array(1) {
  [0]=>
  object(stdClass)#49 (6) {
    ["_index"]=>
    string(7) "article"
    ["_type"]=>
    string(4) "data"
    ["_id"]=>
    string(7) "3308911"
    ["_score"]=>
    NULL
    ["_source"]=>
    object(stdClass)#50 (9) {
      ["thumb_url"]=>
      string(113) "https://asset-a.grid.id/crop/0x0:0x0/750x500/photo/2022/06/03/mayat-di-dalam-peti_belinda-fewi-20220603060544.jpg"
      ["author"]=>
      array(1) {
        [0]=>
        object(stdClass)#51 (7) {
          ["twitter"]=>
          string(0) ""
          ["profile"]=>
          string(0) ""
          ["facebook"]=>
          string(0) ""
          ["name"]=>
          string(13) "Intisari Plus"
          ["photo"]=>
          string(0) ""
          ["id"]=>
          int(9347)
          ["email"]=>
          string(22) "plusintisari@gmail.com"
        }
      }
      ["description"]=>
      string(143) "Bob Ragsdale diutus bosnya untuk memeriksa 1 peti berukuran besar yang ditutupi selimut cokelat. Saat selimut disingkap, sebuah kaki menyembul."
      ["section"]=>
      object(stdClass)#52 (7) {
        ["parent"]=>
        NULL
        ["name"]=>
        string(8) "Kriminal"
        ["description"]=>
        string(0) ""
        ["alias"]=>
        string(5) "crime"
        ["id"]=>
        int(1369)
        ["keyword"]=>
        string(0) ""
        ["title"]=>
        string(24) "Intisari Plus - Kriminal"
      }
      ["photo_url"]=>
      string(113) "https://asset-a.grid.id/crop/0x0:0x0/945x630/photo/2022/06/03/mayat-di-dalam-peti_belinda-fewi-20220603060544.jpg"
      ["title"]=>
      string(19) "Mayat di Dalam Peti"
      ["published_date"]=>
      string(19) "2022-06-03 18:06:10"
      ["content"]=>
      string(20777) "

Intisari Plus - Suatu hari, Bob Ragsdale diutus bosnya untuk memeriksa 1 unit gudang yang berbau busuk. Di dalam unit itu terdapat peti berukuran besar yang ditutupi selimut cokelat. Saat selimut disingkap, sebuah kaki menyembul dari peti.

-------------------------

Gara-gara banyak orang tinggal di apartemen, bisnis menyewakan gudang mengalami kemajuan di Andros Place, San Diego, California. Maklum, apartemen tidak mempunyai ruang di bawah tanah untuk tempat menyimpan tetek bengek. Terpaksa benda-benda yang sayang dibuang dititipkan ke gudang-gudang sewaan. 

Tanggal 18 Mei 1988 Bob Ragsdale diutus bosnya meninjau unit 59, dan 60 di gudang yang mereka sewakan, karena salah seorang penyewa mengeluh. Katanya, dari tiga unit itu tercium bau busuk. 

Mungkin ada tikus mati, pikir Ragsdale. Di unit 58 ia tidak menemukan sumber bau. Di unit 59 sebaliknya, ia segera disambut bau yang sangat memuakkan. Ruang berukuran 3 x 4 m itu boleh dikatakan hampir kosong. Pada kedua belah dindingnya tersandar papan tripleks. Di tengah ruangan ada peti ukuran besar. Mulut peti ditutupi dengan selimut cokelat, lalu di atas selimut itu ditaruh kereta dorong.

Ragsdale menyingkap selimut dan mengintip isi peti. Ketika melihat kaki ia mundur dan cepat-cepat keluar. Namun, ia masih ingat untuk mengunci dulu pintu ruangan.

 

Peti tepung

Polisi mendapat laporan dari perusahaan pergudangan perihal isi peti yang tidak umum itu. Agen polisi bernama Joel Webber yang sedang berpatroli dengan kendaraannya ditugaskan untuk meninjau gudang yang baru saja dikunjungi Ragsdale. "Mungkin di sana ada 11-44 (mayat)," kata rekan yang menghubungi lewat radio.

Webber menjenguk isi peti, lalu menelepon divisi pembunuhan. Tak lama kemudian datang Tim V yang terdiri atas Sersan Hal Goudarzi, Detektif Alfonso Salvatierra, Detektif Grant Raybould, Detektif Jim Clear, dan teknisi Gary Dorsett.

Yang mula-mula tampak oleh Sersan Goudarzi adalah kaki yang sudah gembung berkaus kaki putih di dalam peti. Sambil menahan napas ia menyorotkan lampu senternya. Mayat itu rupanya dijejalkan dengan kepala di bawah. Pada dasar peti terdapat cairan dan belatung. 

Tim V keluar dari ruangan untuk mencatat apa yang mereka lihat di dalam. Salvatierra ditugaskan meminta izin menggeledah tempat itu kepada jaksa setempat, Evan Miller. Saat itu sudah menjelang pukul 17.00, padahal mereka diburu waktu. Jadi, izin itu harus diperoleh secara lisan lewat telepon. 

Sal berhasil meyakinkan jaksa akan perlunya ia diberi izin menggeledah. Hakim J. Perry Langford yang dihubungi dengan telepon tiga arah pun tidak keberatan.

Sementara Sal mengurus izin penggeledahan, Raybould dan Clear pergi ke perusahaan yang menyewakan gudang untuk menanyakan siapa penyewa unit 59 itu. Menurut buku catatan, penyewanya bernama Philip Patterson. Nomor teleponnya ada di situ, tetapi ketika dihubungi ternyata polisi dijawab oleh mesin rekaman yang memberi tahu bahwa nomor itu sudah dicabut dan tidak ada nomor baru.

Para detektif meminjam surat kontrak unit 59 dari pihak pengusaha gudang. Ketika nama Philip Patterson dicari di komputer polisi, muncul 12 Philip Patterson di San Diego saja. Yaitu Philip Patterson yang memiliki SIM. Tak seorang pun di antara mereka lahir pada tanggal yang sama dengan Philip Patterson dalam surat kontrak.

Alamat dalam surat kontrak didatangi. Ternyata sebuah kompleks yang memiliki delapan unit apartemen. Tak sebuah kotak surat pun di sana menerakan nama Patterson. 

Manajer gedung dengan senang hati mau membantu. la membuka bukunya dan menceritakan siapa saja para penyewa apartemen di gedung itu. Tak seorang pun bernama Phillip Patterson. Semua keterangan dicatat oleh polisi.

Raybould dan Clear menduga penyewa unit 59 memakai nama palsu. 

Ketika mereka kembali ke unit 59, Dorsett sedang memotret dari pelbagai sudut. la juga menyebarkan bubuk untuk mencari sidik jari. Lantai disapu dengan saksama. Semua benda yang ditemukan diambil, mulai puntung korek api sampai rambut rontok.

Setelah itu coroner dipanggil. Dr. Everett Mauger sudah berpengalaman dua puluh tahun memeriksa mayat. Peti tempat jenazah adalah jenis yang biasa dipakai menyimpan bahan makanan seperti tepung. Peti semacam itu umumnya digunakan di restoran-restoran atau toko yang menjual bahan makanan.

Saat itu coroner belum bisa menentukan jenis kelamin jenazah karena pembusukan sudah sangat lanjut. Di dasar peti ada cairan setinggi kira-kira 35 cm. Mauger memutuskan untuk mengangkut mayat dalam petinya sekalian ke kantornya.

 

Jari manisnya bekas diamputasi 

Pukul 22.00 pemeriksaan di unit 59 diakhiri. Polisi menyegel dan menggembok ruangan itu dengan gembok baru. Gembok sebelumnya dibawa ke kantor polisi.

Keesokan harinya Salvatierra dan Dorsett kembali ke kantor coroner untuk memotret dr. John Eisele melaksanakan autopsi.

Jenazah dikeluarkan dengan hati-hati dari peti. Daya tarik bumi menyebabkan cairan mayat itu berkumpul di bawah. Karena mayat ditaruh dengan kepala di bawah, kepala mayat jadi gembung hampir dua kali dari normal. Wajahnya tak bisa dikenali lagi, sehingga umurnya tak segera diketahui. Cuma bisa dipastikan ia wanita.

Wanita itu mengenakan celana pendek ungu dan baju kaus warna-warni. Arloji Timex di pergelangan tangannya masih berjalan mulus. Menurut dr. Eisele, sidik jari wanita itu sudah tak bisa diambil.

Tiga peluru kaliber 22 menembus kepala perempuan malang itu. Satu dari pelipis kiri, satu dari bawah telinga kiri, satu lagi dari kening kiri. 

"Penembaknya ingin yakin betul korbannya tewas," kata dr. Eisele.

Jari manis kiri mayat itu diketahui sudah cukup lama diamputasi. Mungkin ini akan memudahkan identifikasi.

Sesudah Eisele, tiba giliran dr. Norman ‘Skip’ Sperber, dokter gigi forensik, untuk memeriksa gigi jenazah. 

Dari tempat autopsi Salvatierra kembali ke kantornya dengan harapan rekan-rekannya sudah menemukan beberapa petunjuk berharga. Harapannya ternyata sia-sia.

Orang yang mengaku bernama Philip Patterson ternyata memberi alamat dan keterangan palsu lain dalam surat kontrak penyewaan gudang.

 

Pergi tanpa membawa apa-apa

Kemudian Letnan Phil Jarvis muncul, memberi tahu bahwa menurut laporan di kantor sheriff, ada seorang wanita berumur 33 tahun menghilang.

Sebetulnya orang yang hilang banyak. Sembilan-puluh delapan persen orang dewasa yang dilaporkan hilang biasanya sengaja menghilang atau mereka tak bisa pulang sendiri ke rumahnya karena pikun. Namun, orang yang melaporkan lenyapnya wanita berumur 33 tahun itu menyatakan bahwa ia tahu wanita itu sudah dibunuh orang. Mengapa?

Detektif Grant Raybould segera menelepon kantor sheriff dan minta dihubungkan dengan bagian pembunuhan. Ia disambut Detektif Mark Marmely yang mengundang Tim V untuk segera datang.

Para polisi kota memang kenal baik dengan anak buah sheriff, sebab mereka sama-sama anggota San Diego County Homicide Investigator Association. Mereka bertemu secara berkala untuk bertukar pengetahuan, menghadiri lokakarya tentang hukum atau ilmu forensik pun sekadar bercanda sambil minum-minum. 

Tim sheriff terdiri atas Sersan Chuck Curtis, Detektif Dave Decker, dan Parmely. 

Menurut Marmely, tanggal 12 Mei, pukul 11.00, seorang petugas patroli dikirim ke blok 8700 di Nelson Way, Escondio, yaitu daerah luar kota di bagian utara San Diego County. Tempat itu letaknya ± 50 km dari gudang tempat mayat ditemukan.

Di sana dua kerabat Leona Lara (33) melaporkan Lara lenyap. Setelah petugas patroli pulang, seorang pelapor menelepon. Katanya, pacar Lara, Terry Ruza yang berumur 40 tahun, marah kepada mereka karena melaporkan kehilangan Leona Lara. Hubungan Terry Ruza dan Lara, menurut sang kerabat, sedang buruk-buruknya. Anehnya, Terry mematikan lampu serambi depan sejak malam pertama Lara tidak pulang. Seakan-akan Ruza tahu Lara tak bakal pulang.

Kerabat itu kemudian berkata, "Kalian 'kan tahu Terry itu pernah dipenjara karena membunuh istrinya." 

Petugas di tempat sheriff mengecek ke beberapa tempat. Memang betul Terry Ruza pernah dihukum tiga tahun penjara, karena membunuh istrinya dengan palu di Riverside County, ± 2 km perjalanan dari San Diego. 

"Cuma tiga tahun?" tanya Salvatierra dengan terheran-heran.

"Ya, kau 'kan tahu bagaimana sikap juri kalau melihat pria jangkung ganteng dan menarik," sahut Dave Decker.

Parmely menjelaskan bahwa setelah mengumpulkan fakta, mereka pergi ke rumah yang didiami oleh Ruza dan Lara. Saat itu sudah pukul 22.00. Di situ mereka mewawancarai kerabat-kerabat Lara. Kata mereka, Lara pergi tanpa membawa dompet, mobil, maupun barang-barang pribadinya.

Saat para detektif masih ada di situ telepon berbunyi. Mereka berpesan pada kerabat Lara agar jangan memberi tahu bahwa mereka ada di situ bila penelepon itu Terry Ruza.

Penelepon itu memang Ruza. Ruza bertanya kapan kerabat Lara akan meninggalkan rumahnya. Kerabat itu menjawab mereka akan segera pergi.

Kira-kira setengah jam kemudian telepon berdering lagi. Para detektif meminta agar telepon dijawab dengan mesin perekam saja. Peneleponnya memang memang Ruza juga, yang ingin tahu apakah kerabat Lara masih di situ atau sudah pergi.

Para detektif memeriksa seluruh rumah. Mereka tak menemukan apa-apa. Namun, jelas bahwa orang dewasa yang pergi meninggalkan rumah dengan keinginan sendiri tidak akan meninggalkan semua miliknya.

 

Dulu manis, sekarang galak

Kira-kira sejam kemudian, Terry Ruza muncul membawa seorang wanita, Nancy Peterson.

Detektif Parmely menanyai Ruza: kapan terakhir kali melihat Leona Lara, Ruza menjelaskan bahwa ia pelayan restoran di dua rumah makan eksklusif di San Diego. Jadi, ia jarang bertemu Leona. Terakhir kali pada pagi sebelumnya hari Leona dilaporkan hilang.

Katanya, sudah tiga tahun ia tinggal bersama Leona. Leona itu akuntan, tapi selama tiga tahun hidup bersamanya hanya setengah tahun wanita itu bekerja.

Mulanya Leona manis dan lemah lembut, cerita Terry Ruza. Tapi kemudian menjadi gembrot, galak, dan peminum. Leona selalu menelepon ke tempat kerjanya untuk menuduh yang bukan-bukan. Ia masih bertahan hidup bersama karena berutang beberapa ribu dolar kepada Leona. Uang itu ia pakai untuk membetulkan ranch-nya. Begitu utangnya lunas ia akan mengenyahkan Leona.

Wawancara berlangsung sampai lewat tengah malam. Ruza bersikap sangat menyenangkan. Penampilannya pun menarik: tinggi, tegap, berkumis, dan berambut lebat.

Ruza menawarkan diri kepada para detektif untuk mengantar mereka melihat-lihat tanah di sekeliling tempat tinggalnya yang luas keesokan harinya, kalau langit sudah terang. Saat itu baik para detektif maupun Ruza tidak menyebut-nyebut perihal hukuman penjara yang pernah ia alami maupun perihal istrinya.

Para detektif pamit pada Ruza setelah menerima undangan pria itu untuk kembali melihat-lihat pada siang hari.

"Dia mengundang kita untuk memeriksa kediamannya karena Leona Lara tidak ia sembunyikan di situ," kata Parmely kepada teman-temannya. Ia sudah yakin bahwa Ruza sudah membunuh Lara.

Sersan Curtis nyeletuk, "Kalau ia tidak yakin Lara tak akan kembali mana berani dia membawa pacar barunya ke rumah?"

 

Juri terpincut

Parmely dan rekan-rekannya meminta keterangan dari Riverside County, yaitu tempat Ruza membunuh istrinya. Diketahui bahwa menjelang pembunuhan itu hubungan suami-istri itu goyah. 

Ruza menggebuki istrinya sampai tewas di apartemen mereka di Palm Desert. Lalu jenazah wanita malang itu dibungkusnya dengan seprai dan diangkut dengan mobil ke gubuk peristirahatan mereka di Lake Arrowhead. Di situ si istri dikubur di lubang dangkal.

Keluarga istrinya melaporkan kehilangan Pam Ruza. Di kamar tidur Ruza ditemukan banyak darah. Sehelai seprai hilang. Detektif anak buah sheriff di Riverside minta izin kepada jaksa dan hakim untuk menggeledah gubuk di Lake Arrowhead. Di situ ditemukan palu, seprai, dan sebagian pakaian Pam di bawah lantai papan.

Lima hari setelah pembunuhan, ditemukan juga jenazah wanita berkat petunjuk bau dan lalat. Terry Ruza bersikeras orang lainlah yang membunuh istrinya. Ia tak tahu-menahu dan cuma dijadikan kambing hitam.

Pihak yang berwenang yakin Ruza bersalah dan bukti-buktinya cukup. Namun, juri percaya bahwa pemukulan yang dilakukan oleh Ruza didorong oleh kemarahan sesaat belaka. Jadi, hukuman yang diperoleh Ruza cuma tiga tahun.

Sekarang kita kembali ke kasus hilangnya Lara. Keesokan harinya Detektif Parmely dan rekan-rekannya memenuhi undangan Ruza untuk memeriksa rumah dan tanah sekeliling rumah Ruza. Seperti yang sudah mereka duga, mereka tak menemukan apa-apa. Ruza sudah lebih pandai daripada ketika di Riverside County: la pasti menghindari kesalahan-kesalahan yang dulu dibuatnya. 

 

Paraf lainnya

Dua hari setelah jenazah Lara ditemukan, dr. ‘Skip’ Sperber memastikan bahwa gigi jenazah sama dengan gigi Leona Lara yang catatannya diperoleh dari dokter gigi wanita itu. Kontrak penyewaan gudang diperiksa lagi. Walaupun penyewa memakai nama Philip Patterson, namun parafnya di lembaran kontrak adalah T G R. Terry Ruza bernama lengkap Terry Guy Ruza! 

Petugas yang melayani penyewa menggambarkan bagaimana rupa penyewa unit 59. Gambarannya cocok dengan penampilan Ruza. 

Masih ada lagi: peti tempat jenazah sama seperti yang didapati di rumah Ruza dan di salah sebuah restoran tempatnya bekerja. 

Para detektif anak buah sheriff memanggil Nancy Paterson untuk ditanyai. Ternyata wanita pacar baru Ruza itu datang dikawal oleh Terry Ruza.

Ruza diminta menunggu di luar. Nancy yang sudah tidak muda lagi mati-matian membela Ruza. la berteriak-teriak seperti histeris dan meninggalkan ruangan. Para detektif tidak bisa mencegahnya. Saat itu polisi sudah menyiapkan surat penangkapan atas Ruza. Sebelum Nancy sempat berbicara dengannya, Parmely menggertak Ruza. "Terry, Anda ditangkap karena membunuh Leona."

Kalau saja Ruza kabur saat itu, Parmely tidak berdaya. Ternyata Ruza tidak berbuat yang bukan-bukan. "Oke," katanya. 

Sungguh beruntung bagi detektif polisi Salvatierra, karena saat itu dalam saku Ruza ditemukan kunci unit 59. Namun, itu belum merupakan bukti bahwa ia pembunuh Lara. 

Ruza meminta didampingi pengacara dalam interogasi. Ia menolak memberi contoh tulisannya.

Beberapa hari berikutnya makin banyak bukti bisa dikumpulkan. Ketika foto Ruza ditambah sejumlah foto orang lain dijajarkan, para karyawan gudang langsung menunjuk foto Ruza tanpa ragu-ragu.

Rusa dihadapkan ke pengadilan bulan Desember 1988. Jaksa Dave Rattinca harus bekerja keras untuk menghadapi Terry Ruza yang pandai mengambil hati juri. Pria itu akhirnya tak bisa lain daripada mengaku membunuh Leona Lara. 

Karena Leona sudah tak bisa hadir di situ untuk membela diri, Terry Ruza dengan leluasa menggambarkannya sebagai wanita yang norak, murahan, dan pemabuk. Katanya, Leona datang kepadanya sambil menodongkan pistol ketika wanita itu tahu ia pacaran dengan Nancy. Ia terpaksa menembak Leona untuk membela diri. 

Jaksa menyanggah ceritanya. Menurut jaksa, untuk apa ia menyewa gudang dengan nama palsu tiga bulan sebelum peristiwa pembunuhan itu? Mengapa ia menyewa gudang yang jauhnya 50 km dari rumahnya, padahal antara kedua tempat itu ada 20 gudang lain? Bukankah ini menunjukkan bahwa sudah lama ia merencanakan pembunuhan atas Leona Lara?

Lagi pula tembakan dilepaskan tiga kali dari jarak dekat ke kepala korban. Jelas itu bukan membela diri. Jaksa membeberkan bukti satu-persatu dan mengatakan terdakwa jelas melakukan pembunuhan tingkat pertama.

Namun, juri sempat cukup terpikat oleh Ruza dan tanggal 13 Desember 1988 mereka menyatakan terdakwa melakukan pembunuhan tingkat kedua atau pembunuhan yang tak direncanakan. 

Jaksa minta kesempatan berbicara dengan para juri untuk mengetahui apa yang menyebabkan mereka yakin bahwa Terry Ruza tidak merencanakan pembunuhan atas Leona Lara. Tak seorang juri pun berani menghadapinya, mereka buru-buru kabur dari pengadilan.

Tanggal 27 Januari 1989, Hakim David Gill menjatuhkan hukuman 22 tahun penjara atas Guy Ruza.

(Joseph N. York)

" ["url"]=> string(64) "https://plus.intisari.grid.id/read/553308911/mayat-di-dalam-peti" } ["sort"]=> array(1) { [0]=> int(1654279570000) } } }