array(1) {
  [0]=>
  object(stdClass)#49 (6) {
    ["_index"]=>
    string(7) "article"
    ["_type"]=>
    string(4) "data"
    ["_id"]=>
    string(7) "3400586"
    ["_score"]=>
    NULL
    ["_source"]=>
    object(stdClass)#50 (9) {
      ["thumb_url"]=>
      string(113) "https://asset-a.grid.id/crop/0x0:0x0/750x500/photo/2022/08/03/hukuman-dunia-maya_john-schnobri-20220803021504.jpg"
      ["author"]=>
      array(1) {
        [0]=>
        object(stdClass)#51 (7) {
          ["twitter"]=>
          string(0) ""
          ["profile"]=>
          string(0) ""
          ["facebook"]=>
          string(0) ""
          ["name"]=>
          string(13) "Intisari Plus"
          ["photo"]=>
          string(0) ""
          ["id"]=>
          int(9347)
          ["email"]=>
          string(22) "plusintisari@gmail.com"
        }
      }
      ["description"]=>
      string(124) "Ada kasus bunuh diri gadis remaja setelah melakukan kencan online. Setelah pelakunya diketahui, masyarakat pun balas dendam."
      ["section"]=>
      object(stdClass)#52 (7) {
        ["parent"]=>
        NULL
        ["name"]=>
        string(8) "Kriminal"
        ["description"]=>
        string(0) ""
        ["alias"]=>
        string(5) "crime"
        ["id"]=>
        int(1369)
        ["keyword"]=>
        string(0) ""
        ["title"]=>
        string(24) "Intisari Plus - Kriminal"
      }
      ["photo_url"]=>
      string(113) "https://asset-a.grid.id/crop/0x0:0x0/945x630/photo/2022/08/03/hukuman-dunia-maya_john-schnobri-20220803021504.jpg"
      ["title"]=>
      string(18) "Hukuman Dunia Maya"
      ["published_date"]=>
      string(19) "2022-08-03 14:15:23"
      ["content"]=>
      string(10596) "

Intisari Plus - Ada kasus bunuh diri gadis remaja setelah melakukan kencan online. Setelah pelakunya diketahui, masyarakat pun balas dendam.

-------------------

Kisah diawali dengan cerita cinta monyet antara Megan Meier (13) dengan pemuda enam belas tahun yang amat menarik bernama Josh. Kisah cinta khas remaja masa kini: lewat internet. Mereka berkenalan lewat blog MySpace. Kemudian, entah apa yang terjadi, pada 16 Oktober 2006, Josh memutuskan hubungan begitu saja. Tidak hanya itu, pemutusan cintanya dengan kata-kata yang sangat menusuk, “Have a shitty life. Dunia akan lebih enak tanpa ada kamu.” Malam itu, Megan gantung diri dengan ikat pinggang kain di dalam lemari pakaiannya.

Tragisnya, “Josh” ternyata hanya tokoh rekaan yang dibikin oleh Lori Drew (47), masih tetangga keluarga Meier. Bahkan tinggalnya cuma berselisih tiga rumah. la melakukan itu hanya dengan motivasi ingin mengetahui pikiran Megan tentang anaknya, karena kedua cewek yang berteman tersebut sedang bertengkar.

Lebih dari setahun setelah kematian Megan, pada 13 November 2007, hasil penyidikan yang mengungkap tipuan Lori Drew via internet itu dimuat secara online di Suburban Journal St. Charles. 

Ron Meier, ayah Megan, begitu mengetahui bahwa alamat rumah, nomor ponsel, segala informasi tentang bagaimana mengontak keluarga Drew bisa begitu mudahnya diperoleh lewat Google, ikut berkomentar. “Wah, hebat tuh. Mestinya segala informasi itu dipublikasikan sejak dulu. Mereka harus dibikin menderita, walaupun tidak separah keluarga kami, tapi paling tidak mereka ikut merasakan penderitaan kami.”

Begitu tahu soal kelakuan Lori, Ron Meier dengan marah menerjangkan truknya masuk ke lapangan rumput di pekarangan keluarga Drew. Ia membuang sebuah meja permainan yang sudah dirusak habis-habisan. Sedianya meja itu akan diberikan kepada anak Drew sebagai hadiah Natal.

Menyusul tindakan Ron, 25 November 2006 Lori Drew sampai memanggil polisi. Bulan Desember Lori Drew kembali terpaksa harus menelepon polisi karena ada yang melempar jendela dapurnya dengan batu bata. Bulan Januari, kembali ia lapor ke polisi, setelah, menurut laporannya, Ron berteriak, “Siapa lagi yang mau kaubunuh hari ini?” Bulan April, ada lagi orang yang menembak rumah Drew dengan paintball. Gara-gara laporan di jurnal yang tidak mengutip Lori Drew secara lebih lengkap, komunitas internet sudah menjatuhkan vonis bersalah kepadanya.

Akibatnya? 

“Saya tidak tahu bagaimana persis kasusnya. Pasti lebih rumit dari yang saya pahami. Tapi laporan yang ditulis oleh Steve Pokin itu sungguh sudah cukup membuat saya geram,” ujar Moe, blogger di Jezebel. Dia ini salah seorang yang pertama-tama mendesak agar nama Drew dipublikasikan. “Kalau kami bisa berhasil membuat kedua orang itu menderita seperti korbannya, baru kami puas.”

Lori Drew ternyata tidak hanya membuat geram keluarga Meier. Entah berapa juta pengguna internet melancarkan serangan dan melontarkan kemarahan di dunia maya terhadap Lori Drew. Begitu hebohnya sampai komunitas kelas menengah bernama Dardenne Prairie, di mana kedua keluarga tersebut tinggal, dibuat grogi. Amukan jutaan orang disalurkan lewat media utama maupun blog. Alasan pertama kemarahan mereka, kenapa nama Drew tidak dimuat dalam laporan di jurnal itu. Kedua, betapa jahatnya Lori Drew. Teganya dia menipu Megan.

“Lori Drew tuh bertanggung jawab penuh untuk kematian Megan Meier,” cetus seorang blogger di Hits USA, “Sama saja seperti kalau misalnya ia menembak atau menusuknya.”

Memang, meskipun nama Drew tidak diungkapkan, detail-detail di dalam artikel tersebut memungkinkan pembaca melacak detail tentang keluarga Drew. Salah satu detail itu adalah nama bisnis periklanan Lori Drew yang bernama The Drew Advantage. Malah ada salah satu komentar mengatakan perbuatan Lori Drew itu layak mendapat ganjaran mati dilempari batu!

John Mclntntyre, tinggal di seberang rumah Drew terus terang bilang, “Terus terang saja, saya sendiri berharap moga-moga saja ada orang yang menjatuhkan bom di atas rumah mereka. Saya sih bukannya bermaksud melukai anak-anak mereka, tapi kedua orang tua mereka ‘kan mencelakakan anak orang lain lewat internet.” la mengatakannya sambil memeluk anak perempuan balitanya. “Saya membaca ada yang mengatakan bahwa Lori tidak mencelakakan Megan. Tapi dia ‘kan sudah 47 dan Megan baru 13. Dia tahu benar apa yang dia perbuat. Dia tahu bagaimana mengarahkan emosi Megan.”

Sayangnya, sampai sekarang tidak ada tuntutan yang bisa dilayangkan terhadap keluarga Drew. Dan itu mengesalkan banyak orang. Paling-paling yang bisa dilakukan walikota Dardenne Prairie, Pam Fogarty, adalah memberlakukan hukuman paling berat terhadap pelaku gangguan lewat internet (Internet harassment) yang hukumannya denda AS $ 500 dan 90 hari kurungan.

Akibatnya, banyak orang mengambil langkah-langkah main hakim sendiri - ya lewat Internet. Ada yang mengajak memboikot bisnis Drew, juga menghujani kotak suara telepon keluarga itu dengan sumpah-serapah.

Belum lagi yang terjadi langsung secara fisik di rumah keluarga Drew. Serangan-serangan terhadap mereka membuat polisi benar-benar khawatir. Patroli serentak segera ditingkatkan frekuensinya sejak berita ini tersebar. “Pada dasarnya, yang mereka lakukan terhadap keluarga Drew dan anak gadisnya sama saja dengan yang dilakukan Drew terhadap Megan,” kata Lt. Craig McGuier dari Kepolisian St. Charles County. “Kami sungguh khawatir dengan adanya ancaman-ancaman di Internet. Membuat kami semua merasa harus berjaga-jaga terus.”

Padahal, sampai kini belum diketahui siapa yang telah mengirimi Megan pesan terakhir yang sangat menusuk perasaan itu. Menurut laporan polisi, kemungkinannya bisa beberapa orang masuk ke MySpace sebagai “Josh”. Lalu, pesan terakhir yang dikirimkan kepada Megan itu ‘kan cuma dilihat oleh keluarga Meier, yang kemudian di-delete bahkan FBI pun tak berhasil melacaknya kembali. Maka sesuai dengan laporan di Suburban Journal, laporan itu diberi keterangan “sejauh ingatan Meier”.

Apa kata pakarnya? Thomas Oltmanns, profesor psikologi klinis di Washington University, bilang, “bahwa kalaupun Lori Drew benar-benar mengirimkan pesan yang kata-katanya mengandung “have a shitty life” itu, dia tetap tidak bisa ditunjuk bertanggung jawab langsung untuk kematian Megan. Harus ada faktor-faktor lain.” 

“Memang itu kata-kata yang sangat menyakitkan. Tapi, kalau kita kirimkan tulisan seperti itu ke seratus anak lain, apakah mereka akan bunuh diri semua? Jelas tidak ‘kan?” jelasnya. “Bahwa kata-kata itu jadi pemicu, memang iya, tapi pastilah ada konteks yang lebih luas (yang menggiring Megan ke arah tindak bunuh diri).”

Pernyataan ini tetap saja tak mampu meredam kemarahan massa. Kemarahan itu secara langsung dan tidak langsung memberikan konsekuensi juga pada Waterford Crystal Drive. Sehari setelah artikel itu ditayangkan, ada panggilan iseng ke nomor darurat 911 yang melaporkan ada peristiwa pembunuhan di rumah keluarga Drew. Begini cerita Trevor Buckles tetangga sebelah Drew, “Menakutkan, benar.” Tetangga lain, Peter Kriss, malah sempat khawatir polisi salah mengira rumahnya sebagai rumah Drew. Syukurlah kini alamat keluarga Drew diumumkan secara online sehingga dia lega.

Hanya saja, kalau sampai terjadi hal-hal yang tidak diinginkan terhadap keluarga Drew akibat dimuatnya data-data pribadi mereka di internet, misalnya di salah satu blog oleh pengirim anonim, siapa bisa melacak pelakunya? Soalnya menurut hukum Amerika Serikat, informasi yang dipublikasikan di situs atau Internet secara anonim, tak dapat dimintai pertanggungan jawab untuk akibat pemublikasian itu. Nah!

Sementara itu, teror masyarakat internet terhadap keluarga Drew belum juga menyurut. Malah kemudian muncul situs www.rottenneigbor.com yang menunjukkan citra satelit yang menunjuk ke lokasi rumah keluarga Drew. 

Menurut pembuat situs tersebut, Brant Walker, kalaupun keluarga itu akhirnya memutuskan pindah rumah, para pengguna situsnya tetap bisa mengunggah info terbaru tentang keberadaan mereka. “Saya rasa orang-orang berniat membalas dendam via internet,” kata Walker. “Kalau semua yang dikatakan tentang Megan itu benar, maka yang terjadi pada keluarga Meier memang sungguh lebih parah ketimbang yang sedang dialami keluarga Drew.”




" ["url"]=> string(63) "https://plus.intisari.grid.id/read/553400586/hukuman-dunia-maya" } ["sort"]=> array(1) { [0]=> int(1659536123000) } } }