array(1) {
  [0]=>
  object(stdClass)#49 (6) {
    ["_index"]=>
    string(7) "article"
    ["_type"]=>
    string(4) "data"
    ["_id"]=>
    string(7) "3401166"
    ["_score"]=>
    NULL
    ["_source"]=>
    object(stdClass)#50 (9) {
      ["thumb_url"]=>
      string(113) "https://asset-a.grid.id/crop/0x0:0x0/750x500/photo/2022/08/03/sasarannya-janda-kaya_viacheslav-20220803010853.jpg"
      ["author"]=>
      array(1) {
        [0]=>
        object(stdClass)#51 (7) {
          ["twitter"]=>
          string(0) ""
          ["profile"]=>
          string(0) ""
          ["facebook"]=>
          string(0) ""
          ["name"]=>
          string(13) "Intisari Plus"
          ["photo"]=>
          string(0) ""
          ["id"]=>
          int(9347)
          ["email"]=>
          string(22) "plusintisari@gmail.com"
        }
      }
      ["description"]=>
      string(130) "Mayat kedua wanita yang sama cantiknya berada di ruang otopsi. Ternyata mereka adalah janda kaya, korban kekerasan dan pembunuhan."
      ["section"]=>
      object(stdClass)#52 (7) {
        ["parent"]=>
        NULL
        ["name"]=>
        string(8) "Kriminal"
        ["description"]=>
        string(0) ""
        ["alias"]=>
        string(5) "crime"
        ["id"]=>
        int(1369)
        ["keyword"]=>
        string(0) ""
        ["title"]=>
        string(24) "Intisari Plus - Kriminal"
      }
      ["photo_url"]=>
      string(113) "https://asset-a.grid.id/crop/0x0:0x0/945x630/photo/2022/08/03/sasarannya-janda-kaya_viacheslav-20220803010853.jpg"
      ["title"]=>
      string(21) "Sasarannya Janda Kaya"
      ["published_date"]=>
      string(19) "2022-08-03 13:09:18"
      ["content"]=>
      string(19110) "

Intisari Plus  - Mayat kedua wanita yang sama cantiknya berada di ruang otopsi. Ternyata mereka adalah janda kaya, korban kekerasan dan pembunuhan.

-------------------

Kedua wanita itu tampak mirip. Keduanya cantik dan berambut pirang, memakai bayangan mata dan kukunya dicat. Keduanya memakai perhiasan dari emas dan perak yang sedang mode. Pada tubuh mereka yang berwarna agak kecoklatan, tampak bagian putih bekas ditutupi bikini yang minim. 

Kedua wanita itu berbaring secara berdampingan di ruang pendingin fakultas kedokteran, keduanya mati karena kekerasan. Mereka diautopsi di pusat kedokteran kriminologi terbesar di Jerman Barat. Yang seorang ialah jutawan Karin Schubert-Konig (41), berasal dari Grünewald dekat München. Seorang lagi Sonnhilde Wienold yang berusia 35 tahun, sekretaris seorang pengacara di München. Kedua mayat itu diautopsi oleh Prof. Dr. Wolfgang Eisenmenger dan Prof. Dr. Hans Dieter Troger. 

Semasa hidupnya kedua wanita ini tak pernah saling bertemu. Tidak pernah terpikir oleh bagian pemeriksa mayat bahwa nasib mereka itu saling berhubungan. Sebagai contoh, tidak ada seorang pun yang tahu bahwa kedua wanita itu iseng-iseng menjawab iklan mencari jodoh. 

Beberapa hari kemudian telah dapat dipastikan bahwa Karin Schubert-Konig dan Sonnhilde Wienold yang wajahnya mirip, telah bertemu dengan pembunuh yang sama. 

Prosesnya berlangsung sebagai berikut: Pada hari Sabtu, 7 Juli 1979, pukul 09.50, dua orang petugas polisi Grünewald menghubungi polisi bagian pembunuhan di München. Mereka ditelepon untuk datang ke sebuah vila dan di sana ditemukan mayat Karin SchubertKonig, pemilik rumah itu. 

Mayat itu tergeletak dengan posisi telentang di atas ranjang yang tampaknya tidak digunakan, dalam posisi rapi seperti disemayamkan. Mayat itu dalam keadaan telanjang, tanpa perhiasan. Sekalipun demikian, pada hidungnya ada bekas darah.

 

"Di sini pasti ada mayat." 

Mayat Karin dibawa ke bagian kedokteran forensik. Di sana segera diketahui bahwa korban mati karena cekikan. Ini bisa diketahui dari perdarahan khas di daerah muka. 

"Detektif berbaju putih" ini mempertimbangkan apakah tidak ada kemungkinan korban meninggal karena pernapasannya teralang. Tapi ini tidak mungkin, mengingat keadaan saat orang menemukan mayat itu. Tampaknya seseorang telah memindahkan letak mayat. 

Tengkorak kepala, rongga dada, dan rongga perut dibedah. Tetapi tidak ditemukan tanda-tanda kematian yang wajar. Di dalam perut dan usus ditemukan "zat-zat yang berasal dari tablet-tablet yang dicurigai" dan diserahkan kepada Dr. Ludwig von Meyer, seorang ahli kimia, bersama contoh darah dan jantung. 

Selain itu dipastikan korban meninggal sekitar 6- 8 jam sebelum mayat itu ditemukan. Ini cocok dengan keterangan ibu korban kepada petugas bagian kriminal. 

Pada hari itu Karin menerima kunjungan sampai larut malam dari seorang laki-laki yang telah meneleponnya, yang menyebut dirinya Dr. Herzog. 

Lewat pukul 16.00 berakhirlah pemeriksaan mayat itu. 

Sehari kemudian, tanggal 8 Juli, tiga orang anak muda mengunjungi reruntuhan bangunan Rottmannschohe di Danau Starnberg, sebelah barat daya Grünewald. 

Dua orang pemuda dan seorang gadis dengan mempergunakan sebuah lampu senter memasuki ruangan gelap dan mereka pun sampai di sebuah pintu. Sambil bergurau mereka berkata, "Di sini tentu ada mayat." 

Mereka sangat terkejut ketika benar-benar berdiri di hadapan sesosok mayat. Mayat itu berada dalam relung di balik pintu dalam keadaan telanjang dan kaku, di antara debu dan beling. Rupa-rupanya itu mayat seorang wanita muda yang dibunuh. Pada leher dan tubuhnya terdapat luka-luka. Ada darah pada matanya.

Komisi yang berwenang dalam menangani pembunuhan dihubungi. Mereka memberi kabar pada Dr. Troger, yang sehari sebelumnya masih membedah mayat Karin Schubert-Konig. Ketika ia datang mereka sepakat bahwa wanita itu terluka di bagian kerongkongannya. Celah mata yang terbuka dilihat luka yang berbentuk bilur-bilur. Darah masih menutupi kotoran di atas kepala. Rupanya mayat itu masih berdarah ketika diseret ke situ. 

Pada jejak bekas menyeret masih dapat terlihat bahwa mayat itu mula-mula diseret dengan keadaan telungkup dan kemudian diletakkan dengan posisi telentang. Bagaimanapun tempat ditemukannya mayat itu bukanlah tempat korban dibunuh.

 

Gara-gara iklan 

Dokter forensik memeriksa kekakuan mayat itu dan mengukur suhu tubuh dan suhu ruangan. Kemudian seorang pengusaha penguburan di Starnberger membawa wanita yang belum dikenal itu ke Lembaga Kriminologi München. 

Daftar orang hilang pun diperiksa. Ternyata seorang laki-laki melaporkan tentang kawannya yang hilang, yaitu Sonnhilde Wienold, pada tanggal 6 Juli. Pada tanggal 8 Juli malam ia diminta datang ke pengadilan kedokteran. Ia harus lama menunggu, karena para pemeriksa mayat masih sibuk. Mereka menyimpulkan tulang tenggorokan sebelah kiri korban patah, hal itu terbukti ketika diadakan pemeriksaan dalam. Wanita itu meninggal akibat cekikan. 

Bilur-bilur atau goresan pada dada tidak banyak memberikan petunjuk. Tetapi luka-luka pada leher dan mata tidak menunjukkan perdarahan di bawah kulit, suatu bukti bahwa korban dilukai setelah meninggal - mungkin karena pembunuhnya seorang yang sadis. 

Kemudian tubuh mayat itu dijahit dan dibersihkan. Bekas autopsi diusahakan untuk ditutup dan dihilangkan. 

Setelah itu masuklah laki-laki yang telah menunggu di luar tersebut. Ia menghampiri lebih dekat. "Ya, ini Sonny!" katanya dengan bingung. 

Segera setelah dapat berbicara kembali, ia menceritakan bahwa beberapa hari sebelum menghilang, "Sonny" Wienold menjawab iklan yang bunyinya kira-kira demikian: 

Seorang dokter, duda, 41 tahun, tinggi 184 cm, kulit berwama agak gelap, berat 70 kg, mempunyai klinik pribadi yang berjalan baik, rumah tinggal di Nice, tanpa anak, mencari seorang teman hidup yang cocok, untuk segera diajak menikah. Lebih disukai yang berada. 

Seorang kepala polisi kriminal yang banyak bekerja dalam kasus Wienold, tertegun. Secara kebetulan ia juga mendengar bahwa menjawab iklan-iklan semacam itu merupakan salah satu hobi Karin Schubert-Konig.

 

Janji lewat telepon 

Enam puluh jam kemudian, ketika di rumah Sonnhilde Wienold ditemukan secarik kertas catatan Sonny dengan bertuliskan nama Dr. Herzog, tim München dan Furstenfeldbuck bertemu untuk membicarakan Dr. Herzog. 

Dua hari kemudian laki-laki yang penuh rahasia itu ditemukan. Namanya Elmar Scharmer. Ia tinggal di Munchen bersama teman wanitanya, Helmtrud. Nomor telepon Helmtrud tertera pada secarik kertas bertuliskan nama Dr. Herzog yang ditemukan di rumah Wienold. 

Scharmer dan teman wanitanya ditangkap pada tanggal 13 Juli. Scharmer yang suka menyebut diri Dr. Herzog itu berusia 39 tahun. Ia sudah tiga kali bercerai, pernah menjadi pramugara, pemilik kafe, dan pernah dihukum. Pada waktu itu orang sudah tahu bahwa Scharmer-lah yang memasang iklan sebagai Dr. Herzog untuk mendekati sejumlah wanita. Sudah jelas Sonnhilde Wienold dan Karin SchubertKonig termasuk wanita yang ikut menjawab iklan tersebut. 

Tetapi apakah Scharmer juga pembunuh mereka? Apakah polisi akan berhasil membuktikan pembunuhan itu, meskipun Scharmer bersikeras tidak melakukannya? 

Biarpun anggun, si pirarig Karin Schubert yang berasal dari Grünewald ini kuat dan gesit. Diduga ia dibunuh dengan mempergunakan sebuah bantal. Dalam keadaan normal, ia tentu melakukan perlawanan sampai saat terakhir. 

Meskipun demikian tidak ada satu tanda pun yang menunjukkan bekas perlawanan. Hal ini baru menjadi jelas ketika pengadilan kedokteran memperlihatkan hasil pemeriksaan darah dan organ tubuh yang mengejutkan. 

Pertama, wanita ini sangat jarang minum minuman keras semasa hidupnya. Tetapi darahnya mengandung kurang lebih 1,5 per mil alkohol. 

Kedua, ia tidak pernah menelan obat tidur, tetapi tak lama sebelum kematiannya ia menelan obat tidur Diphenhydramin dalam dosis yang banyak. Dosis itu kan mematikan, tetapi hanya dapat membius seseorang.

Jelaslah bahwa Karin SchubertKonig dibuat menjadi setengah mabuk lebih dulu, kemudian dibuat menjadi tidak sadar, sebelum dibunuh. Yang terakhir ini telah dilakukan dengan kekerasan atau tipuan. 

Sebaliknya, dalam darah dan organ tubuh Sonnhilde Wienold hanya ditemukan sedikit alkohol dan sisa sejenis obat yang  ringan dosisnya, yang tak mungkin dapat membuat orang pingsan. 

Pembunuhan terhadapnya lebih keji dibandingkan dengan yang lain. Bagaimana dengan waktu pembunuhan itu? Bisa dipastikan bahwa Karin Schubert-Konig meninggal pada pagi-pagi buta tanggal 7 Juli. 

Dalam kasus Sonnhilde Wienold pertanyaan ini sulit dijawab. Mayatnya sudah rusak ketika ditemukan orang di reruntuhan gudang bawah tanah. Kalau dilihat dari segi kekakuan normal, mayat itu sudah mati sekitar 60 jam. Namun sebaliknya, noda maut di tubuh mayat tersebut menunjukkan bahwa kematian maksimal terjadi 48 jam sebelumnya. 

Namun kekakuan mayat dan noda maut bisa dipengaruhi oleh suhu ruangan yang 12°C. Kerusakan dapat diperlambat. Maka pada dasarnya perkiraan waktu tersebut hanya spekulasi. 

Dari berbagai pernyataan saksi diketahui bahwa Sonnhilde Wienold telah membuat janji melalui telepon dengan Dr. Herzog pada tanggal 5 Juli. Menjelang sore hari tanggal 5 Juli itu ia terakhir kali terlihat dalam keadaan masih hidup. 

Jangka waktu itu menunjukkan bahwa tidak mungkin wanita itu dibunuh 60 jam sebelum ditemukan. Polisi kriminal dapat bernapas lega. 

Hasil penyelidikan ini cocok dengan dugaan bahwa Sonnhilde Wienold dibunuh pada sore hari tanggal 5 Juli. Elmar Scharmer untuk waktu itu mempunyai suatu alibi yang lemah. Helmtrud, teman wanitanya yang juga ditangkap, mengatakan bahwa pada sore hari itu ia ada bersama Elmar Scharmer. 

Waktu kematian yang diperkirakan pada tanggal 5 Juli itu jadi cocok dengan hasil-hasil pemeriksaan kedokteran. Dengan demikian selesailah tugas pengadilan kedokteran untuk membuat proses terhadap Elmar Scharmer alias Dr. Herzog. Kemudian petunjuk tambah lengkap. 

Elmar Scharmer pernah memiliki sebuah pakaian dari bulu binatang dan sebuah tas kepunyaan Sonnhilde Wienold. Ia juga memiliki cek milik Sonnhilde, yang telah diuangkan oleh teman wanitanya; selain ia juga dapat mempergunakan cek Sonnhilde.

 

Korban dicambuk? 

Di dalam rumah Karin Schubert-Konig ditemukan bunga. Dapat dibuktikan bahwa bunga tersebut dibeli oleh Scharmer pada malam sebelum peristiwa itu. Selain itu Scharmer memiliki dompet uang dari kulit buaya (yang berasal dari rumah tempat Karin dibunuh). Ia juga telah menukarkan 217.000 lira Italia. 

Di bawah secarik kertas tempat Sonnhilde menulis nama Dr. Herzog, terdapat secarik kertas lain yang berasal dari dokter itu sendiri. Di atas kertas itu tertera nama Schubert-Konig dan nomor teleponnya yang tidak umum dikenal orang. 

Akhirnya, di rumah Karin Schubert-Konig di Grünewald ditemukan sebuah sarung tangan kulit milik Scharmer. Pada sarung tangan itu ada cipratan darah yang golongannya sama dengan golongan darah Karin. 

Helmtrud juga mendapat tuduhan berat. Ia yang mengirimkan iklan mencari jodoh atas perintah Scharmer dan menguangkan cek milik Sonnhilde. Wanita berusia 39 tahun ini juga melakukan hubungan seksual yang menyimpang dari biasa dengan Scharmer. Pembunuhan ini mungkin demi pelampiasan seksual. 

Menurut belasan wanita yang pernah melakukan hubungan intim dengan Scharmer, yaitu bekas istri-istrinya, kawan-kawan wanitanya, kenalan-kenalannya melalui surat kabar, tingkah laku dan pikiran-pikiran Scharmer itu mengerikan. 

la senang melakukan hubungan seksual dalam mobil yang berkecepatan 200 km/jam, masuk dalam grup-grup seks yang sadis (sadomasochist). Yang diinginkan Scharmer bukan hanya seks, tetapi juga uang dari wanita-wanita itu. Bahkan Helmtrud, kawan wanitanya, dirugikan dalam jumlah besar. 

Dengan latar belakang ini penuntut umum dengan berat hati akhirnya menuduh kawan wanita Scharmer ini sebagai tukang tadah dan juga sebagai orang yang ikut membunuh dua orang tadi. 

Apakah Elmar Scharmer membunuh Sonnhilde Wienold dan Karin Schubert-Konig demi uang atau untuk melampiaskan nafsu? Pertanyaan penting ini tetap tinggal pertanyaan, ketika perkara ini diajukan ke pengadilan pada bulan Mei tahun 1981. 

Empat bulan lamanya proses yang penuh sensasi ini berlangsung yaitu proses yang membicarakan banyak hal yang luar biasa: darah, seks, dan pertengkaran. Dokter pengadilan juga dipanggil. Mereka memberi keterangan bahwa luka potong atau bilur-bilur pada dada Sonnhilde Wienold itu bisa disebabkan oleh cambuk.

 

Janji di hari Paskah 

Kemudian tibalah putusan yang dijatuhkan hampir dua tahun setelah pembunuhan itu. Hukuman penjara satu tahun untuk Helmtrud, hukuman dua kali seumur hidup untuk Scharmer. 

Menurut keyakinan dewan hakim, Scharmer melakukan pembunuhan itu karena kedua motif tersebut, tidak hanya karena tamak, tetapi juga karena nafsu. Percuma ia melompat dari tempat duduknya di pengadilan sambil memaki-maki dan mengamuk, sampai ia diseret ke luar ruang sidang. 

Pada saat itu orang sudah tahu bahwa perkara ini belum selesai sampai di sini dan ilmu kedokteran kriminologi masih akan memegang peranan penting. 

Selama proses pengadilan itu berlangsung, sudah ada tuduhan pembunuhan lagi yang ditujukan kepada Elmar Scharmer. 

Sepuluh minggu sebelum peristiwa pembunuhan terhadap Sonnhilde Wienolg dan Karin Schubert-Konig, di Grünewald - Munchen, Marianne Kapfhammer meninggal dengan cara yang aneh. Ia pengurus rumah tangga seorang jutawan di Munchen dan pernah mengadakan janji dengan Dr. Herzog. 

Prof. Dr. Wolfgang Spann, pimpinan fakultas kedokteran bagian kriminologi Institut Munchen mengetahui kejadian itu. la sendiri yang telah mengautopsi mayat tersebut pada tanggal 17 April. 

Tanggal 16 April 1979, sebulan sebelum pembunuhan terhadap Sonnhilde Wienold dan Karin Schubert-Konig, Hildegard Kapfhammer menemukan adiknya, Marianne (46) meninggal di sebuah vila mewah milik Fritz D., seorang industriawan terkenal di München. 

Marianne sudah lama bekerja di situ. Pada hari Rabu sebelum hari Paskah, Marianne mengunjungi kakaknya. la berjanji akan kembali lagi pada hari Paskah, karena majikannya sedang berada di Prancis Selatan sejak beberapa minggu. 

Tetapi pada waktu yang dijanjikan Marianne tidak datang, sehingga kakaknya segera berangkat ke München pada hari Paskah kedua. la masuk ke vila dan menemukan mayat adiknya di atas sofa. Di atas meja di depan mayat korban terdapat sebuah botol kosong bekas vodka dan sebuah botol lain yang setengahnya masih berisi wiski. 

Hildegard segera menghubungi polisi. Setelah dilakukan pemeriksaan ternyata darah Marianne mengandung 2,5 permil alkohol, padahal Marianne bukan peminum. 

Kepala dan leher sampai bagian dadanya berwarna biru lebam, pada tangannya terdapat noda-noda. Di atas ranjang terdapat 2 buah laci yang sudah dicabut dari tempatnya, kertas-kertas berharga, perhiasan dan obat-obat yang telah dibuka bungkusannya berserakan. 

Obat-obat tersebut adalah untuk menghilangkan rasa nyeri, pelawan demam, obat rematik, obat lambung, obat mual, dan juga obat pelangsing tubuh. Tampaknya ada orang yang meletakkan obat-obat itu di situ. Ketika Fritz D. pulang, selain banyak barang berharga, ia juga kehilangan pistol. 

Ketika Elmar Scharmer dan Helmtrud G. ditangkap di Stuttgart karena perkara Wienold dan Schubert-Konig, polisi kriminal menemukan sebuah pistol jenis 38 colt special detectic bernomor 902055 dan pakaian dari bulu binatang milik Sonnhilde Wienold di dalam mobil mereka. Pistol itu jelas milik majikan Marianne Kapfhammer.

 

" ["url"]=> string(66) "https://plus.intisari.grid.id/read/553401166/sasarannya-janda-kaya" } ["sort"]=> array(1) { [0]=> int(1659532158000) } } }