array(1) {
  [0]=>
  object(stdClass)#49 (6) {
    ["_index"]=>
    string(7) "article"
    ["_type"]=>
    string(4) "data"
    ["_id"]=>
    string(7) "3561365"
    ["_score"]=>
    NULL
    ["_source"]=>
    object(stdClass)#50 (9) {
      ["thumb_url"]=>
      string(113) "https://asset-a.grid.id/crop/0x0:0x0/750x500/photo/2022/11/11/terilhami-buku-kriminal_-pixabay-20221111041147.jpg"
      ["author"]=>
      array(1) {
        [0]=>
        object(stdClass)#51 (7) {
          ["twitter"]=>
          string(0) ""
          ["profile"]=>
          string(0) ""
          ["facebook"]=>
          string(0) ""
          ["name"]=>
          string(13) "Intisari Plus"
          ["photo"]=>
          string(0) ""
          ["id"]=>
          int(9347)
          ["email"]=>
          string(22) "plusintisari@gmail.com"
        }
      }
      ["description"]=>
      string(129) "Saat menikmati bulan madu kedua di Beverly Hills, Kazumi ditembak oleh dua lelaki hispanik. Mengapa polisi mencurigai sang suami?"
      ["section"]=>
      object(stdClass)#52 (8) {
        ["parent"]=>
        NULL
        ["name"]=>
        string(8) "Kriminal"
        ["show"]=>
        int(1)
        ["alias"]=>
        string(5) "crime"
        ["description"]=>
        string(0) ""
        ["id"]=>
        int(1369)
        ["keyword"]=>
        string(0) ""
        ["title"]=>
        string(24) "Intisari Plus - Kriminal"
      }
      ["photo_url"]=>
      string(113) "https://asset-a.grid.id/crop/0x0:0x0/945x630/photo/2022/11/11/terilhami-buku-kriminal_-pixabay-20221111041147.jpg"
      ["title"]=>
      string(23) "Terilhami Buku Kriminal"
      ["published_date"]=>
      string(19) "2022-11-11 16:12:02"
      ["content"]=>
      string(29536) "

Intisari Plus - Saat menikmati bulan madu kedua di Beverly Hills, Kazumi ditembak oleh dua lelaki hispanik. Mengapa polisi mencurigai sang suami?

-------------------

Meski mendapat musibah di Hotel New Otani saat pertama kali ke Los Angeles, Kazumi Sasaki (28) oke-oke saja ketika suaminya, Kazuyoshi Miura (33), mengajaknya berbulan madu kembali ke kota yang sama, tiga bulan setelah kunjungan pertama. Mereka menikah 20 bulan sebelumnya. Namun semenjak Kazumi hamil, berlanjut dengan lahirnya si bayi, hubungan pasangan muda itu terganggu. Demi menyalakan kembali kasih sayang antara mereka, Kazumi melupakan kejadian 13 Agustus 1981, saat ia tiba-tiba diserang seorang wanita penjahit yang akan memperbaiki bajunya.

Begitu mendarat di Bandara Internasional Los Angeles, mereka menyewa kendaraan untuk menuju Seventh Street, di barat kota. Mereka menginap di Motel City Center. Miura mengaku gelisah siang itu lalu mengajak istrinya berjalan-jalan. Ia ingin memotret Kazumi dengan latar belakang dua pohon palem seperti dalam logo Camp Beverly Hills.

la berhasil menemukan tempat itu, yaitu di sisi kanan dekat pojokan antara First dan Fremont. North Freemont adalah jalan raya kecil, bersebelahan dengan arteri utama kota, Harbor Freeway. Tempat itu agak tersembunyi, juga sepi dari pejalan kaki atau lalu lintas. Karena alas jalan ditinggikan, tempat itu hanya bisa dilihat dari atap gedung Department of Water and Power (DWP), sekitar seperempat mil jauhnya.

Saat Kazumi berpose, dari sebuah mobil hijau yang terparkir di dekat mereka tiba-tiba keluar dua lelaki Hispanik, lalu melepaskan tembakan ke arah mereka!

 

Balas dendam

Kazumi roboh, sebuah peluru kaliber 0.22 menembus tengkoraknya. Roboh pula Miura, setelah kakinya tertembus peluru sejenis. “Kazumi, Kazumi!” teriaknya tak berdaya ketika dua lelaki itu merampas dompet Kazumi yang berisi uang AS $ 1.200. Dua orang itu kabur dengan mobil, mengabaikan barang berharga lainnya, seperti dompet di saku celana dan kamera di tangan Miura. Beberapa lembar uang dari dompet Kazumi bertebaran di trotoar.

Untung saja ada beberapa saksi yang melihat kejadian itu. Sejumlah pekerja di kantor DWP memarkir mobil di Fremont Street karena ongkos parkirnya lebih murah dibandingkan di tempat parkir DWP. Ketika melihat Kazumi dan Miura roboh, dua orang saksi segera menelepon polisi. Ambulans yang datang beberapa menit kemudian segera membawa pasangan itu ke rumah sakit terdekat, USC Medical Centre.

Peluru menembus pipi kanan Kazumi, sedikit di bawah mata. Operasi selama empat jam menyelamatkan nyawanya. Sayangnya, ia koma.

Dari kamar tidur rumah sakit, Miura mengumpulkan “pasukan”, yakni dari media massa berbasis komunitas Jepang. Banyak media Jepang memiliki perwakilan di Los Angeles. Ia mengutarakan kegeraman atas semua yang dialaminya dan selalu mengulang pertanyaan tak berjawab, “Mengapa mereka melakukannya hanya demi seribuan dolar?”

Waktu terus berlalu. Kazumi masih koma. Miura, yang masih tinggal di kamar gratis dari pihak rumah sakit, terus meratapi tagihan AS $ 90.000 di depan umum. Bahkan menurut dia, Kota Los Angeles harus membayarnya. Amerika harus bertanggung jawab.

Miura mulai bercerita betapa berbahaya berjalan-jalan di Los Angeles. Pada asistennya, yang mengurusi bisnis di Los Angeles, Yoshikuri Matsumoto (28), lulusan Universitas Kalifornia Selatan, Miura mencurahkan perasaannya. la tidak mau lagi menginjak Los Angeles meskipun punya banyak teman di Kalifornia Selatan.

“Jika istriku sampai tewas, aku akan balas dendam dengan semangat bushido, sesuai tradisi masyarakat Jepang,” ancam Miura di depan media massa. Karena saking seringnya muncul di depan kamera, ia menjadi selebritas baru.

 

Agresif dan keras

Kecaman Miura membuat merah telinga Mayor Tom Bradley, kepala Los Angeles Police Department (LAPD). Ia sering pergi ke Jepang untuk mempromosikan perdagangan dan tempat wisata. Los Angeles memiliki komunitas besar warga Amerika keturunan Jepang yang makmur. Selain itu, lebih dari 870.000 turis asal Jepang berkunjung setiap tahunnya. Jumlah yang lumayan.

Petugas pertama yang datang adalah polisi patroli lalu lintas. Setelah memberi pertolongan pertama dan mengamankan TKP, mereka melaporkan kejadian itu ke Central Robbery, yang memiliki detektif khusus perampokan di kota. Karena korban warga Jepang, seorang perwira dari Satuan Tugas Asia (STA) LAPD yang fasih berbahasa Jepang diperbantukan.

Letnan Jimmy Sakoda namanya. Ia bisa dianggap sebagai “kepala suku” STA. Setelah malang-melintang di pelbagai bagian, kariernya menancap sebagai detektif bagian perampokan. Tahun 1975 ia melontarkan ide untuk membentuk pasukan khusus yang menangani kejahatan yang melibatkan orang Asia, entah sebagai korban atau malah pelaku.

Sakoda mewawancarai Miura dalam bahasa Jepang. Saat itu ia sudah curiga pada Miura. “Memang, ia langsung bereaksi melihat istrinya tertembak. Namun ia juga sangat agresif, sangat keras,” kata Sakoda.

Menurut Miura, tidak ada orang lain di lokasi kejadian saat dua lelaki hispanik itu keluar mobil. Tetapi, salah satu saksi di gedung DWP mengatakan, melihat Miura sempat mendekati seseorang - tampaknya laki-laki - sesaat sebelum terjadi penembakan. Sayangnya, tidak ada bukti fisik selain peluru di tubuh Miura dan Kazumi. Benda itu juga tak begitu bernilai tanpa senjata yang cocok. Celana panjang Miura juga hilang entah di mana. Otomatis mereka tidak bisa menguji sisa tembakan di celana itu. Padahal, ini bisa menjawab apakah benar Miura dan istrinya ditembak atau Miura menembak istrinya lalu menembak dirinya sendiri? Kalau menembak istrinya, apa tujuannya?

Sakoda kehilangan kesempatan ketika Miura kembali ke Jepang. Padahal ia sudah mempersiapkan tes poligraf.

 

Ngebet kawin

Di Jepang Miura menyebarkan ribuan surat edaran. Edaran itu memuat foto anak perempuannya dengan kalimat mengharukan: “Kembalikan mama saya”. Dana untuk biaya pengobatan Kazumi pun mengalir dari masyarakat Jepang.

Miura juga menulis surat ke Presiden Ronald Reagan, Gubernur Kalifornia Jerry Brown, Mayor Tom Bradley, dan Duta Besar Amerika untuk Jepang Mike Mansfield. Ia memprotes kegagalan mereka dalam menjamin keamanan orang asing di Amerika.

Melalui mertuanya, Miura menekan pemerintah AS lewat jalur diplomatik untuk membiayai pemulangan Kazumi. Atas saran dokter yang menanganinya, yang takut kalau perjalanan paniang itu akan membunuh Kazumi, disiapkan pesawat udara khusus C-141 dari Angkatan Udara AS sebagai ambulans udara untuk Kazumi.

Kedatangan Kazumi diliput seluruh jaringan media di Jepang. Miura disorot tengah berjalan tertatih-tatih menuju landasan. Menyedihkan.

Sekian bulan berlalu, Kazumi masih koma di sebuah rumah sakit di Tokyo. Miura terus mencerca Amerika sebagai negara yang amat berbahaya karena setiap orang bebas membawa senjata api. Ini sangat berbeda dengan Jepang yang secara hukum melarang orang memiliki senjata api tanpa izin.

Pada 30 November 1982, setahun lewat beberapa hari sejak penembakan, Kazumi meninggal. Miura menangkap momen itu dengan mengundang media. Wajahnya muncul terus di televisi Jepang menggaungkan kesedihan. Ratusan orang, meski hanya beberapa yang kenal Miura atau Kazumi, datang ke Kuil Shinjuku di Tokyo saat upacara penguburan.

Miura mengalihkan tugas membesarkan anaknya pada orang tuanya, karena ia merasa terlalu berat melakukannya sendiri. Beberapa minggu setelah kematian Kazumi, tiga perusahaan asuransi membayar klaim Miura sebesar 155 juta yen. Miura membeli semua polis itu pada Februari 1981, enam bulan sebelum penyerangan Kazumi di Hotel New Otani atau sembilan bulan sebelum penembakan di Fremont.

Kekayaan dadakan itu menarik perhatian umum. Secara terpisah Polisi Tokyo dan penyidik dari asuransi menanyai perihal itu. Namun Miura punya argumen kuat. Jauh lebih kuat ketimbang saat diinterogasi polisi Los Angeles.

Bulan Maret 1983 Miura mengumumkan pertunangannya dengan Yoshie Fukuzawa. Model cantik ini hadir dalam pemakaman Kazumi. Keluarga mertuanya kaget. Sesuai adat masyarakat Jepang, abu jenazah akan dikubur setahun sesudah kematian. Duda atau jandanya harus menunggu beberapa saat setelah upacara penguburan, sebelum menikah kembali. Mengapa Miura ngebet kawin lagi? Miura mengaku terpaksa melanggarnya dengan dalih agar putrinya bisa tumbuh normal bersamanya.

 

Diendus pembongkar skandal

Meski Miura “dihujani” simpati dari masyarakat Jepang, beberapa wartawan mulai muak terhadapnya. Mereka mencoba membongkar masa lalu Miura. Adalah Weekly Bunshun, koran beroplah 800.000, satu-satunya media Jepang yang mengendus sesuatu di balik garangnya kecaman Miura.

Bunshun memang koran pembongkar skandal. Tahun 1974 mereka berhasil mengungkap skandal kontrak pabrik pesawat Lockheed. Menurut Bunshun, Perdana Menteri Kakuei Tanaka mendapat sogokan ratusan hingga ribuan dolar AS sebelum kontrak ditandatangani. Akhirnya Tanaka mundur, diajukan ke pengadilan, dan dihukum empat tahun penjara.

Pada 1983, Miura menjadi sasaran. Mereka mengungkap, pada 1979 perusahaan Miura, Fulham Road, mempekerjakan Chizuko Shiraishi (34). Akuntan cantik menarik itu bersuamikan direktur perusahaan perdagangan yang kaya dan berpengaruh. Sayangnya, perkawinan mereka kandas. Saat masih bersuami, Chizuko menjalin hubungan dengan Miura yang bujangan.

Buntut perceraian itu Chizuko kehilangan hak membesarkan anak lelakinya. Maret 1979 Chizuko “lenyap”. Tak seorang pun keluarga atau temannya tahu keberadaannya. Karena hubungan Chizuko - Miura diketahui umum, beberapa orang bertanya ke Miura.

Kata Miura, meski mendapat “uang cerai” dari suaminya yang akan dibayar secara bertahap, Chizuko frustrasi karena hanya kadang-kadang bisa bertemu anaknya. Oleh karena itu ia pindah ke tempat yang jauh, mungkin Pulau Hokaido di Jepang utara. Pada orang lain Miura mengatakan, setelah meminjam uang padanya, Chizuko pergi ke Los Angeles. Chizuko berjanji membayarnya dengan uang tunjangan cerai.

Wartawan Bunshun menemukan bukti, Chizuko meninggalkan Jepang pada 29 Maret 1979. Dokumen itu menyebutkan, Hollywood Holiday Inn sebagai alamatnya di Los Angeles. Namun ketika dicek, tidak ada tamu dengan nama itu. Menurut petugas, tamu yang tercatat adalah “Tuan dan Nyonya Miura”.

Miura tegas menyanggah pernah tinggal bersama Chizuko. Ketika berita itu diangkat, beberapa bekas tetangga Miura langsung menelepon Bunshun. Kata mereka, April 1979 Miura tampak mengeluarkan sampah yang tidak lumrah banyaknya, 20 kantung plastik! Karena ingin tahu, mereka membuka kantung itu. Isinya kosmetik, sepatu, dan pakaian wanita.

Bunshun menindaklanjuti dengan menugaskan lebih banyak wartawan. Rahasia baru terkuak. Sebelum Chizuko hilang, mantan suaminya mulai membayar uang tunjangan cerai ke rekening bank Chizuko.

Bunshun membandingkan catatan penarikan di rekening Chizuko dengan tabungan Miura. Ada kesamaan. Jadi, bisa saja Miura mengambil uang dari rekening Chizuko, mungkin dengan kartu ATM Chizuko.

Ketika ditanya soal itu, Miura mengiyakan. Argumennya, itu bagian dari pembayaran utang Chizuko.

 

Suka membaca di penjara

Tanggal 4 Mei 1984, seorang anak lelaki di San Fernando Valley sedang berjalan-jalan dengan anjingnya. Tiba-tiba si anjing mengendus-endus dan mengais-ngais sesuatu di bawah pintu kayu tua. Begitu tersingkap, anak itu terkejut melihat potongan mayat yang sudah membusuk, terbungkus kantung plastik sampah.

Penguji kedokteran menduga, itu mayat wanita Asia berumur 30-an tahun. Namun karena sudah membusuk, mereka sulit menentukan penyebab kematiannya. Mayat itu pun disimpan di lemari es ruang koroner sebagai “Oriental Jane Doe #88”, istilah kepolisian untuk menyebut mayat wanita yang belum diketahui identitasnya.

Awal tahun 1984, setelah koran lokal berbahasa Inggris memuat cerita bersambung Bunshun soal hubungan antara Miura dengan menghilangnya Chizuko, Unit Kejahatan Utama LAPD mulai menduga, kemungkinan mayat tak beridentitas itu sebagai Chizuko. Mereka meminta pada koresponden Fuji Television di Los Angeles untuk mendapatkan salinan catatan gigi Chizuko. Setelah dibandingkan, petugas jenazah pun yakin “Oriental Jane Doe #88” memang Chizuko.

Bagaimana reaksi Miura? Kepada wartawan Tokyo Broadcasting System (TBS) ia hanya berucap, “Aku hanya bisa berdoa bagi jiwanya. Aku turut berduka cita yang amat dalam.”

Bunshun mencium cerita lain yang lebih mengejutkan berupa catatan kriminal masa lalu Miura yang cukup membuat merinding.

Sebagai siswa terbaik di SMU, Miura terpilih menjadi ketua angkatan mahasiswa baru. Lima bulan kemudian ia dituduh sengaja membakar lima rumah. Herannya, ia mengaku itu perbuatannya. Hukumannya, ia disuruh memperbaiki sekolah. Beberapa tahun kemudian, ia “diganjar” lebih banyak lagi hukuman karena telah menyerang penjaga sekolah, memalsukan surat izin mengemudi, membakar beberapa rumah lagi, memeras, memerkosa, merampok, dan melanggar hukum kepemilikan senjata.

Bunshun mengungkapkan, Juli 1968 Miura mulai menjalani hukuman 10 tahun penjara, tetapi ia bebas empat tahun lebih awal karena berkelakuan baik. Dari wawancara dengan petugas penjara, terungkap, Miura menghabiskan waktunya di perpustakaan penjara, membaca novel detektif. Buku favoritnya, Blindspot in the Afternoon, buku kriminal dengan penipuan yang rumit.

Miura tidak membiarkan Bunshun merusak reputasinya. Tahun 1984 ia menerbitkan Unclear Times, satu dari tiga buku seri yang mengungkap kehidupan pribadinya. Kazumi ditulisnya hati-hati dan disebutnya bak seorang dewi. Sebaliknya, Chizuko digambarkan cuma sebagai objek seks dan hiburan. Melalui bukunya, Miura mengeklaim tidak tahu siapa penembak pacarnya atau pembunuh istrinya.

Buku itu menjadi buku terlaris di Jepang. Miura kembali menjadi selebriti. Atas wawancara ekslusif di TBS, perkawinannya dengan Yoshie yang ala Hindu di Bali dibiayai oleh perusahaan itu. Jutaan orang menonton peristiwa glamor itu. Miura pun mendapat bayaran AS $ 10.000 untuk wawancara tunggal.

Bunshun tak lelah mengejarnya. Kembali mereka menemukan, Miura ada di Los Angeles sehari sebelum Chizuko “hilang”. Meski membenarkan informasi itu, Miura menyangkal pernah melihat Chizuko. Ia juga mengaku mengambil lima juta yen, sekitar AS $ 21.000, dari rekening Chizuko. Namun, itu bagian dari pembayaran utang.

 

Lolos dari tangan tiga orang

Hasil penelusuran Bunshun sampai juga ke telinga LAPD. Jimmy Sakoda menyerahkan kasus Kazumi ke Major Crimes, bagian yang menangani kasus-kasus sangat berat. Meski secara resmi tidak mengurusi kasus itu sejak Miura meninggalkan Los Angeles tahun 1981, Sakoda tetap menyelidikinya. Ketika Bunshun melaporkan bahwa Miura ada di Los Angeles saat Chizuko terbunuh, bagian Major Crimes memutuskan Miura sebagai tersangka dan kembali menyelidiki kasus pembunuhan Kazumi. Ditugaskanlah Detektif William Sartuche.

Tahun 1985 dua kasus Miura dialihkan ke Detektif Frank Garcia. Sejak awal Garcia yakin, Miura adalah pembunuh. Dengan begitu, telah tiga orang menangani kasus ini. Toh, kasusnya belum beranjak dari posisi semula.

Di tahun yang sama, dengan biaya sendiri, Sakoda tiga kali terbang ke Jepang untuk berbicara dengan polisi Jepang serta wartawan yang tahu latar belakang Miura. Sebelum meninggalkan Tokyo, ia sempat ikut dalam konferensi pers yang diadakan oleh jaringan televisi Jepang. Akibatnya, ia dikritik pengawasnya di LAPD. Sekembali ke Los Angeles, Sakoda mengakhiri 26 tahun masa kerjanya di LAPD dan pensiun. Ia lalu direkrut oleh kantor pengacara distrik untuk bekerja di unit yang baru dibentuk, Asian Criminal Investigation Unit (ACIU). Tanggung jawab utamanya adalah kasus Miura.

Karena hampir kedaluwarsa, penyelidikan soal penyerangan Kazumi di Hotel New Otani diubah menjadi “konspirasi untuk upaya pembunuhan”, sebuah kejahatan yang tidak memiliki batas waktu kedaluwarsa. Wakil Jaksa Wilayah Louis Ito ditugasi sebagai penasihat hukum bagi ACIU dengan tugas membuka kembali kasus Miura.

 

Sensasi bintang porno

Akhir tahun 1984 Miura terbang ke London bersama Yoshie dan putrinya. Perjalanan ini pun dibiayai TBS, sebagai panjar beberapa wawancara ekslusif. Kedatangannya disambut berita panas dalam majalah komunitas Jepang, Weekly Sankei, yang membuka rahasia baru. Sumber beritanya, Michiko Yazawa (25), model dan bintang porno.

Kata Michiko, suatu malam tahun 1981 ia bertemu Miura dalam pesta ganja. Saat itu ia sedang bokek dan baru putus cinta. Pada kencan pertama mereka, Miura yang tengah mabuk membawanya ke sebuah hotel di Tokyo. 

Paginya Miura menawarkan sebuah pekerjaan: membunuh istrinya. la ragu, namun kata Miura, membunuh turis mudah dilakukan di Los Angeles. Berbeda dengan Tokyo yang memiliki angka pembunuhan kurang dari 100 setahun, di LA ada lebih dari 1.500 kasus. Begitu banyak, sehingga tidak semuanya bisa ditangani. Malah, Miura mengaku telah membuktikannya sendiri.

Sebagai imbalan, Michiko akan mendapat separuh dari pembayaran asuransi Kazumi sebesar lima belas juta yen. Juga janji dinikahi. 

Lima belas juta yen dan dinikahi? Wow, suatu mimpi yang indah.

Rencana pun disusun. Ada banyak cara, mulai menembak sampai membenamkan korban di kolam renang hotel, tempat Miura dan istrinya menginap. Namun Michiko lebih suka memukul kepala korban dengan palu. Alasannya, tidak memerlukan keterampilan, hanya membutuhkan nyali.

Michiko pun pergi ke Los Angeles bersama rombongan turis beberapa hari sebelum Miura dan istrinya berangkat ke kota yang sama. Michiko sempat menikmati Kalifornia Selatan pada 12 Agustus 1981. Hari selanjutnya ia tidak bergabung dengan rombongan ke Disneyland. Alasannya, ia ingin menemui temannya.

Yang terjadi sesungguhnya, ia berada di kamar hotel, menunggu telepon dari Miura yang membutuhkan wanita penjahit. Selanjutnya, terjadilah penyerangan seperti yang dialami Kazumi. Sayangnya, nyali Michiko menciut. Pukulannya hanya mengakibatkan memar dan parut kecil di kepala Kazumi. Malah, saat diserang balik, ia langsung ngacir. Ia menghabiskan sisa harinya dengan perasaan takut dengan mengurung diri di kamar. Begitu tidak terjadi sesuatu, ia kembali ke Tokyo.

Dalam wawancara ekslusif oleh TBS dengan bayaran tiga juta yen, sekitar AS $ 13.000, Miura menanggapi dingin berita itu. Siapa sih Michiko? Hanya model murahan yang tengah frustrasi. Aktris itu berbohong untuk merusak reputasinya dan mencoba balas dendam karena ajakan kawinnya ditolak. Kalau tidak, mengapa ia menunggu begitu lama untuk mengungkapkanya dan pada saat Miura sedang tenar?

Karena Miura dan Michiko bukan tersangka pelaku kejahatan di Jepang, otoritas di Amerika Serikat tidak bisa berbuat apa-apa.

 

Diganjar seumur hidup

Miura mungkin tidak sadar, tahun 1970-an tanpa gembar-gembor lembaga legislatif Jepang telah meloloskan undang-undang penuntutan terhadap orang Jepang yang melakukan kejahatan di luar negeri. Beberapa salinannya dicetak tapi tak disebarkan ke media massa.

Segera setelah Bunshun melansir berita sensasionalnya, sebuah gugus tugas yang terdiri atas 100 detektif polisi Tokyo dikumpulkan. Agustus 1985 beberapa penyidik terbang ke Los Angeles untuk membandingkan antara apa yang dikatakan Miura kepada mereka dengan yang didapatkan di sana. Ada yang tidak cocok: Kazumi, setelah penyerangan di New Otani, mengatakan pada petugas ambulans bahwa lukanya karena terjatuh. Tapi di Tokyo, ia mengatakan pada teman wanitanya bahwa Miura memukulnya dengan palu.

Pada 11 September 1985, polisi Jepang merasa punya cukup bukti untuk menangkap Miura dan Michiko. Dengan tuduhan berusaha membunuh Kazumi di Hotel New Otani, mereka menjadi orang Jepang pertama yang dituntut melakukan kejahatan di Amerika. Penangkapan mereka di kawasan elite Hotel Ginza Tokyo diliput oleh televisi Jepang.

Sistem peradilan kriminal Jepang memang berbeda dengan negara lain. Bukan juri yang memutuskan apakah terdakwa bersalah atau tidak. Keputusan ada di tangan tiga hakim yang beranggapan tertuduh bersalah sampai ada bukti yang menyatakan sebaliknya.

Pengadilan Jepang juga menekankan adanya bukti fisik. Muskil menghukum seseorang sebagai pembunuh tanpa ada bukti mayat. Di sisi lain, pengakuan dan penyesalan sungguh-sungguh akan dipertimbangkan menjadi unsur yang meringankan.

Para hakim mendengar pengakuan Michiko. Meski Miura mengatakan bahwa ia menjadi tamu di Hotel New Otani ketika penyerangan terjadi, ia mengatakan tidak melakukan apa pun sehubungan dengan tewasnya Kazumi. Pengadilan memutuskan keduanya bersalah melakukan pembunuhan. Michiko dihukum selama 30 bulan. Miura, karena menolak semua tuduhan dan tidak menunjukkan penyesalan, diganjar enam tahun penjara. 

Pemerintah Jepang, setelah menerima permintaan resmi dari kepolisian dan jaksa, juga mengadili Miura dalam kasus pembunuhan Kazumi. Februari 1988, Kepala Jaksa Tokyo menuntut secara pribadi kasus Miura. Ia terbang ke Los Angeles. Setelah pertemuan dengan polisi dan pegawai jaksa wilayah, tercapai persetujuan untuk menghadapkan Miura di pengadilan Jepang, bukan di Amerika.

Dengan bantuan LAPD, penembakan versi Miura di North Fremont Street direkonstruksi oleh teknisi kamera video polisi Jepang. Detektif LAPD Frank Garcia dan beberapa perwira lainnya berkeliling ke seluruh ruangan di gedung Departemen Water and Power. Mereka menanyai setiap pegawai, kalau-kalau ada yang melihat ke North Fremont Street melalui jendela pada hari Kazumi ditembak.

Lima saksi menyebutkan ada sebuah van putih berhenti di jalan dekat Miura. Selain itu, ada sebuah sedan merah anggur berhenti di belakang mobil van. Setelah penembakan, sedan dan van itu kabur. 

November 1988, istri Matsumoto diinterogasi di Tokyo. Ia ingat, suaminya biasa menyewa mobil untuk urusan bisnis Miura di sebuah perusahaan penyewaan mobil. Polisi lain mengecek ke perusahaan itu, Valley Rent a Car. Benar, Matsumoto menyewa van putih pada 17 November, sehari sebelum penembakan, dan sedan merah anggur pada 18 November.

Dari catatan kilometernya bisa dipastikan, perjalanan yang ditempuh sedan merah anggur itu sesuai dengan jarak antara tempat penyewaan dan North Fremont Street pulang-pergi. Namun dari catatan kupon waktu di arsip penyewaan, Matsumoto memiliki selang waktu cukup lama antara setelah meninggalkan tempat penyewaan hingga waktu penembakan. Mungkin saat itu ia sedang mengendarainya ke tempat kejadian. Catatan waktu mobil kembali pun menunjukkan jumlah waktu yang kira-kira sama dengan waktu tempuh dari North Fremont ke penyewaan.

Matsumoto ditangkap di Tokyo pada 10 November 1988. Ketika rumahnya digeledah, ditemukan pistol kaliber 0.22. Namun uji balistik menunjukkan, itu bukan senjata yang digunakan untuk menembak Miura dan Kazumi.

Polisi Jepang jarang sekali melakukan penyiksaan agar tersangka mau mengaku. Namun, Matsumoto mendapat pengecualian. Hasilnya, ia mengaku sebagai penyewa mobil van putih dan sedan merah anggur, meski ia tetap menolak sebagai penembak Kazumi.

Awal tahun 1989, Miura dan Matsumoto diajukan ke pengadilan atas pembunuhan Kazumi. Bukti yang dibawa adalah pecahan peluru dari kepala Kazumi. Motif kejahatan itu adalah uang. Bisnis Miura sedang lesu jadi ia berharap mendapat uang asuransi jiwa Kazumi. Jaksa juga yakin, Matsumoto sebagai si penembak. Saksinya adalah pegawai Department Water and Power yang melihat Matsumoto menembakkan senjata di dekat sedan merah anggur.

Pada 30 Maret 1994, Miura dinyatakan bersalah dan diganjar hukuman penjara seumur hidup, sedangkan Matsumoto dibebaskan dari tuduhan pembunuhan. Hal itu meninggalkan pertanyaan siapa pelaku sesungguhnya? Bagaimanapun Matsumoto dihukum 18 bulan penjara karena menyelundupkan senjata dan amunisi ke Jepang.

Karena tanpa bukti fisik, Miura tidak diadili dalam kaitannya dengan kematian Chizuko ataupun penarikan Uang dari rekening bank Chizuko sebesar AS $ 21.000. Harus diakui, pemilihan korban, waktu, dan tempatnya sangat jitu. (Marvin J. Wolf)

Baca Juga: Monyet Edan

 

" ["url"]=> string(68) "https://plus.intisari.grid.id/read/553561365/terilhami-buku-kriminal" } ["sort"]=> array(1) { [0]=> int(1668183122000) } } }