array(1) {
  [0]=>
  object(stdClass)#49 (6) {
    ["_index"]=>
    string(7) "article"
    ["_type"]=>
    string(4) "data"
    ["_id"]=>
    string(7) "3355963"
    ["_score"]=>
    NULL
    ["_source"]=>
    object(stdClass)#50 (9) {
      ["thumb_url"]=>
      string(103) "https://asset-a.grid.id/crop/0x0:0x0/750x500/photo/2022/07/01/mata-mata-di-scrubsjpg-20220701063531.jpg"
      ["author"]=>
      array(1) {
        [0]=>
        object(stdClass)#51 (7) {
          ["twitter"]=>
          string(0) ""
          ["profile"]=>
          string(0) ""
          ["facebook"]=>
          string(0) ""
          ["name"]=>
          string(13) "Intisari Plus"
          ["photo"]=>
          string(0) ""
          ["id"]=>
          int(9347)
          ["email"]=>
          string(22) "plusintisari@gmail.com"
        }
      }
      ["description"]=>
      string(135) "George Blake, seorang ahli penyamaran berkebangsaan Soviet, dianggap sebagai tahanan teladan oleh para sipir, sampai ia melarikan diri."
      ["section"]=>
      object(stdClass)#52 (7) {
        ["parent"]=>
        NULL
        ["name"]=>
        string(7) "Histori"
        ["description"]=>
        string(0) ""
        ["alias"]=>
        string(7) "history"
        ["id"]=>
        int(1367)
        ["keyword"]=>
        string(0) ""
        ["title"]=>
        string(23) "Intisari Plus - Histori"
      }
      ["photo_url"]=>
      string(103) "https://asset-a.grid.id/crop/0x0:0x0/945x630/photo/2022/07/01/mata-mata-di-scrubsjpg-20220701063531.jpg"
      ["title"]=>
      string(19) "Mata-mata di Scrubs"
      ["published_date"]=>
      string(19) "2022-07-01 18:35:43"
      ["content"]=>
      string(21670) "

Intisari Plus - George Blake, seorang ahli penyamaran berkebangsaan Soviet, menjalani masa hukuman selama 42 tahun di penjara Wormwood Scrubs, London. Para sipir penjara beranggapan ia adalah tahanan teladan, sampai ia melarikan diri.

------------------------

Malam datang lebih cepat di Sabtu, 22 Oktober 1966. Langit mendung dan dinginnya angin utara mengingatkan pengunjung Rumah Sakit Hammersmith di London bahwa musim dingin akan tiba. Di sepanjang sisi rumah sakit tersebut terdapat sebuah gang kecil yang memisahkan rumah sakit itu dengan penjara Wormwood Scrubs. 

Di gang tersebut, tepatnya di depan sebuah salon mobil, duduk seorang pria yang tampak gelisah dengan buket bunga krisan di tangannya.

Siapa pun yang melihatnya akan beranggapan bahwa ia berencana mengunjungi keluarganya di rumah sakit. Namun, jika perhatikan dengan saksama, akan terlihat ia sedang berbicara pada buket bunga krisannya dengan nada yang tidak sabar. 

Pria itu adalah Sean Bourke, dan sebenarnya ia sedang menggunakan walkie talkie yang tersembunyi di balik buket bunga. Ia akan melakukan suatu tindak kriminal yang serius.

*

Wormwood Scrubs merupakan sebuah bangunan Victoria kuno. Ia adalah tempat tinggal bagi banyak tahanan London. Kebanyakan dari mereka dijatuhi masa hukuman yang singkat, dan tidak ada seorang pun yang dianggap berbahaya. Di antara perampok, pencuri mobil, dan penadah, tersebutlah seorang mata-mata yang tidak terkenal bernama George Blake, mantan anggota senior MI6, agen rahasia Inggris. 

Ia telah mengkhianati setidaknya 42 agen lainnya demi pasukan komunis Soviet, serta menyerahkan rahasia informasi vital lainnya pada musuh Inggris.

Pengadilannya di tahun 1961 merupakan suatu sensasi tersendiri. Ia dijatuhi hukuman 42 tahun penjara, hukuman terlama yang pernah diberikan pada mata-mata di masa perdamaian. 

Blake ditempatkan di Wormwood Scrubs, bagian barat London, karena agen rahasia Inggris perlu menginterogasinya dari waktu ke waktu. Karena markas mereka di London, akan lebih mudah bila Blake ditahan di dekat mereka.

Namun, itu bukanlah keputusan yang tepat. Blake adalah seorang yang pintar, dengan sejarah yang luar biasa mengagumkan. Lahir di Geor Behar, Belanda, dari perpaduan ibu Belanda dan ayah Yahudi, ia besar dengan keyakinan pada paham komunis. Ia berjuang bersama pejuang Belanda ketika negaranya diduduki tentara Nazi pada tahun 1940, kemudian kabur ke Inggris tahun 1943. Lalu ia bergabung dengan Angkatan Laut Kerajaan, di mana ia kemudian direkrut menjadi agen rahasia Inggris. 

Meski tertangkap di Perang Korea, ia mampu bertahan selama tiga tahun di penjara Korea Utara. Dalam perjalanannya kembali ke Inggris, ia diyakinkan bahwa komunis merupakan sistem yang terbaik bagi pemerintahan, dan ia terus membocorkan rahasia kenegaraan pada Soviet, pemimpin komunis di dunia selama 10 tahun.

Tentu saja, Blake adalah tahanan yang populer di Scurbs. Perawakannya tinggi dan menawan. Ia mengajar tahanan yang buta huruf agar bisa membaca dan menulis. Ia juga sangat sopan dan mudah diajak kerja sama oleh sipir penjara. Beberapa tahanan lainnya bersimpati dengan paham komunisnya, yang lainnya merasa hukuman yang diterimanya terlalu kejam. 

Di antara tahanan itu ada Sean Bourke (penjahat kecil), Pat Pottle, dan Michael Randle (dua orang aktivis yang dipenjara karena aksi demo mereka di pangkalan udara Amerika di Inggris). Tiga orang tersebut telah dibebaskan dari penjara belum lama ini, dan memutuskan untuk membantu Blake melarikan diri.

Sekarang, Bourke diliputi rasa gelisah di luar sana, di keremangan malam, sementara Blake berdiri di aula D yang terang, bercakap-cakap dengan seorang tahanan mengenai apakah acara gulat di televisi asli atau hanya rekayasa. 

Rupanya penjaga penjara terlalu asyik menyimak percakapan tersebut sehingga ia tak menyadari, tahanan lainnya (teman Blake) sedang memindahkan dua bingkai kaca sebuah jendela besar di atas kepalanya.

Percapakapan berakhir, Blake kembali ke selnya. Ia meraih walkie talkie (yang belum lama ini diselundupkan ke dalam penjara) dan melongok ke luar jendela. Kini aula tadi benar benar kosong, semua penjaga dan tahanan sedang asik nonton film akhir pekan yang diputar setiap Sabtu malam.

Tanpa terlihat, ia menyelinap keluar ke dinginnya angin malam dan loncat ke atas atap, di bawah jendelanya. Dari sana ia meloncat ke bak sampah, lalu turun ke bawah. Di depannya menjulang tembok setinggi enam meter.

"Sean, Sean, kau bisa mendengar suaraku?" bisiknya ke walkie talkie sambil bersembunyi di bawah bayang-bayang. 

Namun, tak ada jawaban. Bourke sedang sibuk. Sejoli pasangan muda sedang bercumbu di dalam mobil yang terparkir di dekatnya. Ia sama sekali tidak ingin ada yang melihat pelarian ini. Dengan berpura-pura menjadi penjaga penjara, ia berusaha mengusir pasangan muda tersebut.

Blake menunggu seakan-akan harus menunggu selamanya. Jantungnya berdebar kencang, dan rasa takut mencekam seperti tinju di perutnya. Bingkai kaca jendela yang hilang pasti akan segera ketahuan, sedangkan ia hanya punya beberapa menit untuk kabur. 

Blake sudah mendekam dalam penjara Wormwood Scrubs selama empat tahun yang menyengsarakan, dan kunjungan agen rahasia Inggris semakin lama semakin sering. la tahu mereka akan segera memindahkan dirinya ke penjara dengan tingkat keamanan super tinggi di luar London, dan ia tidak mungkin kabur dari sana. Ini merupakan satu-satunya kesempatan yang ia punya untuk melarikan diri.

Tiba-tiba walkie talkie Blake berbunyi.

"George? Apa kau di sana? Syukurlah! Ini, aku lemparkan tangganya sekarang."

Suasana masih sunyi. Lalu terdengar suara tangga yang terbuat dari tali merayap di tembok.

"Oke, Sean, pegang erat-erat, aku datang," bisik Blake. Kemudian ia keluar dari bayang-bayang, lari ke tembok dan memanjat tangga tersebut. Tentu ia akan segera terlihat oleh penjaga.

Ia memanjat asal-asalan, mencengkeramkan tangannya ke tembok bata yang kasar. Blake tidak bertubuh atletis, dan aktivitas fisik tersebut segera membuatnya kelelahan. Sesampai di ujung atas tembok, sambil terengah-engah, ia memandang ke bawah melihat Bourke dan mobilnya. 

Kebebasan hanya terpaut sekian detik darinya, Blake sudah tidak sabar lagi untuk bebas, ia tidak dapat menunggu lebih lama lagi. Daripada turun lewat tangga, ia lebih memilih loncat dari atas, akibatnya pergelangan tangannya patah dan wajahnya terluka mendarat di bawah.

"Ya, Tuhan," kata Bourke, "Apakah kau baik-baik saja? Itu tidak perlu dilakukan!"

la membantu temannya berdiri dan memapahnya ke jok belakang mobilnya. Lalu ia duduk di jok depan dan menyalakan mesin. Mobil menyala, Bourke menginjak gas dan menyebabkan orang-orang di sekitarnya bubar serta menabrak bumper belakang mobil yang ada di depannya. 

Sebelum pemiliknya sempat keluar, Bourke sudah bergerak maju meninggalkannya, menuju lalu lintas kota malam itu, meninggalkan pusat London.

"Kita berhasil! Kita berhasil!" soraknya gembira.

Di jok belakang, Blake memegang pergelangan tangannya yang patah dan menahan rasa sakit setiap kali terjadi guncangan. Selain itu, darah yang menetes di wajahnya membuat ia terlihat seperti orang gila.

Segala peristiwa yang pernah dialaminya di penjara terbayang-bayang dalam benaknya. Penderitaan, kepengapan penjara, rasa sayur lobak yang basi, penghuni Scurbs yang menakutkan. 

"Ya, Tuhan, apa yang harus kulakukan untuk membayar empat tahun yang sudah hilang itu!" serunya. 

Blake gembira luar biasa. Beberapa saat kemudian, ia terlihat lebih serius.

"Ini belum berakhir bukan? Aku harus menyembuhkan ini," katanya sambil mengangkat tangannya. "Lalu, aku harus keluar dari negeri ini."

"Semua ada waktunya, George, semua ada waktunya," kata Bourke. "Pertama-tama kita harus pergi ke tempat persembunyian yang kutemukan untukmu, lalu makan."

*

Perjalanan tersebut tidak memakan waktu lama, dan sepengetahuan mereka, tidak ada yang mengikuti. Bourke telah menyiapkan kamar untuk Blake di sebuah rumah di suatu jalan yang lusuh, tak dikenal, tak jauh dari penjara. Bourke parkir di depan rumah tersebut. Mereka menunggu sampai jalanan sepi, lalu segera masuk ke rumah sebelum ada yang melihat mereka.

Di dalam, Bourke membersihkan luka di wajah Blake dan membalut sebisanya pergelangan tangannya yang patah Kemudian ia pergi dan meninggalkan mobilnya cukup jauh dan kembali dengan sebotol brandy.

"Ini akan menghilangkan rasa lapar kita," katanya sambil tertawa. "Lihatlah apa yang aku punya untuk makan malam!"

Bourke segera membakar dua kerat daging steak. Begitu matang, ia memotong-motong jatah Blake. Ia melihat kawannya makan dengan rakusnya. Namun tak lama, Blake seperti tidak sanggup mencerna makanannya.

"Empat tahun makan makanan penjara," ia tertawa, "Sekarang baru bisa makan seperti ini. Tidak heran kalau aku merasa mual!"

"Minumlah brandy ini," saran Bourke, "Itu akan membantu pencernaanmu!"

*

Selesai makan, Blake dan Bourke berdiskusi tentang aksi pelarian tadi.

"Banyak masalah yang harus kami hadapi untuk mengeluarkanmu dari sana," kata Bourke.

la menceritakan pada kawannya, bagaimana ia, Pottle, dan Randle berusaha menghubungi keluarga Blake untuk mengumpulkan dana demi mewujudkan rencana pelarian tersebut, juga bagaimana mereka kecewa karena Bourke tidak mengumpulkan nota bon setiap barang yang dibelinya.

"Lagipula, bagaimana mungkin mendapatkan nota bon dari sebuah paspor palsu?" kata Bourke.

la menjelaskan pada Blake bagaimana mereka merencanakan semua ini, mulai dari mobil untuk kabur, walkie talkie, tangga dari tali, sampai pada paspor palsu. Biaya yang keseluruhannya mencapai tujuh ratus poundsterling itu mereka dapat dari uang mereka sendiri ditambah pinjaman dari beberapa teman.

Ketika mereka sedang asyik-asyiknya minum sambil makan stroberi, acara televisi yang sedang mereka tonton disela sekilas info. Seorang pria membaca berita dengan serius:

"Mata-mata Soviet, George Blake, telah melarikan diri dari penjara Wormwood Scrubs di London. Pelarian tersebut dilakukan kira-kira pada pukul setengah tujuh malam tadi. Blake kabur dari penjara dengan memanjat tangga di tembok yang dilemparkan oleh seorang temannya. Diyakini kedua buronan tersebut kabur menggunakan mobil kecil berwarna biru menuju arah barat, keluar dari London."

Foto terbaru Blake muncul di layar televisi. Foto yang di ambil di dalam penjara itu membuatnya tampak jahat.

"Sekilas info!" kata Bourke. "Mereka bahkan tidak menunggu waktu acara berita. Kau adalah orang yang paling dicari di seluruh Inggris!"

Brouke tertawa, sebaliknya Blake memasang wajah serius "Aku harap tidak ada yang melihat kita masuk ke dalam rumah ini," katanya. "Setiap polisi di London akan mencariku."

*

Keesokan harinya, Bourke pergi mencari dokter. Blake tahu bahwa Bourke memang mempunyai banyak teman dan jaringan, tapi pelajaran yang didapatnya selama menjadi mata-mata telah mengajar dirinya bahwa tidak ada satu orang pun yang benar-benar dapat dipercaya. Setiap kontak yang mereka lakukan seperti ini semakin membuka kesempatan terjadinya pengkhianatan.

Sekitar siang hari, Bourke kembali membawa seorang dokter dan setumpuk koran. Dokter itu seorang muda yang terkesan serius. Ia menyapa Blake dengan dingin, lalu mengobati pergelangan tangan Blake yang patah. Rasanya sangat sakit, Blake menenggak wiski Bourke untuk menghilangkan rasa sakit yang menyerangnya.

Setelah sang dokter pergi, Blake berkata, "Apakah kau yakin ia tidak akan mengkhianati kita? Kelihatannya ia bukan orang yang ramah."

"Jangan khawatir," kata Bourke. "Dia ada di pihak kita. Mungkin ia hanya sedikit khawatir karena mengobati seorang buronan. Sekarang lihat ini ..."

Bourke menunjukan koran-koran hari itu pada Blake. Semuanya dipenuhi dengan berita pelarian. Salah satu koran memberi komentar yang berlebihan pada bunga krisan yang dibawa Bourke. Koran tersebut memberi gambar ilustrasi Bourke sebagai dalang tindak kriminal ini yang bersembunyi di balik bayang-bayang, serta menulis bahwa bunga krisan tersebut merupakan sarana komunikasi yang misterius.

Keduanya menertawakan cara media memberitakan pada publik bagaimana mereka melarikan diri. Mereka juga sangat terkesan pada teori salah satu koran yang mengatakan bahwa seorang pengganti telah dikirim ke tempat ia dipenjara sementara Blake yang asli telah kembali ke Rusia menjadi agen ganda. 

Bagaimana pun, semua publikasi ini adalah kabar buruk. Wajah Blake ada di halaman muka setiap surat kabar kota, dia selalu muncul di televisi setiap kali sekilas info ditayangkan. Mereka harus amat sangat hati-hati. 

Meski dokter yang menangani pergelangan tangannya tidak pernah mengadukan mereka, keduanya tetap berpikir adalah lebih baik jika mereka pindah ke tempat yang tak jauh dari sana, dan tinggal di rumah seorang teman dari Randle dan Pottle. Namun, hal itu merupakan bencana. Istri teman tersebut memberitahu psikiaternya bahwa mereka menyembunyikan seorang buronan yang dicari-cari polisi.

Bourke juga membuat kesalahan konyol. Lepas dari segala perencanaan melarikan Blake, ia telah membeli mobil tersebut atas nama dirinya sendiri, buruknya hal ini telah terlacak oleh polisi. Sekarang fotonya juga ikut terpampang bersama foto Blake di halaman muka setiap surat kabar dan namanya selalu disebut dalam berita-berita, baik di radio maupun di televisi.

Di awal November, mereka pindah ke rumah Pat Pottle yang juga berada di London. Merasa lelah sembunyi dalam pengejaran ini, Blake sudah tidak tahan lagi ingin keluar dari Inggris. 

Namun, sudah dua minggu ia kabur, nama dan fotonya masih saja dipampang di setiap koran dan televisi. Tentu sangat berisiko sekali keluar dari Inggris dengan cara yang wajar, naik ferry atau pesawat terbang, sekalipun menggunakan paspor palsu.

Pottle dan Randle berusaha mengubah penampilan Blake. Mereka memberinya obat Meadinin yang akan menggelapkan warna kulit Blake, juga menjemurnya di bawah lampu sorot secara intensif. Sayangnya usaha tersebut sia-sia. Blake tetap mudah dikenali. Akhirnya, Randle muncul dengan kelicikan baru.

la memiliki mobil VW Combi yang besar. Blake bisa bersembunyi di tempat penyimpanan selimut. Sementara Randle dan keluarganya akan mengaku pada petugas perbatasan bahwa mereka akan berjalan-jalan ke Jerman Timur. Saat itu negara tersebut dikuasai Soviet. Dengan demikian Blake akan aman di sana.

Perjalanan tersebut lancar dan aman tanpa satu rintangan apa pun. Blake diturunkan di luar Berlin. Ia langsung mengenalkan dirinya pada prajurit Jerman pertama yang ia temui, namun tak seorang pun yang mempercayai kisahnya. Ia dibawa ke Berlin. 

Untungnya seorang agen rahasia Soviet yang mengenalnya secara pribadi datang untuk menjemputnya Ketika agen rahasia itu masuk ke ruangan dan memeluknya, serta berkata, "Ini memang dia! Memang dia!" Blake lega semua masalahnya telah berakhir. 

 

Setelah Pelarian

Blake mendapat penghargaan dari sekutu Soviet. Ia diangkat menjadi Kolonel KGB (agen rahasia Soviet) dan diberi tempat tinggal nyaman di sebuah apartemen di Moskwa. 

Ia telah meninggalkan istri dan tiga orang anaknya di Inggris, tetapi menikah lagi dengan gadis Rusia dan dikaruniai seorang putri. la bekerja sebagai peneliti bidang politik dan ekonomi di Universitas Moskwa. Sampai sekarang ia masih hidup dan tidak menyesali masa lalunya. 

Ketika baru-baru ini ia ditanyai apakah dengan runtuhnya komunis Soviet, ia merasa segala jerih payahnya menjadi sia-sia, ia menjawab, "Saya pikir tidak ada salahnya membiarkan diri Anda mempercayai suatu konsep yang mulia, atau percobaan yang mulia, walaupun akhirnya tidak sukses."

Masa depan Sean Bourke suram. Karena tidak setenar Blake, ia berhasil terbang keluar dari Inggris dengan menggunakan paspor palsu. Ia terbang ke Berlin dan dikirim ke Moskwa untuk bersatu kembali dengan Blake. Keduanya sangat kompak, dan pemerintah Soviet menempatkan mereka di apartemen yang sama. Namun, keretakan di antara keduanya tak terhindarkan. 

Blake bisa bersikap manis bila segalanya sesuai dengan keinginannya, tapi ia juga bisa menjadi sombong dan bersikap menyebalkan. Bourke bahkan menyangka bahwa Blake telah meminta KGB untuk melenyapkan dirinya.

Bourke kembali ke tanah kelahirannya, Irlandia, dan menulis sebuah buku berjudul The Springing of George Blake (Kisah Pelarian George Blake). Ia menyamarkan bagian Pottle dan Randle demi menghindari penangkapan terhadap diri mereka. Bukunya menjadi best seller, dan ia kembali menulis, namun karya selanjutnya tidak disertai kesuksesan seperti yang pertama. Akhirnya, ia menjadi alkoholik dan mati sendirian di dalam mobilnya, di Irlandia, tahun 1982.

Peran Pat Pottle dan Michael Randle dalam pelarian Blake diketahui publik pada tahun 1989 ketika surat kabar Inggris menerbitkan kisah sensasional tersebut. Keduanya ditangkap dan diseret ke pengadilan. 

Meski mereka telah melanggar hukum, para juri di pengadilan bersimpati pada keduanya, sehingga mereka dibebaskan dari hukuman. Pat Pottle meninggal tahun 2000, sedangkan Michael Randle masih berprofesi sebagai penulis dan jurnalis, juga seorang peneliti di Departemen Studi Perdamaian, Univesitas Bradford. (Nukilan dari buku: TRUE ESCAPE STORIES Oleh Paul Dowswell)

 

" ["url"]=> string(64) "https://plus.intisari.grid.id/read/553355963/mata-mata-di-scrubs" } ["sort"]=> array(1) { [0]=> int(1656700543000) } } }