array(1) {
  [0]=>
  object(stdClass)#49 (6) {
    ["_index"]=>
    string(7) "article"
    ["_type"]=>
    string(4) "data"
    ["_id"]=>
    string(7) "3257411"
    ["_score"]=>
    NULL
    ["_source"]=>
    object(stdClass)#50 (9) {
      ["thumb_url"]=>
      string(95) "https://asset-a.grid.id/crop/0x0:0x0/750x500/photo/2022/04/28/kisah-keduajpg-20220428065106.jpg"
      ["author"]=>
      array(1) {
        [0]=>
        object(stdClass)#51 (7) {
          ["twitter"]=>
          string(0) ""
          ["profile"]=>
          string(0) ""
          ["facebook"]=>
          string(0) ""
          ["name"]=>
          string(13) "Intisari Plus"
          ["photo"]=>
          string(0) ""
          ["id"]=>
          int(9347)
          ["email"]=>
          string(22) "plusintisari@gmail.com"
        }
      }
      ["description"]=>
      string(115) "Pernikahan Pangeran Charles mendatangkan hoki bagi para penjudi. Seorang pria mencari seseorang yang mirip dirinya."
      ["section"]=>
      object(stdClass)#52 (7) {
        ["parent"]=>
        NULL
        ["name"]=>
        string(7) "Misteri"
        ["description"]=>
        string(0) ""
        ["alias"]=>
        string(7) "mystery"
        ["id"]=>
        int(1368)
        ["keyword"]=>
        string(0) ""
        ["title"]=>
        string(23) "Intisari Plus - Misteri"
      }
      ["photo_url"]=>
      string(95) "https://asset-a.grid.id/crop/0x0:0x0/945x630/photo/2022/04/28/kisah-keduajpg-20220428065106.jpg"
      ["title"]=>
      string(52) "Ramalan Penulis Sandiwara dan Ditangkap Saat Terbang"
      ["published_date"]=>
      string(19) "2022-04-29 10:05:48"
      ["content"]=>
      string(11192) "

Intisari Plus - Seorang penjahat yang mencoba melarikan diri ke luar negeri, ternyata bertemu polisi yang hendak berlibur. Pernikahan Pangeran Charles mendatangkan hoki bagi para penjudi. Seorang pria mencari seseorang yang mirip dirinya.

---------------------------------------

Ditangkap Saat Terbang

AWAL tahun 1988, Peter Miller, detektif dari pasukan penanggulangan narkoba di Australia, menangkap Stephen Rotaru (31), yang berasal dari Cleveland, Ohio, AS, dengan tuduhan memasok dan memiliki kokain serta daun ganja. Tiga minggu setelah penahanan itu, Miller pergi berlibur. 

Di Bandara Sydney, Miller naik ke pesawat Continental Flight 16, yang akan berangkat ke Ohio lewat tujuan Miller, Hawaii. Ketika sedang berjalan di sepanjang deretan kursi, ia melihat Rotaru duduk di salah satu kursi. Segera saja Miller menangkap orang Amerika itu. 

Rotaru sebenarnya sudah menyerahkan paspornya ketika pertama ditangkap, tetapi kemudian berhasil membujuk konsulat AS untuk menerbitkan yang baru. Selain menyerahkan paspornya, Rotaru memberi uang jaminan untuk ditahan di luar dan mesti melapor ke polisi dua kali seminggu. 

Ternyata ia memanfaatkan kesempatan ditahan luar ini untuk kabur. Miller sama sekali tidak sengaja mencari Rotaru. Sepanjang pengetahuannya, Rotaru yang menyangkal keras bersalah, sungguh-sungguh berniat menghadapi meja hijau. Miller memesan tempat di pesawat yang sama tanpa maksud lain, kecuali berlibur ke Hawaii.

 

Kisikan Pembawa Rezeki

TANGGAL 9 Juli 1981, pada hari pernikahan Pangeran Charles dengan Lady Diana, seperempat pemenang pacuan kuda di Inggris adalah kuda-kuda baru yang namanya antara lain Tender King, Favoured Lady dan Wedded Bliss (Kebahagiaan Pernikahan). 

Dari 200 ekor kuda yang berpacu hari itu, sebelas di antaranya memiliki nama "royal" (yang berkenaan dengan kerajaan) atau semacam itu dan enam di antaranya menang atau tiba nomor dua dalam 17 pertandingan. Padahal kemungkinannya secara keseluruhan adalah 1 : 54.000 dan tidak ada seekor pun kuda itu yang semula difavoritkan.

 

Doppelganger

BILL Spencer, seorang prajurit, keluyuran tanpa tujuan di jalan-jalan Kota Adelaide. Bukannya menikmati 24 jam cutinya, ia malah merasa waswas, tanpa mengetahui alasannya. 

Setelah makan malam, yang dilakukannya dini, ia menunggu saat untuk bisa menonton bioskop atau berdansa, kemudian ia akan pulang ke kesatuan antiserangan udara di Outer Harbour, di pinggiran Kota Adelaide. 

Di Rundle Street, yang pada tahun 1942 merupakan pusat pertokoan, ia berhenti dan terdorong menoleh ke persimpangan jalan King William Street. Dilihatnya seorang polisi militer dengan seorang prajurit sedang bercakap-cakap sambil memandang Bill. Jelas mereka sedang membicarakan dia. 

Bill mengira polisi militer itu akan mendekati dan memeriksa surat izin cutinya. Karena suratnya beres, ia tidak khawatir dan berniat melanjutkan perjalanan. Namun yang menghampiri malah si prajurit. 

Sambil berdiri tepat di hadapan Bill, prajurit itu menyapa: 'Goodday.' Dengan ragu-ragu Bill menjawab, ' Good day. 

Prajurit itu heran karena Bill tidak tampak bersemangat menanggapinya. "Lupa ya kepada saya?" tanyanya. 

Bill menjawab, ia belum pernah bertemu dengan prajurit itu seumur hidupnya. Prajurit itu tampak bingung. "Masa tidak ingat kepada saya! Kita 'kan setenda selama enam minggu di Rottnest." Rottnest adalah sebuah pulau kecil sekali di Australia Barat. 

Bill mundur selangkah dan memberi tahu prajurit itu,"Saya tidak pernah melihatmu sebelum ini dan seumur hidup tidak pernah pergi ke Austalia Barat." 

Lalu, Bill kaget ketika orang itu berkata, "Kamu 'kan Bill Spencer?" 

Bill membenarkan. Prajurit itu lantas bersikeras. Mereka setenda. Enam minggu. Namanya sama. Kenapa dia tidak mau mengaku kenal? Apa salahnya? 

Ketika prajurit itu semakin kesal, Bill bingung. Yang bisa dilakukannya cuma mempertahankan apa yang dikatakannya. 

Akhirnya, lawan bicaranya menjadi lebih tenang dan meninggalkan Bill, sambil tetap mengira ia bertemu dengan Bill Spencer yang dikenalnya di Rottnest. 

Tahun 1948, Bill kebetulan pindah ke Australia Barat dan menetap di sana. Ia berusaha beberapa kali mencari orang yang nama maupun penampilannya sama dengan dia, tetapi tanpa hasil. 

Mula-mula ia menduga Bill Spencer yang seorang lagi itu tewas pada bulan-bulan terakhir perang atau sudah pindah entah ke mana. Namun, kemudian orang-orang mulai memberi tahu dia bahwa mereka bertemu dia di tempat-tempat yang tidak pernah dikunjunginya. "Ketemu kamu di Perth hari ini, atau Victoria Park, atau di pantai." 

Hal ini berlangsung bertahun-tahun. Bill mencoba mencari lewat pelbagai koran di Australia Barat, tetapi tanpa hasil. 

"Saya ingin menemukan Bill Spencer yang seorang lagi, yang penampilannya mirip sekali saya," kata Bill. "Tapi sekarang umur saya hampir 76, jadi harapannya tipis."

 

Betul-betul Duplikat

PADA tanggal 28 Juli 1900, Raja Umberto I dari Italia dan ajudannya, Jenderal Emilio Ponzio-Vaglia, tiba di Kota Monza, beberapa kilometer di luar Milan. Keesokan harinya, raja hams menyerahkan hadiah-hadiah pada suatu pertandingan atletik. 

Pada malam kedatangannya, ia dan ajudannya pergi ke sebuah restoran kecil untuk makan malam. Ketika pemilik restoran sedang menuliskan pesanan raja, raja menyadari bahwa ia dan sang padrone (pemilik restoran) benar-benar seperti pinang dibelah dua, baik wajah maupun bentuk tubuh mereka. 

Ia menyatakan hal ini kepada sang padrone dan mereka pun bercakap-cakap. Terungkaplah sejumlah persamaan yang mengejutkan mereka. 

Raja terheran-heran mengetahui kebetulan-kebetulan ini dan bertanya kepada pemilik restoran, bagaimana mungkin mereka tidak pernah bertemu sebelumnya. Padahal, kata Umberto kepada orang itu, mereka pernah diberi bintang atas keberanian mereka pada dua kesempatan, yang pertama tahun 1866, saat sang padrone menjadi prajurit dan sang raja kolonel. Yang kedua kali terjadi tahun 1870 ketika pemilik restoran naik pangkat menjadi sersan dan raja menjadi panglima. 

Setelah semua ini terungkap, sang padrone kembali melaksanakan tugasnya dan raja menoleh ke ajudannya serta berkata, "Aku bermaksud memberi orang itu Bintang Kerajaan Italia besok. Pastikan ia hadir di pertandingan." 

Keesokan harinya, raja ingin menepati janjinya. Ia bertanya, mana orang yang mirip dengannya itu. Raja diberi tahu bahwa hari itu sang padrone tewas ditembak. 

Raja terkejut. Ia meminta ajudannya mencari informasi, kapan orang itu akan dimakamkan, supaya ia bisa hadir. Saat itu juga, terdengar bunyi tembakan tiga kali. Tembakan pertama luput, tetapi yang berikutnya menembus jantung raja yang tewas seketika.

 

Dibayar Lunas

SUATU hari di tahun 1952, seorang penerbang angkatan laut, William Riordan, mengemudikan mobil dari tempat ia bertugas di pangkalan udara angkatan laut menuju ke rumahnya. Dilihatnya kendaraan-kendaraan di depannya mengurangi kecepatan. 

Ketika ia mendekat, ternyata kendaraan-kendaraan itu menghindari sesuatu yang terletak di dekat trotoar sempit. Ketika Riordan tiba di tempat itu, dilihatnya seorang pria tiarap di tanah. 

Pengendara-pengendara lain menekan klakson keras-keras karena kesal jalan macet akibat Riordan memperlambat kendaraannya lalu berhenti di tepi jalan untuk memeriksa orang yang dianggap oleh pengendara lain sebagai "pemabuk tidur". 

Riordan melihat bahwa kulit kepala orang itu cedera dan lukanya besar, tetapi tidak kelihatan dari jalan. Setelah memberi pertolongan pertama, penerbang itu memanggil ambulans. Setelah ambulans membawa orang tersebut, Riordan pulang dan melupakan peristiwa itu. 

Beberapa bulan kemudian, pilot Riordan menerbangkan pesawat di daerah yang sama, dalam badai salju yang tidak memungkinkan orang melihat apa-apa. Pipa-pipa untuk memasukkan udara pada tiga mesin pesawat tersumbat salju, sehingga mesin mati. Pesawat itu jatuh di hutan dekat pangkalan udara. 

Ketika ambulans angkatan laut tiba di tempat kejadian, mereka menemukan sang penerbang tergantung-gantung pada pahanya, yang tersangkut pada sepotong baja bergerigi. 

Tepi baja yang tajam mengiris daging pahanya sampai tulang. Namun ada seorang pria berdiri di bawah sang pilot, memegangi pilot itu supaya pahanya tidak putus karena tekanan badannya. Kata pria itu, ia sudah memegangi pilot itu kira-kira sejam. 

Sesudah regu penolong membebaskan pilot dari reruntuhan pesawat, pilot itu sadar sebentar dan menemukan bahwa pria yang menyelamatkan pahanya itu adalah orang yang pernah ditolongnya di tepi jalan.

 

Ramalan Penulis Sandiwara

TAHUN 1880-an, Arthur Law menulis sandiwara yang menceritakan bahwa satu-satunya orang yang selamat dari sebuah kapal karam adalah Robert Golding. Nama kapalnya Caroline. 

Beberapa hari setelah sandiwara itu dipanggungkan untuk pertama kalinya, Law membaca di surat kabar kisah sebuah kapal yang karam sungguhan. Korban yang selamat cuma seorang. Nama kapal itu Caroline dan nama orang yang selamat itu Robert Golding.




 

 

" ["url"]=> string(97) "https://plus.intisari.grid.id/read/553257411/ramalan-penulis-sandiwara-dan-ditangkap-saat-terbang" } ["sort"]=> array(1) { [0]=> int(1651226748000) } } }