array(1) {
  [0]=>
  object(stdClass)#49 (6) {
    ["_index"]=>
    string(7) "article"
    ["_type"]=>
    string(4) "data"
    ["_id"]=>
    string(7) "3606022"
    ["_score"]=>
    NULL
    ["_source"]=>
    object(stdClass)#50 (9) {
      ["thumb_url"]=>
      string(113) "https://asset-a.grid.id/crop/0x0:0x0/750x500/photo/2022/12/10/teman-selingkuh-buka-rahasia_oct-20221210025123.jpg"
      ["author"]=>
      array(1) {
        [0]=>
        object(stdClass)#51 (7) {
          ["twitter"]=>
          string(0) ""
          ["profile"]=>
          string(0) ""
          ["facebook"]=>
          string(0) ""
          ["name"]=>
          string(13) "Intisari Plus"
          ["photo"]=>
          string(0) ""
          ["id"]=>
          int(9347)
          ["email"]=>
          string(22) "plusintisari@gmail.com"
        }
      }
      ["description"]=>
      string(127) "Seorang perempuan ditemukan tewas di kandang kuda. Sang suami yang dikenal pemabuk mengatakan bahwa istrinya korban kecelakaan."
      ["section"]=>
      object(stdClass)#52 (8) {
        ["parent"]=>
        NULL
        ["name"]=>
        string(8) "Kriminal"
        ["show"]=>
        int(1)
        ["alias"]=>
        string(5) "crime"
        ["description"]=>
        string(0) ""
        ["id"]=>
        int(1369)
        ["keyword"]=>
        string(0) ""
        ["title"]=>
        string(24) "Intisari Plus - Kriminal"
      }
      ["photo_url"]=>
      string(113) "https://asset-a.grid.id/crop/0x0:0x0/945x630/photo/2022/12/10/teman-selingkuh-buka-rahasia_oct-20221210025123.jpg"
      ["title"]=>
      string(28) "Teman Selingkuh Buka Rahasia"
      ["published_date"]=>
      string(19) "2022-12-10 14:51:43"
      ["content"]=>
      string(28408) "

Intisari Plus - Seorang perempuan ditemukan tewas di kandang kuda. Sang suami yang dikenal pemabuk mengatakan bahwa istrinya korban kecelakaan.

--------------------

Donna Bennett dilahirkan pada 14 Juni 1932 di Ellensburg, lembah Yakima, negara bagian Washington, AS. Adiknya bernama Bobbi. Orang tua mereka sangat mengasihi kedua gadis cantik berambut coklat bermata lebar ini. Agaknya Donna dan Bobbi dikaruniai bakat besar olahraga berkuda. Donna telah mampu berdiri di punggung kuda tanpa pelana semenjak umur tiga tahun. Bahkan ketika berusia lima tahun, Donna terpilih sebagai cowgirl junior dengan kostum terbaik pada parade rodeo di Ellensburg.

Donna dan Bobbi masuk sekolah menengah Ellensburg sekitar tahun ‘50-an. Di kalangan teman-temannya Donna dikenal serius dan konvensional. Hampir semua teman Donna bermain drumband. Jean “Tex” Turner Parsons malah mayoret yang handal. Sedang Fay Griffin Moss dan Gail Kelly Sether bertugas membawa bendera.

Ketiganya sahabat baik Donna semasa di sekolah menengah. Donna dan Bobbi bergantian tampil di berbagai karnaval jalanan. “Sering tampil pada pesta rodeo Ellensburg dan di bagian timur Washington. Mereka benar-benar cowgirl sejati,” kenang Fay Moss. Di usianya yang ke-18 surat kabar lokal memuat gambar Donna dan menobatkannya sebagai gadis dengan mata tercantik. Memang, selain cantik, Donna juga penunggang kuda yang andal.

 

Angin-anginan

Tak terhitung berapa puluh pemuda gagah dan tampan yang ia temui pada pertunjukan rodeo. Tetapi semuanya datang dan pergi bak angin. Suatu ketika ia berjumpa dengan Noyes Russell (Russ) Howard di Yakima Valley Community College. Sejak saat itu dua sejoli ini sering pergi bersama.

Russ Howard, tampan badannya setinggi 172,5 cm cukup atletis, dihiasi otot-otot yang bagus. Rambutnya disisir berjambul. Howard lebih tinggi 5 cm dibandingkan dengan Donna. Dengan kepandaiannya berbicara, bujangan tampan ini bisa membuat suasana pesta menjadi meriah.

“Dia kocak sekaligus gila,” jelas Fay Moss. Meski demikian hubungan antara Donna dengan Russ suka angin-anginan. Kadang menggebu, kadang hambar. Tahun 1954 Donna dan Fay pindah ke Seattle dan mondok bersama di apartemen kecil. Donna mendapat pekerjaan sebagai tenaga pemasaran produk pakaian Best’s Apparel di pusat kota Seattle. Gambar Donna sering muncul di halaman mode koran Yakima Herald. Ia fotogenik sehingga toserba-toserba memintanya menjadi model iklan koleksi pakaian mereka yang terbaru.

Sementara Russ berganti-ganti pekerjaan. Mula-mula sebagai pemasar sepatu. Kemudian bekerja di perusahaan bibit tanaman di Yakima Valley sebelum akhirnya sebagai pengawas bibit di Departemen Pertanian.

Kendati selisih usianya dengan Donna hanya dua tahun, Russ jauh lebih kenal “dunia”. Ketika keduanya baru berkenalan saja, pemuda ini sudah kenal minuman keras. Maka ketika Russ melamar, Donna sempat ragu. Tapi akhirnya, Donna mau menikah dengan Russ pada tahun 1960 sampai kemudian mempunyai dua putri, Lisa dan Marilyn. Mereka tinggal di Yakima, hanya kira-kira 40 km selatan Ellensburg, sehingga Donna masih sering mengunjungi keluarga orang tuanya.

Pekerjaan Russ berkeliling di negara bagian Washington memungkinkan dia berbuat sesukanya, termasuk mabuk- mabukan tanpa diketahui sang istri. Juga memberinya peluang berselingkuh dengan wanita lain.

Apakah Donna tahu kalau Russ menipunya? Bisa jadi. Tetapi sebagai istri dia tetap setia dan tidak pernah menceritakan aib keluarga pada siapa pun. Diam-diam wanita ini sudah merasakan perkawinannya berjalan melenceng keluar rel. Padahal, kalau benar Russ menipu Donna, rasanya sulit dimengerti. Selain hangat dan ramah, di usia yang ke-40 Donna masih tetap cantik dan ramping seperti ketika masih aktif sebagai gadis rodeo. Kulit wajahnya halus, matanya tetap cantik, dan rambutnya belum beruban.

“Selama kami mengadakan reuni 5 tahunan, Donna hanya sekali hadir. Itu pun sendirian saja. Kami maklum, pasti ia malu kalau-kalau Russ mabuk,” kata “Tex” Parson, teman seangkatannya di sekolah menengah Ellensburg.

Setelah menikah dan pindah ke Seattle, “Tex” dan suaminya Gene Parsons pernah mengunjungi Donna dan Russ Howard. “Gene Parsons mendapat kesan Russ suka pamer. Ia mempertontonkan kemahirannya menembak sasaran tablet aspirin di beranda rumahnya. Halaman rumah keluarga Howard terlihat sangat kotor dengan ribuan pecahan tablet aspirin. Ini menandakan betapa seringnya Russ bermain-main dengan senjatanya. 

Donna berusaha keras menyelamatkan perkawinan. Dia membujuk Russ mengurangi kebiasaan mengonsumsi alkohol dengan mengirimnya ke klinik ketergantungan obat. Tetapi begitu pulang, kebiasaannya minum terus berlanjut. Kemudian ia melarang teman-teman Russ berkunjung karena dianggap memberi pengaruh buruk. Larangan itu menjengkelkan Russ.

Akhirnya Donna bergabung dengan kelompok Al-Anon (perkumpulan keluarga para penderita ketergantungan minuman keras), untuk mencari jalan mengangkat Russ dari dunia mabuk-mabukan. Lantaran semua usahanya sia-sia Donna putus asa. Ia mulai berpikir mengajukan perceraian, tapi urung karena takut tak dapat membiayai kedua anak mereka. Memang, kalaupun ada persamaan antara dia dan Russ, ya rasa sayang kepada anak-anak mereka. Tapi tetap saja Russ jarang berada di rumah.

Sebaliknya, kehidupan Russ semakin tidak karuan. Setiap malam ia menjadi pengunjung setia Yakima VFW Club. Petugas bar di sana, gadis manis berambut pirang bernama Sunny Riley, sudah setahun lebih menjadi daya tarik magnet asmara bagi Russ. Rupanya, mereka telah menjalin hubungan panas selama itu. Sunny menyukai Russ yang selalu gembira dan kocak, bahkan berniat menikahi pria beranak dua ini.

Menjelang Desember 1974, Donna Howard tidak dapat lagi menyembunyikan ketegangan dalam rumah tangganya. Wanita ini tak tahu lagi apa yang harus diperbuat. Semua usahanya sia-sia.

Anehnya, di tengah krisis itu, mereka membeli rumah baru di Tieton Drive. Rencananya, keluarga ini akan pindah bulan Januari. Donna berharap pergantian suasana barangkali bisa memberi sedikit kebahagiaan.

Pada pertengahan bulan Desember, Russ tiba di rumah sudah sangat larut, dalam keadaan mabuk lagi. Terjadilah pertengkaran hebat. Russ menyabet Donna dua kali dengan sabuk di bagian kepala sampai nyaris pingsan. Donna segera menghubungi polisi, mengadukan peristiwa itu. Ia juga menemui pengacaranya mendaftarkan perceraiannya. “Saya telah bertekad bercerai,” katanya kepada Bobbi.

Russ berada dalam dilema. Jika ia tidak menceraikan Donna, Sunny akan mencampakkannya. Sebaliknya, kalau Donna menceraikannya, ia bisa kehilangan anak-anak dan segala harta bendanya.

Pada 9 Januari 1975, Russ Howard berbicara panjang lebar dengan Sunny, menceritakan sebuah rencana. Sunny kaget mendengar rencana keji Russ, tetapi dia pikir barangkali itu hanyalah khayalan akibat pengaruh alkohol.

 

Ditemukan di kandang

Pada hari yang sama Fay Moss mencemaskan Donna. Percakapannya di telepon dengan Donna Howard Desember lalu begitu menghantui pikirannya. Sepanjang percakapan itu Donna menangis, padahal sebelumnya hal itu tak pernah terjadi. Fay berharap bisa menemui Donna hari berikutnya. “Tetapi saya teralang badai musim dingin. Kondisi jalan buruk sehingga saya terpaksa balik ke rumah. Sesampai di rumah saya mendengar Donna telah meninggal,” kata Fay.

Donna meninggal pada umur 42 tahun di pagi yang dingin pada 10 Januari 1975, di Yakima. Jenazahnya ditemukan oleh Russ pada pukul 09.27. Rumah sakit setempat menyatakan kematiannya secara resmi pada pukul 09.47. Tentu saja berita kematian ini mengagetkan banyak orang.

Menurut penuturan Russ, hari itu mereka berdua mengantar anak-anak ke sekolah dan segera pulang ke rumah yang lama. Di jalanan mereka tak lupa memberi salam pada tetangga. Kata Russ lebih lanjut, sesudah menjerang air untuk membuat kopi ia pergi ke toko kelontong membeli kotak surat buat rumah mereka yang baru. Di tengah jalan ia mampir di toko roti. Ia sempat mengobrol dengan beberapa orang di toko.

Panggilan darurat diterima kepolisian setempat beberapa menit sebelum pukul 09.30. Ada seorang wanita terluka di Jalan VIII, nomor 741. Petugas medis dinas kebakaran bersama dengan Jerry Hofsos dan Ron Ward dari kepolisian Yakima, datang ke tempat kejadian perkara. Dengan raut muka cemas Russ Howard membawa mereka ke gudang yang juga dipakai sebagai kandang kuda. Russ menjelaskan, dia dan istrinya sedang berbenah menjelang pindah rumah, lalu ia ke kota membeli beberapa keperluan serta donat kesukaan Donna.

Ketika pulang, Donna tak ada di rumah. Saat dipanggil ia tak menyahut. Russ mengira Donna bertandang ke tetangga, tetapi mereka juga tidak melihatnya.

Akhirnya, Russ berjalan ke arah gudang melewati timbunan salju tebal. Benarlah, Donna terkulai di situ. Ia tak berani memindahkannya, kecuali menyelimuti tubuh sang istri. Petugas memeriksa tangan kanan Donna yang tertindih pantat. Tak ada denyut nadi di bagian lehernya. Matanya terbuka dengan pupil membesar. Tubuhnya masih hangat, tapi dia sudah meninggal.

Penyebab kematian diduga karena luka di kepala. Darah mengalir dari kening ke rambut yang juga sudah basah kuyup oleh darah. Hanya beberapa senti dari kepala pada salah satu dinding terlihat noda merah tua, seperti dipulaskan di situ. Satu pulasan horisontal, satu vertikal, terlihat di atas siku kiri korban.

Saat ditemukan, Donna memakai jins cutbrai, sepatu karet yang tampak kebesaran, sweater putih, jaket, dan sarung tangan. Sweater-nya tersingkap ke atas sehingga perutnya kelihatan. Celana jinsnya juga tersingkap ke arah lutut.

Detektif Sersan Bob Langdale dan Ray Ochs mulai menyelidiki lebih teliti. Para polisi kemudian mengambil beberapa gambar. Analisis awal kematian rupanya sudah jelas. Salah satu kuda Donna Howard menendang bagian belakang kepalanya. Donna langsung tergeletak sampai akhirnya ditemukan Howard. Sesudah jenazah dipindahkan, Russ menghubungi Sunny Riley. Dia katakan Donna sudah tiada dan menceritakan apa yang terjadi. Sunny terkejut bahkan takut. Tetapi Sunny masih tetap mencintai Russ dan menyimpan rapat rahasia itu.

Di lain pihak, keluarga Donna amat terguncang mendengar tragedi itu. Fakta bahwa Donna terbunuh oleh binatang yang sangat disayanginya sungguh tak masuk akal. Boleh dikata ia telah lama hidup bersama kuda. Bahkan, ia bisa “berbicara” dengan binatang kesayangannya itu. Selain percaya kuda melebihi kepercayaan pada manusia, ia tahu betul bagaimana harus memperlakukannya. 

Dr. Richard Muzzall, teman satu sekolah korban di Ellensburg menunjukkan hasil autopsi pada 11 Januari. la memang mempunyai sertifikat ahli bedah, tapi tidak pernah belajar khusus patologi forensik. Menurutnya, bagian belakang kepala Donna hancur lantaran pukulan kaki kuda. Retakan kedua juga ditemukan pada kepala sisi kanan atas, kecil berbentuk oval.

Untuk mengusut asal-usul retakan kedua, Muzzal menyelidiki kandang. Ada tiga lempengan kayu bantalan rel kereta api yang menjadi bagian dari dinding tempat jenazah korban ditemukan. Lempeng yang teratas sudah pecah, sehingga ada bagian-bagian kayu yang tajam mencuat.

Muzzal menarik kesimpulan, Donna sedang merunduk saat membersihkan kuku kuda lantas tertendang. Kepalanya membentur lempeng kayu tadi, lalu tubuhnya berbalik meluncur ke bawah karena tertahan dinding sehingga meninggalkan bercak pulasan darah. Sampai akhirnya dia terjatuh dalam posisi telentang.

Skenario itu mungkin bisa menjelaskan mengapa ada dua retakan di bagian kepala dan mengapa bentuk retakan di bagian atas tidak sama dengan ukuran kaki kuda.

Laporan Muzzal hanya satu halaman panjangnya. la menyimpulkan penyebab luka di kepala semata-mata karena tendangan kuda. la mencatat ada luka memar yang lebar antara ibu jari dan telunjuk pada tangan kanan. Pada memar itu tercetak pola kain sarung tangan yang dikenakan Donna. Sayangnya, di laporan ada kekeliruan. Memar itu tercatat ada di tangan kiri, bukan kanan. Karena memar itu merupakan tanda khas upaya bela diri, serangan kuda yang bagaimana yang sampai membuat Donna membela diri?

 

Keluarga korban tidak terima

Berdasarkan laporan itu, detektif Langdale dan Ochs serta jaksa penuntut Jeff Sullivan merasa tidak cukup punya alasan menyeret seseorang tersangka dalam kasus ini. Kematian Donna akhirnya cuma dianggap sebagai kecelakaan murni.

Donna dimakamkan dan Russ Howard tinggal bersama dua anaknya di rumah yang baru. Meski asuransi yang diterimanya tak banyak, hanya AS $. 17.000, ia berhak menerima tambahan jaminan sosial dari pemerintah untuk kedua anaknya.

Di lain pihak keluarga Bennet tidak bisa menerima penyebab kematian itu. Adik korban yakin Russ Howardlah pelaku pembunuhan. Sayangnya, ia belum tahu bagaimana membuktikannya.

Dengan dukungan keluarganya, Bobbi menyewa detektif swasta. Laporan awal detektif swasta itu menyebutkan ada seorang wanita muda, Sunny Riley, tinggal di rumah Russ sejak Februari. Ia bekerja sebagai baby sitter untuk merawat anaknya. Berpura-pura sebagai agen perumahan, detektif swasta itu sempat menyelinap ke rumah dan berbicara dengan Sunny. Kesimpulannya, baby sitter bohong-bohongan ini adalah pacar Russ.

Benar juga, di bulan Juni Russ dan Sunny Riley menikah. Perkawinan itu tidak berjalan mulus. Meski mencintai Russ, Sunny juga merasa takut. Russ sudah menceritakan kepadanya rahasia yang bisa menyeretnya ke dalam kesulitan besar jika sampai bocor ke orang lain. Menurut Sunny, Russ harus bertanggung jawab secara hukum. Namun, Russ juga tahu, di depan hukum seorang istri tidak dapat dipanggil untuk bersaksi tentang suaminya.

Sementara itu, Bobbi yang terus berusaha mengumpulkan berbagai informasi untuk mengungkap pembunuhan sadis itu, suatu saat membaca berita tentang keandalan Thomas Noguchi, kepala penyidik medis Los Angeles County. Bobbi Bennett mendekati Noguchi dan koleganya untuk membuka kembali kasus Donna. Mereka merekomendasikan autopsi yang lebih lengkap.

Jaksa penuntut Yakima County, Jeff Sullivan, setuju untuk menggali kuburan Donna. Pemeriksaan kedua pun dilakukan di akhir tahun 1976 oleh ahli patologi forensik dr. William Brady dari Oregon bersama dengan dr. Bob Bucklin. Diawasi oleh dr. Muzzall, Jeff Sullivan, dan Sersan Langdale.

Dr. Bucklin menyimpulkan, secara medis tidak bisa dikatakan kerusakan batok kepala tidak disebabkan oleh tendangan kuda. Kesimpulan singkat itu tak pelak membuat sanak saudara Donna kecewa dan putus asa. Sepertinya, jerih payah Bobbi selama ini untuk memperjuangkan pemeriksaan mayat kedua sia-sia saja. 

Belum lagi tak terhitung berapa ribu dolar uang yang dikeluarkan untuk mengungkap kasus ini.

Seiring dengan perjalanan waktu, bahtera perkawinan antara Sunny dan Russ Howard bergejolak dan kandas di tahun 1978. Sunny meninggalkan Russ bersama lelaki lain. Tetapi Sunny tetap gamang. la tak sepenuh hati meninggalkan Russ. Buktinya, sampai tahun 1979 Sunny dan Russ masih sering bertemu.

Kendati Donna Howard telah meninggal hampir lima tahun, Sunny masih ingat persis kejadian itu. Bayang-bayang peristiwa pembunuhan Donna selalu menghantui benaknya. Hati nuraninya terus terganggu sampai di bulan Juli 1980, Sunny tak mampu lagi memendam rahasia yang telah lama menggumpal di dada.

Akhirnya, ia membuat pengakuan yang direkam di depan detektif. Katanya, menjelang akhir Desember 1974, Russ Howard menceritakan kepadanya rencana membunuh istrinya. Skenarionya demikian: Russ mengatakan akan membujuk Donna keluar rumah menuju ke gudang, dengan dalih memperbaiki beberapa kerusakan sebelum penyewa masuk. Lalu dia akan memukul Donna dengan bagian samping palu, agar bekasnya terkesan seperti sepatu kuda. Alibinya akan dibuat seolah-olah pada saat itu ia berada di kota. Caranya, dia akan pergi sesudah pembunuhan sadis itu dan memastikan orang-orang di kota mengingatnya.

Pemeriksaan polygraph oleh seorang ahli dari Washington State Patrol menunjukkan Sunny Riley tidak berbohong. Oleh karena itu jaksa penuntut dari Yakima County mempertimbangkan akan menuntut Russ Howard. Sayangnya, banyak bukti fisik telah hilang. Pengakuan itu membuat Sunny ketakutan sampai dia berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain, takut balas dendam Russ. Ia berharap Russ segera ditangkap. Berbulan-bulan telah lewat, tetapi tak ada kabar apa pun.

Russ Howard masih saja kurang beruntung. Ia sering berganti-ganti pasangan. Pada awal tahun 1980-an ia bekerja paruh waktu pada kedai minuman. Tapi teman kumpul kebo-nya bunuh diri. Untung ada saksi bahwa bukan Russ yang membunuhnya.

Sementara itu, Bobbi tetap melakukan kampanye untuk membuka kembali penyelidikan atas kematian Donna sampai ke kantor gubernur. Hasilnya, di akhir tahun 1981 Gubernur John Spellman memerintahkan Kantor Kejaksaan Agung Negara Bagian Washington membuka kembali kasus Donna Howard. Kini yang menangani kasus Donna benar-benar orang-orang yang kompeten.

 

Tidak sesuai hukum gerak

Pada Maret 1982, Bob Keppel, detektif andal yang sudah berpengalaman menangani kasus-kasus berat datang dan melakukan pemeriksaan. Dia menggali berbagai informasi dari banyak pihak. Selain dua detektif yang mula-mula menyelidiki kasus ini, Ray Ochs dan Jerry Hofsos, ia mewawancarai juga paramedis, tetangga, penjaga alat-alat rumah tangga, dan Sunny Riley.

Dengan cermat Bob Keppel, sang penyelidik, merekonstruksi kasus yang sudah berumur tujuh tahun, bersama atasannya, Greg Canova, sebagai asisten senior Jaksa Agung Negara Bagian. Masalahnya memang pada tidak lengkapnya autopsi pertama. 

Bukti-bukti fisik dikumpulkan lagi. Di situ ada gambar yang diambil oleh penyelidik resmi pada pagi 10 Januari 1975. Pembesaran foto menunjukkan tidak ada rambut, darah, atau jaringan tubuh pada lempeng kayu bantalan rel. Padahal kalau itu yang menyebabkan luka di kepala, paling tidak ada sisa darah atau rambut yang menempel di sana.

Kalau memang menurut dr. Muzzall, Donna Howard berlutut membersihkan kaki kuda sebelum ditendang kuda, mengapa pada foto tidak tampak kotoran atau salju di bagian lutut celana Donna?

Greg Canova dan Bob Keppel akhirnya merekonstruksi bagaimana pembunuhan itu terjadi. Mula-mula Donna dipancing keluar ke gudang. Di situ ia dipukul dengan bagian samping palu yang rata. Tapi Donna melawan dengan menangkis serangan menggunakan tangan kanan untuk melindungi kepalanya. Kekuatan pukulan itu berbenturan dengan bagian tangan antara telunjuk dan ibu jari. Sampai pola kain sarung tangannya melekat di dagingnya. Dua kali lagi Russ mengayunkan palunya ke kepala Donna.

Lalu dia menyeret mayat Donna dengan selimut. Yang ditarik bagian kakinya, di tanah bersalju keras lalu mayat itu diletakkan di dekat kedua kuda itu. Soalnya, andaikata Donna Howard ditendang kuda atau jatuh ke belakang, maka sweater dah celananya tidak mungkin tersingkap ke atas seperti terlihat dalam foto.

Jenazah Donna masih hangat ketika petugas kepolisian dan paramedis datang, dalam keadaan tertutup selimut. Russ mungkin melakukannya dengan sengaja untuk menjaga agar tetap hangat selagi ia harus ke kota memuluskan alibinya. Tetapi bagaimana Greg Canova dan Bob Keppel membuktikan teorinya?

Dr. Donald Reay kepala penyelidik medis di King County memeriksa tengkorak yang sudah direkonstruksi pada Juli 1982. Ia setuju, kerusakan bukan karena tendangan kuda. Bagian belakang kepala pecah menjadi 19 bagian. Tetapi retakan kecil di bagian kanan atas sangat luar biasa. Retakan tulang yang berbentuk oval itu rapi sekali dan permukaan yang terkena benturan masuk.

Tengkorak akhirnya dikirim ke Institut Smithsonian di Washington, D.C. untuk diperiksa oleh ahli antropologi forensik Clyde Collins Snow, Ph.D.

Snow adalah ahli antropologi forensik yang sudah melegenda. Daerah operasinya bisa di Amerika Selatan atau Filipina, karena ia sering dimintai tolong merekonstruksi tengkorak-tengkorak korban pembunuhan massal di segala penjuru dunia. Meski demikian dalam kasus Donna dia tetap bertukar pikiran dengan ahli lain. Dia menunjukkan tengkorak Donna kepada dr. Bob Kirschner dari Chicago dan dr. Fred Jordan dari Oklahoma. Mereka semua setuju dengan kesimpulan Snow: retakan oval pada kepala pasti disebabkan oleh palu. Kirschner menjelaskan kalau retak kecil oval itu disebabkan benturan pada lempeng kayu bekas bantalan rel yang patah itu, pasti pada luka di kepala ada pecahan kayu dan pada kayu ada jaringan tubuh yang tertinggal di sana.

Sesudah tengkorak Donna diperiksa dengan teliti, Snow mengirim surat pada Bob Keppel dan Greg Canova. Snow menyatakan, tengkorak Donna Howard sedikit lebih tebal dari biasa, sehingga tidak mudah dihancurkan. Maka kayu bekas bantalan rel KA itu terlalu lunak untuk membuat retakan berbentuk oval yang begitu rapi dan bersih. “Retakan itu disebabkan oleh benda yang amat keras, dengan permukaan rata dan pinggir bagian atasnya melingkar,” simpulnya.

Snow melanjutkan, “Retak oval pada cranium di sebelah kanan depan ini contoh klasik dari retakan karena benturan palu.” Snow punya keyakinan pukulan belakang (mungkin dua pukulan) dilakukan saat korban masih berdiri, dari belakang, sehingga korban tidak melihat. Sedangkan retakan frontal terjadi saat dia berbaring dengan kepala miring ke kiri. 

Pembunuh mungkin berdiri di atas korban dan si korban bisa saja mencoba melindungi kepalanya dengan tangan. Bercak foto darah di dinding gudang dibesarkan sampai 11 x 14 dan dikirimkan ke Letnan Rod Englert, di Portland, Oregon. la adalah salah satu ahli pola percikan darah yang top di AS. Englert memeriksa gambar jenazah Donna di gudang serta pola darah yang dia lihat. Juga cerita Russ Howard dan rekonstruksi kejadian oleh dr. Muzzall. 

Menurut Lt. Englert, peristiwa kematian Donna tidak mungkin seperti yang digambarkan Muzzall. Rambut ikal Donna saat ditemukan basah kuyup dengan darah. Jika ia ditendang kuda dan mental ke dinding yang terbuat dari kayu bekas bantalan rel KA yang patah itu, baru merosot jatuh, pola percikan darahnya harus lebih tinggi, dan menyebar jauh dari tubuh korban. Seluruh dinding bisa tepercik darahnya. Foto-foto tidak menunjukkan demikian.

Dua percikan darah pada dinding terlihat lebih rendah. Sepertinya bercak darah itu terjadi ketika mayat diletakkan di situ oleh seseorang dan rambut mayat menyapu dinding.

Pada 8 November 1984 kantor Kejaksaan Agung Washington menyeret Noyes Russell Howard (54) ke pengadilan dengan dakwaan pembunuhan tingkat pertama atas diri istrinya sembilan tahun lalu. Pengacara Susan Hahn dan Wes Raber dijadwalkan mendampinginya.

Sidang perkaranya digelar pada 13 Oktober 1986. Greg Canova menjadi satu-satunya jaksa penuntut. Hampir semua saksi adalah ahli forensik, kecuali Sunny Riley yang memberikan kesaksian mengesankan selama berjam-jam. Bagaimana Russ bercerita padanya soal pembunuhan itu. Juga palu dan dalih yang Howard bikin. Pengadilan hening ketika Sunny berbicara soal pukulan tiga kali ke tubuh Donna. Sunny juga mengakui semula ia tidak mau percaya bahwa yang dikatakan Russ itu benar. Tapi ketika akhirnya ia percaya, ia berharap akan ada orang atau sesuatu yang mengalangi perkawinannya dengan Russ.

Pada akhir kesaksian Sunny mengatakan ia tidak rela bila pembunuh Donna lolos. Karena buktinya hanya sebuah tengkorak, masing-masing pihak mengajukan saksi ahli dari bagian patologi forensik. Bahkan, pembela tidak mengakui kalau tengkorak itu milik Donna. 

Ahli patologi forensik dan antropologi dari negara bagian percaya benda keras yang mengenai bagian belakang kepala mungkin adalah palu. Tapi retakan kecil berbentuk oval itu pasti karena palu.

Tujuh belas hari sesudah sidang mulai digelar juri berhasil memutuskan Russ Howard bersalah untuk pembunuhan tingkat pertama. 

Hakim Gavin mengatakan Howard harus menjalani hukuman selama 20 tahun. Artinya, ia bisa memperoleh pembebasan bersyarat sesudah 13 tahun dan 8 bulan. Tapi Russ tetap menyatakan tak bersalah dan naik banding. (Ann Rule)

Baca Juga: Gara-gara Patah Hati

 

" ["url"]=> string(73) "https://plus.intisari.grid.id/read/553606022/teman-selingkuh-buka-rahasia" } ["sort"]=> array(1) { [0]=> int(1670683903000) } } }