array(1) {
  [0]=>
  object(stdClass)#49 (6) {
    ["_index"]=>
    string(7) "article"
    ["_type"]=>
    string(4) "data"
    ["_id"]=>
    string(7) "3306312"
    ["_score"]=>
    NULL
    ["_source"]=>
    object(stdClass)#50 (9) {
      ["thumb_url"]=>
      string(112) "https://asset-a.grid.id/crop/0x0:0x0/750x500/photo/2022/06/03/freda-diserang-penyakit-misteri-20220603055826.jpg"
      ["author"]=>
      array(1) {
        [0]=>
        object(stdClass)#51 (7) {
          ["twitter"]=>
          string(0) ""
          ["profile"]=>
          string(0) ""
          ["facebook"]=>
          string(0) ""
          ["name"]=>
          string(13) "Intisari Plus"
          ["photo"]=>
          string(0) ""
          ["id"]=>
          int(9347)
          ["email"]=>
          string(22) "plusintisari@gmail.com"
        }
      }
      ["description"]=>
      string(113) "Takut akan diracun seperti yang dilakukan suaminya ke istri pertamanya dulu, seorang istri meracuni diri sendiri."
      ["section"]=>
      object(stdClass)#52 (7) {
        ["parent"]=>
        NULL
        ["name"]=>
        string(8) "Kriminal"
        ["description"]=>
        string(0) ""
        ["alias"]=>
        string(5) "crime"
        ["id"]=>
        int(1369)
        ["keyword"]=>
        string(0) ""
        ["title"]=>
        string(24) "Intisari Plus - Kriminal"
      }
      ["photo_url"]=>
      string(112) "https://asset-a.grid.id/crop/0x0:0x0/945x630/photo/2022/06/03/freda-diserang-penyakit-misteri-20220603055826.jpg"
      ["title"]=>
      string(34) "Freda, Diserang Penyakit Misterius"
      ["published_date"]=>
      string(19) "2022-06-03 17:58:53"
      ["content"]=>
      string(19124) "

Intisari Plus - Takut akan diracun seperti yang dilakukan suaminya ke istri pertamanya dulu, seorang istri meracuni diri sendiri dengan motivasi polisi akan menuduh suaminya yang meracuni dirinya. Dan polisi pun percaya.

-------------------------

Lama sekali Freda Wilson harus menggeliat-geliat menunggu ajalnya.

Usianya baru 53 tahun. Sesungguhnya dia wanita yang kuat, tetapi rasa nyeri itu membuatnya mengerang-ngerang dan menggeliat dengan otak tetap sadar.

Tablet pembunuh rasa nyeri pemberian dr. Roventry, dokter keluarganya, dalam jumlah yang meningkat rupanya sia-sia saja. Penyakit pasiennya ini tak bisa didiagnosis. Bahkan penyinaran dengan sinar-X tak menunjukkan adanya tukak lambung, tidak juga ada batu dalam kandung empedu. Tetapi nyeri luar biasa itu menyerang lambung dan seluruh tubuh. Ini dimulai sejak bulan Januari 1979.

 

Diracuni 

Suami-istri Wilson tidak tinggal di kota, melainkan di peternakan domba mereka yang amat luas dan makmur itu. Letaknya sekitar 35 mil dari kota. 

James Wilson, suami Freda, adalah seorang laki-laki tampan berusia 54 tahun. Dia datang ke Selandia Baru tanpa kekayaan apa pun, kecuali selembar baju yang dikenakannya. Di sana, dia mencoba mengadu untung pada tahun 1947. 

Dia berasal dari lnggris. Tidak sampai setahun di sana, ia menikah dengan Norah Harwood, seorang wanita yang menyenangkan, yang lebih tua dari James dan merupakan putri tunggal pemilik tanah terbesar di daerah tersebut. James jadi seperti ketiban rezeki.

Tetapi muncul persoalan. Kata dr. Roventry, dokter langganan Norah Wilson, Norah tidak bisa mengandung. Dokter itu juga tahu, suami-istri Wilson itu tidak akur. 

Keberuntungan James Wilson datang lagi waktu Norah meninggal dunia pada bulan Januari 1964. James Wilson mewarisi peternakan istrinya. Enam bulan kemudian Wilson mengawini Freda Smart, seorang pegawai perusahaan besar mesin-mesin pertanian.

Polisi lalu mengadakan penyelidikan, karena kata dr. Roventry, ia tidak menemukan penyebab kematian pada Norah. Pada pemeriksaan mayatnya terbukti kematian Norah disebabkan oleh racun strychnine.

James lalu mengaku memang menyimpan strychnine di rumahnya. Maksudnya untuk memusnahkan hama di peternakannya. Karena kurang berhati-hati, dia menyimpannya dalam botol bekas limun di dapur. Mungkin Norah mengira itu botol limun yang selalu diminumnya setiap sore waktu menonton acara favoritnya di layar TV. Saat itu James sendiri sedang berada di Wellington mengurus bisnisnya.

Tampaknya kata-kata James itu benar. Norah mati di depan pesawat televisinya. Sebuah botol limun setengah kosong berisi strychnine tergeletak di sisinya. Menurut penyelidikan pula James memang sedang berada di Wellington saat kematian istrinya tiba. 

Bagaimanapun polisi belum yakin betul bahwa kematian Norah ini cuma sebuah kecelakaan. Dari penyelidikan kemudian diketahui bahwa James terlibat skandal dengan Freda Smart, jauh sebelum kematian Norah. Tepatnya, sejak April 1962.

Secara pribadi, inspektur yang menangani kasus itu yakin bahwa James sengaja membunuh istrinya itu supaya bebas mengawini kekasih gelapnya. Kenapa tidak menceraikan istrinya saja? Karena kepemilikan perusahaan masih atas nama Norah. Jelas dia akan kehilangan segalanya.

Ny. Wilson yang kedua hidupnya terasing. Satu-satunya orang di daerah itu yang berurusan dengannya cuma Jessica Lasey. Nona Lasey adalah pemilik toko sandang pangan kecil di dekat peternakan Wilson. Mereka berdua cepat jadi akrab.

Jessicalah yang menemani Freda sampai menjelang ajalnya. James waktu itu ada di Wellington untuk suatu tugas.

Jessica menelepon meminta pertolongan dr. Roventry.

“Dia mendapat serangan mendadak yang amat hebat,” tangis Jessica. “Rasa nyeri itu membuatnya sangat kesakitan. Saya rasa dia tinggal menunggu ajalnya saja.”

Ketika dr. Roventry sampai di sana, Freda sudah meninggal dunia. Freda mati dalam penderitaan yang sangat berat. Anehnya, kebalikan dari fisiknya yang begitu menderita, wajahnya bukan main tenangnya. Senyumnya menampakkan kepuasan.

Tidak demikian halnya dengan dr. Roventry. Ia tak habis heran apa penyebab kematian pasiennya. Bukan saja menolak membuat surat pernyataan kematian, ia juga minta segera dilakukan pemeriksaan mayat pasiennya itu.

Polisi sangat setuju. Mereka semua belum melupakan peristiwa kematian Ny. Wilson pertama yang misterius itu, sampai ada isu-isu tertentu di bagian penyelidikan pembunuhan.

Apakah kali ini James terlalu berani mengambil risiko? Kini dia harus menanggung akibat satu pembunuhan yang dilakukannya. Bahkan kedua-duanya.

 

Lagi-lagi karena racun! 

Pemeriksaan mayat Freda dimulai, begitu juga penyelidikan terhadap kekasih yang baru. Namanya Ivy Thomas, sangat cantik, dan usianya 26 tahun.

Skandal Nona Thomas dengan James Wilson dimulai bulan Oktober 1978, dan Freda mulai mengeluh sakit-sakitan sejak bulan Januari 1979. Kalaupun suatu kebetulan, ini kebetulan yang bukan main bagi polisi.

Tetapi tentu saja tidak kebetulan. Pemeriksaan mayat menunjukkan bahwa Freda Wilson mati oleh racun arsenikum. Racun itu ada di lambung, di hati, di organ-organ vital tubuhnya, dan yang terpenting di rambutnya.

Kalau sampai racun arsenikum bisa meninggalkan jejak di rambut, berarti Freda sudah mulai diracuni sejak lama, katakanlah kira-kira awal 1979 atau akhir 1978 sampai di hari akhirnya.

Dia bukannya meminum racun dalam botol limun, tetapi dia memang dicekoki racun arsenikum dalam dosis kecil, yang makin lama makin bertimbun di tubuhnya. James Wilson ditahan, dan secara resmi dituduh melakukan percobaan pembunuhan terhadap istrinya, Freda. James Wilson membantah.

Polisi menunjukkan bahwa ia ada main dengan Ivy Thomas, yang jauh lebih muda, jauh lebih menawan daripada istrinya. Jelas, Wilson ingin mengawininya.

Sama sekali tidak, kata Wison. Dari gadis itu dia cukup mendapatkan kesenangan seksual saja. Gadis itu tak terlalu cakep.

Ketika ditanya, Ivy mengatakan James Wilson tak pernah mengemukakan rencana untuk mengawininya. Lagi pula, menurutnya, laki-laki itu terlalu tua untuk jadi suaminya. Cukup untuk bersenang-senang saja.

Ivy Thomas, yang masih begitu muda, modern, dan bebas itu tak tertarik sama sekali pada peternakan. Dia bisa mencukupi berbagai kebutuhan hidupnya sendiri. Akhirnya, gadis itu mengajukan pertanyaan yang membuat pusing polisi. 

Kalau memang nantinya James Wilson pasti akan dicurigai, mengapa dia menghabiskan waktu berbulan-bulan meracuni istrinya? Bukankah kalau mau, dia bisa saja menceraikan Freda? Mudah saja.

Cerai dari Freda, bagi James mungkin saja. Tapi tak mungkin cerai dari Norah, karena Norahlah yang memegang kekayaan. Setelah Norah meninggal, dan dia kawin dengan Freda, kekayaan ada di tangan James Wilson. 

Sekarang tidak ada motif kuat yang melatarbelakangi pembunuhan ini. Kata Wilson, dia sudah tidak pernah lagi membeli arsenikum atau menyimpannya di petemakannya. Dia juga kapok menyimpan sesuatu yang bersifat racun di rumahnya sejak kematian kecelakaan istri pertamanya.

Lagi-lagi ini pernyataan yang memusingkan polisi. Arsenikum itu dimiliki Wilson untuk keperluan peternakannya. Di samping itu, banyak obat-obat pembunuh serangga yang mengandung arsenikum, lalu bisa jadi makanan Freda kemasukan sedikit cairan penyemprot itu.

 

Mengaku membunuh istri pertama 

Karena pertanyaan bertubi-tubi, James Wilson jadi patah semangat dan akhirnya mau mengakui pembunuhan atas istri pertamanya. Dialah pembunuh Norah, bukan Norah yang salah minum.

“Hidup kami tidak bahagia,” kata Wilson, “dan kami bukan pasangan yang cocok dalam hubungan seksual. Lagi pula ketidakmampuannya mengandung itu membuat rasa cinta kami yang tak begitu tebal itu makin rapuh.”

“Pada tahun 1962 diadakan pameran alat-alat pabrik. Di saat itulah saya bertemu dan tertarik pada Freda. Waktu itu saya pergi melihat-lihat untuk membeli sebuah traktor baru. Ada pesona dalam dirinya, sehingga saya lalu mengajaknya makan bersama.

“Kami saling jatuh cinta pada pandangan pertama. Sesungguhnya saya tidak mencintai Norah. Kalau bukan karena peternakannya, saya takkan sudi menikahinya. Saya akui, tapi saya bukannya laki-laki pertama yang kawin karena suka harta.”

“Akhirnya, pada hari Selasa malam, tanggal 12 November 1963, saya ingat benar, suatu pikiran muncul di benak saya. Saya sedang bahagia di samping Freda, tapi sekarang saya harus pulang ke peternakan lagi. Saya tidak suka. Saya mendengar hati nurani saya berbicara, “Norah harus disingkirkan.”

“Freda tak setuju, bukannya tak setuju pada pembunuhan itu sendiri, tapi takut kalau saya ditangkap.” Tapi harus dilakukan sesuatu sebelum Norah mendengar dengan telinganya sendiri tentang gosip mengenai suaminya.

Wilson menyusun rencananya. Norah mempunyai kebiasaan minum sebotol limun jeruk, setiap sore ketika menonton TV. Cukup dengan satu sendok makan strychnine dalam botol itu dan Norah akan tewas.

Wilson menyiapkan minuman maut itu dan botol disegel kembali. Urutan botol ditaruh paling ujung. ltulah yang akan diminum Norah terlebih dahulu. Pada saat itu James merencanakan tak berada di peternakan, tapi di Kota Wellington.

Freda tetap khawatir. Dia tahu suatu waktu James Wilson akan tertangkap. Sedangkan Wilson yakin, polisi cuma bisa mengatakan kematian Norah sebagai kecelakaan.

Ketakutan Freda baru terbuka 15 tahun kemudian. Tetapi Wilson tak mengakui mencelakakan Freda.

Kalau benar-benar Wilson tak bersalah, tinggal satu orang lagi yang patut dicurigai: Jessica Lasey! Tak ada yang dekat dengan Freda, kecuali Nona Lasey. Ivy Thomas yang sebenarnya lebih punya motif, tak kenal Freda dan tak sekali pun pernah bertandang ke rumah Wilson.

Tapi apa motif Jessica Lasey? Mungkinkah Jessica dan James ...? Polisi tak menemukan jejak hubungan khusus mereka berdua

Di luar dugaan polisi, Jessica menyimpan sebungkus pembunuh hama mengandung arsenikum, dengan jumlah yang cukup untuk membunuh Freda. Lebih jelek lagi, bubuk itu dibeli minggu pertama bulan Januari, tak lebih dari sebulan sebelum Freda mulai mengeluh. Tapi ratusan orang lain pun membeli bubuk yang sama. Tak mungkin mencurigai semua orang.

Lagi pula tidak setiap hari Jessica main ke rumah Freda, dan bukan pula pada jam makan.

 

Menyangkal sampai mati 

Penyelidikan membuktikan bahwa Jessica bukan hanya teman baik dan sejati bagi Freda, tapi juga satu-satunya teman Freda.

Wilson tidak hendak mengakui perbuatannya. Sementara itu tak pula ada bukti kuat siapa pembunuh Freda. Akhirnya, pada tahun 1980 James dibawa ke pengadilan bukan untuk pengakuannya membunuh Norah, tapi karena penyangkalannya membunuh Freda. Saksi penuntut mengemukakan teori yang menjabarkan motif kejahatan ini. 

Freda Wilson sudah mengetahui skandal suaminya dengan Nona Thomas. Dia jadi ingat pada peristiwa dirinya sendiri yang merebut Wilson dari tangan istri pertamanya dulu.

Dia sudah memasuki usia 50-an dan mungkin rasa cinta Wilson padanya mulai berkurang. Jangan­ jangan Wilson akan menceraikannya atau bahkan membunuhnya. Freda tahu, Wilson orang yang berdarah dingin. Freda yang tak ingin diceraikan ini, lalu mengancam akan melaporkan perbuatan membunuh Norah itu pada polisi.

Reaksi Wilson adalah membunuh Freda. Dia memilih arsenikum. Dia tak tahu bahwa seperti kebanyakan orang awam lainnya, racun arsenikum itu bisa berbekas dalam tubuh yang dirasukinya.

Pada tanggal 24 April 1980, James Wilson dikenakan hukuman penjara seumur hidup. Mendengar keputusan hakim itu, Wilson jatuh pingsan karena serangan jantung dan segera dilarikan ke rumah sakit. Setelah keluar dari rumah sakit, ia dikirim ke penjara untuk menjalani hukuman seumur hidupnya. Agak mustahil kedengarannya, ia tetap menyangkal membunuh Freda.

Wilson tak tinggal di penjara terlalu lama. Tak lebih dari sebulan kemudian Wilson mendapat serangan jantung yang kedua dan pada tanggal 20 Mei 1980 dia mengembuskan napas terakhirnya.

Penyangkalan Wilson sampai mati ini membuat inspektur was­ was. Keyakinan Wilson itu mungkin memang benar bahwa dia hanya melakukan kejahatan pada istri pertamanya, tetapi tidak pada istri keduanya. Yang membuat inspektur itu waswas, siapa sebenarnya yang membunuh istri kedua Wilson itu?

Laporan kematian Wilson dimuat di koran keesokan harinya. Pada hari berikutnya inspektur kedatangan tamu yang tak disangka-sangka. Tamu itu adalah Jessica Lasey. Dia datang ingin berbicara empat mata dengan Inspektur.

“James Wilson tak bersalah atas kejahatan yang dituduhkan padanya,” kata wanita itu. Dengan menahan sabar Inspektur menunggu kelanjutannya.

“Freda hidup dalam ketakutan akan kehilangan suaminya,” lanjut Jessica. “Dia mengambil Wilson dari istri pertamanya, dan dia takut peristiwa itu akan berulang. Semakin dia bertambah umur, semakin ketakutannya datang."

 

Menahan derita demi suami 

Pada malam Natal 1978, dia melihat mimpi buruknya jadi kenyataan. Sore itu dia sedang mengendarai mobilnya pulang, dan dia melihat mobil James di parkir di semak-semak jalan besar. Karena curiga, dia menghentikan kendaraannya, keluar dari mobil, dan mengintip pelan-pelan lewat semak-semak. 

“James duduk di tepi sungai kecil, sementara Ivy Thomas berendam dalam air dalam keadaan tanpa busana. James mengemis-­ngemis supaya Nona Thomas cepat keluar dan tak membuatnya menunggu terlalu lama lagi."

“Itulah mimpi terburuk Freda. Ketika datang pada saya mukanya seputih kapur dan badannya bergetar hebat, dan ia tampak 20 tahun lebih tua. Tadinya saya yakin ia mendapat serangan jantung.

“Ya, itu memang sejenis serangan jantung. Terus-menerus dia berucap, 'Dia cantik! Masih muda! Muda sekali! Apa yang bisa kulakukan?'"

"Saya katakan, hanya ada dua cara: lupakan apa yang disaksikannya dan tutup mulut, atau menceraikannya. Dia bisa, kalau mau meneruskan perkawinannya dengan menolak perceraian dari James.” 

“Dengan demikian James tak bisa mengawini gadis itu, meskipun gadis itu bisa memilikinya. Dia tak peduli pada kata-kata saya. Dia ingin memiliki suaminya dengan seutuh-utuhnya. Pasti akan terjadi apa-apa, kalau dia menolak permintaan cerai James," katanya.

"Saya tanya, apa maksudnya. Lalu dia ceritakan, dulu James membunuh istrinya karena tak bisa menceraikannya untuk bisa kawin dengan dia. Saya bilang, 'Mau apa lagi.' Semua orang telah percaya bahwa dia membunuh istrinya dan lolos. Kalau James berani melakukannya lagi, dia berada di ambang sialnya."

"Sungguh salah saya mengatakan hal serupa itu, karena kemudian dia menatap saya tanpa sepatah kata pun untuk sejenak, lalu berkata perlahan, 'Kalau memang begitu inilah jalannya."'

"Saya tanyakan apa maksudnya. Dia bilang, kebetulan dia tahu bahwa racun arsenikum tetap tinggal di tubuh dan akan ketahuan sewaktu dilakukan pemeriksaan mayat."

"Tapi ...?" tanya Inspektur tergagap. “Rasa nyerinya luar biasa ... dan makan waktu berbulan­bulan ... dia sanggup sendiri ...?"

"Ya, benar. Freda meracuni dirinya sendiri dengan arsenikum, dengan niat supaya suaminya dituduh melakukan pembunuhan atas dirinya.”

(John Dunning)

" ["url"]=> string(78) "https://plus.intisari.grid.id/read/553306312/freda-diserang-penyakit-misterius" } ["sort"]=> array(1) { [0]=> int(1654279133000) } } }