array(1) {
  [0]=>
  object(stdClass)#49 (6) {
    ["_index"]=>
    string(7) "article"
    ["_type"]=>
    string(4) "data"
    ["_id"]=>
    string(7) "3258547"
    ["_score"]=>
    NULL
    ["_source"]=>
    object(stdClass)#50 (9) {
      ["thumb_url"]=>
      string(113) "https://asset-a.grid.id/crop/0x0:0x0/750x500/photo/2022/04/28/mayat-di-atas-pancuran_akshay-na-20220428084149.jpg"
      ["author"]=>
      array(1) {
        [0]=>
        object(stdClass)#51 (7) {
          ["twitter"]=>
          string(0) ""
          ["profile"]=>
          string(0) ""
          ["facebook"]=>
          string(0) ""
          ["name"]=>
          string(13) "Intisari Plus"
          ["photo"]=>
          string(0) ""
          ["id"]=>
          int(9347)
          ["email"]=>
          string(22) "plusintisari@gmail.com"
        }
      }
      ["description"]=>
      string(128) "Helen tak kunjung terlihat atau pulang ke rumahnya, sebelum akhirnya mayatnya ditemukan mengenaskan dengan baju compang-camping."
      ["section"]=>
      object(stdClass)#52 (7) {
        ["parent"]=>
        NULL
        ["name"]=>
        string(8) "Kriminal"
        ["description"]=>
        string(0) ""
        ["alias"]=>
        string(5) "crime"
        ["id"]=>
        int(1369)
        ["keyword"]=>
        string(0) ""
        ["title"]=>
        string(24) "Intisari Plus - Kriminal"
      }
      ["photo_url"]=>
      string(113) "https://asset-a.grid.id/crop/0x0:0x0/945x630/photo/2022/04/28/mayat-di-atas-pancuran_akshay-na-20220428084149.jpg"
      ["title"]=>
      string(22) "Mayat di Atas Pancuran"
      ["published_date"]=>
      string(19) "2022-04-28 20:42:04"
      ["content"]=>
      string(34744) "

Intisari Plus - Helen berpamitan dari operanya karena kurang enak badan. Namun, Helen tak kunjung terlihat atau pulang ke rumahnya, sebelum akhirnya mayatnya ditemukan mengenaskan dengan baju compang-camping dan tersangkut pada sebuah pancuran.

----------------------------

Malam itu Rudolf Nureyev yang termasyhur menari di Metropolitan Opera House di New York City. Selain Nureyev, ada dua bintang lain, yaitu Valery Panov dan istrinya, Galina Panova.

Pukul 21.29 setelah pas de deux dari Don Quixote selesai ditarikan oleh Panov dan Panova, pemain biola bernama Helen Hagnes Mintiks (30) menaruh biolanya di bawah kursi karena orkes tidak diperlukan untuk pertunjukan berikutnya, Five Tangos, yang akan diiringi musik dari rekaman.

Helen berjanji akan pergi minum bersama seorang pemain biola lain, Alice Montoya. Namun ketika dua wanita itu bertemu di kamar penitipan pakaian, Helen bilang ia sudah tidak jadi pergi minum, karena rasanya kurang enak badan. Selain itu ia juga perlu berbicara sebentar dengan Panov.

Helen bukan wanita cantik. Wajahnya cukup menarik, cuma saja ekspresinya terlalu serius. Yang paling menarik ialah rambutnya yang pirang, tebal, dan ikal.

Helen dilihat temannya menaiki tangga menuju tingkat yang lebih atas, karena ia akan mencari Panov di tempat ganti pakaian penari itu. Pukul 21.45, tanggal 23 Juli 1980 itu, ia dilihat seorang penari balet muncul bersama seorang pria dari lorong di belakang kamar pakaian tingkat itu. Kelihatannya mereka seperti sedang berdiskusi.

Mereka berhenti di muka lift, tempat wanita penari balet itu menunggu lift. Helen berkata kepada penari yang mengenakan pakaian latihan itu bahwa ia tidak tahu jalan di bagian gedung ini. 

Ia juga bertanya apakah penari itu ikut dalam pertunjukan malam itu. Apakah Panov sibuk? Apakah tepat untuk mengadakan pembicaraan dengan Panov saat itu? Apakah Panov bisa berbahasa Inggris?

Lift tiba, Helen bertanya tingkat mana yang harus ditujunya. Pria yang bersama mereka menjawab entah dua entah tiga. Pintu lift tertutup. Di tingkat C, yaitu basement ketiga, balerina itu keluar dari lift untuk pergi ke tempat latihan. Helen berada berdua saja dengan pria itu di dalam lift.

 

Suaminya aneh 

Helen ternyata tidak pemah kembali ke tempat duduk nya di panggung orkes.

Donald MacCourt yang bertugas mengurusi orkes menyadari ketidakhadiran Helen dan melapor kepada Antonia Sunderland, asisten manajer gedung opera yang bertugas malam itu. Sunderland mengerahkan orang-orangnya untuk mencari Helen dengan saksama di belakang panggung, tetapi mereka tidak berhasil menemukannya.

MacCourt menelepon ke apartemen Helen di West Seventy Fifth Avenue, tetapi tidak ada orang. Jadi ia meninggalkan pesan pada mesin penjawab telepon. Pada saat yang bersamaan, Janis Mintiks, suami Helen, menelepon ke apartemennya. Telepon di rumahnya sedang menjawab MacCourt, sehingga dikiranya istrinya sudah pulang dan sedang mengadakan pembicaraan dengan orang lain.

Sebelum menelepon, Janis Mintiks sia-sia menunggu istrinya keluar dari gedung opera. Jadi, Janis pulang. Istrinya ternyata belum ada di apartemennya. Kemudian tiga orang rekan istrinya datang mencari Helen. Ketika itu sudah pukul 01.00, hari Kamis. Karena merasa khawatir, Janis menelepon polisi di 20th Precint.

Polisi mencari di berbagai restoran dan bar dekat tempat itu, juga di rumah-rumah sakit terdekat. Hasilnya tidak ada. Tiga orang polisi lantas datang ke Metropolitan Opera House, yang biasa disebut The Met saja. Mereka mencari Helen lagi di tempat itu. Seperti Sunderland mereka hanya mencari dua dari sembilan tingkat yang ada dan hanya di sekitar panggung dan tempat ganti pakaian.

Detektif Jerry Giorgio ingin mencari di seluruh gedung, ruangan demi ruangan, tetapi menurut para satpam gedung itu, hal itu tidak mungkin dilaksanakan, sebab mereka sendiri tidak kenal semua lorong di seluruh tempat itu. Met itu laksana labirin. Lorong-lorongnya silang-menyilang. Di bawah tanah dalamnya tiga tingkat dan di atas tanah tingginya enam tingkat.

Jerry memaksa juga. Jadi para satpam mempersilakannya. Daerah sekitar panggung saja sudah membuat puyeng. Peti-peti pakaian besarnya seperti peti mayat dan karung-karung kanvasnya seperti lemari es, cukup besar untuk menyembunyikan mayat. 

Lorong-lorong bercabang seperti garpu dan masing-masing bercabang lagi atau ada juga yang sejajar, menuju ke bangsal-bangsal yang rasanya mesti berdampingan, ternyata tidak. Mencari tombol untuk menyalakan lampu pun sulit, padahal kalau berjalan dalam gelap bisa terjeblos.

Pukul 05.00 Jerry bersama dua rekannya, Egan dan Heaney, mendatangi Alice Montoya, yang diperkirakan merupakan orang terakhir yang melihat Helen.

Sejak diberi tahu bahwa Helen lenyap malam itu, Alice tidak bisa tidur. la tidak tahu banyak perihal Helan ataupun Panov. Yang ia tahu Helen berkata badannya rasanya kurang enak. Jerry berpikir, jangan-jangan Helen sakit, lalu tertidur entah di mana. Atau siapa tahu ia meninggal karena sakitnya itu.

Jerry dan rekan-rekannya lantas mendatangi suami Helen. Janis Mintiks seorang pemahat. Wajahnya tanpa ekspresi dan bicaranya datar. Jerry merasa Janis itu agak aneh, tetapi seniman memang sering aneh.

Pagi-pagi sebelum Helen lenyap, kata Janis, istrinya itu menerima surat dari orang tuanya yang tinggal di British Columbia. Ibu Helen dikabarkan patah tulang pinggulnya. Hal itu merisaukan Helen.

"Mungkinkah istri Anda pergi ke tempat orang tuanya tanpa memberi tahu Anda?" tanya Jerry. Janis menggelengkan kepala. Hubungan mereka dekat sekali. Tidak mungkin Helen pergi tanpa memberi tahu.

"Mungkinkah ia pergi sendirian ke hotel untuk menjernihkan pikiran?" tanya Jerry pula. Janis bilang tak mungkin.

Kemudian Jerry minta maaf, karena akan menanyakan sesuatu yang mungkin menyinggung. "Mungkinkah ia mempunyai pacar?" Sekali lagi Janis menggelengkan kepalanya.

 

Sepatu wanita di atas atap

Ketika keluar dari apartemen itu, Jerry yakin Helen bakal ditemukan di tempat orang tuanya di Kanada, tetapi Heaney sebaliknya yakin Helen sudah tewas.

Pukul 07.00, ketika kembali ke The Met, mereka diberi tahu bahwa pintu ke kamar pakaian bagi para wanita pemain musik tidak bisa dibuka. Polisi didatangkan dengan peralatan khusus. 

Ketika pintu berhasil dibuka, Helen tidak ada di dalamnya. Kamar itu tidak memperlihatkan keanehan. Namun di laci nomor empat ditemukan pakaian Helen. Artinya, ia tidak mengganti pakaian panggungnya yang hitam dengan pakaian biasa. Ini juga berarti ia tidak pernah meninggalkan gedung itu.

Kemudian tibalah jam kerja. Para karyawan The Met berdatangan. Pukul 08.00 lewat sedikit, seorang petugas pemeliharaan gedung bernama Lawrence Lennon menemui Jerry dengan wajah pucat ketakutan. Katanya, ia naik ke genting untuk menjalankan kipas AC, yaitu pekerjaan rutinnya setiap pagi. Di sana ia melihat sepasang sepatu wanita.

Jerry bergegas mengajaknya menunjukkan sepatu itu. Diikuti Egan, Heaney dan dua petugas lain mereka naik ke atap tingkat enam. Tiba-tiba seorang petugas berteriak. Tiga tingkat di bawah, tergolek tubuh Helen dalam keadaan telanjang. Tangannya kelihatan diikat ke belakang. Ia tidak jatuh terus ke bawah karena menyangkut di sebuah pancuran. Tungkainya yang sebelah berjuntai ke kanan dan yang sebelah lagi ke kiri.

Jerry sudah ratusan kali melihat mayat, namun mayat Helen mengenaskan sekali. Seluruh bagian bawah wajah dan lehernya penuh tertutup darah. Jerry teringat kepada Janis Mintiks, suami korban. Ia yakin Janis tidak bersalah.

Jerry dan rekan-rekannya turun ke lantai tiga. Dalam perjalanan melalui pelbagai pipa dan tempat becek di tingkat tiga menuju pancuran, mereka menemukan BH, sisir, beberapa kunci, dompet, kacamata hitam, dan tas. Semua ternyata milik korban.

Detektif Mike Struk dari 20th Prencint dan Detektif Jerry Giorgio bersaing untuk memecahkan perkara ini. Ternyata Helen disumbat mulutnya dan darah keluar dari mata, hidung, dan telinga. Tulang-tulang tungkainya pun berpatahan.

Mike menarik kesimpulan, wanita itu tampaknya dibunuh bukan karena alasan tertentu, tetapi hanya karena berada di tempat yang keliru pada saat yang keliru.

Walaupun Helen ditemukan telanjang dan terikat, namun ia tidak kedapatan diperkosa atau digigit. Di tingkat tiga itu, dekat ruang tempat tukang listrik, ditemukan puntung rokok, bunga berwarna biru (Helen diketahui memakai bunga biru di rambut nya ketika main biola di malam yang naas itu), vulpen, dan beberapa jepit rambut. Benda-benda itu merupakan bukti dari perlawanan yang dilakukan oleh korban.

 

Dagunya tidak klimis

Malam itu diketahui ada 200 karyawan bertugas di The Met. Sejak tanggal 1 Januari, ada 2.600 orang bekerja di sana. Mike jadi pusing membayangkan harus mewawancarai 2.600 orang.

Para ahli sidik jari sibuk di atas atap, namun Mike pesimistis akan hasilnya. Ternyata ditemukan sidik tangan seseorang, yaitu sidik telapak dan lima jari lengkap. "Paling-paling ada polisi yang ceroboh memegang pipa dan sidik tangannya tertera di sana," komentar Mike sinis.

Sekali lagi suami korban ditanyai oleh Jerry, yang sekali ini ditemani Mike. Menurut Janis, malam kemarin, sebelum menjemput istrinya ia membetulkan gudang bersama temannya, Clifford Enright. Jerry percaya, Mike tidak. Ternyata Jerry yang betul.

Rekan Helen di orkes, Clay Reude, menyatakan kepada polisi ia melihat seorang pria berkulit putih, botak, yang mengenakan seragam dengan tanda merah putih, celingukan sekitar The Met kira-kira tengah malam.

Mike pikir, seragam itu menunjukkan orang botak itu karyawan The Met. Ia bisa saja satpam, karyawan yang menangani mesin, atau karyawan berseragam lain. Pembunuh Helen mestinya orang yang kenal tata letak di The Met.

Mike minta daftar satpam, karyawan mesin, dan karyawan lain. Ia ingin tahu siapa yang tidak masuk pagi itu atau yang masuk dengan bekas cakaran/tonjokan/luka yang masih baru.

Seorang tukang angkut, Jarret Kipp, menurut Panov menunjukkan tidak tanduk yang mencurigakan malam itu. Panov saat itu termasuk orang yang dicurigai. Pelbagai kabar angin timbul tentang hubungannya dengan Helen. 

Padahal tampaknya Helen menemuinya hanya untuk minta pekerjaan bagi Janis, agar bisa menjadi penata panggung. Panov lekas dicoret sebagai orang yang dicurigai, begitu pun Kipp, si penjaga pintu. Kaki Kipp bengkak sebelah sampai hampir tidak bisa berjalan. Mana mungkin dia bergulat dengan wanita sekuat Helen.

Menurut Kipp, ada penjaga pintu lain yang tidak masuk pagi itu, Perry Rooney. Tetapi Rooney itu orang baik-baik, kata Kipp. Ia juga tidak pernah bolos.

Mike mendatangi rumahnya. Rooney ketakutan, karena sebetulnya ia membolos. Ia bekerja di tempat lain malam itu dan terlalu lelah untuk masuk bekerja di The Met. Dia terbukti bukan pembunuh Helen.

Joe Brady, seorang dari 50 detektif satuan tugas, pagi itu bertemu dengan penari yang semalam berada dalam lift bersama Helen.

Penari itu, Laura Cutler, diminta menunjukkan lift yang semalam dipakainya dengan Helen kepada Mike dan Heaney. Lift no. 12 itu dekat kamar pakaian wanita. Kata Laura, ada pria tidak dikenal mendampingi Helen ketika itu. Mike, Heaney, dan Laura merekonstruksikan kejadian. Laura berperan sebagai dirinya sendiri, Mike sebagai Helen, dan Heaney sebagai pria tak dikenal itu. Jerry menonton.

Kata Laura, kalau ia pikir-pikir sekarang, jawaban pria itu atas pertanyaan Helen memang aneh. Kamar pakaian semua bintang pertunjukan ada di lantai yang sama dengan panggung, sedangkan pria itu dengan yakin menjawab: lantai dua (atau tiga) padahal mestinya ia tahu.

Laura tidak memperhatikan pria tak dikenal itu dengan saksama. Yang diingatnya, pria itu berkulit putih, tingginya kira-kira 180 cm, rambutnya berwarna gelap. Rambut itu tidak panjang, tidak pendek. Pria itu agak gemuk, dagunya tidak klimis. Aksennya mungkin aksen New York. Pakaiannya pakaian kerja. Laura menduga ia karyawan The Met.

Kalau bukan pembunuhnya, mungkin ia bisa membawa mereka kepada si pembunuh. "Kita harus menemukan orang itu," kata Mike.

 

Bersedia dihipnotis

Kini Mike pergi dulu ke tempat autopsi. Helen masih memakai lensa kontak di mata kirinya, tetapi lensa di mata kanan sudah hilang. Ada tanda baret di bagian tubuhnya sebelah kanan. Baret itu melewati payudara, paha, lutut. 

Mike menduga baret itu didapat ketika Helen dijejalkan ke lubang tempat kipas, sebelum didorong ke bawah. Di lehernya juga ada bekas guratan pisau, mungkin si pembunuh mengancam korban dengan pisau di bagian itu.

Kuku jari korban tidak patah, artinya korban tidak mencakar. Mungkin ia meninju karena buku-buku jarinya di sebelah kiri memar. Ketika ikatan tangannya dibuka, kelihatan bagian itu melepuh. Artinya, ia sudah terikat selama paling sedikit seperempat jam sebelum tewas, sebab badan orang mati tidak bisa melepuh lagi. Lepuhan itu tidak pecah, artinya ia terikat cukup lama sampai melepuh, tetapi tidak cukup lama untuk menyebabkan lepuhan itu pecah.

Tulang paha korban kedua-duanya patah, begitu pun tulang leher sebelah kanan. Tidak ada tanda-tanda ia digebuki. Luka-luka itu mungkin diperoleh karena ia jatuh. Diperkirakan korban bukan dicekik, tetapi dicekuk.

Isi perut korban cocok dengan santapan malam yang dikatakan oleh suami korban. Dari isi perut dan sebagainya diperkirakan korban tewas antara pukul 23.00 dan 23.30. Diperkirakan Helen dipaksa naik ke atap pada saat ia masih hidup. Kemudian kepalanya terbentur baling-baling kipas, dan otaknya mengalami perdarahan. Itu artinya, jantungnya masih berdenyut ketika ia terempas ke pancuran tiga tingkat di bawah atap. Ia meninggal kira-kira sejam atau satu jam setengah setelah terjun itu.

Laura Cutler, penari balet yang bertemu dengan Helen di lift, bersedia dihipnotis dan di bawah pengaruh hipnotis menyatakan pria tidak dikenal itu berumur antara 20 - 35 tahun. Rambutnya menutupi setengah dari kedua telinga dan berjanggut jarang. Sedangkan mulutnya berukuran sedang. Hidung, mata, dan alisnya tidak menunjukkan ciri-ciri khusus.

Sketsa wajah itu bocor ke koran dan tidak lama polisi kebanjiran keterangan. Ada yang menyatakan pria itu iparnya, ada pula yang mengirim surat kaleng atau telepon iseng. Ada orang yang ketakutan akan keselamatan anaknya yang bekerja di The Met dan macam-macam lagi yang menambah rumit pekerjaan polisi.

Jerry sibuk mewawancarai orang-orang yang dicurigai tanpa memberi kesan bahwa mereka dicurigai. Keterangan mereka disimpan baik-baik supaya tidak bocor. Ia juga mendengarkan berbagai keterangan yang diperoleh polisi dengan saksama. Kadang-kadang pukul 02.00 atau 03.00 ia masih dijumpai di kantornya. Makan pun ia sering lupa. Celakanya, Mike tidak mendukung usahanya. Mike cuma repot memikirkan bahwa akan terdesak oleh Jerry yang rajin itu.

Ketika Detektif Vinnie Jenkins melaporkan ditemukannya tampon yang mengandung sedikit darah di tingkat C, Mike mengabaikannya, hanya karena Jenkins pernah tujuh tahun menjadi mitra Jerry. Tetapi ketika Jerry tahu perihal laporan Jenkins, ia segera datang memeriksa. Jerry tahu betul, Jenkins mempunyai naluri yang tajam.

Di tempat itu mereka menunjukkan juga seutas tali dan beberapa serbet kertas, kursi lipat, dan sehelai permadani kecil.

Jerry berpikir kalau Helen dibawa ke sana, artinya kejahatan itu mengambil tempat bukan hanya di tingkat teratas, tetapi juga di tingkat paling bawah. Menurut keterangan Laura, Helen dan pria itu bahkan naik lift bersamanya dari tingkat dasar menuju ke lantai paling bawah, lalu naik lagi ke tingkat dua atau tiga.

Setelah diselidiki ternyata memang tampon itu milik korban.

 

Tukang listrik ketakutan

Dari orang-orang yang diwawancarainya, Jerry paling menaruh curiga pada Cosno Fallarino, seorang tukang listrik di The Met. Malam yang naas itu ia berdinas dan ia berada di tingkat tiga, di dalam ruangan tempat tukang listrik, sambil mendengarkan pertandingan bisbol yang riuh rendah. Kira-kira 7 m di luar ruangan itu, Helen tampaknya bergulat dengan pembunuhnya. Jepit rambut dan bunga di kepalanya lepas dan pulpennya tercecer. Jerry tidak percaya ia tidak mendengar apa-apa.

Namun kemudian Jerry mengetahui latar belakang kegugupannya. Namanya pernah dipakai melakukan kejahatan di New Jersey, sehingga ia mendapat kesulitan. Kekeliruan itu sudah diluruskan, tetapi ia tetap ketakutan.

Orang yang paling dicurigai oleh Mike ialah petugas bernama Bill Willingham, yang tidak masuk sehari setelah pembunuhan terjadi. Ketika ia masuk, tangannya memperlihatkan bekas luka yang masih baru. Alasannya mengenai luka itu berubah-ubah. Mula-mula katanya kena pisau penodong. Tetapi bentuk luka tidak cocok dengan alasan tersebut. Ia juga tercatat pernah berulang-ulang berurusan dengan polisi.

Ia marah kepada Mike bukan karena dicurigai membunuh Helen, tetapi karena ia dicurigai mencoba memperkosa wanita itu. Namun ia juga kemudian ternyata bukan orang yang dicari.

Orang yang paling mirip wajahnya dengan sketsa yang dibuat berdasarkan keterangan Laura Cutler ialah Bob Anderson, yang juga pernah berurusan dengan polisi. Ia juga terkenal sebagai lelaki hidung belang. Namun setelah dicek lagi, ternyata Bobby Anderson juga tidak mungkin membunuh Helen malam itu.

Pada hari Jumat, 8 Agustus, Mike mendapat kabar bahwa suatu metode baru berhasil menemukan sidik jari dari pakaian Helen. Pada pakaian yang tergunting-gunting dan ditemukan berserakan itu, didapati sidik jari yang bukan milik Helen.

Semua orang di The Met harus diperiksa sidik jarinya. Dikatakan bahwa polisi memperoleh sidik jari dari peluit. Padahal polisi tidak menemukan peluit. Pembunuh pasti merasa aman karena ia tidak pernah memegang peluit yang memang tidak ada. Selain diminta sidik jari, mereka juga dipotret dan dicatat umurnya.

 

Mencocokkan sidik jari

Saat itu Mike sudah berubah. Ia menggalang setia kawan dengan Jerry.

Seorang karyawan yang bekerja sebagai tukang kayu di bagian panggung, Craig Crimmins, menjadi senewen.

"Cepat cocokkan sidik jarinya," pinta Mike. Hasilnya tidak cocok dengan sidik jari di pakaian Helen, tetapi cocok dengan sidik jari lengkap yang ditemukan di sebuah pipa di tingkat keenam!

Craig (21) sudah bertunangan. Ia pendiam, tidak pernah cari gara-gara dan disukai oleh rekan-rekannya, walaupun pada masa remaja ia suka minum-minum dan mengisap ganja. Ayahnya, ayah tirinya, dan kakaknya bekerja di The Met juga.

Patutkah ia dicurigai? Craig yang berjanggut jarang itu berwajah montok seperti bayi, tapi tubuhnya kuat. Beberapa bulan sebelum pembunuhan di The Met, Craig diketahui menyelamatkan seorang gadis dari bahaya tenggelam. Gadis itu dan pacarnya tercebur ke sungai. Tanpa bantuan Craig, si gadis pasti tewas.

Pada malam Helen terbunuh itu, ia diketahui menghilang setelah pertunjukan berlangsung setengah jalan, yaitu ketika Five Tangos akan main. Atasan dan rekan-rekannya tidak berhasil menemukannya di mana-mana, sehingga rekannya yang bernama Steve Diaz, Jr. harus mengerjakan pekerjaan yang menjadi tugas Craig.

Pada hari Sabtu, 16 Agustus, Mike dan Jerry mengutus Pat Heaney untuk menjemput Craig dan temannya (yang juga bertugas pada malam pembunuhan) ke The Met. Nama temannya itu Tommy Gravina. Gravina yang tinggi dan tampan itu tampak senewen.

Dari tanya-jawab yang dilakukan terpisah Gravina mengaku malam itu Craig lenyap karena ia minum-minum dan tertidur di belakang panggung sebelah kiri. Katanya, ia membangunkan Craig kira-kira pukul 23.00, sesaat setelah pertunjukan berakhir.

"Kau berani mengemukakan hal ini di pengadilan, di bawah sumpah?" tanya Mike. "Kau tahu apa hukuman bagi kejahatan membuat sumpah palsu?"

Gravina merasa khawatir. Ia lalu mengaku. Craig-lah yang memintanya menceritakan perihal ia tertidur di sebelah kiri panggung.

Jerry bersikap bersahabat pada Craig dan Craig kelihatan tenang. Katanya, sebelum menjadi tukang kayu di daerah panggung, ia menjadi tukang listrik yang pangkalannya di tingkat tiga. Jerry pikir, artinya ia tahu seluk beluk tingkat tiga, tempat beberapa benda milik Helen tercecer. Ia juga tahu keadaan tingkat C.

Malam itu yang menjadi atasannya di belakang panggung adalah Martin John Hinggins, ayah tirinya.

Kata Jerry, atasan Craig dan rekan-rekannya malam itu mencari Craig, termasuk di tempat yang disebutkannya sebagai tempat ia tidur, tetapi ia tidak ada di sana. Craig terdiam.

 

Satu lift dengan korban

Akhirnya, Craig bilang ia ingin berbicara berdua saja dengan Jerry (yang lebih tenang). Mike keluar. Lalu Craig berkata bahwa ialah pria yang berada bersama Helen di dalam lift.

"Mengapa tidak kau katakan sejak tadi-tadi, Craig?" tanya Jerry.

"Saya takut."

"Mengapa mesti takut?"

Sedikit demi sedikit Craig bercerita. Katanya, ia bertemu Helen ketika mereka berdua menuju ke lift. Mereka masuk lift no. 12. Wanita itu mencari seseorang yang namanya aneh dan menanyakan jalan ke "studio-studio". Ia memberi tahu agar wanita itu pergi saja ke tingkat dua. Wanita itu keluar di tingkat dua, sedangkan ia sendiri pergi ke tingkat A untuk mengambil enam kaleng bir dari lemari tempat pakaiannya dan meminumnya di ruang tempat lemari itu.

"Kau pernah bertemu wanita itu?" tanya Jerry.

"Ya, di tingkat A. Di terowongan."

(Jerry menduga Helen meninggalkan tempat orkes yang letaknya lebih rendah dari panggung dan berjalan ke terowongan. Craig melihatnya dan membuntutinya di tingkat yang sama dengan panggung sampai ke lift).

"Apakah ada orang lain di lift?" tanya Jerry.

"Tidak," jawab Craig. (Mungkin ia begitu terpesona, sehingga tidak melihat Laura Cutler, pikir Jerry).

Jerry tidak menekan Craig, ia membiarkan Craig berbicara panjang-lebar. Jerry tidak memberi tahu bahwa sidik jari dan sidik telapak tangan Craig ditemukan di pipa tingkat enam. Ia cuma bertanya apakah Craig memegang atau memungut sesuatu milik wanita itu. Craig menjawab, "Tidak."

Sesudah setengah jam bersama Craig, Jerry minta izin keluar; katanya untuk mengambil kopi. Di luar ia menceritakan ringkasan keterangan Craig kepada Mike dan para detektif lain.

Mike masuk, Craig diminta mengulangi lagi ceritanya tentang lift. Kepada Mike ia mengaku minum bir di tempat tukang listrik. Katanya, ia lalu tertidur di tempat itu.

Kedua detektif bertanya apakah Craig pernah pergi ke tingkat enam, tempat kipas. "Ya," jawabnya. Katanya, ia pergi ke sana dua minggu sebelum peristiwa pembunuhan, tetapi tidak di tingkat itu benar, melainkan di bawahnya sedikit, yaitu tempat kabel-kabel listrik. Ia naik ke sana menggunakan tangga, bersama temannya, John Pariente, untuk berjemur.

"Sidik jarimu ada di sana, Craig."

"Sidik jari 'kan tahan lima tahun," kata Craig.

 

Anak-istri marah-marah

Craig dengan yakin bersedia membuat pernyataan yang direkam di depan Jaksa Charles Heffernan. Heffernan menyatakan tidak akan menahan Craig hari itu. Jadi tanggal 17 Agustus 1980 itu Craig meninggalkan The Met sebagai orang bebas. Para detektif merasa kecewa. Sebelumnya Craig sudah cuti dua minggu dan tanggal 17 Agustus itu merupakan hari pertama dari cutinya. Markas besar polisi dipindahkan lagi dari The Met ke 20th Precint.

Hari itu juga Mike dan Jerry pergi ke The Met menemui Cravina. Ia menceritakan kembali perihal ia disuruh berbohong oleh Craig. Ketika ditanya apakah Craig menaruh bir di lemari tempat pakaian (pada bulan Juli itu bir yang ditaruh di sana pasti menjadi panas) Gravina menjawab, setahu dia tidak pernah. Bukan cuma Craig, tetapi orang lain pun tidak pernah.

John Pariente, yang dikatakan oleh Craig naik ke atap bersamanya kira-kira dua minggu sebelum pembunuhan, menyangkal hal tersebut. Setahu dia, kali terakhir ia bersama Craig naik ke atap itu ialah setengah tahun sebelumnya. Setahu Pariente, tidak ada tangga di sana.

Kemudian tukang listrik bernama Mike Murray memberi keterangan bahwa pada malam pembunuhan itu ia tidur di ruang pakaian untuk tukang listrik. Polisi tertegun. Menurut Craig, pada saat tersebut Craig mengambil bir dan tidur-tiduran di sana. Murray ditanyai, apakah waktu itu ada orang lain datang? Kata Murray, ia yakin tidak ada. Ia cuma sendirian.

Dari buku absen diketahui bahwa pada hari mayat Helen ditemukan Craig masuk bekerja, tetapi kemudian minta izin untuk pulang karena tidak enak badan.

Polisi masih terus juga meraba-raba ke sana-kemari, untuk menemukan "lubang-lubang" pada alibi yang dikemukakan oleh Craig. Mereka menggali masa lalu Craig tanpa kenal lelah dan mencari keterangan mengenai Craig dari pelbagai pihak. Saking repotnya, Mike dan Jerry lupa beristirahat dan lupa keluarga, sehingga anak-istri mereka marah-marah.

Hasil penyelidikan dirahasiakan pada media massa. Sebelum berhasil bocor, Jerry menanyai Craig lagi. Kata Craig, waktu di lift itu ia tidak berdua saja dengan Helen. Ia tidak ingat apakah wanita itu masuk ke lift bersama Helen dan dirinya atau tidak. 

Mereka naik ke tingkat dua, tempat Helen keluar. Craig sendiri turun di tingkat A, untuk pergi ke ruang tempat penyimpanan pakaian melewati kamar kecil para karyawan. Di kamar pakaian ia mengambil bir untuk dibawa ke tempat tukang listrik. Ia minum-minum di sana sendirian, lalu tertidur.

Kata Craig, ia terbangun pada saat pertunjukan sudah selesai. Ia turun ke lantai tempat panggung dan melihat petugas bernama John Maher memadamkan lampu-lampu. Di rumah tidak ada yang melihat ia pulang.

Katanya, keesokan harinya ketika sedang bekerja di panggung, ada yang memberi tahu bahwa seorang wanita terbunuh. Ia makan siang di The Met dan baru pulang setelah jam kerja berakhir.

Jerry bilang, menurut daftar absen, ia tidak bekerja sepanjang hari di The Met. Craig cepat-cepat mengubah ceritanya. Katanya, menjelang makan siang ia merasa badannya tidak enak. Atasannya yang dimintai permisi merasa mengkal, karena malamnya Craig sudah membolos.

Lalu Jerry berkata, tidak benar Craig berada di kamar tempat tukang listrik, sebab pada waktu itu ada tukang listrik yang sedang tidur-tiduran di sana. Orang itu tidak melihat kedatangan siapa pun.

Craig menunduk. "Boleh saya berbicara dengan kau berdua saja, Jerry?" tanyanya. Permintaannya diluluskan.

"Jerry, saya yang membunuh wanita itu," katanya.

 

Tidak akur dengan pembunuh John Lennon

Kemudian Craig bercerita. Ia bertemu Helen di lift. Ketika ia mengucapkan sesuatu, wanita itu menampar mukanya. Mereka keluar di tingkat dua dan ia memaksa wanita itu turun lewat tangga entah lantai C atau B. Wanita itu mencoba memukulnya. Lalu Craig menyambar palu dan mengancam wanita itu, namun tidak berhasil memperkosanya. 

Ia menyuruh wanita itu mengenakan lagi pakaian luarnya dan berjalan ke atas. Dalam perjalanan menaiki tangga, ia tidak ingat di lantai mana, wanita itu mencoba kabur dan berteriak-teriak. Mengingat jepit rambut dan hias kepala milik korban tercecer di tingkat tiga, mestinya mereka bergulat di tempat itu. 

Craig memaksanya naik terus ke atas dan mengikatnya untuk ditinggalkan di atap. Waktu ia meninggalkan wanita itu, si wanita berontak terus dan mencoba kabur selain berteriak-teriak. Craig kembali dan mengikat tangan dan kaki wanita itu lagi lebih erat. 

Ia mencopot sepatu wanita itu, menyumbat mulutnya dan mengeluarkan guntingnya untuk mengguntingi pakaian wanita itu supaya ia tidak berani kabur karena telanjang. Potongan-potongan pakaian dilemparkannya ke bawah. (Bekas tusukan gunting terdapat di tengkuk dan bagian atas dada). 

Ketika akan ditinggalkan lagi wanita itu terus berontak dan mencoba kabur sambil melompat-lompat dengan kakinya yang terikat. Craig menendangnya sampai jatuh ke bawah melalui lubang kipas AC.

Kata Craig, tas wanita itu (selama ini tidak pernah ada yang menyebut-nyebut perihal tas yang ditemukan di tingkat lebih bawah) ia lemparkan juga ke bawah.

Jaksa Heffernan dipanggil, Craig tahan.

Walaupun para pembela berusaha keras membebaskannya, namun juri memutuskan Craig Crimmins bersalah. Hakim menjatuhkan hukuman penjara 20 tahun padanya pada tanggal 2 September 1981.

Craig dibawa ke Riker's Island. Ia ditaruh di rumah sakit penjara dan diawasi agar jangan bunuh diri. Satu-satunya teman di sana hanya Mark David Chapman, pembunuh John Lennon. 

Craig mengeluh karena Chapman terus-menerus mendengarkan piringan hitam Lennon dan membaca Catcher in the Rye. Sebaliknya, Chapman mengeluh karena Craig terus-menerus merokok. Akhirnya, mereka dipisahkan. Sampai hari ini ibu Craig yakin putranya tidak bersalah. 

(David Black)

 

" ["url"]=> string(67) "https://plus.intisari.grid.id/read/553258547/mayat-di-atas-pancuran" } ["sort"]=> array(1) { [0]=> int(1651178524000) } } }