array(1) {
  [0]=>
  object(stdClass)#49 (6) {
    ["_index"]=>
    string(7) "article"
    ["_type"]=>
    string(4) "data"
    ["_id"]=>
    string(7) "3257386"
    ["_score"]=>
    NULL
    ["_source"]=>
    object(stdClass)#50 (9) {
      ["thumb_url"]=>
      string(97) "https://asset-a.grid.id/crop/0x0:0x0/750x500/photo/2022/04/28/kisah-pertamajpg-20220428064622.jpg"
      ["author"]=>
      array(1) {
        [0]=>
        object(stdClass)#51 (7) {
          ["twitter"]=>
          string(0) ""
          ["profile"]=>
          string(0) ""
          ["facebook"]=>
          string(0) ""
          ["name"]=>
          string(13) "Intisari Plus"
          ["photo"]=>
          string(0) ""
          ["id"]=>
          int(9347)
          ["email"]=>
          string(22) "plusintisari@gmail.com"
        }
      }
      ["description"]=>
      string(144) "Seorang pemuda selamat secara ajaib dari tabrakan kereta bawah tanah. Sementara itu putri yang telah dikira tewas, ternyata bisa pulang kembali."
      ["section"]=>
      object(stdClass)#52 (7) {
        ["parent"]=>
        NULL
        ["name"]=>
        string(7) "Misteri"
        ["description"]=>
        string(0) ""
        ["alias"]=>
        string(7) "mystery"
        ["id"]=>
        int(1368)
        ["keyword"]=>
        string(0) ""
        ["title"]=>
        string(23) "Intisari Plus - Misteri"
      }
      ["photo_url"]=>
      string(97) "https://asset-a.grid.id/crop/0x0:0x0/945x630/photo/2022/04/28/kisah-pertamajpg-20220428064622.jpg"
      ["title"]=>
      string(48) "Kisikan Pembawa Rezeki dan Pertemuan di Comberan"
      ["published_date"]=>
      string(19) "2022-04-29 10:05:06"
      ["content"]=>
      string(13338) "

Intisari Plus - Raja Louis XVI sangat bermasalah dengan angka 21. Kedua prajurit yang bertemu secara kebetulan di medan perang. Seorang pemuda selamat secara ajaib dari tabrakan kereta bawah tanah. Sementara itu putri yang telah dikira tewas, ternyata bisa pulang kembali.

---------------------------------

Dua Puluh Satu

KETIKA Louis XVI dari Prancis masih kecil, seorang astrolog memperingatkan agar ia berhati-hati setiap tanggal 21. Saran itu menakutkan anak kecil ini. Sejak itu, ia menolak melakukan hal-hal penting pada tanggal tersebut. 

Meskipun berhati-hati dalam bidang pekerjaan, Louis XVI terperangkap dalam peristiwa-peristiwa yang lebih besar pada tanggal itu. Tanggal 21 Juni 1791, Louis dan ratunya ditangkap di Varennes ketika sedang berusaha melarikan diri dari revolusi. Tanggal 21 September tahun berikutnya, Prancis menghapuskan monarki dan negara itu diproklamirkan sebagai republik. Tanggal 21 Januari 1793, Louis XVI menjalani hukuman mati.

 

Pertemuan di Comberan

GEORGE Best adalah seorang prajurit pada Resimen Sherwood Foresters dalam PD I. la dan seorang prajurit lain dari resimen yang sama, melarikan diri dari kejaran Jerman. Tahu-tahu rekannya terpeleset dan jatuh tertelungkup dengan wajah mencium lumpur. 

Best menolong rekannya berdiri. Ternyata pergelangan kaki orang itu cedera. la meminta Best meninggalkannya. Pada saat tentara Jerman mendekat, memang hal itu wajar dilakukan. Namun, akhirnya mereka berdua tertangkap juga, dan dikirim ke kamp tawanan perang yang berbeda. 

Best sempat melarikan diri tiga kali. Di wajahnya tertoreh bekas luka kecil yang tidak hilang seumur hidup, akibat hantaman popor senapan seorang pengawal Jerman. 

Tahun 1927, Best dan istrinya berkunjung ke kerabat mereka di Leicester untuk merayakan Natal. Mantan prajurit ini dengan salah seorang kerabat prianya pergi menonton pertandingan sepak bola. 

Ketika pertandingan yang tidak seimbang mendekati akhir, mereka ikut berbondong-bondong meninggalkan tempat itu. Tiba-tiba terjadi kegaduhan di belakang mereka. Best menoleh dan melihat seorang pria terpeleset dan jatuh tertelungkup mencium lumpur. 

Best membungkuk untuk membantu pria itu berdiri. Tiba-tiba Best sadar ia berhadapan dengan prajurit yang pernah dilihatnya dalam posisi yang sama sebelum keduanya tertangkap tahun 1917.

 

Kereta Bawah Tanah Berhenti

PERISTIWA ini terjadi pada November 1971 di London. Hari itu tampaknya biasa saja seperti kebanyakan hari-hari lain. Di salah satu stasiun bawah tanah di kota itu, kereta api mendekati peron. Tiba-tiba seorang pemuda menghambur ke depan kereta yang sedang berjalan. 

Masinis sangat terperanjat dan segera mengerem, walaupun ia yakin kereta tidak mungkin bisa berhenti sebelum menggilas tubuh orang itu. Namun, keajaiban terjadi. Kereta itu berhenti! Gerbong pertama harus diungkit untuk mengangkat pria yang luka parah itu, tetapi roda-roda kereta tidak sempat menggilasnya. Pria itu hidup. 

Lelaki muda itu ternyata seorang arsitek berbakat yang sedang dalam masa pemulihan setelah menderita gangguan saraf. Peristiwa ia terluput dari maut ternyata merupakan suatu kebetulan. Penyidikan kejadian itu mengungkapkan bahwa kereta bukan berhenti karena masinis tiba-tiba mengerem. 

Beberapa saat sebelumnya, seorang penumpang yang sama sekali tidak tahu kalau akan ada orang melompat ke depan kereta, tiba-tiba saja terdorong untuk menarik rem darurat yang secara otomatis mengaktifkan rem kereta. 

Penumpang itu tidak mempunyai alasan khusus untuk melakukannya. Pihak yang berwenang dalam bidang transportasi mempertimbangkan untuk menuntut penumpang itu karena ia memanfaatkan sistem darurat tanpa alasan!

 

 Merawat Anak Orang Lain

DUA orang gadis cedera dalam sebuah kecelakaan mobil yang hebat di Sevilla, Spanyol. Sungguh suatu kebetulan yang tragis bahwa penampilan mereka mirip sekali. Seorang di antaranya kemudian meninggal. Yang seorang lagi luka parah, termasuk wajahnya. la hidup walaupun menderita hilang ingatan sebagai akibat kecelakaan itu. 

Orang tua gadis yang meninggal sangat berduka dan berkabung, sementara orang tua gadis yang seorang lagi bersiap-siap berjuang membantu anak mereka agar normal kembali. Ketika gadis itu pulih, orang tua yang merawatnya menghadapi kenyataan pahit. Gadis itu bukan putri mereka. 

Dalam kekacauan yang terjadi setelah kecelakaan, pihak rumah sakit tanpa sengaja mempertukarkan tas kedua gadis itu, dengan akibat identifikasi mereka tertukar juga. 

Dua bulan setelah kecelakaan di tahun 1978 itu, keluarga yang menyangka putrinya meninggal, berkumpul kembali dengan putri mereka yang dikira sudah tewas. Sementara itu ketawakalan dan cinta keluarga yang lain berubah menjadi putus asa ketika mereka menyadari bahwa yang mereka rawat itu putri orang lain, sedangkan putri mereka sendiri sudah dimakamkan.

 

 Nenek Buyut

UPACARA pemakaman yang berlangsung di tepi liang lahat sudah berlangsung setengah jam ketika pendeta menyadari bahwa yang akan dikubur itu bukan orang yang sedang didoakan. la sadar ketika karangan-karangan bunga diangkat dari atas tutup peti. Nama yang tertera di situ adalah nama pria, bukan nama Nora Boote, seorang nenek buyut. 

Sanak keluarga menunggu di gereja ketika para direktur rumah duka terbirit-birit menjemput jenazah dan peti Ny. Boote supaya upacara di Gereja St. Michael di Bishops Hitchington, Warwickshire, Inggris, bisa dilanjutkan.

 

Adams dan Jefferson

THOMAS Jefferson adalah penulis Declaration of Independence (Deklarasi Kemerdekaan) Amerika Serikat, sedangkan John Adams adalah salah seorang yang paling berjasa menyebarluaskannya. 

Adams menjadi presiden kedua AS dan Jefferson yang ketiga. Keduanya wafat di tahun yang sama, 1826 dan pada hari yang sama, yaitu hari ulang tahun ke-50 peristiwa paling penting dalam hidup mereka: 4 Juli (Hari Kemerdekaan AS - Red). 

Jefferson tampaknya berusaha keras untuk bisa hidup sampai hari itu. 

Sebelum mengembuskan napas terakhir, ia bertanya apakah hari itu tanggal 4 Juli. Adams yang kata-kata terakhirnya sangat termasyhur, yaitu "Thomas Jefferson masih hidup", bertahan hidup beberapa jam lebih lama dari rekan seperjuangannya.

 

Ditangkap Saat Terbang

AWAL tahun 1988, Peter Miller, detektif dari pasukan penanggulangan narkoba di Australia, menangkap Stephen Rotaru (31), yang berasal dari Cleveland, Ohio, AS, dengan tuduhan memasok dan memiliki kokain serta daun ganja. Tiga minggu setelah penahanan itu, Miller pergi berlibur. 

Di Bandara Sydney, Miller naik ke pesawat Continental Flight 16, yang akan berangkat ke Ohio lewat tujuan Miller, Hawaii. Ketika sedang berjalan di sepanjang deretan kursi, ia melihat Rotaru duduk di salah satu kursi. Segera saja Miller menangkap orang Amerika itu. 

Rotaru sebenarnya sudah menyerahkan paspornya ketika pertama ditangkap, tetapi kemudian berhasil membujuk konsulat AS untuk menerbitkan yang baru. Selain menyerahkan paspornya, Rotaru memberi uang jaminan untuk ditahan di luar dan mesti melapor ke polisi dua kali seminggu. 

Ternyata ia memanfaatkan kesempatan ditahan luar ini untuk kabur. Miller sama sekali tidak sengaja mencari Rotaru. Sepanjang pengetahuannya, Rotaru yang menyangkal keras bersalah, sungguh-sungguh berniat menghadapi meja hijau. Miller memesan tempat di pesawat yang sama tanpa maksud lain, kecuali berlibur ke Hawaii.

 

Kisikan Pembawa Rezeki

TANGGAL 9 Juli 1981, pada hari pernikahan Pangeran Charles dengan Lady Diana, seperempat pemenang pacuan kuda di Inggris adalah kuda-kuda baru yang namanya antara lain Tender King, Favoured Lady dan Wedded Bliss (Kebahagiaan Pernikahan). 

Dari 200 ekor kuda yang berpacu hari itu, sebelas di antaranya memiliki nama "royal" (yang berkenaan dengan kerajaan) atau semacam itu dan enam di antaranya menang atau tiba nomor dua dalam 17 pertandingan. Padahal kemungkinannya secara keseluruhan adalah 1 : 54.000 dan tidak ada seekor pun kuda itu yang semula difavoritkan.

 

Doppelganger

BILL Spencer, seorang prajurit, keluyuran tanpa tujuan di jalan-jalan Kota Adelaide. Bukannya menikmati 24 jam cutinya, ia malah merasa waswas, tanpa mengetahui alasannya. 

Setelah makan malam, yang dilakukannya dini, ia menunggu saat untuk bisa menonton bioskop atau berdansa, kemudian ia akan pulang ke kesatuan antiserangan udara di Outer Harbour, di pinggiran Kota Adelaide. 

Di Rundle Street, yang pada tahun 1942 merupakan pusat pertokoan, ia berhenti dan terdorong menoleh ke persimpangan jalan King William Street. Dilihatnya seorang polisi militer dengan seorang prajurit sedang bercakap-cakap sambil memandang Bill. Jelas mereka sedang membicarakan dia. 

Bill mengira polisi militer itu akan mendekati dan memeriksa surat izin cutinya. Karena suratnya beres, ia tidak khawatir dan berniat melanjutkan perjalanan. Namun yang menghampiri malah si prajurit. 

Sambil berdiri tepat di hadapan Bill, prajurit itu menyapa: 'Good day.' Dengan ragu-ragu Bill menjawab, ' Good day. 

Prajurit itu heran karena Bill tidak tampak bersemangat menanggapinya. "Lupa ya kepada saya?" tanyanya. 

Bill menjawab, ia belum pernah bertemu dengan prajurit itu seumur hidupnya. Prajurit itu tampak bingung. "Masa tidak ingat kepada saya! Kita 'kan setenda selama enam minggu di Rottnest." Rottnest adalah sebuah pulau kecil sekali di Australia Barat. 

Bill mundur selangkah dan memberi tahu prajurit itu,"Saya tidak pernah melihatmu sebelum ini dan seumur hidup tidak pernah pergi ke Australia Barat." 

Lalu, Bill kaget ketika orang itu berkata, "Kamu 'kan Bill Spencer?" 

Bill membenarkan. Prajurit itu lantas bersikeras. Mereka setenda. Enam minggu. Namanya sama. Kenapa dia tidak mau mengaku kenal? Apa salahnya? 

Ketika prajurit itu semakin kesal, Bill bingung. Yang bisa dilakukannya cuma mempertahankan apa yang dikatakannya. 

Akhirnya, lawan bicaranya menjadi lebih tenang dan meninggalkan Bill, sambil tetap mengira ia bertemu dengan Bill Spencer yang dikenalnya di Rottnest. 

Tahun 1948, Bill kebetulan pindah ke Australia Barat dan menetap di sana. Ia berusaha beberapa kali mencari orang yang nama maupun penampilannya sama dengan dia, tetapi tanpa hasil. 

Mula-mula ia menduga Bill Spencer yang seorang lagi itu tewas pada bulan-bulan terakhir perang atau sudah pindah entah ke mana. Namun, kemudian orang-orang mulai memberi tahu dia bahwa mereka bertemu dia di tempat-tempat yang tidak pernah dikunjunginya. "Ketemu kamu di Perth hari ini, atau Victoria Park, atau di pantai." 

Hal ini berlangsung bertahun-tahun. Bill mencoba mencari lewat pelbagai koran di Australia Barat, tetapi tanpa hasil. 

"Saya ingin menemukan Bill Spencer yang seorang lagi, yang penampilannya mirip sekali saya," kata Bill. "Tapi sekarang umur saya hampir 76, jadi harapannya tipis."



" ["url"]=> string(93) "https://plus.intisari.grid.id/read/553257386/kisikan-pembawa-rezeki-dan-pertemuan-di-comberan" } ["sort"]=> array(1) { [0]=> int(1651226706000) } } }