara terpisah oleh pengadilan. Dia dinyatakan “tidak bersalah” dan langsung dibebaskan.

(Robin Squire)

Baca Juga: Si Bungkuk Cantik dari Napoli

 

" ["url"]=> string(92) "https://plus.intisari.grid.id/read/553799227/perkara-pembunuhan-wanita-bohemian-belle-elmore" } ["sort"]=> array(1) { [0]=> int(1690566158000) } } }