array(1) {
  [0]=>
  object(stdClass)#49 (6) {
    ["_index"]=>
    string(7) "article"
    ["_type"]=>
    string(4) "data"
    ["_id"]=>
    string(7) "3350093"
    ["_score"]=>
    NULL
    ["_source"]=>
    object(stdClass)#50 (9) {
      ["thumb_url"]=>
      string(113) "https://asset-a.grid.id/crop/0x0:0x0/750x500/photo/2022/06/28/jaksa-itu-ditembak-di-depan-pint-20220628020415.jpg"
      ["author"]=>
      array(1) {
        [0]=>
        object(stdClass)#51 (7) {
          ["twitter"]=>
          string(0) ""
          ["profile"]=>
          string(0) ""
          ["facebook"]=>
          string(0) ""
          ["name"]=>
          string(13) "Intisari Plus"
          ["photo"]=>
          string(0) ""
          ["id"]=>
          int(9347)
          ["email"]=>
          string(22) "plusintisari@gmail.com"
        }
      }
      ["description"]=>
      string(137) "Seorang wanita mengacungkan senjata ke arah seorang jaksa yang piawai dalam menangani kasus obat bius. Apa motif di balik penembakan ini?"
      ["section"]=>
      object(stdClass)#52 (7) {
        ["parent"]=>
        NULL
        ["name"]=>
        string(8) "Kriminal"
        ["description"]=>
        string(0) ""
        ["alias"]=>
        string(5) "crime"
        ["id"]=>
        int(1369)
        ["keyword"]=>
        string(0) ""
        ["title"]=>
        string(24) "Intisari Plus - Kriminal"
      }
      ["photo_url"]=>
      string(113) "https://asset-a.grid.id/crop/0x0:0x0/945x630/photo/2022/06/28/jaksa-itu-ditembak-di-depan-pint-20220628020415.jpg"
      ["title"]=>
      string(33) "Jaksa Itu Ditembak di Depan Pintu"
      ["published_date"]=>
      string(19) "2022-06-28 14:04:29"
      ["content"]=>
      string(29223) "

Intisari Plus - Ketika membuka pintu, seorang wanita mengacungkan senjata ke arah Gene Berry. Berry dikenal sebagai jaksa yang piawai dalam menangani kasus obat bius. Apa motif di balik penembakan ini?

------------------

Hari Sabtu, 16 Januari 1982. Rembang petang berubah menjadi gelap di pantai barat daya Florida. Bersamaan dengan itu terdengar bunyi empat tembakan di daerah Charlottte Harbor. Letusan itu bergema sampai ke seberang muara Peace River yang lebar dan lenyap ditelan Teluk Meksiko. 

Penduduk yang keheranan mengintip lewat pintu dan jendela mereka di Melbourne Street. Mereka melihat seorang wanita berpakaian olahraga berwarna biru sedang joging. Wanita itu berteriak kepada mereka, "Panggil polisi!"

Sesaat kemudian, pukul 06.30, telepon berdering di kantor kepala polisi Charlotte County di seberang sungai di Punta Gorda. "Cepat datang ke rumah Gene Berry! Cepatlah!" Wanita itu memohon dengan suara yang membuat cemas.

Para wakil sheriff tahu alamat Eugene C. Berry yang adalah seorang pembantu jaksa negara bagian Florida, karena ia dikenal baik oleh para petugas hukum setempat. Di usianya yang ke-46 ia dihargai karena kebolehannya menangani kasus-kasus obat bius. Pada tahun 1981, jaksa berhidung mancung dan berambut putih itu menangani 33 kasus dan menangkan 27 di antaranya. 

Tetapi pada hari keenam belas dari tahun 1982 itu tubuhnya terbujur tidak bernyawa di muka rumahnya yang berpagar di Peace River. Dia ditembak oleh sang pembunuh yang siap dengan senjata di tangan pada saat ia baru saja membuka pintu rumah.

Sebentar saja para tetangga dan polisi sudah berdatangan. Orang berdatangan lebih banyak lagi setelah berita itu disiarkan melalui radio dan telepon. Sersan Dave Lucas diserahi tugas menyelidiki tempat kejadian. 

Kantor sheriff Lee County di Fort Myers mengirim beberapa penyelidik ke tempat kejadian dipimpin Sersan Jim Drake. Sedangkan para penyidik dari kejaksaan pimpinan Chief Investigator Ralph Cunningham bertanggung jawab atas penyidikan seluruhnya.

Raga Berry terbaring tertelentang di lorong antara pintu rumah dan ruang duduk. Dua buah luka kecil akibat peluru terdapat di lehernya dan sebuah tembakan fatal menembus jantungnya. Sedangkan peluru keempat tak mengenai korban, melainkan bersarang di tembok. Peluru itu berasal dari revolver kaliber 38, yang biasa dipakai untuk latihan menembak.

Tembakan-tembakan itu terdengar oleh janda Berry, tetapi ia tidak melihat penembakan tersebut. Kata wanita itu, suaminya sedang duduk santai di kursi sandar, menonton TV dan dia sendiri asyik membaca buku, ketika bel di pintu depan berdering. Sambil menggendong anjingnya Berry menuju ke pintu depan.

Terdengar pintu depan dibuka, lalu suara Berry, "Hai, apa kabar?" Nada bicaranya mengesankan bahwa tamunya seorang wanita yang dikenal. 

Sapaan sopan Berry ternyata dijawab dengan empat letusan pistol. Janda Berry segera memutar nomor telepon kantor sheriff dan tim pertolongan darurat. Hingga bantuan datang, janda malang itu terus berada di sisi mayat suaminya dengan penuh duka cita.

Letak mayat dan posisi peluru di tembok yang membentuk sudut 45 derajat menunjukkan peluru pertama ditembakkan dari luar pintu, sedangkan tiga berikutnya dari ruang dalam, yaitu setelah Berry berusaha meloloskan dirinya, tetapi dibuntuti pembunuhnya. Banyak penduduk setempat yang mendengar tembakan-tembakan itu, tetapi tak seorang pun melihat seseorang yang mencurigakan di pintu depan rumah Berry yang tersembunyi di balik halaman yang dipagari dengan tumbuhan rimbun.

Hanya saja, beberapa saat setelah penembakan, beberapa tetangga melihat seorang wanita yang berjoging ke arah timur beberapa meter dari arah timur rumah Gene Berry. Beberapa di antara mereka mendengar wanita itu berteriak agar memanggil polisi. Mungkin dia telah melihat sesuatu.

Tak seorang pun sanggup mengenali kembali wanita itu ke mana perginya. Ciri-cirinya: bertubuh besar, tinggi sekitar 165 - 175 cm, beratnya sekitar 65 kg, berpayudara besar, pinggulnya lebar, warna rambutnya gelap dan berpakaian joging berwarna biru.

Pemeriksaan di rumah itu tak menghasilkan apa-apa, kecuali keempat peluru. Itu pun tak ada artinya tanpa menemukan senjatanya.

 

Dibantu komputer

Tentu saja, orang pertama yang dicurigai adalah istri korban. Tetapi dengan lekas janda Berry lepas dari kecurigaan para penyelidik. Apakah korban mempunyai musuh? Karena korban adalah jaksa yang berhasil, Gene Berry tentu mempunyai banyak musuh, musuh-musuh yang dimasukkannya ke dalam penjara, dan banyak lagi yang khawatir akan mendekam di penjara. 

la bukan hanya akan menjadi duri dalam daging para pedagang besar narkotik, Gene Berrry juga merupakan asisten yang amat berharga bagi jaksa terkemuka, Joseph D'Alessandro. D'Alessandro dan asisten kepalanya, Donald Pellechia, bertekad bekerja sama siang-malam sampai menemukan pembunuh Berry dan menggiringnya ke belakang jeruji penjara.

Satuan tugas gabungan terdiri atas orang-orang kejaksaan dan polisi yang jumlahnya 33 orang dibagi menjadi dua giliran waktu. Masing-masing bekerja dua belas jam per harinya. 

Karena mendapat tugas khusus dalam kasus bidang obat bius, kemungkinan besar pembunuhan atas diri Berry ini ada hubungannya dengan dunia obat bius atau mereka yang pernah dihukum atau dituntut. Satuan tugas bekerja dengan rencana yang saksama dan dibantu dengan komputer.

Komputer membantu para detektif untuk: 

  1. Mencatat semua orang yang dituntut Berry 18 bulan terakhir dan semua keluarga mereka serta alamat dan nomor telepon mereka. 
  2. Mengumpulkan nama, alamat, nomor, dan SIM mobil semua orang yang terdaftar di motel setempat selama 30 hari ini. 
  3. Menyusun daftar semua penumpang yang datang dan pergi dengan pesawat terbang dalam waktu 30 hari terakhir. 
  4. Menyusun nama-nama mereka yang menyewakan kendaraan di sekitar daerah ini dalam waktu yang sama. 
  5. Mencatat daftar interlokal dari telepon umum dalam waktu yang sama, juga nomor yang dihubungi dan yang membayar interlokal. 
  6. Mengumpulkan daftar mereka yang mentransfer atau menerima uang ke atau dari daerah itu 30 hari terakhir. 
  7. Mengumpulkan daftar orang yang membeli senjata 38 mm atau amunisi dari toko-toko senjata di daerah itu dalam 30 hari terakhir. 
  8. Memasukkan ketujuh daftar tersebut ke dalam komputer dan menanyakan pendapat komputer. 
  9. Menahan pembunuh yang ditunjuk dan menuntutnya.

Tentu saja pada penyelidik tahu, persoalan takkan terpecahkan semudah itu. Tetapi dengan pertolongan komputer, setidak-tidaknya ditemukan satu orang atau lebih yang punya motif untuk membunuh Gene Berry.

Tugas rutin polisi termasuk menanyai penghuni penjara. Sering dalam penjara, mereka membicarakan kejahatan rekan lainnya. Mereka akan senang memberi ‘sumbangan’ pada polisi bila itu bisa meringankan hukuman mereka.

Satu hal diketahui para penyelidik itu dari para narapidana tentang Gene Berry. Laki-laki itu lebih ditakuti daripada dibenci oleh para penjahat obat bius.

Kebencian yang dalam sebenarnya adalah kepada Connie Dillman (25), seorang wanita informan profesional yang punya peranan penting dalam banyak kasus Berry. Berry memang ditakuti sebagai penuntut yang ulet dan efisien, tetapi di penjara tak pernah terdengar rencana membunuhnya.

Sebaliknya, Connie Dillman amat dibenci sebagai seorang pengkhianat dan membereskan Connie merupakan bahan pembicaraan hangat.

Yang paling banyak berbicara mengenai hal ini adalah Stephen Vance Taylor (29). Ia penghuni Penjara Charlotte County dan sedang menunggu diadili karena tuduhan menjual kokain. Malangnya, ia menjualnya kepada Connie Dillman. Wanita ini jadi saksi utama kalau Taylor diadili nanti. Karena itu, Taylor menghendaki wanita ini mati sebelum ia diadili. Sidang pengadilan dijadwalkan pada hari Senin, 18 Januari. Kematian Connie akan meruntuhkan tuduhan, sedangkan kematian Berry hanya akan menunda sidang pengadilan. Jadi, Taylor tidak termasuk orang yang dicurigai.

 

Teman wanitanya bertubuh besar

Dalam penjara, Taylor berteman dengan seorang pria asal Lexington, Kentucky, yang oleh Berry dituntut karena menyelundupkan mariyuana. Pada bulan Oktober pria ini dijatuhi hukuman penjara 45 tahun dan denda AS $ 210.000. Tetapi pada tanggal 23 Desember ia meminjami Taylor uang sebanyak AS $ 12.000 agar Taylor dapat bebas pada hari-hari Natal.

Namun Taylor termasuk dalam salah satu dari tujuh daftar komputer. Pada tanggal 29 Desember ia menerima uang dari Bonnie Lee Kelly lewat Western Union di Lexington sebanyak AS $ 500. Pada tanggal 31 Desember, dari Sarasota, Taylor terbang ke Lexington, kira-kira 45 mil di utara Punta Gorda.

Dalam salah satu pemeriksaan rutin, didapatkan bahwa Taylor masih tetap berada di Lexington pada malam kejadian. Sesungguhnya ia terluka kecil dalam suatu kecelakaan mobil pada hari Minggu, pukul 02.17, dan berada di rumah sakit sampai hari Senin sore. Ini dicek oleh para petugas polisi, yang menyelidiki keadaan dan menanyai Taylor bersama seorang kawan wanitanya di rumah sakit.

Menurut polisi, wanita itu bernama Bonnie Lee Kelly. Usianya kira-kira 30 tahun, berbadan besar, tinggi 162 cm, berat 62 kg, dan berpayudara besar. Coklatkah rambutnya? Tidak. Dia berambut pirang keputihan dan amat berbau cat rambut. Kata wanita itu, dia pada malam minggu berada di Lexington dan berani menjamin bahwa Taylor juga ada di situ. Kecuali rambutnya yang bau cat rambut itu, gambaran Ny. Kelly mirip betul dengan gambaran mengenai wanita yang berjoging di depan rumah Berry sesaat setelah Berry dibunuh.

Nama Ny. Kelly juga muncul dalam daftar dalam komputer. Pada tanggal 13 Januari, pukul 12.09, Bonnie Kelly menyewa sebuah mobil di Bandara Fort Myers dan mengembalikannya pukul 06.05 tanggal 14, walaupun namanya tidak muncul dalam daftar nama penumpang pesawat udara. Tetapi sebuah pesawat dari Knoxville, Tennessee, tiba beberapa menit sebelum ia menyewa mobilnya pada tanggal 14. Pada dua penerbangan tersebut terdaftar nama Ny. Cheryl Gee.

Nama kecil Bonnie Kelly adalah Gee. Komputer telepon menunjukkan sejumlah hubungan telepon antara nomor telepon Ny. Kelly di Lexington dengan macam-macam telepon umum di daerah Sarasota - Punta Gorda - Fort Myers.

Semua daftar penumpang untuk tanggal 15,16,17 Januari diteliti dengan amat cermat. Satu-satunya orang yang datang dan pergi dari Lexington yang tidak berhasil diidentifikasi, ditemukan, dan dikesampingkan adalah Brenda Rankin.

Wanita ini tiba di Bandara Fort Myers dari Lexington pukul 02.43 pada tanggal 16 Januari, lalu berangkat kembali menuju Lexington dari Bandara Sarasota pada tanggal 17. Inilah yang membuat dirinya jadi perhatian, terlebih-lebih lagi mengingat Bonnie Kelly bepergian dengan menggunakan nama palsu.

Nama Rankin muncul hanya pada satu daftar komputer lain dan tidak kelihatan penting. Pada tanggal 16, pukul 03.30 ada pasangan yang mendaftarkan diri pada sebuah motel di Fort Myers dengan nama Joe Rankin dan memberikan alamatnya di Ashland, Carolina Utara. 

Setelah ketujuh daftar dimasukkan ke komputer, para penyelidik menambahkan daftar kedelapan, yaitu daftar data hubungan telepon Bonnie Kelly dan kenalan-kenalannya. Komputer menunjukkan pola percakapan telepon antar daerah itu dengan pelbagai telepon di Lexington yang tak ada hubungannya dengan Bonnie Kelly, termasuk telepon-telepon umum di dekat rumahnya. Hal itu tentu saja menarik dan bisa dikatakan mencurigakan, tetapi tidak membuahkan apa-apa kecuali bahwa Ny. Kelly banyak berbicara dengan kawan-kawannya dan dia mempunyai seorang suami di penjara Florida.

Selain itu komputer penolong ini masih memberi sejumlah petunjuk. Para detektif dibuat repot dan frustrasi, karena dihadapkan pada hampir 48.000 hubungan telepon yang menurut komputer patut dicurigai dan harus diselidiki. Tidak jarang hubungan telepon yang mereka lacak itu ternyata cuma dilakukan oleh para usahawan atau keluarga-keluarga yang sedang berlibur.

Seminggu kemudian, Bonnie Kelly dan Vance Taylor tinggal satu-satunya yang harus dicurigai, meskipun tetap belum ada bukti untuk menuntut mereka.

 

Mungkin dia Ny. Randall

Kemudian ada kabar dari kepolisian Lexington bahwa Bonnie Kelly dan Taylor waktu itu sedang menuju ke Utara. Mereka pergi dengan mobil Dodge Ram Charger warna hijau gelap tahun 1980 milik Bonnie. Agen-agen polisi Florida Selatan diperintahkan mencari kendaraan yang dimaksud.

Hari Selasa, 26 Januari, mobil Dodge yang namanya terdaftar atas nama Bonnie Kelly tampak diparkir di sebuah motel di North Port, sekitar 32 km utara dari Punta Gorda di Tamiami Trail. Manajer motel yang dihubungi dengan telepon mengatakan tidak ada nama Bonnie Lee Kelly terdaftar di situ. Tidak juga nama Stephen Vance Taylor.

Lalu bagaimana dengan wanita yang berambut pirang, berbadan besar, berdada besar, dan berpinggul lebar? 

Mungkin saja wanita itu adalah Cheryl Randall dari Fayetteville Georgia. Namun mobilnya didaftar sebagai Chevrolet. Manajer motel itu memang melihat ada sebuah Ram Charger hijau gelap diparkir di depan kamar Ny. Randall. Kamar no. 37. Beberapa polisi begadang mengawasi Dodge dan kamar no. 37.

Hari Rabu, pukul 09.00, Bonnie Kelly meninggalkan kamarnya sebentar untuk menelepon kawan-kawannya lewat telepon umum.

Pukul 11.00 dia keluar lagi. Kali ini dikawani oleh Vance Taylor. Dari balik jaket Vance Taylor mengintip barang yang kelihatannya sepucuk senjata. Mereka naik ke mobil Dodge tersebut dan meluncur, diikuti beberapa petugas dengan beberapa mobil bergantian dari jarak agak jauh.

Selanjutnya Sersan Dave Lucas dari kepolisian dan Ralph Cunningham, kepala penyelidikan dari kejaksaan, ikut membuntuti Ny. Kelly dan Ralph yang beberapa kali berhenti sepanjang perjalanan ke sebuah bar. Di sini mereka berhenti selama satu jam, kemudian menuju ke sebuah motel. Nampaknya mereka menemui seseorang. Pukul 15.20 Taylor seorang diri meninggalkan motel dan pergi mengendarai mobil Dodge. Lucas dan Cunningham terus menguntit di belakang.

Pukul 16.25 Taylor menemui dua orang wanita. Yang seorang dikenali polisi sebagai pedagang obat bius jalanan, berpraktik di sebuah rumah makan. Mereka bertiga menghabiskan dua jam berkendaraan, berhenti, tukar kendaraan, dan terus-menerus bertindak dengan amat hati-hati sampai-sampai Lucas dan Cunningham berpikir sedang terjadi transaksi penjualan obat bius.

Pukul 18.50 sekali lagi Taylor seorang diri dalam Dodge-nya. Lucas dan Cunningham menariknya ke luar mobil. Mereka mengambil pistol otomatis yang dibawa Taylor di badannya. Ditemukan juga tablet Quaalude. Di sela kursi depan mobil itu, yang sebagian diselubungi, polisi melihat bagian dari tiga senjata api lainnya. 

Taylor kemudian ditahan, karena membawa senjata gelap. la dipenjarakan. Bonnie ditanyai, tetapi menyangkal terlibat dalam tindak kriminal. la dibebaskan. Taylor pun segera membayar uang jaminan dan bergabung kembali dengan Bonnie Kelly.

 

Ganti si Tikus Kecil

Lucas dan Cunningham mendapat surat kuasa untuk memeriksa mobil Ram Charger milik Bonnie Kelly. Di samping senjata api dan sejumlah amunisi, mereka menemukan sepasang sepatu wanita berwarna biru, perlengkapan pewarna rambut, dan sejumlah guntingan koran tentang kasus penyelundupan mariyuana. Meskipun tidak bisa dipakai sebagai alasan untuk menangkap seseorang dengan tuduhan membunuh, tetapi temuan itu cukup menarik.

Bonnie Kelly dan Vance Taylor menyeberangi Semenanjung Florida ke Fort Lauderdale, menyewa mobil dan terlibat urusan obat bius seperti biasa yang kemudian menyeret mereka ke dalam tahanan pada tanggal 8 Februari dengan tuduhan membawa senjata gelap.

Sekali ini Bonnie menyembunyikan pistol kaliber 38 di pahanya. Tetapi ia membayar tebusan AS $ 1.000 dan bebas pulang kembali ke rumahnya di Lexington. Sedangkan Taylor kali ini tidak bisa bebas. Dia terus berada di Penjara Charlotte County di Punta Gorda.

Pada tanggal 19 Maret Taylor diadili untuk perkara penjualan kokain. Gene Berry sudah tak ada lagi, tetapi Connie Dillman masih hidup untuk menjadi saksi. Ditambah banyak hal yang membebani kepalanya, nampaknya masa depannya suram. Pada minggu kedua bulan April dia memutuskan untuk buka mulut. Pengacaranya menghubungi kantor kejaksaan negara bagian.

"Rasanya saya seperti mau meledak dan saya seperti ingin menceritakan segala-galanya," demikian pengakuan Taylor. 

Tentang apa? "Pembunuhan Gene Berry. Connie Dillman-lah sasaran sesungguhnya, tetapi polisi menyembunyikan orang itu dengan amat baik. Kalau si Tikus Kecil itu tak bisa didapatkannya, maka penuntut itulah yang harus jadi korban cadangan."

Siapa sesungguhnya yang membunuh Gene Barry? 

"Bonnie Kelly." 

Menurut Taylor, dia dan Bonnie menjadi sepasang kekasih juga teman bisnis, sejak Desember lalu, tidak lama sesudah dia keluar dari penjara dengan uang AS $ 12.000 dari Kelly.

Menurut Bonnie, dia benci sekali kepada Gene Berry, karena Berry antara lain memasukkan suaminya ke penjara. Tetapi yang lebih mengkhawatirkan Taylor adalah Connie Dillman. Bonnie setuju akan membunuh Connie. Mereka tidak tahu di mana Connie berada, tetapi tahu bahwa Connie ditugaskan memberikan pernyataan di bawah sumpah pada tanggal 13 Januari nanti dan jadi saksi dalam persidangan Taylor pada tanggal 18.

Tanggal 13 Bonnie terbang ke Fort Myers dengan nama Cheryl Gee, menyewa kendaraan, dan pergi ke gedung Pengadilan Charlotte County di Punta Gorda. Diawasinya wanita itu. Dibuntuti dengan maksud akan membunuhnya. Tetapi kemudian niat itu dibatalkan ketika dia menyadari bahwa beberapa laki-laki yang mengawal Connie adalah detektif. Bonnie kembali ke Lexington dan berdua dengan Taylor menyusun rencana baru. 

Mereka memutuskan lain waktu Bonnie akan minta bantuan orang lain di Florida. Untuk itu Taylor menghubungi kawan yang dikenalnya sewaktu dipenjarakan, Richard Holliman (26). Taylor sengaja melukai dirinya dan pura-pura mengalami kecelakaan mobil pada tanggal 16 malam. Dengan demikian, sidangnya akan diundur bila misi pembunuhan yang akan dilakukan Bonnie gagal. Kecelakaan itu juga bisa dijadikan alibi bila misi Bonnie berhasil.

Taylor bersikap hati-hati. la menyembunyikan identitas Bonnie dari Holliman. Kepada Holliman, Bonnie yang dibantunya untuk membunuh Connie itu dikatakannya bernama Brenda Rankin. Nama itu juga yang digunakan di Bandara Fort Myers, di mana Holliman harus menemuinya pada hari Sabtu, tanggal 16, sekitar pukul 02.30 - 03.00.

Hari Sabtu itu Taylor melewati hari yang menyenangkan di pegunungan. Lalu ia kembali ke rumah Bonnie untuk menunggu telepon dari Bonnie sebelum melaksanakan ‘kecelakaan’. Bonnie meneleponnya pukul 23.00 dari sebuah telepon umum di lobi Hotel Holiday Inn di Sarasota.

Kata Bonnie, karena Connie tak dapat ditemukan, maka ... Gene Berry-lah yang dibunuh sebagai pengganti.

 

Melukai diri sendiri

Taylor menelepon Holliman di kamar 422 hotel itu. Apa betul Bonnie telah membunuh Gene Berry? Holliman tidak menyaksikannya, tetapi ia memang mendengar beberapa tembakan. Taylor minta Holliman untuk pergi ke telepon umum di dekat rumah Bonnie Kelly guna memberikan keterangan yang lebih mendetail kepadanya. 

Tidak lama sesudah pukul 02.00, Minggu, Taylor melukai dirinya sendiri dengan pisau silet dan kertas amplas, menabrakkan mobilnya ke tiang listrik, dan minta dirawat di rumah sakit. Sekitar pukul 08.00 Bonnie pulang ke Lexington. 

Dengan demikian maka wajarlah kalau komputer merekam data-data sebagai berikut:

29 Desember: Bonnie Kelly mengirim AS $ 500 kepada Taylor dari Lexington. 

31 Desember: Taylor terbang ke Lexington dari Sarasota.

13 Januari: Cheryl Gee tiba di Fort Myers dari Knoxville pukul 12.03. Pukul 12.09, Bonnie Kelly menyewa kendaraan di Bandara Fort Myers.

14 Januari: Bonnie Kelly mengembalikan mobil pinjamannya pukul 06.05 dan pukul 07.00 Cheryl Gee berangkat dengan pesawat terbang dengan tujuan Lexington.

16 Januari: Brenda Rankin datang di Fort Myers dari Lexington pukul 02.43. Pukul 03.13 ia menelepon ke kediaman Kelly di Lexington lewat telepon umum. Tujuh belas menit kemudian Joe Rankin mendaftar di sebuah motel di Fort Myers. Pukul 09.05 ia menelepon lagi ke kediaman Kelly.

Pukul 18.40, Eugene C. Berry mati tertembak di rumahnya di Charlotte Harbor. 

Pukul 22.46, Richard Holliman mendaftarkan diri di Holiday Inn, Sarasota. Selanjutnya ada sejumlah hubungan telepon dari kamar penginapan, telepon di lobi, rumah Kelly di Lexington, dan telepon umum di dekat rumah Kelly. 

17 Januari: Brenda berangkat dari Bandara Sarasota pukul 08.17, menuju Lexington.

 

Masih kenal saya?

Pada tanggal 12 April Bonnie Lee Kelly ditahan di Lexington dan Richard Eugene Holliman di Florida.

Holliman mendapat tawaran yang sama dengan Vance Taylor dari pihak yang berwenang. Mereka akan mengaku bersalah melakukan pembunuhan tanpa rencana dan memberi kesaksian yang memberatkan Bonnie Kelly. Sebagai imbalan, tuduhan-tuduhan lain terhadap mereka ditiadakan.

Melakukan pembunuhan tanpa rencana bisa menyebabkan mereka dijatuhi hukuman penjara seumur hidup, tetapi tanpa batas waktu minimum untuk bisa mengajukan permohonan mendapat kebebasan bersyarat. Holliman setuju.

Menurut Holliman, Brenda Rankin - yang dari foto kemudian diketahuinya adalah Bonnie Kelly - membayarnya AS $ 1.000 sebagai upah menjemput di Bandara Fort Myers dan setelah itu mereka mendaftarkan diri di sebuah motel kecil. Ketika itu hari Sabtu, 16 Januari, antara pukul 02.03 - 03.00. Bonnie yang mengisi pendaftaran. Rupanya ia mendaftarkan Holliman sebagai Joe Rankin.

Holliman menceritakan betapa ia telah menghabiskan tanggal 16 itu dengan mengantarkan Bonnie Kelly berkeliling di daerah Punta Gorda untuk mencari dengan sia-sia Connie Dillman. Akhirnya, Bonnie Kelly menuju daerah sekitar rumah Gene Berry dan lewat di depan rumahnya. Kemudian mereka pergi ke sebuah pusat pertokoan, di mana Bonnie membeli sebuah baju olahraga biru, sepasang sepatu sport biru, dan selotip hijau. Benda terakhir itu akan digunakan untuk mengubah nomor mobil. Setelah melapisi pakaian biasa dengan pakaian olahraga itu, Bonnie dan Holliman kembali ke rumah Gene Berry.

Holliman membiarkan Bonnie turun mendekati rumah Gene Berry, mematikan lampu depan mobil mereka, dan mobil berjalan pelan sementara Bonnie berjoging. Dia tidak menyaksikan penembakan itu, tetapi mendengarnya, lalu menjemput Bonnie.

Menurut laki-laki itu juga, Bonnie bercerita bahwa ia memijat bel rumah Gene Berry sambil menggenggam revolver kaliber 38 di balik punggungnya. Dengan memeluk anjingnya Berry membuka pintu. "Masih ingat saya?" tanya Bonnie. Dia menodongkan senjatanya dan menembakkannya. Berry berbalik melarikan diri, tetapi dikejar terus oleh Bonnie sambil menembak. 

"Dia mati?" tanya Holliman. 

"Saya tidak tahu," jawab Bonnie, "tetapi mestinya ia mati. Tembakan terakhir itu mematikan. Darah menyembur di mana-mana.”

Dalam perjalanan ke tempat penginapan di Sarasota, Bonnie membuang pakaian olahraga, sarung tangan, dan senjatanya ke sebuah kali kecil. Holliman sudah tidak ingat lagi di mana persisnya. Hari Minggu paginya, dia mengantarkan wanita itu ke Bandara Sarasota. Sekitar pukul 08.00 Bonnie berangkat menuju Lexington.

Pada tanggal 5 Mei, secara resmi Vance Taylor dan Holliman mengaku bersalah melakukan pembunuhan tanpa rencana. Keputusan hukuman terhadap mereka ditunda sampai mereka selesai memberi kesaksian dalam sidang yang mengadili Bonnie Kelly. Bonnie dituduh melakukan pembunuhan berencana. Bonnie sendiri mengaku tidak bersalah.

Jaksa Donald Pellechia mengajukan 86 orang saksi dan 60.000 bukti-bukti konkret yang kebanyakan adalah dokumen.

Pada tanggal 20 Mei 1983 Bonnie Lee Kelly dinyatakan bersalah melakukan pembunuhan yang direncanakan terhadap Eugene C. Berry.

Empat hari kemudian, juri mengusulkan hukuman penjara seumur hidup yang minimum harus dijalani 25 tahun sebelum bisa dibebaskan dengan bersyarat. Hakim James R. Adams menerima usul ini.

Suami Bonnie yang dijebloskan ke penjara oleh Jaksa Gene Berry karena dianggap menyelundupkan mariyuana, malah kemudian dibebaskan oleh pengadilan banding. (Terrel W. Ecker)

" ["url"]=> string(78) "https://plus.intisari.grid.id/read/553350093/jaksa-itu-ditembak-di-depan-pintu" } ["sort"]=> array(1) { [0]=> int(1656425069000) } } }