array(3) {
  [0]=>
  object(stdClass)#57 (6) {
    ["_index"]=>
    string(7) "article"
    ["_type"]=>
    string(4) "data"
    ["_id"]=>
    string(7) "3799255"
    ["_score"]=>
    NULL
    ["_source"]=>
    object(stdClass)#58 (9) {
      ["thumb_url"]=>
      string(113) "https://asset-a.grid.id/crop/0x0:0x0/750x500/photo/2023/07/11/01-perjumpaan-maut-di-tengah-tan-20230711015134.jpg"
      ["author"]=>
      array(1) {
        [0]=>
        object(stdClass)#59 (7) {
          ["twitter"]=>
          string(0) ""
          ["profile"]=>
          string(0) ""
          ["facebook"]=>
          string(0) ""
          ["name"]=>
          string(5) "Ade S"
          ["photo"]=>
          string(54) "http://asset-a.grid.id/photo/2019/01/16/2423765631.png"
          ["id"]=>
          int(8011)
          ["email"]=>
          string(22) "ade.intisari@gmail.com"
        }
      }
      ["description"]=>
      string(148) "Karena kesalahan di waktu muda, Stashinsky harus menjadi agen KGB. Tugas membunuh dilakukannya dengan baik walau bertentangan dengan hati nuraninya."
      ["section"]=>
      object(stdClass)#60 (8) {
        ["parent"]=>
        NULL
        ["name"]=>
        string(8) "Kriminal"
        ["show"]=>
        int(1)
        ["alias"]=>
        string(5) "crime"
        ["description"]=>
        string(0) ""
        ["id"]=>
        int(1369)
        ["keyword"]=>
        string(0) ""
        ["title"]=>
        string(24) "Intisari Plus - Kriminal"
      }
      ["photo_url"]=>
      string(113) "https://asset-a.grid.id/crop/0x0:0x0/945x630/photo/2023/07/11/01-perjumpaan-maut-di-tengah-tan-20230711015134.jpg"
      ["title"]=>
      string(32) "Perjumpaan Maut di Tengah Tangga"
      ["published_date"]=>
      string(19) "2023-07-11 13:51:44"
      ["content"]=>
      string(27192) "

Intisari Plus - Karena kesalahan kecil di waktu muda, Stashinsky harus membayarnya dengan menjadi agen KGB. Tugas membunuh dilakukannya dengan baik walau itu bertentangan dengan hati nuraninya.

----------

Dr. Lev Rebet tidak begitu peduli dengan orang yang menuruni tangga berlawanan arah dengannya. Mengenalnya? Tidak. Tidak ada tanda-tanda kalau kedua orang tersebut saling mengenal. Baik Dr. Lev Rebet maupun orang jangkung itu saling menundukkan kepala. Dr. Lev Rebet berhati-hati menaiki tangga satu demi satu. Dan si jangkung juga tidak kurang hati-hatinya menuruni tangga. Sebenarnya tangga di kantor surat kabar Sucasna Ukraina tidak begitu tinggi dan menanjak. Tetapi karena usianya, Dr. Lev Rebet terbiasa membungkukkan tubuhnya selagi menaiki tangga kantornya.

Beberapa detik lagi, keduanya akan saling berpapasan di lorong sempit. Keduanya saling menunduk. Tidak ada sikap yang mencurigakan. Tidak ada gerakan-gerakan yang aneh. Tidak terdengar suara apa-apa. Setapak demi setapak Dr. Lev Rebet naik. Setangga demi setangga si jangkung turun

Sewaktu keduanya saling berpapasan, tetap tidak ada perubahan sikap dari keduanya. Tetapi tidak begitulah setelah beberapa detik mereka berpapasan. Tanpa penyebab yang jelas, tiba-tiba Dr. Lev Rebet terhuyung-huyung dan akhirnya tubuhnya tersandar ke dinding. Kedua tangannya mencengkeram dada. Dan tidak sampai 3 detik, tubuhnya melengkung dan melayang dalam sekejap. Ia akhirnya berguling dan bergulung menuruni anak tangga dengan cepat. Di anak tangga kedua dari bawah, tubuh itu berhenti. Tidak ada suara lagi. Dan Dr. Lev Rebet sudah tak bernyawa lagi.

Kejadian tersebut terjadi pada tanggal 12 Oktober 1957 di Karlsplats no. 8, Munich, di mana Dr. Lev Rebet bekerja sebagai pemimpin redaksi surat kabar Sucasna Ukraina.

Siapa gerangan lelaki jangkung yang berpapasan dengan Dr. Lev Rebet? Mengapa tiba-tiba Dr. Lev Rebet terguling dan akhirnya meninggal?

Kejadian tersebut bukanlah kejadian yang aneh yang terjadi di sekitar tahun 1950-an. Saat itu pihak Rusia sedang giat melancarkan aksi pembersihan terhadap gerakan antikomunis di kawasan Rusia. 

Beberapa menit setelah kejadian di pagi hari itu, seorang perwira dari KGB — Dinas Rahasia Rusia — di Moskow menerima pesan rahasia. Pesan tersebut dari si jangkung — orang kedua yang berada di tangga kantor Sucasna Ukraina di Munich. Pesannya cukup singkat, tapi cukup menggembirakan bagi yang menerima. 

“Aku telah bersua dengan si gendut. Dan penyambutannya cukup memuaskan.”

Bogdan Stashinsky, alias Josef Lehman, alias Bronislav Katshor, alias Alex Krylov, alias Siegfried Frager, alias Hans Budeit, telah melaksanakan tugasnya dengan gemilang. Ia melakukan pembunuhan yang sempurna demi tugas dari KGB. Dr. Lev Rebet dibunuh dalam waktu yang singkat sekali sewaktu menaiki tangga.

Berita kematian Dr. Lev Rebet menimbulkan berbagai pertanyaan bagi beberapa kalangan. Orang-orang imigran Ukraina yang bertempat tinggal di Jerman Barat pun merasa kehilangan sosok seorang bapak. Mereka yang berkecimpung di bidang politik, menangkap kematian Dr. Lev Rebet sebagai pertanda untuk berhati-hati.

Hasil pemeriksaan mayat Dr. Lev Rebet menghasilkan satu keputusan yang sudah sejak semula diramalkan pihak Dinas Rahasia Rusia. Dr. Lev Rebet meninggal dunia karena penyebab biasa. Termasuk usia dan penyakit. Benar-benar suatu pembunuhan yang gemilang. Tidak ada hantaman. Tidak ada darah tertumpah. Tidak ada kekerasan. Dan... tidak ada tanda-tanda pembunuhan.

Senjata yang digunakan Stashinsky untuk membunuh Dr. Lev Rebet hanyalah sebuah tabung logam sepanjang delapan inci dan sebuah ampul kecil. KGB tidak keliru menunjuk Stashinsky untuk melakukan tugas rahasia. Tidak perlu diragukan lagi ketangkasan Stashinsky yang terkenal sebagai penembak mahir untuk menghabisi Dr. Lev Rebet.

Untuk menjadi pembunuh terlatih, Stashinsky mendapat pendidikan dan penggemblengan cukup lama, 7 tahun. Tahun 1950 adalah tahun permulaan Stashinsky memasuki atau lebih tepatnya “terperangkap” oleh jaringan Dinas Rahasia Rusia.

Musim panas tahun 1950 merupakan musim petaka bagi si mahasiswa calon guru, Stashinsky. Bermula dengan peristiwa kecil di dalam kereta api, Stashinsky terperosok masuk ke dalam jaring Dinas Rahasia Rusia. Suatu pagi, Stashinsky menyerobot naik kereta api tanpa karcis. Tetapi dasar nasib buruk, Stashinsky ditangkap polisi karena tidak memiliki karcis. Benar-benar awal petaka baginya. Sebab masa-masa tahun 1950, Dinas Rahasia Rusia sedang gencar melancarkan pembersihan terhadap gerakan-gerakan antikomunis di Ukraina. Daerah yang seluas gabungan antara negara Spanyol dan Portugal tersebut tercekam kekhawatiran. Salah langkah atau salah bicara, bisa ditangkap dengan tuduhan tunggal yaitu terlibat dalam gerakan antikomunis.

Stashinsky yang baru berusia 19 tahun terpaksa berurusan dengan polisi. Stashinsky sudah bisa membayangkan kehancuran cita-citanya untuk menjadi guru. Bukan hal yang sepele untuk berurusan dengan polisi waktu itu. Stashinsky tahu persoalan sepele itu bisa jadi meluas. Dengan hati yang kecut dia menunggu panggilan pengadilan.

Aneh! Panggilan tidak kunjung datang. Tetapi ini tidak berarti pemerintah Rusia melalaikan Stashinsky, pemuda Ukraina yang cukup ambisius ini yang menumpang kereta api secara gratisan. Panggilan dari pengadilan memang tidak pernah datang. Tetapi muncul surat undangan supaya menghadap dari seorang perwira polisi lalu lintas.

Akhir musim panas, Stashinsky menghadap perwira yang mengundangnya. Dan masih ada seorang lagi yang juga menunggu kedatangan Stashinsky. Ia adalah seorang perwira dari Dinas Rahasia Rusia. Sitnikovsky namanya.

Waktu itu pembersihan gerakan antikomunis sedang menjamur di seluruh Ukraina. Tuduhan terlibat dalam gerakan antikomunis menjadi bayang-bayang maut bagi penduduk Ukraina. Padang Siberia — dengan segala kekerasannya — disodorkan sebagai imbalan mereka yang secara langsung atau tidak langsung terlibat dalam gerakan antikomunis. Padang hitam Siberia pun disodorkan pada Stashinsky. Dua pilihan yang sama-sama tidak enak dihadapkan pada Stashinsky. Ikut menjadi angota gerakan perlawanan terhadap kaum antikomunis dan sekaligus menjadi informan untuk KGB atau padang Siberia.

Dengan janji bahwa perkara pelanggaran di kereta api tidak akan dipermasalahkan lagi, akhirnya Stashinsky memilih pilihan pertama. Semenjak saat itu, Stashinsky terjerat dalam jaring KGB. Itu berarti dia harus bekerja untuk Dinas Rahasia Rusia di daerahnya sendiri. Ukraina.

Semakin lama tuntutan dan permintaan Sitnikovsky atas nama KGB terhadap Stashinsky semakin meningkat saja. Akhirnya Stashinsky menghentikan kuliahnya. Tugas dan pekerjaannya sudah jelas, jadi agen KGB.

Tahun 1953 ia dipindah ke Kiev untuk mengikuti pendidikan istimewa. Itu termasuk soal persenjataan dan pembuatan identitas palsu.

Dengan nama Josef Lehman, Stashinsky menyusup ke pihak Barat dan melaksanakan tugas spionase. Sebagai seorang agen, tugas utamanya adalah menyelidiki kegiatan-kegiatan organisasi kaum imigran Eropa Barat. Terutama Organisasi Nasionalis Ukraina.

Ideologi politik KGB telah berhasil meyakinkan diri Stashinsky, bahwa pemimpin dari Organisasi Nasionalis Ukraina adalah manusia yang terkutuk. Pasalnya, ia sudi diperbudak oleh pihak Amerika untuk membendung imigran Ukraina yang bertempat tinggal di Jerman Barat yang ingin kembali ke tanah leluhurnya. Malahan pihak Amerika telah melakukan kejahatan besar, yaitu memengaruhi orang-orang Ukraina untuk membenci dan memusuhi pihak Timur.

Bukan itu saja, ramuan politik yang telah “ditelan” mentah-mentah Stashinsky akhirnya tertanam di hatinya. Ia bersemangat untuk menyingkirkan siapa saja yang berkhianat terhadap tanah leluhurnya, Ukraina. Sasaran utama, Dr. Lev Rebet pemimpin Organisasi Nasionalis Ukrania. Sudah bulat tekad Stashinsky untuk segera membereskan Dr. Lev Rebet.

Antara April sampai Juli 1957, Stashinsky mondar-mandir dari Kiev ke Munich. Itu dilakukan untuk membiasakan diri dengan kehidupan calon korbannya, yaitu Dr. Lev Rebet. Semua kebiasaan calon korbannya telah diteliti dengan cermat. Kehidupan sehari-hari Dr. Lev Rebet ditanamkan dalam ingatannya. Stashinsky pun hafal dengan kehidupan Dr. Lev Rebet. Termasuk kebiasaan di kantornya yang terletak di Karlsplats no. 8.

Bulan September matang sudah rencana Stashinsky.

Dia sudah siap untuk menggunakan “senjata setan” miliknya. Itu adalah senjata dari KGB yang dipersiapkan untuknya. Senjata itu terdiri tabung logam dan ampul.

Ampul di dalam tabung logam, berisi gas sianida yang dapat memancar secara otomatis bila pelatuk kecil di bawah tabung logam itu disentil. Pancaran gas akan mengenai urat nadi korban. Dalam waktu pendek, korban yang ditembak dengan senjata setan itu akan mati karena urat nadinya mengerut. Kematian yang fatal. Namun dalam waktu yang singkat pula, pembuluh darah akan kembali normal, sehingga tembakan senjata setan itu tidak akan meninggalkan bekas sama sekali. Kalau diselidiki, hanya akan sampai pada kepastian bahwa korban meninggal dunia karena semacam serangan ulu hati.

Penggunaan senjata setan tersebut juga ada bahayanya. Gas sianida yang terpancar bisa seperti bumerang yang menyerang balik si penembak. Akibatnya fatal juga.

Tetapi perlengkapan yang tersedia demi keamanan Stashinsky cukup banyak. Bagi Stashinsky, tersedia berbagai tablet saraf, penawar racun, dan anti gas. Beberapa saat sebelum menembakkan senjata setan, dia harus menelan tablet saraf dan penawar racun. Lalu beberapa saat kemudian diikuti tablet anti gas. Yang terakhir ini harus ditelan beberapa saat sebelum menarik pelatuk.

Tentang keampuhan senjata setan buatan KGB ini, Stashinsky telah melihat buktinya. Senjata ini 100 persen bekerja dengan gemilang dan memuaskan, kata ahli pembuat senjata itu. Dan untuk memperkuat ucapannya, ahli itu mengajak Stashinsky ke hutan Muggelsee di pinggiran Jerman Timur. Keampuhan senjata setan didemonstrasikan di sana. 

Seekor anjing besar dirantai pada sebuah pohon. Stashinsky menelan tablet-tablet penyelamat. Dari jarak dua kaki, Stashinsky menembakkan senjata itu. Akibatnya sungguh meyakinkan. Hanya terdengar suara lirih dan dalam beberapa detik kedua kaki depan anjing mengacung ke depan. Beberapa saat — semenit mungkin— anjing itu terjungkal kemudian mati. Tanpa suara terdengar. Stashinsky tidak meragukan lagi keampuhan senjata setan itu.

9 Oktober 1957, dengan menggunakan nama Siegfried Drager, Stashinsky menumpang Air France menuju ke Munich. Pertemuan maut dengan Dr. Lev Rebet akan segera dimulai. Senjata maut turut dibawa serta. Sungguh sederhana dan kecil senjata maut itu. Sukar untuk dibayangkan kalau logam kecil itu bisa membawa maut. 

Dalam pengakuannya di kemudian hari, tentang penggunaan senjata maut, Stashinsky mengatakan bahwa senjata itu dibuat sedemikian rupa, sehingga tidak terlalu sukar bagi penembaknya untuk mengirim korban ke alam baka. “Saya tidak memerlukan apa-apa. Saya hanya perlu berpapasan dengan Dr. Lev Rebet di tangga. Senjata maut saya angkat dan bagian pelatuk bersama jari saya tutupi dengan gulungan surat kabar. Pelatuknya pun saya tarik.” Itu teorinya.

Pagi hari tanggal 2 Oktober 1957, Stashinsky meninggalkan hotel. Setelah menelan dua tablet, ia berjalan menuju kantor surat kabar Suscana Ukraina di Karlsplats no. 8 di mana Dr. Lev Rebet bekerja.

Sekitar jam 9.00 Stashinsky sudah mengambil posisi di atas tangga menunggu kehadiran calon korbannya. Jam 9.05, seperti telah diperhitungkan, Stashinsky mendengar suara langkah kaki. Dengan tenangnya ia mulai turun dari anak tangga yang teratas. Benar juga, Dr. Lev mulai menaiki tangga. Dan Stashinsky pun mulai melangkah turun. Dua insan akan saling berpapasan.

Di tengah-tengah tangga, sengaja Stashinsky berdeham. Dan apa yang diperhitungkan memang terjadi. Dr. Lev Rebet mengangkat mukanya. Dan bersamaan itu pula, Stashinsky menarik pelatuk senjata mautnya tepat mengarah wajah Dr. Lev Rebet. Tidak ada bedanya dengan tingkah polah anjing di hutan Muggelsee. Dr. Lev Rebet terkapar tanpa mengeluarkan suara. Penjahat besar di mata KGB telah tamat riwayatnya.

Dinas Rahasia Rusia sangat puas. Operasi yang ditugaskan kepada Stashinsky berjalan dengan lancar sesuai dengan apa direncanakan. Untuk kesuksesannya, Stashinsky mendapat undangan pesta. Dan dalam pesta itu pula Stashinsky mendapat tugas kedua untuk membereskan tokoh Organisasi Nasionalis Ukraina.

Calon korban kedua adalah Stefan Bandera. 

Memburu calon korban kedua ternyata tidak semudah memburu Dr. Lev Rebet. Setelah kematian Dr. Lev Rebet, Organisasi Nasionalis Ukraina di Jerman Barat semakin memperapat diri. Walaupun kematian Dr. Lev Rebet dinyatakan karena serangan ulu hati, tetapi tokoh-tokoh Organisasi Nasionalis Ukraina memiliki kecurigaan.

Di pertengahan tahun 1958, Stashinsky mulai kegiatannya mondar-mandir ke Munich dengan menggunakan beragam nama. Sasaran untuk tugas keduanya ini bertempat tinggal di Kreittmayrstrasse no 7. Sudah dua kali Stashinsky mencoba membereskan Stefan Bandera, tetapi dua kali pula ia mengalami kegagalan. Akhirnya kegiatan menguber Stefan Bandera dihentikan untuk sementara waktu.

Ada perubahan dalam hati Stashinsky. Orang yang diburu adalah orang Ukraina. Sebagai seorang yang lahir dan besar di Ukraina, Stashinsky menyadari bahwa ia melaksanakan tugas bukan karena keyakinan atau kesadaran, tetapi karena adanya tekanan. Suatu ikatan yang benar-benar menyangkut soal hidup atau mati. Dan dia tak mungkin untuk mengelak.

Kisah di awal tahun 1950 masih jelas terbayang di matanya. Dalam keraguannya di usia tanggung 19 tahun, dia dipojokkan untuk memilih hidup terus dalam ikatan Dinas Rahasia Rusia atau membeku di padang Siberia. Sebagai seorang pemuda tanggung yang masih dangkal dengan apa arti perjuangan hak dan kebebasan, Stashinsky memilih hidup.

Tetapi, waktu 7 tahun bukan waktu yang pendek. Cukup lama untuk membentuk sikap dan pikirannya. Indoktrinasi-indoktrinasi yang gencar diterimanya akhirnya “termakan” juga. Walau semula terasa serat untuk ditelan. Dua hal yang saling tertentangan berkecamuk dalam diri Stashinsky.

Walaupun usaha pertama dan kedua gagal, tetapi Dinas Rahasia Rusia masih mempercayakan tugas untuk menghabisi Stefan Bandera kepada Stashinsky. Stashinsky dipersilahkan untuk mencoba lagi.

Tanggal 15 Oktober 1959, Stashinsky berhasil membuntuti Stefan Bandera sampai di rumahnya di Kreittmayrstrasse no. 7. Dengan aman dia berhasil bersembunyi di pengkolan tangga. Praktik yang diterapkan terhadap Dr. Lev Rebet akan diulang. Korban ditunggu di anak tangga paling atas. Dan saat berpapasan, maut akan menghampiri. Stashinsky berdiri mematung di pengkolan tangga. 3 meter dari anak tangga paling bawah, Stefan Bandera sedang memasukkan mobil ke garasi. Tanpa terduga sebelumnya oleh Stashinsky, seorang wanita lewat di sampingnya dan menuruni tangga. Secepat kilat Stashinsky menyibukkan diri dengan berpura-pura membetulkan kancing baju. Wajah menghadap ke dinding agar tidak dilihat wanita itu.

Beberapa menit kemudian Stashinsky mendengar suara dari pintu depan. Calon korban masih berada di depan pintu. Tubuhnya digelantungi berbagai barang, ia sibuk berkutak-kutik dengan anak kunci. Entah apa yang terjadi dengan anak kunci, Stefan Bandera belum juga masuk.

5 menit telah berlalu. Dan akhirnya pintu terbuka. Di saat yang sama, Stashinsky merunduk membetulkan tali sepatu. Di anak tangga kedua dari atas, Stashinsky mulai menggoyang-goyangkan gulungan surat kabar. Sewaktu Stefan Bandera mulai melangkah naik, Stashinsky melangkah turun.

Benarkah persilangan maut akan terjadi? 

Stashinsky merunduk seakan-akan sedang menghitung anak tangga. Stefan Bandera menengadah dengan tegap. Tepat di tengah tangga, Stashinsky menyapa dengan ramah.

“Tidak beres kuncinya?”

“Aku keliru memasukannya. Ah...... siapa Anda?” Wajah Stefan Bandera semakin menengadah. 

Hanya itu yang diucapkan oleh Stefan Bandera untuk yang terakhir kalinya. Selagi Stefan Bandera tertegun memandangnya, Stashinsky menarik pelatuk senjata maut dari balik gulungan surat kabar. Dalam sekejap, Stefan Bandera terguling turun menatap pintu. Tidak terdengar suara apa-apa, kecuali suara benda jatuh. Barang-barang yang bergelantungan di lengannya berguling-guling.

Stashinsky kembali ke Jerman Timur dengan aman. Dan melapor pada atasannya bahwa ia telah bersua dengan “si gendut” dan “sambutannya” sungguh menggembirakan. 

Tanggal 4 Desember 1959 Stashinsky memperoleh penghargaan dari Alexander Shelepin, Komandan Tertinggi KGB, atas kesuksesannya melancarkan operasi pembersihan antikomunis.

Ternyata tugas membereskan Stefan Bandera adalah tugas terakhir bagi Stashinsky.

Tidak ada rasa bangga pada diri Stashinsky. Yang ada hanyalah pergolakan batin yang semakin gencar di hatinya. Tugas yang didasari rasa terjerat berbenturan dengan suara hati yang paling dalam. Kemanusiaan, perjuangan hak dan kebebasan. Tekanan batin semakin lama semakin menyesakkan. Lingkup gerak terasa sangat terbatas. Dan dalam lubuk hatinya yang paling dalam terselip penyesalan. Orang yang diburunya bukan orang asing bagi warga Ukrania. Bangsanya sendiri, Ukrania.

Sekali-kali timbul niat untuk melepaskan pekerjaannya. Tetapi jelas tidak mungkin. Padang Siberia yang akan dihadapinya. Sekali-kali timbul niat pula untuk menyeberang ke pihak Barat.

Musim panas tahun 1960, istri Stashinsky sedang mengandung. Istrinya, Inge Pohl, berasal dari Jerman Timur. Suatu ide untuk memulai pelarian tercetuslah. Setelah berhasil membujuk dan mengelabui atasannya, dengan alasan istrinya ingin melahirkan di kediaman orang tuanya di pinggiran Jerman Timur, akhirnya Stashinsky berhasil mengirim Inge Pohl ke Berlin Timur.

Langkah pertama pelarian sudah berhasil. Inge Pohl sudah mendekati daerah di mana kebebasan seseorang terjamin. Kediaman orang tua Inge Pohl berdekatan dengan tapal batas Berlin Barat dan Berlin Timur.

Untuk melakukan usaha pelarian untuk dirinya sendiri, Stashinsky masih harus menghadapi kesulitan. Dia bukan orang bebas. Kemana pergi selalu dibayangi agen Dinas Rahasia Rusia. Bagaimana dia bisa menyeberang ke sektor Barat?

Kemalangan — tetapi juga keberuntungan akhirnya — terjadi juga atas diri Stashinsky. Bayi Inge Pohl yang baru saja lahir, tidak berumur panjang. Hati Stashinsky yang selalu gundah pun semakin hancur berkeping-keping. Kelahiran anak yang selalu dia rindukan dan diharapkan bisa memberi kesejukan padanya, hanya berusia singkat.

Apakah kematian bayi itu merupakan kemalangan atau justru keberuntungan? Walau hati Stashinsky hancur karena sedih, ia bisa melihat bahwa kematian anaknya juga merupakan peluang bagi dirinya untuk kabur menyeberang ke sektor Barat.

Lantaran sekelumit rasa iba yang meluntur dari suasana kedinasan, Stashinsky mendapat kelonggaran untuk menghadiri pemakaman anaknya di pinggiran tapal batas. Tetapi tidak berarti bebas. Dia tidak bisa banyak bergerak. Ke mana pun ia pergi, selalu dibayangi agen-agen Dinas Rahasia Rusia siang dan malam.

Sanak keluarga Inge Pohl yang menghadiri pemakaman cukup banyak. Stashinsky tepat tiba sebelum jenazah diturunkan ke liang lahat. Inge Pohl menyambut haru kedatangan suaminya. Dalam pelukan sedih, Stashinsky membisikkan kata-kata yang sangat berarti: soal hidup dan mati.

Stashinksy tidak melihat ada tatapan yang perlu dikhawatirkan dari para pelayat. Tetapi benarkah suasana pemakaman bersih dari agen-agen Dinas Rahasia Rusia?

Makam anak Stashinsky terletak di pinggiran tapal batas. Tiga gunduk makam lagi arah ke kanan, sudah merupakan daerah bebas. Pelayat satu demi satu meninggalkan makam. Stashinsky memapah Inge Pohl. Tiga gunduk lagi sudah merupakan daerah bebas. Bebas dari cengkeraman rasa takut dibayang-bayangi padang Siberia. Tetapi benarkah makam ini aman dari mata-mata agen?

Hari sudah larut senja. Cukup lama juga Inge Pohl dan Stashinsky termenung di makam anaknya. Tidak ada orang lagi. Juga tidak ada suara. Kesenyapan makam memberi kesempatan pada suami istri Stashinsky untuk melangkahi dua gunduk.

200 meter setelah Stashinsky dan Inge Pohl memasuki padang bebas, baru terdengar suara derum patroli perbatasan Jerman Timur melintasi pinggiran tapal batas. Beberapa saat mobil-mobil patroli berhenti di pinggiran makam. Kelihatan beberapa orang berloncatan dari mobil. Tetapi telah sunyi semuanya.

Sebagai pelarian politik, Stashinsky segera menghubungi penguasa Jerman Barat. Semua petualangan politik dan petualangan rahasianya diceritakan. Terutama tentang terbunuhnya tokoh-tokoh Organisasi Nasionalis Ukrania, Dr. Lev Rebet dan Stefan Bandera. Dikisahkan pula cara-cara penggunaan senjata gas sianida. Semula penguasa Jerman Barat tidak begitu percaya pada keterangan Stashinsky bekas angota Dinas Rahasia Rusia itu.

Tidak sedikit agen yang menyeberang, tetapi dengan tujuan ganda. Semua pengakuan dan keterangan Stashinsky tidak melunturkan kecurigaan penguasa Jerman Barat.

Stashinsky ditahan dengan tuduhan “membantu terjadinya pembunuhan” atas tokoh nasionalis Ukrania yang bertempat tinggal di daerah Jerman Barat. Pemerintah Jerman Barat tetap berpendirian, bahwa pelaku utama dari pembunuhan Dr. Lev Rebet dan Stefan Bandera adalah pemerintah Soviet.

Semua pengakuan Stashinsky merupakan hantaman bagi pemerintah Rusia. Di mana dunia saat itu, pengakuan Stashinsky benar-benar merupakan penelanjangan rahasia Dinas Rahasia Rusia. Dan dinilainya sebagai gangster politik.

Penahanan Stashinsky tidak berlangsung lama. Akhirnya Stashinsky dibebaskan karena pengakuannya sedikit banyak sangat membantu pemerintah Jerman Barat. Dan demi keamanan diri Stashinsky dari ancaman pembalasan pihak Jerman Timur, ia dan istrinya disembunyikan di satu tempat yang dirahasiakan di wilayah Jerman Barat. Tindakan itu dilakukan untuk menghindari pembalasan dari pihak Jerman Timur. Dan pihak Jerman Timur telah bertekad untuk merebut Stashinsky kembali. 

Sudah bisa dibayangkan apa arti merebut kembali. Ancaman dan olok-olok pihak Jerman Timur tidak urung sampai juga ke tempat persembunyian suami istri Stashinsky. Dari tempat persembunyiannya, Stashinsky memberi komentar atas ancaman pihak Jerman Timur sebagai berikut:

“Siapa pun yang berkhianat pada KGB pastilah akan disingkirkan. Sampai saat ini, saya masih tercekam rasa takut dan khawatir. Petaka pasti akan menimpa diri saya dan istri. Sepanjang sisa hidup, saya harus bersedia menyambut kedatangan orang yang menggantikan tugas saya itu.”

Entah kapan, entah di mana, Stashinsky percaya bahwa sekali waktu ia akan berpasangan dengan orang yang tak dikenalnya — mungkin tidak perlu di tangga — dan senjata maut akan digunakan lagi. Kali ini giliran Stashinsky yang harus dibereskan.

Kisah petualangan Stashinsky hanya sampai di sini. Bagaimana nasib Stashinsky selanjutnya, dunia tidak memperbincangkan lagi.

(The Silent Killer)

Baca Juga: Seorang Gadis Dibunuh di Hagenhof

 

" ["url"]=> string(77) "https://plus.intisari.grid.id/read/553799255/perjumpaan-maut-di-tengah-tangga" } ["sort"]=> array(1) { [0]=> int(1689083504000) } } [1]=> object(stdClass)#61 (6) { ["_index"]=> string(7) "article" ["_type"]=> string(4) "data" ["_id"]=> string(7) "3246990" ["_score"]=> NULL ["_source"]=> object(stdClass)#62 (9) { ["thumb_url"]=> string(113) "https://asset-a.grid.id/crop/0x0:0x0/750x500/photo/2022/04/21/10_thumbnail-intisariplus-sejara-20220421060644.jpg" ["author"]=> array(1) { [0]=> object(stdClass)#63 (7) { ["twitter"]=> string(0) "" ["profile"]=> string(0) "" ["facebook"]=> string(0) "" ["name"]=> string(13) "Intisari Plus" ["photo"]=> string(0) "" ["id"]=> int(9347) ["email"]=> string(22) "plusintisari@gmail.com" } } ["description"]=> string(149) "Bogdan Stashinsky adalah seorang anggota komunis dan pembunuh terbesar dari Uni Soviet. Perjumpaannya dengan seorang wanita telah mengubah segalanya." ["section"]=> object(stdClass)#64 (7) { ["parent"]=> NULL ["name"]=> string(7) "Histori" ["description"]=> string(0) "" ["alias"]=> string(7) "history" ["id"]=> int(1367) ["keyword"]=> string(0) "" ["title"]=> string(23) "Intisari Plus - Histori" } ["photo_url"]=> string(113) "https://asset-a.grid.id/crop/0x0:0x0/945x630/photo/2022/04/21/10_thumbnail-intisariplus-sejara-20220421060644.jpg" ["title"]=> string(31) "Ada Apa dengan Cinta Mata-Mata?" ["published_date"]=> string(19) "2022-04-24 16:56:24" ["content"]=> string(8048) "

Intisari Plus - Bogdan Stashinsky adalah seorang anggota komunis dan pembunuh terbesar dari Uni Soviet. Perjumpaannya dengan seorang wanita telah mengubah segalanya.

---------------------------------------

Sesuatu yang luar biasa terjadi. Pada 12 Agustus 1961, Bogdan Stashinsky, pembunuh terbesar Uni Soviet di masa Perang Dingin, datang ke Markas Besar Kepolisian Jerman Barat untuk menyerahkan diri. Malam itu juga, Stashinsky ditanyai oleh sebuah tim yang terdiri dari pejabat-pejabat tinggi dinas intelijen. Cerita yang diungkapkannya malam itu bukanlah yang terhebat.

Stashinsky dilahirkan di Ukraina, 1931, ketika Ukraina masih menjadi bagian Uni Soviet. Banyak warga Ukraina yang menginginkan kebebasan dan berjuang melawan peraturan Soviet. Di antara mereka juga ada anggota keluarga Stashinsky, Tapi Bogdan berbeda. Dia bergabung dengan komunis, dan untuk menunjukkan dedikasinya dia menyerahkan saudara-saudaranya.

Para penguasa terkesan, dan Stashinsky direkrut oleh KGB, dinas intelijen Uni Soviet. Setelah menjalani pelatihan selama dua tahun, dia mendapatkan berbagai tugas penyamaran untuk mengejar orang-orang antikomunis di negara jajahan Soviet di Eropa Timur. KGB mengawasi kemajuan anggota baru mereka dengan senang. Dia dinilai cukup baik untuk mendapat tugas-tugas yang dianggap sangat berisiko. Tahun 1957 dia menerima tugas yang sangat sesuai dengan kemampuannya pembunuhan terhadap pemimpin perlawanan Ukraina, Lev Rebet.

KGB menyebut Rebet sebagai "Rubah yang Licik" dan dia adalah lawan yang hebat. Hanya sedikit hal yang diketahui tentang dirinya. Informasi yang harus dikembangkan Stashinsky adalah bahwa Rebet menjalankan kelompok perlawanannya itu dari Munich, sebuah wilayah yang berada di Jerman, di luar kekuasaan Uni Soviet. Markas rahasianya berada di sebuah gedung yang disebut 'bunker'. Rebet adalah sosok dengan sikap yang sangat berkuasa, berjalan dengan cepat, berkacamata, dan menyembunyikan kepalanya yang gundul di bawah topi baret. Dia menjalankan organisasinya dengan tangan besi. Siapa saja yang diduga menjadi mata mata Soviet akan ditembak mati tanpa ragu.

Dengan tenang. Stashinsky terbang ke Munich dan siap menjalankan tugas. Dia mulai mencari tahu tempat pertemuan para pelarian Ukraina, dan dalam beberapa hari dia yakin telah dapat mengidentifikasi Rebet, Sekarang yang harus dilakukan adalah membunuhnya.

Senjata yang akan dipakai Stashinsky adalah sebuah produk baru pengembangan dari pistol gas. Senjata ini berupa tabung dari logam ringan untuk menyemprotkan cairan beracun yang dapat membunuh orang dalam waktu 90 detik. Semprotan itu tidak akan meninggalkan jejak, dan jika digunakan dengan benar akan menimbulkan kesan bahwa korbannya terkena serangan jantung. Gas beracun itu sangat berbahaya sehingga Stashinsky harus menelan pil penangkal racun sebelum dia menggunakan senjatanya, kalau-kalau dia ikut menghirup gasnya.

Tugas ini selesai dengan cepat, seperti mimpi. Stashinsky bertemu Rebet di tangga menuju kompleks kantor. Dia berjalan mendahului Rebet, menyembunyikan senjatanya dalam sekantong sosis, dan menyemprotkannya dengan gerakan yang sangat cepat. Rebet terhuyung-huyung ke belakang, lalu jatuh di tangga. Pada saat tubuhnya ditemukan. Stashinsky sudah pergi jauh.

Stashinsky dielu-elukan sebagai seorang pahlawan dan dimu dengan makan malam istimewa oleh KGB. Setahun kemudian, penguasa Soviet memutuskan untuk membunuh pelarian Ukraina lain yang ada di Munich. Namanya Stefan Bandera, dan Stashinsky adalah orang yang tepat untuk pekerjaan ini.

Pada suatu hari di musim gugur, Bandera kembali ke apartemennya, kedua tangannya membawa kantung-kantung besar berisi bahan-bahan makanan. Ketika dia kesulitan mengunci pintunya, seorang asing mendekat. Dia adalah Stashinsky: Dia tersenyum dan bertanya pada Bandera apakah kunci pintunya berfungsi dengan baik. Bandera terlihat bingung, dan dia terlambat melihat senjata berisi gas beracun itu, sehingga tidak sempat bereaksi. Stashinsky menembakkan senjata itu langsung ke mukanya, kemudian berjalan pergi dengan tenang. Tapi pembunuhan ini tidak berjalan dengan mulus. Bandera masih sempat berjalan sempoyongan mencari bantuan, dan meninggal dalam perjalanan ke rumah sakit. Pihak kepolisian Jerman Barat tidak ragu mengatakan bahwa ini adalah pembunuhan.

Lancar ataupun tidak, Stashinsky telah melakukan tugasnya. Sekali lagi, dia dielu-elukan sebagai pahlawan, dan mendapatkan medali tanda jasa. Tapi ketika kariernya mulai bersinar, Stashinsky merusaknya sendiri. Saat menjalankan tugas sebagai pengawas Soviet di Berlin Timur, dia jatuh cinta pada seorang gadis penata rambut Jerman berusia 21 tahun. Namanya Inge Pohl.

KGB sangat terkejut. Menurut mereka, jodoh yang tepat untuk bintang pembunuh mereka seharusnya berasal dari dalam KGB sendiri. Tapi Stashinsky sudah membuat keputusan. Pasangan itu menikah dan dia membawa pengantin wanitanya untuk tinggal bersamanya di Moskwa.

Cinta tampaknya mampu melunakkan Stashinsky. Dia mengakui semuanya pada Inge dan mengatakan bahwa yang dikerjakannya saat ini membuatnya muak. Inge sangat terkejut dan mendorong suaminya untuk mundur dari pekerjaan yang sangat mengerikan itu. Dia juga mengatakan pada suaminya bahwa dia tidak suka tinggal di Moskwa dan menyarankan agar mereka menyeberang ke Jerman Barat.

Sialnya, salah seorang anggota KGB, mengawasi Stashinsky dan istrinya dengan sangat dekat—begitu dekat bahkan, sampai mereka memasang alat penyadap di apartemen pasangan itu, dan membuka surat-surat mereka. Ketika Stashinsky menyadarinya, dia sangat marah. Perselisihan dengan atasannya akan membuat karier Stashinsky berakhir.

Inge hamil. Dia kembali ke rumah orangtuanya di Berlin Timur. Permintaan izin Stashinsky untuk mengikuti istrinya ditolak, dan dia diperintahkan untuk tetap tinggal di Uni Soviet selama tujuh tahun ke depan. Anak itu akhirnya lahir, tapi meninggal enam bulan kemudian. Dalam situasi yang tragis itu, KGB mengizinkan Stashinsky mengunjungi istrinya di Berlin, dan menghadiri pemakaman anaknya.

Ini adalah kesempatan yang sangat sayang untuk dilewatkan. Selama kunjungan itu Stashinsky dan Inge melarikan diri. Dengan menggunakan surat-surat palsu, mereka memasuki wilayah Jerman Barat, dan Stashinsky menyerahkan dirinya pada polisi. Di sini dia juga mengakui pembunuhan yang telah dilakukannya atas Rebet dan Bandera, yang diikuti dengan persidangan tingkat tinggi. Pada 1962 dia divonis hukuman penjara selama 13 tahun. Tapi ternyata seorang mata-mata yang telah meninggalkan pekerjaannya demi cinta sekali lagi harus mengalami guncangan: Inge Pohl menceraikannya pada 1964.

 

Kelanjutannya

Stashinsky dibebaskan dari penjara hanya setelah menjalani empat tahun dari masa tahanannya. Dia segera menghilang. Diperkirakan dia dibawa ke Amerika, dan tinggal di sana dengan identitas baru, jauh dari pembunuh KGB yang pasti akan dikirim untuk memburunya. Muncul juga spekulasi bahwa bekas istrinya juga bersamanya di Amerika, dan perceraian mereka hanyalah sebuah tipu muslihat.

 

---

Nukilan dari buku:

TRUE SPY STORIES

Kisah Nyata Mata-Mata Dunia

Oleh Paul Dowswell & Fergus Fleming

" ["url"]=> string(75) "https://plus.intisari.grid.id/read/553246990/ada-apa-dengan-cinta-mata-mata" } ["sort"]=> array(1) { [0]=> int(1650819384000) } } [2]=> object(stdClass)#65 (6) { ["_index"]=> string(7) "article" ["_type"]=> string(4) "data" ["_id"]=> string(7) "3246603" ["_score"]=> NULL ["_source"]=> object(stdClass)#66 (9) { ["thumb_url"]=> string(113) "https://asset-a.grid.id/crop/0x0:0x0/750x500/photo/2022/04/20/1_thumbnail-intisariplus-sejarah-20220420073505.jpg" ["author"]=> array(1) { [0]=> object(stdClass)#67 (7) { ["twitter"]=> string(0) "" ["profile"]=> string(0) "" ["facebook"]=> string(0) "" ["name"]=> string(13) "Intisari Plus" ["photo"]=> string(0) "" ["id"]=> int(9347) ["email"]=> string(22) "plusintisari@gmail.com" } } ["description"]=> string(120) "Molody, mata-mata dari Soviet, menghabiskan enam tahun hidupnya dalam perang dingin Inggris. Menyamar sebagai pengusaha." ["section"]=> object(stdClass)#68 (7) { ["parent"]=> NULL ["name"]=> string(7) "Histori" ["description"]=> string(0) "" ["alias"]=> string(7) "history" ["id"]=> int(1367) ["keyword"]=> string(0) "" ["title"]=> string(23) "Intisari Plus - Histori" } ["photo_url"]=> string(113) "https://asset-a.grid.id/crop/0x0:0x0/945x630/photo/2022/04/20/1_thumbnail-intisariplus-sejarah-20220420073505.jpg" ["title"]=> string(19) "Lelaki Penuh Pesona" ["published_date"]=> string(19) "2022-04-24 16:33:45" ["content"]=> string(23094) "

Intisari Plus - Molody, mata-mata dari Soviet, menghabiskan enam tahun hidupnya dalam perang dingin Inggris. Menyamar sebagai pengusaha, misinya adalah membuka rahasia senjata nuklir kapal selam Inggris.

---------------------------------------

Semua orang menyukai Gordon Lonsdale—orang Kanada nan tampan. Tampaknya dia memiliki teman di seluruh London. Pada akhir 1950-an wajahnya sangat familiar di klub-klub dan restoran terbaik di ibu kota—dengan mobil putihnya, yang diimpor dari Amerika, dan tentu saja mahal, tampak mencolok di negeri yang masih berusaha bangkit dari penderitaan akibat Perang Dunia II. Dia tinggal di apartemen yang indah yang disebut "The White House", tepat di sebelah Regent's Park. Di situlah dia menyelenggarakan pesta-pesta mewah yang membuat teman-teman wanita mengantre, karena terpesona pada penampilan hitam manisnya.

Di balik kesan playboy, Lonsdale sebenarnya adalah pekerja keras. Dia menjalankan perusahaan yang menyewakan gramafon otomatis, dan menjual mesin serta perlengkapan untuk pengaman mobil. Pekerjaan ini membuatnya berpindah-pindah dari satu negara ke lain negara. Ada satu sisi lain dari pengusaha playboy ini—yang akan mengherankan semua teman wanitanya, rekan bisnis dan bahkan pemilik restoran yang mengira telah mengenalnya dengan baik. Nama aslinya Konon Trofimovich Molody dan dia adalah mata-mata Soviet.

Molody menjalani kehidupan yang luar biasa. Dilahirkan di Rusia pada 1922, dia kemudian dikirim ke California untuk tinggal bersama bibinya pada usia tujuh tahun. Sembilan tahun kemudian, dia dapat berbicara dalam bahasa Inggris dengan logat seperti penduduk asli. Pada 1936 dia kembali ke Rusia dan bergabung dengan Communist Youth Movement (Gerakan Pemuda Komunis) dan ikut berjuang selama Perang Dunia II. Setelah perang usai, Molody direkrut oleh KGB, dinas keamanan Uni Soviet. Dia fanatik kepada ideologi komunis negaranya dan dia memiliki bakat yang baik dalam penguasaan bahasa—dua hal penting yang akan menjadikannya sebagai mata-mata ideal.

Pada usia 32 tahun, dia meraih pangkat komandan dan sudah ikut dalam beberapa misi ke luar negeri. Tahun 1954, dengan semakin memuncaknya perang dingin antara Soviet dengan negara-negara Barat seperti Amerika Serikat dan Inggris, dia mendapatkan misi terpentingnya.

Perang dengan format baru terus berkembang setelah Perang Dunia II—kapal selam membawa senjata nuklir. Beberapa kapal pengintai bersembunyi di bawah laut. Kapal-kapal ini mustahil dilacak dan dihancurkan karena berisiko menghancurkan negara musuh dengan senjata nuklir yang dibawanya. Molody dikirim ke Inggris dalam tugas penyamaran untuk mengungkap segala hal tentang senjata nuklir kapal selam Angkatan Laut Inggris, yang berkembang sangat cepat. Untuk mengerjakan tugas ini, dia harus terus berhubungan dengan mata-mata Soviet lainnya, selain mencari anggota angkatan bersenjata Inggris atau orang pemerintah yang dapat menjual informasi rahasia padanya.

Tugas seperti ini membutuhkan dedikasi tinggi. Molody berusia 33 tahun. Dia harus meninggalkan semua yang dimilikinya di Uni Soviet, dan pergi ke negara asing, betul betul sebagai orang asing. Dia diberi nama dan kewarganegaraan baru—yaitu Gordon Lonsdale. Dulu, pernah ada seorang Kanada bernama Gordon Lonsdale, tapi menghilang di Finlandia—kemungkinan besar dibunuh—dan paspor palsu, juga sejarah masa lalunya, sekarang ada di tangan Molody. Dia dikirim ke Kanada tahun 1954. Setelah tinggal selama satu tahun di sana sebagai Lonsdale, dia pergi ke Inggris pada Maret 1955. Dia memerankan identitas barunya dengan sangat sempurna.

Gordon Lonsdale memiliki dua teman baik—Peter dan Helen Kroger—yang tinggal di luar London, yakni di daerah pinggiran barat Ruislip. Mereka adalah pasangan Amerika yang hidup tenang di usia 50-an. Mereka menjalankan usaha berhubungan dengan buku-buku antik. Suatu hari, teman teman di jalanan mengajak mereka ikut pesta makan malam. Helen datang mengenakan gaun panjang hitam, dan tuan rumah berseru,"Helen, kau tampak seperti mata-mata Rusia!" Jika tuan rumah yang lucu ini tidak tertawa terpingkal-pingkal menertawai lawakannya sendiri, dia mungkin akan melihat perubahan sekilas di wajah Kroger. Helen Kroger memang mata-mata Rusia, begitu juga suaminya. Rumah mereka di Cranley Drive 45 merupakan ancaman besar untuk keamanan Ingris.

Di bawah lantai dapur ada ruangan berisi pemancar berfrekuensi tinggi dan tape recorder kecepatan tinggi untuk mengirim kode pesan lebih dari 240 kata setiap menitnya. Antena internal sepanjang 23 meter terbentang di loteng rumah. Di ruang duduk ada radio yang dapat menerima sinyal dari manapun. Di sampingnya ada sebuah mesin ketik, tape recorder, dan beberapa headphone. Kamar mandi dapat diubah menjadi kamar gelap, lengkap dengan peralatan untuk membuat dan membaca microdot—teknologi yang dapat mengecilkan potret bahkan hingga lebih kecil dari ujung peniti.

Ada kejutan di mana-mana. Salinan Kitab Suci di ruang duduk digunakan untuk menyembunyikan kertas kaca yang sensitif terhadap cahaya untuk membuat microdot. Di ruang tidur ada mikroskop untuk mempelajari microdot itu. Gulungan mikrofilm disembunyikan di dalam sebuah botol. Di kamar mandi, wadah bedak yang dibiarkan terbuka yang merupakan alat untuk membaca microdot, terlihat seperti teleskop kecil. Geretan rokok besar di meja menutupi kotak rahasia yang penuh pesan rahasia.

Pasangan Kroger menjalani kehidupan yang tidak biasa, sama seperti Molody. Peter Kroger dilahirkan sebagai Morris Cohen, dari orang tua Rusia-Yahudi di New York. Dia bertemu dan menikahi Helen di University of Illinois. Nama aslinya adalah Leona Petka. Selama tahun 1930 ke duanya menjadi komunis, dan Peter berjuang melawan para fasis dalam perang sipil Spanyol. Dia kembali ke AS dan bekerja untuk berbagai organisasi perdagangan Soviet sebelum bergabung dengan tentara Amerika dalam Perang Dunia II.

Setelah perang, pasangan ini menjadi mata-mata untuk Uni Soviet, dan membantu memberikan informasi bom atom rahasia milik Amerika pada pihak Rusia. Mereka melarikan diri dari Amerika tahun 1950 karena mengira akan ditangkap dan muncul kembali di Inggris tahun 1954. Kali ini mereka dikenal sebagai pasangan Kroger, nama pasangan Selandia Baru yang sudah meninggal pada awal abad ini.

Lonsdale adalah tamu yang sering datang ke Cranle Drive. Dia datang untuk makan malam paling tidak sekali Sabtu dalam setiap bulan. Tentu saja tidak hanya itu yang da lakukan. Keluarga Kroger adalah penghubungnya dengan pihak Uni Soviet. Di rumah yang tenang itulah hasil kerjanya sebagai mata-mata dikirimkan ke KGB di Moskwa

Informan Lonsdale yang terbaik adalah seorang karyawan Angkatan Laut Inggris yang bertugas di Departemen Angkatan Laut Inggris di Bidang Penyediaan Senjata Bawah Laut—yang sangat rahasia di Portland, Dorset. Namanya Harry Houghton. Dia memiliki akses ke berbagai bagian rahasia, dan satu hal yang juga menguntungkan bagi Lonsdale, Harry memiliki kecurangan di masa lalu. Tahun 1951 dia dikirim ke Kedutaan Besar Inggris di Warsawa, Polandia. Dia mempermalukan dirinya sendiri dengan menyembunyikan istri orang lain dan berhubungan dengan penjualan barang-barang selundupan. Dia dikirim kembali ke Inggris dengan teguran keras. Meskipun tidak dapat dipercaya, dia dikirim ke Portland.

Penguasa Inggris bukanlah satu-satunya yang memperhatikan tindak tanduk Harry Houghton di Warsawa. Dinas Polisi Rahasia juga mengawasinya. Mereka memberitahu KGB bahwa Harry tampaknya mudah disuap. KGB meneruskan informasi penting ini pada Lonsdale yang tidak membuang-buang waktu untuk segera memperkenalkan diri.

Lonsdale mengaku sebagai Komandan Alex Johnson dari Kedutaan Besar Amerika. Setelah mereka berbincang-bincang, Lonsdale menyadari bahwa Houghton adalah orang yang diinginkannya. Dia mau mengerjakan hampir semua hal demi uang. Mudah menipunya untuk menjadi seorang pengkhianat. Lonsdale mengatakan bahwa Amerika membutuhkan beberapa informasi darinya. Dia tidak perlu khawatir dengan Undang-Undang Kerahasiaan—sebuah dokumen yang wajib ditandatangani oleh seluruh personel angkatan bersenjata untuk menjamin kerahasiaan departemen—bukankah Inggris dan Amerika berada di pihak yang sama?

Ketika Lonsdale menyebutkan uang, mata Houghton membelalak. Dia bahkan membuat rencana cerdas untuk menyelundupkan dokumen keluar dari Portland. Houghton memiliki teman di pangkalan, seorang perempuan setengah baya bernama Ethel "Bunty" Gee. Dia adalah pegawai bagian arsip dengan pengamanan ruangan tingkat tinggi—yang artinya: dia memegang dokumen sangat rahasia. Meskipun untuk para pria ada pemeriksaan saat mereka masuk dan keluar gedung untuk memastikan mereka tidak membawa dokumen rahasia, pegawai perempuan tidak diperiksa. Perbedaan pemeriksaan keamanan yang aneh ini juga bet makna bahwa Bunty akan menjadi kaki-tangan yang sempurna,

Akhirnya, semua file, mulai dari daftar anggota angkatan laut di galangan kapal hingga dokumen rinci proyek pembangunan kapal, dapat diselundupkan keluar Portland, Isi dokumen itu dibaca dan direkam dengan tape recorder, kemudian dikirimkan dengan pemancar dari Cranley Drive, atau dipotret untuk diselundupkan ke Moskwa berupa mikrofilm. Bunty kemudian mengembalikan dokumen-dokumen itu sebelum ada yang menyadari bahwa ada dokumen yang hilang. Pekerjaan ini berlalu seperti sebuah mimpi. Lonsdale dan pasangan Kroger dapat menyelundupkan rahasia dari Houghton dan Gee, sebaik cara mereka mendapatkan informasi dari militer dan organisasi intelijen yang telah dilakukan selama enam tahun ini.

Di dunia ini tidak ada yang abadi, termasuk keberuntungan. Houghton memang merupakan sumber informasi terbaik bagi Lonsdale, tapi dia mungkin juga orang yang paling tidak dapat dipercaya yang harus dihadapi oleh mata mata Soviet. Pengecekan rutin oleh M15—biro intelijen tandingan Inggris—menunjukkan bahwa Houghton, sebagai seorang pegawai Angkatan Laut, mengeluarkan uang jauh lebih besar dari pendapatannya. Pada tahun 1960 dia digaji £714, gaji yang tidak terlalu besar untuk saat itu. Tapi dia baru saja membeli mobil baru yang mencolok, membangun rumah seharga £10.000, dan menghabiskan £20 sebulan untuk minum-minum. Dari mana dia mendapatkan uang sebanyak itu? M15 berusaha mengungkapkan. Pengecekan di rekening Houghton tidak menghasilkan apa-apa. Lonsdale membayarnya tunai, sehingga polisi tidak dapat menyelidiki sumber penghasilan itu.

Pada Juli 1960, seorang agen MI5 mulai membuntuti Houghton dan Gee. Dia mengikuti perjalanan mereka ke London, ke teater Old Vic di Waterloo. Dia melihat mereka bertemu Gordon Lonsdale, menyerahkan amplop yang ditukarkan dengan kantong belanja. Houghton dan Gee segera pergi, berputar kembali ke mobilnya. Semuanya sangat mencurigakan.

Sebulan kemudian, Houghton berangkat lagi ke London. Di sana dia bertemu Lonsdale di Old Vic, dan keduanya beristirahat di kafe. Agen MI5 itu duduk di sebelah meja mereka dan berusaha mendengarkan percakapan. "Selanjutnya, kita akan bertemu setiap Sabtu pertama, kata Lonsdale, "terutama Sabtu pertama Oktober dan November"

Sesuatu sedang direncanakan.

Mereka meninggalkan kafe, dan agen M15 itu mengikuti mereka dari kejauhan. Kedua lelaki itu bergegas ke pojok telepon. Mereka tidak menelepon. Houghton memberikan file yang terbungkus koran kepada Lonsdale. Kemudian mereka berpisah. Houghton menghilang di tengah keramaian, agen MI5 mengikuti Lonsdale, yang masuk ke dalam mobil dan mulai bergerak. Sepasang agen MI5 lainnya mengikuti dengan mobil hingga kemudian berhenti di depan sebuah bank Londsdale keluar mobil, lalu menyerahkan koper coklat kepada petugas bank, lantas pergi lagi.

Setelah Lonsdale pergi, agen MI5 masuk ke dalam bank Mereka menjelaskan dengan hati-hati kepada manajer bank bahwa mereka mendapat tugas yang bersifat sangat rahasia dari pemerintah, dan mereka ingin melihat isi koper coklat itu. Manajer itu dapat memahami, dan mereka menemukan kamera buatan Rusia, kaca pembesar, dua film, dan bermacam macam kunci dalam kotak penyimpanan Lonsdale. Semua sangat mencurigakan.

Investigasi kemudian dilakukan. Lonsdale pergi ke Eropa selama dua bulan untuk urusan bisnis, begitu dia kembali dari perjalanannya, agen M15 telah menunggunya. Mereka mengikutinya ketika dia mengambil koper dari bank, kemudian naik kereta menuju Ruislip.

Setelah beberapa minggu, MI5 terus mengamati, dan polanya mulai terlihat jelas. Pada setiap Sabtu pertama setiap bulan, Houghton menemui Lonsdale di London. Mereka saling bertukar paket, dan sorenya Lonsdale pergi ke Ruislip, sampai di rumah keluarga Kroger sekitar pukul 19.15. Setelah tiga bulan, agen M15 memutuskan untuk menangkap mereka. Seseorang yang ditugasi memimpin operasi ini adalah Inspektur Detektif George Smith dari Kepolisian London.

Pada 7 Januari 1961, Harry Houghton pergi ke London. Pada kesempatan ini Bunty Gee ikut serta membawa tas belanja yang besar. Mereka sampai di Stasiun Waterloo. Tak kurang dari 15 orang agen, termasuk George Smith, mondar-mandir di sana dalam penyamaran sebagai penumpang dan penjual koran. Keretanya terlambat 45 menit. Penundaan ini membuat para agen yang dipimpin Smith kurang waspada, atau mungkin juga udara dinginlah yang menjadi penyebabnya. Apapun alasannya, mereka terkejut ketika pasangan ini sudah sampai di pintu keluar dan berlari mengejar bus. Hanya ada satu orang yang tempatkan dalam bus itu bersama mereka.

Houghton dan Gee melakukan perjalanan wisata—di luar kebiasaan mereka, sekitar satu atau dua jam mereka kembali ke Stasiun Waterloo dan pergi ke teater Old Vic seperti yang biasa mereka lakukan. Agen-agen itu sudah menunggu. Lonsdale juga sudah menunggu untuk menyambut mereka. Ketika mereka tiba, dia mengambil tas yang dibawa Gee, dengan cara yang halus seperti ketika seorang pria hendak membawakan tas dari seorang wanita. Itu semua sudah cukup bagi Smith. Dia berlari ke arah tiga orang itu dan berkata, "Saya petugas polisi, Anda semua ditangkap."

Saat itu juga tiga buah mobil mengerem dengan tiba tiba dan berhenti tepat di halte depan mereka. Lonsdale yang diborgol pertama kali, kemudian Houghton, dan yang terakhir Gee. Mobil-mobil itu mulai bergerak dan pesan di radio panggil disampaikan, "Terkunci, tersimpan, meluncur." 

Ketiganya berhasil ditangkap tanpa banyak perlawanan.

Tas yang dibawa Gee penuh dengan barang-barang menarik. Ada empat file dari Portland dan film yang berisi lebih dari 300 foto dari kapal selam nuklir Inggris yang sangat rahasia.

Di kantor polisi, ketiganya ditangani Dinas Rahasia Kepolisian Inggris. Respon mereka bermacam-macam. 

Harry Houghton memukul-mukul kepalanya sambil berkata, "Aku sudah dibodohi!"

Bunty Gee marah. "Aku tidak melakukan kesalahan apapun," protesnya.

Gordon Lonsdale sangat tenang, dia berkata, "Tampaknya saya akan berada di sini sepanjang malam, dapatkah Anda mencarikan seorang pemain catur yang hebat?"

Permintaannya dikabulkan.

(Selama Lonsdale dalam tahanan, Smith memastikan akan selalu ada seorang pemain catur kelas satu di antara penjaganya. Smith mengagumi gaya Lonsdale, dan dia menjelaskan sikapnya yang sangat baik itu pada para wartawan. "Dia memiliki pekerjaan yang sulit dilakukan seperti Anda dan saya. Dia melakukannya dengan baik. Apakah saya harus menyalahkannya?").

Setelah sore itu, Peter dan Helen Kroger juga menerima tamu tak diundang. Smith dan pasukannya segera menuju ke Ruislip segera setelah Houghton, Gee, dan Lonsdale aman berada dalam tahanan. Ketika polisi datang, pasangan Kroger terlihat sangat tenang. Pasangan ini berlagak seolah kedatangan pihak kepolisian ini adalah sebuah kekeliruan namun sebagai warga negara yang baik, mereka tetap siap untuk membantu.

Ketika mereka hendak meninggalkan rumah, Helen Kroger meminta izin untuk menyalakan api di tungku pemanas agar ketika mereka kembali, rumahnya dalam keadaan hangat. Smith—yang tentu saja tidak bodoh—berkata, "Tentu saja, Nyonya Kroger, tapi sebelumnya saya lihat dulu apa yang ada dalam tas Anda."

Wajah Helen berubah menjadi dingin. Dia menyadari ini saatnya permainan berakhir. Di dalam tasnya ada ketikan pesan, slide yang berisi tiga mikrodot, dan lima lembar surat yang ditulis Lonsdale dalam bahasa Rusia. Sebenarnya dia bermaksud membakar semua itu dalam tungku, tapi sekarang semua itu menjadi bukti yang paling penting untuk menyeret mereka ke ruang pengadilan.

Dengan ditangkapnya semua anggota dalam lingkaran mata-mata Lonsdale, polisi mengirimkan tim forensik ke rumah mereka. Tentu saja, rumah di Cranley Drive 45 memberikan banyak petunjuk mengenai kejahatan yang telah mereka lakukan. Radio dan peralatan mikrodot dapat ditemukan dengan mudah, tapi baru seminggu kemudian, setelah rumah itu benar-benar dibongkar, petugas menemukan kode sinyal, tanggal pengiriman data melalui pemancar, ribuan dolar Amerika, dua paspor Selandia Baru atas nama pasangan Kroger, dan dua paspor Kanada. Di apartemen Lonsdale ditemukan satu set radio dan perlengkapan mikrodot, sedangkan di rumah Houghton dan Gee masing-masing ditemukan rahasia-rahasia yang juga memberatkan, termasuk dokumen-dokumen, sebuah kamera, dan kotak korek api yang di bagian dasarnya sudah diubah untuk meletakkan peta tempat pertemuan di London.

Persidangan dimulai 13 Maret 1961, berlangsung selama sembilan hari. Surat kabar menamai mereka "The Microdot Five". Semua dinyatakan bersalah dan mereka mendapat hukuman setimpal. Houghton dan Gee dijatuhi 15 tahun penjara, pasangan Kroger 20 tahun penjara. Lonsdale yang secara jelas tampak sebagai orang yang berperan penting dalam lingkaran mata-mata dijatuhi hukuman yang paling berat oleh hakim.

"Gordon Arnold Lonsdale," katanya, "Anda adalah seorang mata-mata profesional. Ini adalah pekerjaan yang berbahaya, dan tentu saja Anda harus siap untuk menderita. Anda akan dipenjara selama 25 tahun."

Lonsdale tersenyum di atas mimbar. Dia tahu dirinya tak akan berada di dalam penjara dalam jangka waktu yang panjang; dia agen yang sangat berharga. Dalam suasana saling membalas dalam perang dingin ini, dia akan segera ditukar dengan mata-mata Inggris yang tertangkap. Temannya di KGB akan segera memastikannya. 

 

Kelanjutannya

Apa yang dipikirkan Lonsdale benar. Di tahun ketiga dia ditukar dengan mata-mata Inggris bernama Greville Wynne (baca juga: "Pedagang dan Mata-Mata Super", di halaman lain buku ini). Saat kembali ke tanah airnya, dia disambut sebagai pahlawan, dan dianugerahi medali. Lonsdale terus bekerja di KGB, meskipun dia sekarang terlalu terkenal sehingga tidak mungkin dikirim keluar sebagai mata-mata. Tetapi menjalankan kehidupan ganda selama menjadi mata mata membuatnya stres, dan dia meninggal di usia muda. Pada Oktober 1970, di usia 48 tahun, ia mengalami serangan jantung yang fatal ketika sedang berkebun di apartemennya di Moskwa.

Pasangan Kroger harus menunggu lebih lama untuk dibebaskan, tapi para pimpinan KGB tidak meninggalkan mereka. Seorang dosen Inggris ditangkap dengan tuduhan penipuan di Moskwa pada 1969, dan ditukarkan dengan pasangan Kroger. Keduanya hidup hingga usia tua. Helen meninggal di usia 79 pada tahun 1992, dan Peter meninggal pada usia 84 pada 1995. Penghuni baru di Cranley Drive 45 ternyata menemukan radio milik pasangan Kroger pada 1981, saat menggali di kebun. 

Tak ada yang memperhatikan Bunty Gee dan Ham Houghton. Yang bisa mereka lakukan adalah saling memperhatikan. Mereka berada di dalam penjara selama sembilan tahun. Mereka dibebaskan tahun 1970, enam tahun lebih cepat karena kelakuan mereka yang baik. Mereka menikah di Polandia tahun 1971, dan mendirikan usaha penginapan di Brankscome, Dorset, dengan nama samaran. Keduanya dipercaya meninggal dunia pada tahun 1980.

 

---

Nukilan dari buku:

TRUE SPY STORIES

Kisah Nyata Mata-Mata Dunia

Oleh Paul Dowswell & Fergus Fleming

" ["url"]=> string(64) "https://plus.intisari.grid.id/read/553246603/lelaki-penuh-pesona" } ["sort"]=> array(1) { [0]=> int(1650818025000) } } }