array(2) {
  [0]=>
  object(stdClass)#53 (6) {
    ["_index"]=>
    string(7) "article"
    ["_type"]=>
    string(4) "data"
    ["_id"]=>
    string(7) "3561365"
    ["_score"]=>
    NULL
    ["_source"]=>
    object(stdClass)#54 (9) {
      ["thumb_url"]=>
      string(113) "https://asset-a.grid.id/crop/0x0:0x0/750x500/photo/2022/11/11/terilhami-buku-kriminal_-pixabay-20221111041147.jpg"
      ["author"]=>
      array(1) {
        [0]=>
        object(stdClass)#55 (7) {
          ["twitter"]=>
          string(0) ""
          ["profile"]=>
          string(0) ""
          ["facebook"]=>
          string(0) ""
          ["name"]=>
          string(13) "Intisari Plus"
          ["photo"]=>
          string(0) ""
          ["id"]=>
          int(9347)
          ["email"]=>
          string(22) "plusintisari@gmail.com"
        }
      }
      ["description"]=>
      string(129) "Saat menikmati bulan madu kedua di Beverly Hills, Kazumi ditembak oleh dua lelaki hispanik. Mengapa polisi mencurigai sang suami?"
      ["section"]=>
      object(stdClass)#56 (8) {
        ["parent"]=>
        NULL
        ["name"]=>
        string(8) "Kriminal"
        ["show"]=>
        int(1)
        ["alias"]=>
        string(5) "crime"
        ["description"]=>
        string(0) ""
        ["id"]=>
        int(1369)
        ["keyword"]=>
        string(0) ""
        ["title"]=>
        string(24) "Intisari Plus - Kriminal"
      }
      ["photo_url"]=>
      string(113) "https://asset-a.grid.id/crop/0x0:0x0/945x630/photo/2022/11/11/terilhami-buku-kriminal_-pixabay-20221111041147.jpg"
      ["title"]=>
      string(23) "Terilhami Buku Kriminal"
      ["published_date"]=>
      string(19) "2022-11-11 16:12:02"
      ["content"]=>
      string(29536) "

Intisari Plus - Saat menikmati bulan madu kedua di Beverly Hills, Kazumi ditembak oleh dua lelaki hispanik. Mengapa polisi mencurigai sang suami?

-------------------

Meski mendapat musibah di Hotel New Otani saat pertama kali ke Los Angeles, Kazumi Sasaki (28) oke-oke saja ketika suaminya, Kazuyoshi Miura (33), mengajaknya berbulan madu kembali ke kota yang sama, tiga bulan setelah kunjungan pertama. Mereka menikah 20 bulan sebelumnya. Namun semenjak Kazumi hamil, berlanjut dengan lahirnya si bayi, hubungan pasangan muda itu terganggu. Demi menyalakan kembali kasih sayang antara mereka, Kazumi melupakan kejadian 13 Agustus 1981, saat ia tiba-tiba diserang seorang wanita penjahit yang akan memperbaiki bajunya.

Begitu mendarat di Bandara Internasional Los Angeles, mereka menyewa kendaraan untuk menuju Seventh Street, di barat kota. Mereka menginap di Motel City Center. Miura mengaku gelisah siang itu lalu mengajak istrinya berjalan-jalan. Ia ingin memotret Kazumi dengan latar belakang dua pohon palem seperti dalam logo Camp Beverly Hills.

la berhasil menemukan tempat itu, yaitu di sisi kanan dekat pojokan antara First dan Fremont. North Freemont adalah jalan raya kecil, bersebelahan dengan arteri utama kota, Harbor Freeway. Tempat itu agak tersembunyi, juga sepi dari pejalan kaki atau lalu lintas. Karena alas jalan ditinggikan, tempat itu hanya bisa dilihat dari atap gedung Department of Water and Power (DWP), sekitar seperempat mil jauhnya.

Saat Kazumi berpose, dari sebuah mobil hijau yang terparkir di dekat mereka tiba-tiba keluar dua lelaki Hispanik, lalu melepaskan tembakan ke arah mereka!

 

Balas dendam

Kazumi roboh, sebuah peluru kaliber 0.22 menembus tengkoraknya. Roboh pula Miura, setelah kakinya tertembus peluru sejenis. “Kazumi, Kazumi!” teriaknya tak berdaya ketika dua lelaki itu merampas dompet Kazumi yang berisi uang AS $ 1.200. Dua orang itu kabur dengan mobil, mengabaikan barang berharga lainnya, seperti dompet di saku celana dan kamera di tangan Miura. Beberapa lembar uang dari dompet Kazumi bertebaran di trotoar.

Untung saja ada beberapa saksi yang melihat kejadian itu. Sejumlah pekerja di kantor DWP memarkir mobil di Fremont Street karena ongkos parkirnya lebih murah dibandingkan di tempat parkir DWP. Ketika melihat Kazumi dan Miura roboh, dua orang saksi segera menelepon polisi. Ambulans yang datang beberapa menit kemudian segera membawa pasangan itu ke rumah sakit terdekat, USC Medical Centre.

Peluru menembus pipi kanan Kazumi, sedikit di bawah mata. Operasi selama empat jam menyelamatkan nyawanya. Sayangnya, ia koma.

Dari kamar tidur rumah sakit, Miura mengumpulkan “pasukan”, yakni dari media massa berbasis komunitas Jepang. Banyak media Jepang memiliki perwakilan di Los Angeles. Ia mengutarakan kegeraman atas semua yang dialaminya dan selalu mengulang pertanyaan tak berjawab, “Mengapa mereka melakukannya hanya demi seribuan dolar?”

Waktu terus berlalu. Kazumi masih koma. Miura, yang masih tinggal di kamar gratis dari pihak rumah sakit, terus meratapi tagihan AS $ 90.000 di depan umum. Bahkan menurut dia, Kota Los Angeles harus membayarnya. Amerika harus bertanggung jawab.

Miura mulai bercerita betapa berbahaya berjalan-jalan di Los Angeles. Pada asistennya, yang mengurusi bisnis di Los Angeles, Yoshikuri Matsumoto (28), lulusan Universitas Kalifornia Selatan, Miura mencurahkan perasaannya. la tidak mau lagi menginjak Los Angeles meskipun punya banyak teman di Kalifornia Selatan.

“Jika istriku sampai tewas, aku akan balas dendam dengan semangat bushido, sesuai tradisi masyarakat Jepang,” ancam Miura di depan media massa. Karena saking seringnya muncul di depan kamera, ia menjadi selebritas baru.

 

Agresif dan keras

Kecaman Miura membuat merah telinga Mayor Tom Bradley, kepala Los Angeles Police Department (LAPD). Ia sering pergi ke Jepang untuk mempromosikan perdagangan dan tempat wisata. Los Angeles memiliki komunitas besar warga Amerika keturunan Jepang yang makmur. Selain itu, lebih dari 870.000 turis asal Jepang berkunjung setiap tahunnya. Jumlah yang lumayan.

Petugas pertama yang datang adalah polisi patroli lalu lintas. Setelah memberi pertolongan pertama dan mengamankan TKP, mereka melaporkan kejadian itu ke Central Robbery, yang memiliki detektif khusus perampokan di kota. Karena korban warga Jepang, seorang perwira dari Satuan Tugas Asia (STA) LAPD yang fasih berbahasa Jepang diperbantukan.

Letnan Jimmy Sakoda namanya. Ia bisa dianggap sebagai “kepala suku” STA. Setelah malang-melintang di pelbagai bagian, kariernya menancap sebagai detektif bagian perampokan. Tahun 1975 ia melontarkan ide untuk membentuk pasukan khusus yang menangani kejahatan yang melibatkan orang Asia, entah sebagai korban atau malah pelaku.

Sakoda mewawancarai Miura dalam bahasa Jepang. Saat itu ia sudah curiga pada Miura. “Memang, ia langsung bereaksi melihat istrinya tertembak. Namun ia juga sangat agresif, sangat keras,” kata Sakoda.

Menurut Miura, tidak ada orang lain di lokasi kejadian saat dua lelaki hispanik itu keluar mobil. Tetapi, salah satu saksi di gedung DWP mengatakan, melihat Miura sempat mendekati seseorang - tampaknya laki-laki - sesaat sebelum terjadi penembakan. Sayangnya, tidak ada bukti fisik selain peluru di tubuh Miura dan Kazumi. Benda itu juga tak begitu bernilai tanpa senjata yang cocok. Celana panjang Miura juga hilang entah di mana. Otomatis mereka tidak bisa menguji sisa tembakan di celana itu. Padahal, ini bisa menjawab apakah benar Miura dan istrinya ditembak atau Miura menembak istrinya lalu menembak dirinya sendiri? Kalau menembak istrinya, apa tujuannya?

Sakoda kehilangan kesempatan ketika Miura kembali ke Jepang. Padahal ia sudah mempersiapkan tes poligraf.

 

Ngebet kawin

Di Jepang Miura menyebarkan ribuan surat edaran. Edaran itu memuat foto anak perempuannya dengan kalimat mengharukan: “Kembalikan mama saya”. Dana untuk biaya pengobatan Kazumi pun mengalir dari masyarakat Jepang.

Miura juga menulis surat ke Presiden Ronald Reagan, Gubernur Kalifornia Jerry Brown, Mayor Tom Bradley, dan Duta Besar Amerika untuk Jepang Mike Mansfield. Ia memprotes kegagalan mereka dalam menjamin keamanan orang asing di Amerika.

Melalui mertuanya, Miura menekan pemerintah AS lewat jalur diplomatik untuk membiayai pemulangan Kazumi. Atas saran dokter yang menanganinya, yang takut kalau perjalanan paniang itu akan membunuh Kazumi, disiapkan pesawat udara khusus C-141 dari Angkatan Udara AS sebagai ambulans udara untuk Kazumi.

Kedatangan Kazumi diliput seluruh jaringan media di Jepang. Miura disorot tengah berjalan tertatih-tatih menuju landasan. Menyedihkan.

Sekian bulan berlalu, Kazumi masih koma di sebuah rumah sakit di Tokyo. Miura terus mencerca Amerika sebagai negara yang amat berbahaya karena setiap orang bebas membawa senjata api. Ini sangat berbeda dengan Jepang yang secara hukum melarang orang memiliki senjata api tanpa izin.

Pada 30 November 1982, setahun lewat beberapa hari sejak penembakan, Kazumi meninggal. Miura menangkap momen itu dengan mengundang media. Wajahnya muncul terus di televisi Jepang menggaungkan kesedihan. Ratusan orang, meski hanya beberapa yang kenal Miura atau Kazumi, datang ke Kuil Shinjuku di Tokyo saat upacara penguburan.

Miura mengalihkan tugas membesarkan anaknya pada orang tuanya, karena ia merasa terlalu berat melakukannya sendiri. Beberapa minggu setelah kematian Kazumi, tiga perusahaan asuransi membayar klaim Miura sebesar 155 juta yen. Miura membeli semua polis itu pada Februari 1981, enam bulan sebelum penyerangan Kazumi di Hotel New Otani atau sembilan bulan sebelum penembakan di Fremont.

Kekayaan dadakan itu menarik perhatian umum. Secara terpisah Polisi Tokyo dan penyidik dari asuransi menanyai perihal itu. Namun Miura punya argumen kuat. Jauh lebih kuat ketimbang saat diinterogasi polisi Los Angeles.

Bulan Maret 1983 Miura mengumumkan pertunangannya dengan Yoshie Fukuzawa. Model cantik ini hadir dalam pemakaman Kazumi. Keluarga mertuanya kaget. Sesuai adat masyarakat Jepang, abu jenazah akan dikubur setahun sesudah kematian. Duda atau jandanya harus menunggu beberapa saat setelah upacara penguburan, sebelum menikah kembali. Mengapa Miura ngebet kawin lagi? Miura mengaku terpaksa melanggarnya dengan dalih agar putrinya bisa tumbuh normal bersamanya.

 

Diendus pembongkar skandal

Meski Miura “dihujani” simpati dari masyarakat Jepang, beberapa wartawan mulai muak terhadapnya. Mereka mencoba membongkar masa lalu Miura. Adalah Weekly Bunshun, koran beroplah 800.000, satu-satunya media Jepang yang mengendus sesuatu di balik garangnya kecaman Miura.

Bunshun memang koran pembongkar skandal. Tahun 1974 mereka berhasil mengungkap skandal kontrak pabrik pesawat Lockheed. Menurut Bunshun, Perdana Menteri Kakuei Tanaka mendapat sogokan ratusan hingga ribuan dolar AS sebelum kontrak ditandatangani. Akhirnya Tanaka mundur, diajukan ke pengadilan, dan dihukum empat tahun penjara.

Pada 1983, Miura menjadi sasaran. Mereka mengungkap, pada 1979 perusahaan Miura, Fulham Road, mempekerjakan Chizuko Shiraishi (34). Akuntan cantik menarik itu bersuamikan direktur perusahaan perdagangan yang kaya dan berpengaruh. Sayangnya, perkawinan mereka kandas. Saat masih bersuami, Chizuko menjalin hubungan dengan Miura yang bujangan.

Buntut perceraian itu Chizuko kehilangan hak membesarkan anak lelakinya. Maret 1979 Chizuko “lenyap”. Tak seorang pun keluarga atau temannya tahu keberadaannya. Karena hubungan Chizuko - Miura diketahui umum, beberapa orang bertanya ke Miura.

Kata Miura, meski mendapat “uang cerai” dari suaminya yang akan dibayar secara bertahap, Chizuko frustrasi karena hanya kadang-kadang bisa bertemu anaknya. Oleh karena itu ia pindah ke tempat yang jauh, mungkin Pulau Hokaido di Jepang utara. Pada orang lain Miura mengatakan, setelah meminjam uang padanya, Chizuko pergi ke Los Angeles. Chizuko berjanji membayarnya dengan uang tunjangan cerai.

Wartawan Bunshun menemukan bukti, Chizuko meninggalkan Jepang pada 29 Maret 1979. Dokumen itu menyebutkan, Hollywood Holiday Inn sebagai alamatnya di Los Angeles. Namun ketika dicek, tidak ada tamu dengan nama itu. Menurut petugas, tamu yang tercatat adalah “Tuan dan Nyonya Miura”.

Miura tegas menyanggah pernah tinggal bersama Chizuko. Ketika berita itu diangkat, beberapa bekas tetangga Miura langsung menelepon Bunshun. Kata mereka, April 1979 Miura tampak mengeluarkan sampah yang tidak lumrah banyaknya, 20 kantung plastik! Karena ingin tahu, mereka membuka kantung itu. Isinya kosmetik, sepatu, dan pakaian wanita.

Bunshun menindaklanjuti dengan menugaskan lebih banyak wartawan. Rahasia baru terkuak. Sebelum Chizuko hilang, mantan suaminya mulai membayar uang tunjangan cerai ke rekening bank Chizuko.

Bunshun membandingkan catatan penarikan di rekening Chizuko dengan tabungan Miura. Ada kesamaan. Jadi, bisa saja Miura mengambil uang dari rekening Chizuko, mungkin dengan kartu ATM Chizuko.

Ketika ditanya soal itu, Miura mengiyakan. Argumennya, itu bagian dari pembayaran utang Chizuko.

 

Suka membaca di penjara

Tanggal 4 Mei 1984, seorang anak lelaki di San Fernando Valley sedang berjalan-jalan dengan anjingnya. Tiba-tiba si anjing mengendus-endus dan mengais-ngais sesuatu di bawah pintu kayu tua. Begitu tersingkap, anak itu terkejut melihat potongan mayat yang sudah membusuk, terbungkus kantung plastik sampah.

Penguji kedokteran menduga, itu mayat wanita Asia berumur 30-an tahun. Namun karena sudah membusuk, mereka sulit menentukan penyebab kematiannya. Mayat itu pun disimpan di lemari es ruang koroner sebagai “Oriental Jane Doe #88”, istilah kepolisian untuk menyebut mayat wanita yang belum diketahui identitasnya.

Awal tahun 1984, setelah koran lokal berbahasa Inggris memuat cerita bersambung Bunshun soal hubungan antara Miura dengan menghilangnya Chizuko, Unit Kejahatan Utama LAPD mulai menduga, kemungkinan mayat tak beridentitas itu sebagai Chizuko. Mereka meminta pada koresponden Fuji Television di Los Angeles untuk mendapatkan salinan catatan gigi Chizuko. Setelah dibandingkan, petugas jenazah pun yakin “Oriental Jane Doe #88” memang Chizuko.

Bagaimana reaksi Miura? Kepada wartawan Tokyo Broadcasting System (TBS) ia hanya berucap, “Aku hanya bisa berdoa bagi jiwanya. Aku turut berduka cita yang amat dalam.”

Bunshun mencium cerita lain yang lebih mengejutkan berupa catatan kriminal masa lalu Miura yang cukup membuat merinding.

Sebagai siswa terbaik di SMU, Miura terpilih menjadi ketua angkatan mahasiswa baru. Lima bulan kemudian ia dituduh sengaja membakar lima rumah. Herannya, ia mengaku itu perbuatannya. Hukumannya, ia disuruh memperbaiki sekolah. Beberapa tahun kemudian, ia “diganjar” lebih banyak lagi hukuman karena telah menyerang penjaga sekolah, memalsukan surat izin mengemudi, membakar beberapa rumah lagi, memeras, memerkosa, merampok, dan melanggar hukum kepemilikan senjata.

Bunshun mengungkapkan, Juli 1968 Miura mulai menjalani hukuman 10 tahun penjara, tetapi ia bebas empat tahun lebih awal karena berkelakuan baik. Dari wawancara dengan petugas penjara, terungkap, Miura menghabiskan waktunya di perpustakaan penjara, membaca novel detektif. Buku favoritnya, Blindspot in the Afternoon, buku kriminal dengan penipuan yang rumit.

Miura tidak membiarkan Bunshun merusak reputasinya. Tahun 1984 ia menerbitkan Unclear Times, satu dari tiga buku seri yang mengungkap kehidupan pribadinya. Kazumi ditulisnya hati-hati dan disebutnya bak seorang dewi. Sebaliknya, Chizuko digambarkan cuma sebagai objek seks dan hiburan. Melalui bukunya, Miura mengeklaim tidak tahu siapa penembak pacarnya atau pembunuh istrinya.

Buku itu menjadi buku terlaris di Jepang. Miura kembali menjadi selebriti. Atas wawancara ekslusif di TBS, perkawinannya dengan Yoshie yang ala Hindu di Bali dibiayai oleh perusahaan itu. Jutaan orang menonton peristiwa glamor itu. Miura pun mendapat bayaran AS $ 10.000 untuk wawancara tunggal.

Bunshun tak lelah mengejarnya. Kembali mereka menemukan, Miura ada di Los Angeles sehari sebelum Chizuko “hilang”. Meski membenarkan informasi itu, Miura menyangkal pernah melihat Chizuko. Ia juga mengaku mengambil lima juta yen, sekitar AS $ 21.000, dari rekening Chizuko. Namun, itu bagian dari pembayaran utang.

 

Lolos dari tangan tiga orang

Hasil penelusuran Bunshun sampai juga ke telinga LAPD. Jimmy Sakoda menyerahkan kasus Kazumi ke Major Crimes, bagian yang menangani kasus-kasus sangat berat. Meski secara resmi tidak mengurusi kasus itu sejak Miura meninggalkan Los Angeles tahun 1981, Sakoda tetap menyelidikinya. Ketika Bunshun melaporkan bahwa Miura ada di Los Angeles saat Chizuko terbunuh, bagian Major Crimes memutuskan Miura sebagai tersangka dan kembali menyelidiki kasus pembunuhan Kazumi. Ditugaskanlah Detektif William Sartuche.

Tahun 1985 dua kasus Miura dialihkan ke Detektif Frank Garcia. Sejak awal Garcia yakin, Miura adalah pembunuh. Dengan begitu, telah tiga orang menangani kasus ini. Toh, kasusnya belum beranjak dari posisi semula.

Di tahun yang sama, dengan biaya sendiri, Sakoda tiga kali terbang ke Jepang untuk berbicara dengan polisi Jepang serta wartawan yang tahu latar belakang Miura. Sebelum meninggalkan Tokyo, ia sempat ikut dalam konferensi pers yang diadakan oleh jaringan televisi Jepang. Akibatnya, ia dikritik pengawasnya di LAPD. Sekembali ke Los Angeles, Sakoda mengakhiri 26 tahun masa kerjanya di LAPD dan pensiun. Ia lalu direkrut oleh kantor pengacara distrik untuk bekerja di unit yang baru dibentuk, Asian Criminal Investigation Unit (ACIU). Tanggung jawab utamanya adalah kasus Miura.

Karena hampir kedaluwarsa, penyelidikan soal penyerangan Kazumi di Hotel New Otani diubah menjadi “konspirasi untuk upaya pembunuhan”, sebuah kejahatan yang tidak memiliki batas waktu kedaluwarsa. Wakil Jaksa Wilayah Louis Ito ditugasi sebagai penasihat hukum bagi ACIU dengan tugas membuka kembali kasus Miura.

 

Sensasi bintang porno

Akhir tahun 1984 Miura terbang ke London bersama Yoshie dan putrinya. Perjalanan ini pun dibiayai TBS, sebagai panjar beberapa wawancara ekslusif. Kedatangannya disambut berita panas dalam majalah komunitas Jepang, Weekly Sankei, yang membuka rahasia baru. Sumber beritanya, Michiko Yazawa (25), model dan bintang porno.

Kata Michiko, suatu malam tahun 1981 ia bertemu Miura dalam pesta ganja. Saat itu ia sedang bokek dan baru putus cinta. Pada kencan pertama mereka, Miura yang tengah mabuk membawanya ke sebuah hotel di Tokyo. 

Paginya Miura menawarkan sebuah pekerjaan: membunuh istrinya. la ragu, namun kata Miura, membunuh turis mudah dilakukan di Los Angeles. Berbeda dengan Tokyo yang memiliki angka pembunuhan kurang dari 100 setahun, di LA ada lebih dari 1.500 kasus. Begitu banyak, sehingga tidak semuanya bisa ditangani. Malah, Miura mengaku telah membuktikannya sendiri.

Sebagai imbalan, Michiko akan mendapat separuh dari pembayaran asuransi Kazumi sebesar lima belas juta yen. Juga janji dinikahi. 

Lima belas juta yen dan dinikahi? Wow, suatu mimpi yang indah.

Rencana pun disusun. Ada banyak cara, mulai menembak sampai membenamkan korban di kolam renang hotel, tempat Miura dan istrinya menginap. Namun Michiko lebih suka memukul kepala korban dengan palu. Alasannya, tidak memerlukan keterampilan, hanya membutuhkan nyali.

Michiko pun pergi ke Los Angeles bersama rombongan turis beberapa hari sebelum Miura dan istrinya berangkat ke kota yang sama. Michiko sempat menikmati Kalifornia Selatan pada 12 Agustus 1981. Hari selanjutnya ia tidak bergabung dengan rombongan ke Disneyland. Alasannya, ia ingin menemui temannya.

Yang terjadi sesungguhnya, ia berada di kamar hotel, menunggu telepon dari Miura yang membutuhkan wanita penjahit. Selanjutnya, terjadilah penyerangan seperti yang dialami Kazumi. Sayangnya, nyali Michiko menciut. Pukulannya hanya mengakibatkan memar dan parut kecil di kepala Kazumi. Malah, saat diserang balik, ia langsung ngacir. Ia menghabiskan sisa harinya dengan perasaan takut dengan mengurung diri di kamar. Begitu tidak terjadi sesuatu, ia kembali ke Tokyo.

Dalam wawancara ekslusif oleh TBS dengan bayaran tiga juta yen, sekitar AS $ 13.000, Miura menanggapi dingin berita itu. Siapa sih Michiko? Hanya model murahan yang tengah frustrasi. Aktris itu berbohong untuk merusak reputasinya dan mencoba balas dendam karena ajakan kawinnya ditolak. Kalau tidak, mengapa ia menunggu begitu lama untuk mengungkapkanya dan pada saat Miura sedang tenar?

Karena Miura dan Michiko bukan tersangka pelaku kejahatan di Jepang, otoritas di Amerika Serikat tidak bisa berbuat apa-apa.

 

Diganjar seumur hidup

Miura mungkin tidak sadar, tahun 1970-an tanpa gembar-gembor lembaga legislatif Jepang telah meloloskan undang-undang penuntutan terhadap orang Jepang yang melakukan kejahatan di luar negeri. Beberapa salinannya dicetak tapi tak disebarkan ke media massa.

Segera setelah Bunshun melansir berita sensasionalnya, sebuah gugus tugas yang terdiri atas 100 detektif polisi Tokyo dikumpulkan. Agustus 1985 beberapa penyidik terbang ke Los Angeles untuk membandingkan antara apa yang dikatakan Miura kepada mereka dengan yang didapatkan di sana. Ada yang tidak cocok: Kazumi, setelah penyerangan di New Otani, mengatakan pada petugas ambulans bahwa lukanya karena terjatuh. Tapi di Tokyo, ia mengatakan pada teman wanitanya bahwa Miura memukulnya dengan palu.

Pada 11 September 1985, polisi Jepang merasa punya cukup bukti untuk menangkap Miura dan Michiko. Dengan tuduhan berusaha membunuh Kazumi di Hotel New Otani, mereka menjadi orang Jepang pertama yang dituntut melakukan kejahatan di Amerika. Penangkapan mereka di kawasan elite Hotel Ginza Tokyo diliput oleh televisi Jepang.

Sistem peradilan kriminal Jepang memang berbeda dengan negara lain. Bukan juri yang memutuskan apakah terdakwa bersalah atau tidak. Keputusan ada di tangan tiga hakim yang beranggapan tertuduh bersalah sampai ada bukti yang menyatakan sebaliknya.

Pengadilan Jepang juga menekankan adanya bukti fisik. Muskil menghukum seseorang sebagai pembunuh tanpa ada bukti mayat. Di sisi lain, pengakuan dan penyesalan sungguh-sungguh akan dipertimbangkan menjadi unsur yang meringankan.

Para hakim mendengar pengakuan Michiko. Meski Miura mengatakan bahwa ia menjadi tamu di Hotel New Otani ketika penyerangan terjadi, ia mengatakan tidak melakukan apa pun sehubungan dengan tewasnya Kazumi. Pengadilan memutuskan keduanya bersalah melakukan pembunuhan. Michiko dihukum selama 30 bulan. Miura, karena menolak semua tuduhan dan tidak menunjukkan penyesalan, diganjar enam tahun penjara. 

Pemerintah Jepang, setelah menerima permintaan resmi dari kepolisian dan jaksa, juga mengadili Miura dalam kasus pembunuhan Kazumi. Februari 1988, Kepala Jaksa Tokyo menuntut secara pribadi kasus Miura. Ia terbang ke Los Angeles. Setelah pertemuan dengan polisi dan pegawai jaksa wilayah, tercapai persetujuan untuk menghadapkan Miura di pengadilan Jepang, bukan di Amerika.

Dengan bantuan LAPD, penembakan versi Miura di North Fremont Street direkonstruksi oleh teknisi kamera video polisi Jepang. Detektif LAPD Frank Garcia dan beberapa perwira lainnya berkeliling ke seluruh ruangan di gedung Departemen Water and Power. Mereka menanyai setiap pegawai, kalau-kalau ada yang melihat ke North Fremont Street melalui jendela pada hari Kazumi ditembak.

Lima saksi menyebutkan ada sebuah van putih berhenti di jalan dekat Miura. Selain itu, ada sebuah sedan merah anggur berhenti di belakang mobil van. Setelah penembakan, sedan dan van itu kabur. 

November 1988, istri Matsumoto diinterogasi di Tokyo. Ia ingat, suaminya biasa menyewa mobil untuk urusan bisnis Miura di sebuah perusahaan penyewaan mobil. Polisi lain mengecek ke perusahaan itu, Valley Rent a Car. Benar, Matsumoto menyewa van putih pada 17 November, sehari sebelum penembakan, dan sedan merah anggur pada 18 November.

Dari catatan kilometernya bisa dipastikan, perjalanan yang ditempuh sedan merah anggur itu sesuai dengan jarak antara tempat penyewaan dan North Fremont Street pulang-pergi. Namun dari catatan kupon waktu di arsip penyewaan, Matsumoto memiliki selang waktu cukup lama antara setelah meninggalkan tempat penyewaan hingga waktu penembakan. Mungkin saat itu ia sedang mengendarainya ke tempat kejadian. Catatan waktu mobil kembali pun menunjukkan jumlah waktu yang kira-kira sama dengan waktu tempuh dari North Fremont ke penyewaan.

Matsumoto ditangkap di Tokyo pada 10 November 1988. Ketika rumahnya digeledah, ditemukan pistol kaliber 0.22. Namun uji balistik menunjukkan, itu bukan senjata yang digunakan untuk menembak Miura dan Kazumi.

Polisi Jepang jarang sekali melakukan penyiksaan agar tersangka mau mengaku. Namun, Matsumoto mendapat pengecualian. Hasilnya, ia mengaku sebagai penyewa mobil van putih dan sedan merah anggur, meski ia tetap menolak sebagai penembak Kazumi.

Awal tahun 1989, Miura dan Matsumoto diajukan ke pengadilan atas pembunuhan Kazumi. Bukti yang dibawa adalah pecahan peluru dari kepala Kazumi. Motif kejahatan itu adalah uang. Bisnis Miura sedang lesu jadi ia berharap mendapat uang asuransi jiwa Kazumi. Jaksa juga yakin, Matsumoto sebagai si penembak. Saksinya adalah pegawai Department Water and Power yang melihat Matsumoto menembakkan senjata di dekat sedan merah anggur.

Pada 30 Maret 1994, Miura dinyatakan bersalah dan diganjar hukuman penjara seumur hidup, sedangkan Matsumoto dibebaskan dari tuduhan pembunuhan. Hal itu meninggalkan pertanyaan siapa pelaku sesungguhnya? Bagaimanapun Matsumoto dihukum 18 bulan penjara karena menyelundupkan senjata dan amunisi ke Jepang.

Karena tanpa bukti fisik, Miura tidak diadili dalam kaitannya dengan kematian Chizuko ataupun penarikan Uang dari rekening bank Chizuko sebesar AS $ 21.000. Harus diakui, pemilihan korban, waktu, dan tempatnya sangat jitu. (Marvin J. Wolf)

Baca Juga: Monyet Edan

 

" ["url"]=> string(68) "https://plus.intisari.grid.id/read/553561365/terilhami-buku-kriminal" } ["sort"]=> array(1) { [0]=> int(1668183122000) } } [1]=> object(stdClass)#57 (6) { ["_index"]=> string(7) "article" ["_type"]=> string(4) "data" ["_id"]=> string(7) "3304294" ["_score"]=> NULL ["_source"]=> object(stdClass)#58 (9) { ["thumb_url"]=> string(113) "https://asset-a.grid.id/crop/0x0:0x0/750x500/photo/2022/06/03/ada-tuyul-di-muka-pintu_juliette-20220603020448.jpg" ["author"]=> array(1) { [0]=> object(stdClass)#59 (7) { ["twitter"]=> string(0) "" ["profile"]=> string(0) "" ["facebook"]=> string(0) "" ["name"]=> string(13) "Intisari Plus" ["photo"]=> string(0) "" ["id"]=> int(9347) ["email"]=> string(22) "plusintisari@gmail.com" } } ["description"]=> string(109) "Pria itu hanya mengenakan celana dalam saja layaknya tuyul dan masuk untuk menculik putra dari Herbert Young." ["section"]=> object(stdClass)#60 (7) { ["parent"]=> NULL ["name"]=> string(8) "Kriminal" ["description"]=> string(0) "" ["alias"]=> string(5) "crime" ["id"]=> int(1369) ["keyword"]=> string(0) "" ["title"]=> string(24) "Intisari Plus - Kriminal" } ["photo_url"]=> string(113) "https://asset-a.grid.id/crop/0x0:0x0/945x630/photo/2022/06/03/ada-tuyul-di-muka-pintu_juliette-20220603020448.jpg" ["title"]=> string(23) "Ada Tuyul di Muka Pintu" ["published_date"]=> string(19) "2022-06-03 14:05:17" ["content"]=> string(28806) "

Intisari Plus - Selepas jamuan makan malam, kelima anak Herbert Young bersiap untuk tidur. Nahas, salah satu kamar dari anaknya tidak terkunci di bagian jendela membuat seorang pria masuk. Anehnya, pria itu hanya mengenakan celana dalam saja layaknya tuyul dan masuk untuk menculik putra dari Young.

-------------------------

Lewat tengah malam tanggal 3 April 1967 itu, Herbert Young dan istrinya pulang dari suatu perjamuan makan malam. Sebelum tidur mereka memeriksa kelima anak mereka. Semua sudah tidur nyenyak. Mereka berdua pun lekas terlelap karena sangat lelah. 

Mereka tidak terbangun, ketika kira-kira sejam kemudian ada mobil masuk ke pekarangan rumah mereka. Seorang pria keluar dan menaiki tangga rumah. la memeriksa pintu-pintu. Didapatinya pintu sorong dari kaca tidak terkunci, yaitu pintu kamar salah seorang putra keluarga Young yang bernama Kenny. Di dalamnya Kenny yang berumur 11 tahun tidur sendirian. 

Orang itu menyelinap ke dalam kamar dan menggoyang-goyangkan tubuh Kenny. Anak laki-laki itu terbangun. Melihat orang yang tidak dikenal, ia segera membuka mulut untuk berteriak, tetapi kepalanya dipukul dengan benda keras. "Tutup mulutmu atau kubunuh kau!" ancam orang itu. Kenny diam ketakutan.

 

Dikira lelucon 

Pria itu menyumbat mulut Kenny dan menutup matanya dengan plester. Lalu ia melemparkan sebuah sampul ke ranjang dan mendorong Kenny ke luar, menuruni tangga dan masuk ke mobil. 

Kenny disuruh duduk di kursi depan. Si penculik memeganginya dengan sebelah tangan, sedangkan tangan sebelah lagi mengeluarkan walkie-talkie dari saku jasnya. 

"Semua aman?" tanyanya lewat alat itu. 

"Aman," demikian jawaban yang diperoleh.

Kenny gemetar. Bukan kedinginan karena ia hanya mengenakan celana dalam dan kaus, tetapi karena ketakutan. Lengan Kenny diikat ke belakang, lalu mereka meluncur pergi. 

Kira-kira setengah jam kemudian mobil berhenti. Kenny disuruh ke luar. Mereka menaiki lima anak tangga, lalu tujuh anak tangga lagi. Kenny yang matanya diplester merasa anak tangga yang diinjaknya itu terbuat dari semen. 

Kenny dimasukkan ke sebuah kamar. Di situ ia didorong ke kasur dan plester matanya dibuka. Kenny mendapati dirinya berada dalam sebuah ruangan berbentuk L, yang tampaknya tidak memiliki jendela. Pria itu sibuk menyumbat telinga Kenny dengan lilin. Lengan dan kaki Kenny diikat ke kerangka ranjang. Setelah itu ia mencopot sarung tangan hitamnya dan pergi. 

Kira-kira pukul 06.00 putra Herbert Young yang berusia 16 tahun bangun, disusul oleh anak angkat Young, seorang anak perempuan berumur 3 tahun, dan dua putra mereka yang lain, yang berumur 12 dan 13 tahun.

 Menjelang pukul 08.00 istri Young naik ke kamar tempat suaminya berpakaian. "Semua sudah sarapan, kecuali kau dan Kenny," katanya. Malam sebelumnya Kenny mengeluh sakit kepala. Jadi setelah menemui suaminya pagi itu, Ny. Young masuk ke kamar Kenny untuk menanyakan apakah ia sudah sembuh dan apakah ia perlu minum obat. Yang ditemukannya cuma sampul berisi surat di ranjang yang kosong. 

Ia membaca isi surat itu, lalu membawanya kepada suaminya. "Lihat coba, lelucon apa ini," katanya. Young mengambil surat itu berupa tembusan dari surat yang diketik dengan karbon. Sebagian dari ketikan itu buram. Isinya: "Jangan panggil polisi, kalau tak mau barang daganganmu yang hilang dimusnahkan sebagai pembalasan .... Beri keterangan yang masuk akal perihal hilangnya barang dagangan itu pada pihak-pihak yang bersangkutan. Kami memerlukan AS $ 250.000 dalam lembaran ratusan saja. Tunggu di telepon umum milik pompa bensin, di pojok timur laut Westwood dan Ohio pukul 18.000, hari Rabu. 

Mula-mula Young marah, tetapi setelah agak tenang sedikit ia menginsafi bahaya yang dihadapi anaknya dan merasa kecut. Ia berlari ke kamar Kenny dan melihat selimut tergeletak di lantai, sedangkan pintu kaca terpentang. 

"Ini pasti bukan lelucon," katanya kepada istrinya sambil berusaha menenangkan diri. Pasangan itu berpelukan dan menangis. Young mencoba berpikir. Akhirnya, ia berkata, "Saya akan menghubungi polisi."

 

Digunduli 

Lima menit kemudian kepala polisi Clinton H. Anderson datang bersama Detektif Kepala John Hankins dan tiga polisi lainnya. Andersen saat itu sudah memerintahkan agar polisi Los Angeles dan FBI waspada. 

Herbert Young yang berumur 35 tahun itu orang berada. la presiden Gibraltar Financial Corporation dan Gibraltar Saving and Loan Association di Beverly Hills. Perusahaan itu dulu didirikan oleh mertuanya, Sydney R. Barlow. Mertuanya sampai saat ini masih menjadi pemegang saham terbesar dari perusahaan yang memiliki kekayaan AS $ 400 juta itu. 

Namun, orang kaya pun sering tidak memegang uang tunai. Jadi Young meminjam AS $ 100.000 dari Beverly Hills National Bank dalam bentuk lembaran ratusan, dengan jaminan saham. Terpaksa petugas senior dari bank itu diberi tahu untuk apa uang lembaran ratusan itu. Young berjanji akan mengambil uang AS $ 250.000 itu sesaat sebelum menemui penculik. 

Saat itu sudah lewat tengah hari; jadi masih tersisa waktu lebih dari 48 jam sebelum penyerahan uang tebusan. FBI tidak mau melakukan tindakan yang bisa membahayakan korban. Lembaga itu tidak mau menyetujui atau melarang pembayaran uang tebusan. Hal itu diserahkan sepenuhnya kepada keluarga korban. 

Sementara itu penculik sudah kembali ke tempat Kenny disekap. la menyuruh anak itu berlutut di lantai, agar bisa menggunduli Kenny. "Supaya penutup matamu teguh di tempatnya," katanya. 

Untuk menggunduli Kenny ia perlu membuka penutup mata anak itu. Kenny mendapati dirinya berada di ruang yang cukup luas. Lantainya berupa ubin kemerah-merahan, sedangkan dindingnya hijau muda. Di situ ada pesawat TV, radio kecil, dan meja di kepala ranjang yang di atasnya ada lampu tinggi. 

Yang mengecutkan hati Kenny adalah kotak hitam berukuran kira-kira 15 x 20 cm di atas pintu. Penculik menempelkan dua kabel dengan plester ke rusuk Kenny dan dua lagi ke tungkainya. Semua kabel itu dihubungkan dengan kotak hitam.

 "Kalau kau berteriak atau ada orang lain datang, kecuali aku, listrik 115 volt akan mengaliri tubuhmu," ancam si penculik. Kemudian ia menggoreng telur dengan bacon dan memberikannya kepada Kenny bersama roti bakar dan susu. "Aku bukan jago masak," kata orang itu. "Tapi dulu aku punya istri dan anak perempuan yang masih kecil." Menurutnya, ia tidak sendirian dalam melakukan penculian itu. "Kukibuli saja empat orang yang lain, supaya uangnya bisa buat aku sendiri," katanya.

 

Berbekal pistol di paha 

Herbert Young dan istrinya hampir tidak bisa tidur memikirkan nasib anaknya. Orang-orang FBI dan polisi memeriksa kamar Kenny, juga tangga dan jalan untuk mobil di halaman rumah keluarga Young, tetapi tidak bisa menemukan sidik jari maupun petunjuk lain. 

Sulit sekali melacak mesin ketik mana yang dipakai untuk mengetik surat permintaan tebusan. Diduga surat itu dibuat oleh orang yang cerdas dan berpendidikan, walaupun ada satu salah cetak yang rupanya disengaja, yaitu huruf "a" pada competitors, seharusnya huruf "i" 

Hari Rabu akhirnya tiba juga. Wesley C. Crabb, agen FBI yang ditugaskan menangani kasus itu meminta Young mengikuti instruksi penculik dengan saksama. Katanya, ia sudah menyiapkan orangorangnya di seluruh Los Angeles. 

Ia meminta Young berbicara cukup lama di telepon dengan penculik, supaya tempat penculik bisa dilacak. Ia juga menganjurkan agar Young mencoba mengingat semua detail. Ia berjanji tidak akan melakukan tindakan apa pun yang membahayakan putra Young. "Kami hanya ingin bertindak setelah putra Anda kembali dengan selamat." 

Suami-istri Young yang menunggu-nunggu telepon dari penculik merasa bertambah tegang lagi, ketika enam kali telepon berdering tetapi tidak ada orang yang berbicara di ujung sana. 

Agen FBI Crabb memberi tahu Young, "Kalau penculik tidak menelepon, Anda harus tetap pergi ke tempat yang diinstruksikan dalam surat. Ia pasti menunggu di sana." 

Ternyata si penculik memang tidak menelepon. Sesuai dengan saran Crabb, Young pergi dengan Cadillac-nya. Cadillac keluaran tahun 1965 itu sudah dipasangi mikrofon dan alat perekam suara oleh FBI, tetapi Young sendiri tidak berhasil menemukan alat itu di mobilnya, saking cermatnya pemasangan dilakukan. 

Beberapa saat setelah pukul 17.00, Young yang memakai celana hitam dan baju golf biru seperti diperintahkan oleh penculik, meninggalkan rumahnya. Ia singgah sebentar ke bank untuk mengambil uang yang akan dipakai menebus anaknya. Uang itu dimasukkan ke tas berwarna coklat muda. Ketika itu Young berbekal pistol kaliber .38 di paha kanannya, sebab siapa tahu diperlukan.

 

Rambutnya mungkin palsu 

Ayah yang sedang tegang itu tiba di pompa bensin Standard pukul 17.40. la berdiri di luar pintu bilik telepon. Kadang-kadang ia berjalan hilir mudik sambil mengunyah permen karet untuk mengurangi ketegangannya. Tepat pukul 18.00 telepon berdering. 

"Pergi ke pertemuan Sepulveda dan Moraga," kata suara di telepon. "Di situ juga ada pompa bensin Standard yang memiliki bilik telepon." 

Young menurut. Empat puluh menit rasanya lama sekali. Akhirnya, meluncur sebuah Chevrolet putih berpelat nomor NBD770. Pengendaranya meminta Young untuk mengikutinya. Keduanya meluncur sekitar 3 km di Sepulveda Boulevard dan di kolong jalan bebas hambatan di San Diego. 

Di daerah tandus yang penuh kerikil di sebelah utara Sunset Boulevard, Chevrolet putih itu berhenti. Young berhenti di belakangnya, lalu dilihatnya seorang pria kurus berkaki panjang keluar dari Chevrolet. Pria itu dengan santai dan penuh percaya diri mendatangi mobilnya. 

Pria itu tingginya kira-kira 180 cm, berumur 20-an, kulitnya berwarna agak gelap, dan rambutnya yang tebal berombak itu seperti rambut palsu. Ia mengenakan sarung tangan hitam dan kacamata hitam yang menutupi mata dan juga pelipisnya. Sebelah tangannya ada di dalam jas, seakan-akan memegang pistol. Tangannya yang lain bebas. 

"Berikan tas itu," katanya kepada Young dengan suara parau. 

"Kami tidak bisa lagi menutup mulut," kata Young. "Makin banyak orang yang menelepon dan menanyakan anak saya. Bagaimana anak saya? Kapan ia kembali?" 

Pria itu berbicara dengan bibir setengah terkatup, "Anakmu baik-baik saja. Kau akan memperolehnya kembali malam ini. Pulanglah langsung ke rumahmu dan tunggu telepon dari anakmu." Setelah berkata demikian pria itu naik kembali ke mobilnya dan meluncur pergi. 

Young tiba di rumah pukul 19.00 lewat sedikit. Ia dan istrinya lantas duduk menunggu dekat telepon. Beberapa agen FBI mencoba meyakinkan mereka bahwa semuanya sudah berjalan dengan baik, sehingga si penculik tidak mempunyai alasan untuk mencelakakan Kenny. Mereka menunggu, menunggu, dan menunggu terus sambil dihantui kekhawatiran. 

Kira-kira pukul 03.30 keesokan harinya bel pintu apartemen yang ditinggali John A. Negrey dan Ed Bawell di Santa Monica dipijat orang. Negrey, bujangan umur 43 tahun yang bergelar insinyur luar angkasa itu, terbangun. 

Dengan mata masih mengantuk sekali ia membuka pintu. Di hadapannya berdiri seorang anak laki-laki yang masih kecil, yang cuma memakai celana dalam dan kaus. Kepala anak itu gundul seperti tuyul dan dahinya ditempeli plester. Pergelangan tangan anak itu juga ditempeli plester. 

Suara anak itu lirih. "Saya diculik," katanya. "Mereka sudah pergi. Bolehkah saya masuk?" 

Negrey terkejut. la memandang anak itu dan menarik kesimpulan bahwa tidak mungkin bocah sepolos itu mengibulinya pagi-pagi buta begini. la menyuruh anak itu masuk dan memeluknya sambil mengunci pintu, khawatir kalau-kalau penculik masih berada di dekat tempat itu. Temannya, Bawell, yang terbangun ketika mendengar mereka berbicara, segera menghampiri. 

"Kau tenang sekali," kata Bawell. "Lebih baik kau telepon orang tuamu." Kenny menghampiri telepon, lalu memutar nomor telepon orang tuanya. "Ayah, saya kabur dan saya tak apa-apa," katanya. Suaranya biasa saja. "Saya lelah sekali. Ayah datang dong, jemput saya." Negrey mengambil gagang telepon dan menjelaskan kepada orang tua Kenny bahwa Kenny baik-baik saja. 

Sepuluh menit kemudian bel pintu berbunyi. Sepuluh agen FBI datang. Di belakang mereka terdapat ayah dan ibu Kenny. Young segera memeluk putranya. "Yah! Bu!" sapa Kenny. "Saya senang sekali bertemu Ayah lagi." 

Kemudian Kenny bercerita kepada agen-agen FBI bahwa ia diberi empat obat tidur sebelum si penculik pergi mengambil uang tebusan. Setelah mendapat uang tebusan, penculik membawa Kenny dengan mobil sedan dan Kenny dibiarkan berada di tempat duduk belakang di tempat parkir gedung apartemen yang terletak di bawah tanah. 

Ia berpesan agar menunggu setengah jam. Kenny mencoba menunggu, tetapi tidak sabar. Ia melepaskan diri dari ikatannya dan bergegas naik ke apartemen di atas tempat parkir. 

"Saya tidak takut," katanya. 

"Saya cuma takut waktu ia memperlihatkan pistol. Saya juga ngeri melihat kotak hitam."

 

Penjahat profesional 

Setelah Kenny selamat, FBI mulai mencari si penculik. Namun bahan yang mereka gunakan untuk mencari penjahat itu sedikit sekali. Mungkin juga petunjuk yang mereka peroleh bahkan menyesatkan. Soalnya, si penculik menunjukkan keahliannya dalam pelbagai tindakan. 

Tembusan surat permintaan tebusan yang ia tinggalkan di ranjang begitu kabur, sehingga para ahli laboratorium FBI tidak sanggup menemukan ciri-ciri khusus di sana. FBI mempunyai rekaman suara si penculik. Yang satu berupa pembicaraan dengan Young di pompa bensin Standard dan satu lagi adalah pembicaraan pada saat penyerahan uang tebusan. Dalam dua percakapan itu si penculik menyembunyikan ciri-ciri suaranya yang biasa. 

Gambaran Kenny tentang penculik berbeda daripada gambaran yang diberikan ayahnya. Menurut Kenny, pria itu beramur 39 tahun, sedangkan menurut ayahnya berumur 20-an. 

Di mata Kenny penculiknya mungkin 180 cm. Kata ayahnya, 186 cm. Kenny berpendapat penculik itu beratnya kira-kira 100 kg, kata ayahnya paling-paling 90 kg. Orang yang menemui ayahnya berambut hitam, sedangkan orang yang menculik Kenny berambut pirang atau kecoklatan. 

Tanggal 10 April Chevrolet putih yang dipakai penculik ditemukan oleh polisi Los Angeles pusat di pertokoan Canoga Park, Kalifornia. Seperti yang mereka duga, mobil itu hasil curian. Pelat nomornya diubah dengan cat jingga dan potongan logam. Dalamnya diubah sedikit. Lampu rem dan lampu atretnya bisa disetel supaya mati. 

Dari debu yang disedot dari lantai mobil, yang kemudian diperiksa oleh para ahli dari divisi pertambangan dan geologi Kalifornia, diketahui bahwa tanah yang terdapat di dasar mobil hanya bisa didapati di satu tempat di Kalifornia Selatan, yaitu di Grefco Mine Laboratory, yang sudah tidak dipakai lagi dekat Palos Verdes Hills antara Santa Monica dan Long Beach. Berarti penculik pernah berada di tambang lama itu, tetapi apakah keterangan itu berguna atau tidak, wallahualam. 

Agen FBI Wesley Crabb menyatakan kepada anak buahnya bahwa ia curiga penculikan itu mestinya dilakukan oleh polisi yang menyeleweng. Lihat saja caranya menonaktifkan lampu rem dan lampu atret. Cara ini hanya bisa dipakai oleh agen-agen FBI dan polisi dalam operasi-operasi malam hari, supaya tidak kelihatan orang. 

Menurut hasil wawancara dengan Young, FBI mengetahui bahwa penerima uang tebusan mendekati Young seperti cara polisi mendekati mobil penjahat. Ia berdiri di bagian yang tidak mungkin dihantam pintu kalau pintu tiba-tiba dipentang. Ia juga memilih tempat penyerahan uang di bagian yang tidak bisa dicapai oleh radio pihak yang berwajib. Para penegak hukum mengetahui semua itu, tetapi penjahat biasa tidak. 

Untuk membingungkan pelacak, si penjahat mencuri mobil di ujung San Fernando Valley, meninggalkannya di ujung yang lain. Ia menculik anak di Beverly Hills dan minta uang diserahkan di daerah Westwood, sedangkan Kenny dilepaskan di Santa Monica. 

"Ia bertindak seperti polisi yang mengerti pikiran polisi," kata Crabb. Selain itu tidak selembar pun uang ratusan yang diterima si penculik muncul. 

Mereka pun memeriksa kegiatan para bekas perwira polisi dan detektif partikelir yang dilaporkan pernah terlibat tindakan di luar hukum. Mereka menanyai para pedagang mobil bekas dan senjata. 

Mereka menghubungi para informan dan juga menyelusup masuk ke dunia hitam untuk menangkap cerita-cerita dan bualan di kalangan itu. Hasilnya nihil. Dua tahun berlaku dan si penculik pun lenyap seperti angin. 

Walaupun demikian Crabb tidak putus asa. Setiap kali menghadapi kejahatan yang tampaknya diatur dengan rapi, ia mencoba mengetahui kalau-kalau si penjahat terlibat peristiwa penculikan Kenny Young.

 

"Orang gede" 

Tanggal 29 September 1969 di koran-koran ada berita pendek perihal penangkapan Eugene Patterson, seorang "kenalan lama" polisi. Patterson melakukan perampokan bersenjata di sebuah pasar swalayan di Alhambra. 

Dua hari kemudian ia dikenali oleh dua orang sebagai perampok sebuah teater setahun sebelumnya. 

Detektif kepala di kepolisian Alhambra, Letnan James Harton, menduga, mestinya Patterson mempunyai rekan yang lebih cerdas. Perampokan di pasar swalayan dan di teater yang dilakukan oleh Patterson menunjukkan ciri-ciri dari kejahatan yang direncanakan dan diatur dengan saksama. 

Jadi, Harton berusaha mendekati Patterson. Penjahat itu menyukai Harton yang dianggapnya "polisi yang baik". 

Suatu hari Patterson berkata kepadanya, "Let, saya tahu, Anda ingin tahu siapa orang di belakang saya, 'kan? Percuma deh! Dia orang gede, tidak bisa dijangkau oleh Anda, bahkan juga oleh atasan Anda. Yang bisa menangkapnya cuma FBI." 

"Kalau saya bisa mendatangkan FBI ke sini, Anda mau memberi tahu siapa dia?" 

"Panggil deh, Let. Saya mau." Crabb mendatangkan tiga orang. Patterson menceritakan bagaimana rencana dua perampokan itu dibuat. Katanya, pembuat rencana itu adalah Ronald Lee Miller, agen khusus Divisi Intel dari Jawatan Pajak! 

Miller (38) ditangkap hari itu juga di luar kantornya. Apartemen miliknya yang anggun di daerah pemukiman Van Nuys digeledah. Di situ ditemukan ratusan perangkat rambut, janggut, kumis, semuanya palsu, alat-alat rias untuk di panggung dan bahkan alat yang bisa memberi kesan bahwa wajah seseorang mempunyai bekas luka. Mereka menemukan juga 14 belas senjata api pelbagai ukuran dan kaliber, seragam penjaga keamanan, seragam polisi, seragam petugas pos, dan pelbagai alat untuk membongkar tempat penyimpanan benda berharga. 

Miller segera dipecat begitu dituduh melakukan perampokan. Selesailah tugas Letnan Harton, namun Crabb dan agen-agennya masih penasaran. Mereka meneliti Miller lebih dalam. 

Miller itu agen federal teladan, yang prestasinya bagus sekali. Penampilan dan caranya berbicara benar-benar seperti penegak hukum, sehingga teman-temannya sungguh tidak bisa percaya ketika ia ditangkap dengan tuduhan menjadi perampok.

 

Bekas pengawal Presiden Nixon 

Miller bahkan pernah menjadi pengawal Presiden Nixon kalau Nixon berada di Kalifornia. Sebelum itu ia menjadi pengawal Wapres Hubert Humphrey. Pekerjaan sebagai pengawal orang-orang yang menduduki jabatan paling tinggi tidak mungkin diperoleh kalau loyalitas dan kejujurannya diragukan. 

Miller juga jago tembak dan pandai judo. Ia pernah menjadi ahli rias di sebuah studio Hollywood, sehingga tak mudah dikibuli oleh samaran. Ia dianggap sangat menguasai teknik pengawasan mencari bukti-bukti dari mesin ketik dan perihal operasi bank-bank Swis, tempat uang bisa didepositokan secara rahasia. 

Ia sering mengingatkan rekan-rekannya yang muda-muda bahwa uang panas bisa dihindarkan dari jangkauan hukuman dengan cara dititipkan kepada kurir bank Swis. 

Pengadilan lebih dalam mengungkapkan bahwa beberapa tahun yang lalu Miller pernah diperiksa karena diduga terlibat perampokan bersenjata, tetapi keterangan yang diberikan oleh Miller kepada atasannya begitu meyakinkan, sehingga ia dibebaskan dan dinyatakan "bersih".Karena Miller bertugas menyelidiki kasus-kasus penggelapan pajak, ia diperkenankan membawa senjata. 

Crabb merasa curiga. Jangan-jangan Miller ini penculik Kenny Young, sebab ia memiliki kualitas seperti yang dimiliki si penculik. 

Miller diperiksa dengan sikap bersahabat setiap hari. Jadwal kerjanya sejak tahun-tahun yang lalu diperiksa. Patterson pun dimintai keterangan. Ia menyatakan pernah diajak Miller ke Grefco Mine , tambang yang sudah tak diusahakan lagi itu, dalam mobil dinas. Suatu malam di bulan April 1967 mereka berdua pergi ke Beverly Hills, masing-masing membawa mobil sendiri. Patterson disuruh bekerja di suatu sudut jalan. Ia diberi walkie-talkie dengan pesan untuk memberi tahu kalau ada orang datang. Keesokan harinya ia diberi Miller uang AS $ 1.000 dalam bentuk lembaran 20 dolar tanpa menjelaskan mengapa ia diberi uang. 

Keterangan itu tentu tidak kuat, apalagi Miller menyangkal, walaupun dalam mobil dinas merek Plymouth yang dipakainya antara 2- 7 April dua tahun lalu ditemukan bekas-bekas tanah yang cuma bisa ditemui di Grefco Mine.

 

Uangnya raib 

Seniman-seniman FBI memberi kacamata hitam yang menutupi pelipis pada foto Miller. Rambut Miller diubah seperti yang digambarkan oleh Herbert Young. Foto itu diperlihatkan pada Young. la segera mengenali sebagai penculik anaknya. 

Untung-untungan, agen-agen FBI mewawancarai istri Patterson (sebetulnya bukan istri sah) dan ia bercerita bahwa suatu kali (sebelum Kenny diculik), ia mengangkat telepon extension pada saat suaminya berbicara dengan Miller dan mendengar mereka berunding perihal di mana harus menyembunyikan anak itu. 

Miller dituduh melakukan penculikan atas Kenny Young dan diajukan ke pengadilan. Di depan hakim, Patterson memberi kesaksian bahwa delapan hari sebelum penculikan atas Kenny Young, ia mengantar Miller ke San Fernando. 

Di sana dengan nekat Miller mencuri sebuah Chevrolet putih buatan tahun 1965 yang sedang diservis. Katanya, Miller mengambil pelat nomor TPD770 dari sebuah Volkswagen yang sedang diparkir di Encino. Pelat itu dipreteli untuk mendandani pelat nomor Chevrolet NBT885 menjadi NBD770. 

Sebelum itu Miller pernah bercerita punya rencana menculik, tetapi Patterson tidak melihat ada anak di dalam Chevrolet putih waktu malam bulan April itu ia dijadikan centeng di pojok jalan. Sesudah muncul berita-berita tentang penculikan Kenny Young ia bertanya kepada Miller apakah Miller melakukannya. Miller menyangkal.

 Menurut Patterson, menculik anak lain daripada merampok. Kalau merampok ia diikutsertakan, yaitu sebanyak sekitar 30 kali, tetapi kalau menculik mungkin Miller merasa lebih aman melakukannya sendirian. 

Ketika diajukan ke pengadilan dengan tuduhan melakukan perampokan, dua karyawan teater mengenali Miller sebagai orang yang mengambil AS $ 5.680 dari kasa, sedangkan kasir pasar swalayan mengenali Patterson sebagai orang yang mengambil sekitar AS $ 10.000 dari kasanya. 

Patterson diizinkan masuk olehnya, karena memakai seragam perusahaan pengangkutan yang menyediakan kendaraan lapis baja. Kata Patterson, seragam itu disediakan oleh Miller. Senjata dan sebagainya juga diperoleh dari Miller. 

Untuk dua perampokan itu Miller dijatuhi hukuman 10 tahun penjara. Ia diajukan lagi ke pengadilan sebulan kemudian, dengan tuduhan menculik Kenny Young. 

Kenny yang saat itu sudah berumur hampir 14 tahun diajukan sebagai saksi utama dalam sidang yang makan waktu sebu- Ian. Patterson diajukan pula sebagai saksi. Tanggal 23 Oktober 1970 juri menyatakan Miller bersalah dan tanggal 2 November 1970 Hakim Raymond Choate menjatuhkan hukuman penjara seumur hidup bagi Ronald Lee Miller. 

Hakim menyatakan langkah panjang ke arah rehabilitasi mungkin bisa diambil, kalau Miller bisa memberi tahu bagaimana caranya uang tebusan AS $ 250.000 bisa diperoleh kembali oleh ayah Kenny. Namun, sampai tulisan ini dibuat pada musim semi 1979, tidak selembar pun uang tebusan itu pernah muncul. Berarti tak seorang pun pernah memanfaatkannya, kecuali kalau Miller mengubah nomor serinya.

(Andrew Tully)

" ["url"]=> string(68) "https://plus.intisari.grid.id/read/553304294/ada-tuyul-di-muka-pintu" } ["sort"]=> array(1) { [0]=> int(1654265117000) } } }