array(1) {
  [0]=>
  object(stdClass)#49 (6) {
    ["_index"]=>
    string(7) "article"
    ["_type"]=>
    string(4) "data"
    ["_id"]=>
    string(7) "3448586"
    ["_score"]=>
    NULL
    ["_source"]=>
    object(stdClass)#50 (9) {
      ["thumb_url"]=>
      string(113) "https://asset-a.grid.id/crop/0x0:0x0/750x500/photo/2022/08/31/akibat-perangkap-cinta-masa-lalu-20220831013047.jpg"
      ["author"]=>
      array(1) {
        [0]=>
        object(stdClass)#51 (7) {
          ["twitter"]=>
          string(0) ""
          ["profile"]=>
          string(0) ""
          ["facebook"]=>
          string(0) ""
          ["name"]=>
          string(13) "Intisari Plus"
          ["photo"]=>
          string(0) ""
          ["id"]=>
          int(9347)
          ["email"]=>
          string(22) "plusintisari@gmail.com"
        }
      }
      ["description"]=>
      string(150) "Pauline berencana membunuh suaminya, James Mitchell. Jerat cinta masa lalunya dengan Headley, menyebabkan terjadinya pembunuhan tragis terhadap James."
      ["section"]=>
      object(stdClass)#52 (7) {
        ["parent"]=>
        NULL
        ["name"]=>
        string(8) "Kriminal"
        ["description"]=>
        string(0) ""
        ["alias"]=>
        string(5) "crime"
        ["id"]=>
        int(1369)
        ["keyword"]=>
        string(0) ""
        ["title"]=>
        string(24) "Intisari Plus - Kriminal"
      }
      ["photo_url"]=>
      string(113) "https://asset-a.grid.id/crop/0x0:0x0/945x630/photo/2022/08/31/akibat-perangkap-cinta-masa-lalu-20220831013047.jpg"
      ["title"]=>
      string(32) "Akibat Perangkap Cinta Masa Lalu"
      ["published_date"]=>
      string(19) "2022-08-31 13:31:23"
      ["content"]=>
      string(23846) "

Intisari Plus - Pauline berencana membunuh suaminya, James Mitchell. Jerat cinta masa lalunya dengan Headley, menyebabkan terjadinya pembunuhan tragis terhadap James.

-------------------

Christine Lane, gadis bujangan berumur 28 tahun, terbangun dengan kaget. Pintu rumahnya digedor-gedor orang. la melirik beker: baru pukul 06.25. la melompat dari ranjang, lalu mengintip dari jendela. 

Tanggal 27 Mei 1981 itu cuaca cerah. Seorang wanita rupawan berambut kemerah-merahan menggedor-gedor pintu rumah Christine di Clarke Avenue 41, Sydney, Australia, sambil berteriak-teriak histeris. Wanita itu tetangganya, Pauline Mitchell, yang berumur 31 tahun. la bertelanjang kaki dan cuma memakai pakaian tidur tembus pandang yang nyaris tidak sampai menutup pinggul. 

Setelah yakin yang menggedor pintu itu bukan kriminal, Christine berlari membukakan pintu. Pauline segera menubruknya.

"Si Jimmy!" katanya sambil tersedu-sedu. "Entah kenapa dia. Dia menggeletak di lantai. Dekat ranjang. Dari mulutnya keluar darah!" 

Christine Lane menghela tetangganya ke ruang duduk dan menyuruhnya duduk di sofa. la sendiri kembali ke muka pintu rumahnya. Pintu rumah di seberangnya dilihatnya terpentang. Setelah ragu-ragu sejenak, ia menyeberangi jalan, memasuki rumah itu dan menuju ke kamar tidur.

Tadi ia ragu-ragu, karena mengira jangan-jangan James Mitchell yang berumur 51 tahun itu diserang seseorang, mungkin maling. Mitchell, pemilik sejumlah bengkel yang laris itu, termasuk orang berada kalau tidak mau dikatakan kaya. 

Di rumah tetangganya itu Christine Lane tidak melihat tanda-tanda bekas kemasukan maling, tetapi Mitchell dijumpainya terbaring dekat ranjang di kamarnya. Darah mengalir dari mulutnya, persis seperti dikatakan oleh istrinya. Darah yang tergenang cukup banyak. Mitchell entah cuma tak sadarkan diri entah sudah tewas. Ia tergolek tidak bergerak sedikit pun dan matanya terkatup. 

Christine pernah belajar memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan di Palang Merah, tetapi keadaan Mitchell dianggapnya sudah berada di luar kemampuannya untuk menolong. Jadi, ia tidak mendekati tetangganya itu. Ia berlari ke ruang tamu dan menelepon lembaga yang memberi pelayanan ambulan.

 

Dikira sedang ke WC 

Petugas ambulans memeriksa detak jantung dan napas Mitchell. Tidak ada tanda-tanda kehidupan. Ia malah menemukan luka yang dalam di sisi kiri pria itu. Ia menduga luka bekas tusukan pisau. Cepat-cepat diteleponnya polisi dari radio telepon di ambulansnya. "Kemungkinan pria itu dibunuh," katanya. 

Petugas di kantor polisi memintanya menunggui mayat sampai polisi datang. Tidak lama kemudian dua mobil patroli tiba dengan selang waktu 5 menit. Para polisi dari mobil patroli pertama membenarkan dugaan si petugas ambulans. 

Pukul 06.55 inspektur polisi yang bertugas di bagian pembunuhan tiba di kantornya. Ia sedang menghirup kopi, ketika bawahannya datang melaporkan penemuan mayat seorang pria yang dicurigai menjadi korban pembunuhan. Inspektur yang tinggi besar dan tampak cerdas itu mendengarkan laporan dengan berdiam diri. Begitu laporan selesai, ia mengajak asistennya, seorang sersan detektif, untuk ikut serta ke Clarke Avenue. 

Di mobil ia menceritakan apa yang didengarnya tadi dari laporan di kantor. Laporan itu tidak lengkap. Identitas orang yang dicurigai sebagai korban pembunuhan itu belum ada. 

Ketika mereka tiba, hampir semua tetangga Mitchell sudah berkumpul di muka rumahnya. Christine Lane menyambut inspektur dan memperkenalkan diri sebagai orang yang memanggil ambulans. Ia juga memberi tahu bahwa janda Mitchell berada di rumahnya di seberang jalan. 

Sersan detektif pergi ke seberang untuk meminta keterangan dari Ny. Mitchell, sedangkan inspektur polisi masuk ke kamar tempat mayat untuk melihat mayat itu. Namun, ia tidak mendekat. Kemudian ia menyeberang untuk ikut mendengarkan duduk perkara dari janda korban. 

Pauline Mitchell berkata, ia tidak tahu siapa kiranya yang menginginkan nyawa suaminya. Mungkin maling. Ia bukan orang yang mudah terbangun dari tidur. Jadi, dia tidak mendengar apa-apa sampai suaminya jatuh berdebum dekat ranjang. Ketika terbangun oleh suara keras itu, mula-mula ia bingung karena suaminya tidak ada di sebelahnya. Disangkanya suaminya sedang ke kamar kecil. Namun, ia heran karena lampu kamar kecil tidak dinyalakan. Ia memanggil-manggil. Tidak ada jawaban. 

Dengan perasaan takut dinyalakannya lampu, lalu ia bangkit. Ketika itulah kaki suaminya tampak di ujung ranjang. Ia menjenguk ke bawah ranjang dan mendapatkan dirinya tepat berhadapan muka dengan wajah suaminya yang mulutnya mengeluarkan darah. Ia mengira suaminya terluka karena terjatuh dari ranjang. Tetapi setelah suaminya tidak bisa disadarkan, ia berlari untuk minta tolong ke seberang. Pintu depan rumahnya terkunci seperti biasa. Ia juga tidak memergoki orang di dalam rumahnya.

 

Bukan maling 

Setelah selesai mendengar keterangan yang direkam itu, inspektur dan sersan detektif pergi ke mobil polisi untuk menelepon markas besar, meminta dikirimkan tim dari laboratorium polisi. Kantor dokter polisi dihubungi juga. Soalnya, jelas James Mitchell tidak meninggal secara wajar. Ternyata kantor dokter polisi sudah mendapat kabar, sehingga tidak lama kemudian seorang dokter tiba di tempat kejadian. 

Dari hasil pemeriksaan di tempat itu, dokter melaporkan bahwa pisau mungkin menembus jantung atau merusakkan beberapa pembuluh darah utama sekitar jantung. Mitchell diperkirakan tewas belum sampai satu jam dan rupanya ditusuk pada saat tidur. 

Dokter itu lalu berangkat untuk menunggu mayat diangkut ke tempatnya berdinas, supaya bisa diautopsi. Ambulans polisi sudah siap, tetapi harus menunggu kedatangan para teknisi dari laboratorium dulu. Para teknisi ternyata tidak bisa menemukan sesuatu yang berarti di tempat kejadian maupun pada mayat. Yang dapat mereka pastikan hanyalah Mitchell ditikam pada saat tidur telentang. Dalam keadaan sekarat ia terjerembap ke lantai. 

Saat itu dokter keluarga Mitchell sudah dipanggil dan ia memberi Ny. Mitchell obat penenang. Jadi, janda itu tidak bisa menemani inspektur memeriksa rumah untuk memberi tahu kalau-kalau ada benda berharga yang hilang. 

Tampaknya tak ada benda yang hilang, sebab sejumlah besar perhiasan Ny. Mitchell kelihatan tidak terganggu. 

Inspektur tidak heran. Kalau perampok atau maling masuk ke rumah orang lain, maksudnya pasti untuk mengambil uang atau barang berharga. Mereka mungkin saja membunuh orang kalau kepergok, karena khawatir dikenali. Namun, mustahil kalau maling menikam orang yang sedang tidur. 

Setelah menyuruh mengangkut mayat ke tempat dokter polisi, ia mengajak asistennya pulang ke kantor. 

"Sebagai langkah pertama," katanya kepada asistennya, "bentuk suatu tim untuk menyelidiki hubungan Mitchell dengan para karyawannya. Ia pemilik banyak bengkel. Mungkin saja sekali-sekali ia bertengkar dan kalau-kalau ia menerima ancaman." 

"Bapak yakin pembunuhnya karyawannya?" tanya sang sersan detektif. 

"Saya tidak bisa menentukannya sekarang. Selain tugas tadi, saya minta engkau juga menunjuk sekelompok orang untuk meneliti kegiatan pribadi Mitchell. Orang kaya berumur awal 50-an bisa saja mempunyai wanita simpanan atau berhubungan intim dengan istri orang lain." 

Asistennya menyumbangkan pikiran, "Ny. Mitchell cantik dan 20 tahun lebih muda daripada suaminya. Menurutnya, ia baru menikah dengan Mitchell tanggal 7 Mei 1976." 

"Sudah lima tahun. Pria kaya umur 50-an cepat bosan," komentar atasannya cepat. 

"Bapak tidak mau menyelidiki kehidupan Ny. Mitchell?" tanya sersan detektif itu. 

"Harus dong," jawab atasannya. 

"Yang satu ini Namanya tercatat pernah melakukan sejumlah pelanggaran harus kau tangani sendiri. Siapa tahu ia mempunyai kekasih."

 

Masih kuat dan gesit 

Pauline Mitchell berasal dari kota kecil Ravely. Orang tuanya masih tinggal di sana dengan adik perempuannya, Barbara (14). Rupanya ibunya, Lois Hewitt, yang kini berumur 56 tahun, baru mendapat anak lagi di usia senja. Keluarga Hewitt biasa saja. Mereka orang baik-baik dan termasuk golongan menengah. 

Paulie pernah berpacaran dengan beberapa pemuda sebayanya, tetapi belum pernah menikah sampai bertemu dengan Mitchell. Pertemuan terjadi di sebuah restoran anggun di Sydney, tempat Mitchell biasa datang untuk makan. Ketika itu awal tahun 1976 dan Pauline sedang bekerja sebagai pelayan restoran. 

Sepanjang penyelidikan, ia tidak diketahui mempunyai kekasih. "Bodoh sekali kalau ia berbuat serong," kata sersan detektif. Mitchell sangat besar perhatiannya dan istrinya mendapat apa saja yang diinginkannya. Lagi pula, menurut dua pria bekas pacarnya, Pauline bukanlah orang yang terlalu suka pada seks. "Ia normal dan bukan jenis orang emosional yang bisa membunuh suaminya demi pria lain yang lebih muda." 

"Jangan terlalu yakin," kata inspektur. "Tetapi apa pun latar belakang pembunuhan itu, Mitchell bukan ditikam oleh istrinya. Menurut laporan autopsi, kematian diperkirakan pukul 06.20. Bisa kurang atau lebih 5 menit. Mitchell tidak mungkin mempunyai waktu untuk menyembunyikan pisau sebelum menggedor rumah tetangganya. 

Menurut cetakan luka, pisau yang dipakai menikam ialah sejenis pisau berburu yang cuma satu sisinya tajam. Panjang luka itu 7 inci. Pisau itu masuk dari celah rusuk dan menembus bagian bawah jantung. Mitchell mungkin tewas tanpa sempat terbangun dulu." 

Menurut hasil penyelidikan, Mitchell juga tidak mempunyai simpanan. Ia tidak pernah terlihat serius dengan wanita, kecuali dengan Pauline. Mitchell agak pemalu. 

Dua hari kemudian datang laporan penyelidikan tentang karyawan bengkel-bengkel milik Mitchell. Diketahui bahwa musim semi 1981, seorang montir bernama James Cox (22) dipecat oleh Mitchell setelah dua bulan bekerja. Soalnya, ia memakai mobil seorang pelanggan tanpa permisi dulu dan mobil itu tabrakan. 

Cox bukan satu-satunya karyawan yang pernah dipecat oleh Mitchell, tetapi kasus Cox adalah yang terakhir terjadi. Ia marah sekali ketika dipecat. Menurut keterangan beberapa orang, ia berusaha menusuk Mitchell dengan obeng, tetapi Mitchell berhasil merobohkannya, sebab walaupun umurnya lebih dari setengah abad, Mitchell masih gesit dan kuat. 

Dua rekan sekerja Cox yang tampaknya tidak senang pada montir muda itu memberi tahu polisi bahwa Cox mengancam akan membuat perhitungan terhadap Mitchell. 

Polisi tidak meragukan keterangan mereka, sebab Cox pelanggan polisi. Walaupun usianya masih muda, tetapi catatan perihal pelanggaran-pelanggaran yang dibuatnya sudah panjang. Ia pernah menyerang orang lain dengan tangan kosong maupun dengan senjata tajam. Ia juga pernah mencuri sepeda motor. Dalam semua perkara itu Cox mengaku bersalah. la cuma dihukum ringan, karena memberi kesan baik. Ia langsing, berambut pirang berombak. Wajahnya klimis dan tampak jauh lebih muda daripada umurnya. Secara emosional mungkin ia memang belum matang. 

Kalau hakim bersikap murah hati kepadanya, tidak demikian dengan polisi yang menganggapnya sebagai orang yang berbahaya. 

Inspektur memerintahkan bawahannya untuk mencari Cox. Ternyata ia tidak bisa ditemukan di Sydney. Polisi mencurigai Cox sebagai pembunuh Mitchell: ia mempunyai motif. Ia bertengkar dengan Mitchell belum lama ini. Namanya tercatat pernah melakukan sejumlah pelanggaran, di antaranya ia diketahui pernah menyerang seseorang dengan pisau. 

Ia diketahui pernah mencuri. Mungkin saja ia pernah mendapat kesempatan memalsu kunci majikannya ketika bekerja di bengkel Mitchell, sebab kunci-kunci rumah disatukan dalam satu gelang dengan kunci kontak mobil. Siapa tahu ia mempergunakan kunci palsu untuk masuk ke rumah bekas majikannya dan menikam sang bekas majikan yang pernah memecatnya itu.

 

Anak gelap 

Perkara pembunuhan Mitchell pun terkatung-katung. Tahu-tahu polisi menerima surat aneh dari seorang wanita berumur 29 tahun yang mengaku bernama Joan Headley. Kata wanita itu, suaminya, Peter, yang berumur 35 tahun, adalah pacar Pauline Mitchell. Keluarga Headley memiliki rumah peristirahatan kecil di pantai antara Sydney dan Ravely. Ny. Headley yakin suaminya biasa membawa Pauline ke sana. Ia menulis bahwa Peter dan Pauline sudah menjalin hubungan intim 15 tahun yang silam dan mereka sempat memperoleh anak di luar nikah. 

Isi surat itu kelihatannya ngawur, karena polisi sudah cukup saksama menggali masa lalu Pauline Mitchell. Mereka tidak pernah mendapat keterangan dari siapa pun bahwa ia pernah berpacaran dengan Peter Headley, apalagi mempunyai anak gelap. Namun, memang mereka tidak sampai menggali ke masa 15 tahun yang silam. Soalnya, ketika itu Pauline baru berumur 16 tahun. 

Dalam suratnya, Ny. Headley menjelaskan bahwa suaminya bekerja di bengkel Mitchell. Kalau saja surat itu tanpa alamat, polisi pasti membuangnya ke keranjang sampah tanpa berusaha menyelidiki kebenarannya. Karena Ny. Headley memberi nama dan alamat jelas, polisi menaruh perhatian juga. 

Di salah sebuah bengkel Mitchell ternyata benar ada karyawan lama yang bernama Peter Headley. Latar belakang Ny. Headley diselidiki juga. Diketahui ia ibu rumah tangga baik-baik. la yakin betul suaminya berpacaran dengan Pauline, ketika Pauline masih remaja dan hubungan itu membuahkan seorang anak. la tidak tahu apa yang terjadi dengan anak itu. ia yakin Pauline membunuh anak gelap itu ketika baru dilahirkan. 

Katanya, yang merisaukannya ialah Peter pernah kelihatan menjemput Pauline dari rumah keluarga Mitchell pada saat James Mitchell tak ada di rumah dan kedua orang itu pergi bermobil berdua entah ke mana. 

"Dari mana Ibu tahu suami Ibu pergi berdua dengan Ny. Mitchell?" tanya polisi. 

"Dari teman saya, Christine Lane." 

"Christine Lane? Maksud Ibu, wanita yang tinggal di seberang rumah keluarga Mitchell?" 

"Ya." 

Kata Ny. Headley, ia pergi ke rumah kecil yang merupakan tempat peristirahatannya dan menemukan bekas-bekas kehadiran seorang wanita di sana. Ia mengira suaminya mengajak Pauline ke sana. Ia yakin Pauline dan Peter merencanakan pembunuhan atas James Mitchell supaya Pauline mendapat warisan banyak bengkel. Ia yakin kemudian suaminya akan minta cerai supaya bisa menikah dengan Pauline. 

Sersan detektif mendatangi Christine Lane untuk meminta penegasan. Menurut tetangga Mitchell itu, ia melihat Headley tiga kali datang ke rumah seberang saat James Mitchell tidak ada di rumah. Kedatangannya yang pertama adalah tanggal 10 Juni 1980. Peristiwa itu tidak ia beritahukan kepada Joan Headley, sebab ia mengira Mitchell menyuruh karyawannya itu datang ke sana untuk mengambil sesuatu. 

Ketika ia melihat Headley dan Ny. Mitchell bermobil berdua, ia jadi curiga. Baru beberapa bulan sebelum pembunuhan terjadi, ia memberi tahu Joan Headley perihal Peter yang dipergokinya tiga kali pergi berdua dengan Ny. Mitchell pada saat suami wanita itu sedang tidak berada di rumah. 

"Mengapa Ibu tidak memberi tahu kami pada saat mayat Pak Mitchell ditemukan?" tanya polisi. 

"Habis, saya tidak ditanyai apa-apa," jawab wanita itu. Polisi sadar bahwa mereka alpa. Christine Lane, yang melaporkan penemuan James Mitchell dalam keadaan bergeming tanggal 27 Mei 1981 itu luput dari perhatian polisi. Ia tidak ditanyai perihal tetangganya. Akibatnya, polisi sibuk mencari James Cox di seluruh Australia. 

"Bawa Peter Headley ke sini," perintah inspektur. 

"Apa alasan kita, Pak? Kita belum punya bukti bahwa ia terlibat pembunuhan atas Mitchell. Kita bahkan tidak punya bukti bahwa ia terlibat urusan cinta dengan Ny. Mitchell. Istrinya jelas sangat cemburu pada Pauline Mitchell. Pasti Headley dan Ny. Mitchell akan menyangkal kalau ditanyai." 

"Kau benar." 

"Kalau saja kita bisa mencari jejak dari anak tidak sah yang dilahirkan Pauline Hewitt 15 tahun atau 14 tahun yang lalu," kata sersan detektif. Tiba-tiba wajahnya berubah. 

"Barbara Hewitt berumur 14 tahun," katanya. 

"Barbara? Adik Ny. Mitchell itu?" tanya inspektur. 

"Apa betul adiknya?" 

"Coba kita seli-diki, walaupun Ny. Hewitt pasti akan menyangkal, sedangkan Barbara sendiri pasti tidak tahu." 

"Headley pasti tahu." 

"Apakah ia mau mengaku?" 

"Apakah kelahiran itu dilakukan di rumah tanpa pertolongan dokter atau orang lain?" 

"Bisa saja. Mode melahirkan di rumah sakit 'kan belum terlalu lama terjadi. Dulu orang biasa melahirkan di rumah dengan pertolongan bidan atau orang yang berpengalaman. Coba tanyakan dokter keluarga Hewitt di Raveley." 

Dokter keluarga Hewitt menyatakan ia selalu menganggap Barbara sebagai putra angkat Ny. Hewitt, sebab tidak mungkin Ny. Lois Hewitt melahirkan pada tanggal 4 Mei 1967. Dokter ini telah mengangkat kandungan Ny. Hewitt pada tanggal 10 Maret 1966. Bukan cuma rahimnya yang diangkat tetapi juga kedua indung telurnya.

 

Mendengar namanya pun belum pernah 

Walaupun inspektur tidak terlalu optimistis, Peter Headley dan Pauline Mitchell dibawa juga ke kantor polisi. Mereka ditanyai apakah mereka saling mengenal. Ny. Mitchell menyangkal pernah melihat Headley. Ia bahkan belum pernah mendengar nama pria itu, katanya. Headley menyatakan ia tahu bahwa Pauline Mitchell istri majikannya almarhum, Ia melihat wanita itu sekali atau mungkin dua kali ketika berkunjung ke bengkel. 

Polisi lalu berkata kepada Pauline Mitchell bahwa Ny. Lois Hewitt tidak mungkin melahirkan setelah tanggal 10 Maret 1966, karena rahim dan indung telur Ny. Hewitt diangkat hari itu. Jadi, Barbara tidak mungkin anak ibu Ny. Mitchell. Bukankah Barbara anak Ny. Mitchell sendiri? 

Pauline menjadi gugup. Ia menangis dan mengaku bahwa Barbara betul putri kandungnya. Katanya, ia hamil akibat hubungannya dengan Peter Headley pada umur 16 tahun. Ia melahirkan di rumah dan oleh orang tuanya anak itu diakui sebagai anak mereka. Barbara sendiri sampai saat itu belum tahu. 

Pauline menyangkal mengadakan hubungan kembali dengan Headley, setelah ia menikah dengan James Mitchell. 

Headley dikonfrontasikan dengan keterangan Pauline Mitchell. Kata polisi, Headley memberi keterangan palsu kepada polisi karena menyangkal mengenai Ny. Mitchell. 

Headley terpaksa mengakui bahwa secara tidak terduga-duga ia bertemu Pauline lagi di pasar swalayan tanggal 10 Juni 1980. Mereka pun menjalin hubungan yang terputus sekitar 15 tahun sebelumnya. 

Polisi kini mempunyai bukti bahwa baik Peter Headley maupun Pauline Mitchell berdusta kepada polisi sebelumnya. Headley dan Ny. Mitchell dikorek keterangannya dengan cerdik sekali. Akhirnya, Pauline Mitchell tidak berdaya lagi. Ia mengaku Headley membunuh suaminya. Katanya, ia tidak mau berhubungan kembali dengan Headley, tetapi Headley mengancam akan membuka rahasia perihal Barbara kepada suaminya, sehingga ia terpaksa menuruti keinginan Headley. Ia takut kalau Mitchell tahu, ia akan diceraikan, padahal ia tidak mau kehilangan suaminya. 

Ternyata tindakannya keliru, sebab Headley tidak puas hanya dengan mengadakan pertemuan intim dengannya di Clarke Avenue dan di rumah peristirahatan Headley, tetapi juga ingin menceraikan istrinya dan menikah dengan Pauline. Karena itulah Headley membunuh Mitchell. 

Rekaman pengakuan Ny. Mitchell diputar di hadapan Headley. Headley kalap. Ia berteriak-teriak. Katanya, bukan dia yang merencanakan pembunuhan atas Mitchell, tetapi Pauline. Katanya, Pauline ingin mewarisi bengkel-bengkel dan uang Mitchell. Ia berjanji akan memberi Headley bagian apabila Headley mau membunuh suaminya. 

Keduanya terus saling menyalahkan. Juri percaya kepada mereka berdua. Tanggal 27 Juri 1981 mereka dinyatakan bersalah dan hakim menjatuhkan hukuman penjara seumur hidup bagi keduanya, karena terbukti melakukan pembunuhan yang direncanakan. (John Dunning)

" ["url"]=> string(77) "https://plus.intisari.grid.id/read/553448586/akibat-perangkap-cinta-masa-lalu" } ["sort"]=> array(1) { [0]=> int(1661952683000) } } }