array(1) {
  [0]=>
  object(stdClass)#49 (6) {
    ["_index"]=>
    string(7) "article"
    ["_type"]=>
    string(4) "data"
    ["_id"]=>
    string(7) "3309345"
    ["_score"]=>
    NULL
    ["_source"]=>
    object(stdClass)#50 (9) {
      ["thumb_url"]=>
      string(112) "https://asset-a.grid.id/crop/0x0:0x0/750x500/photo/2022/06/03/harta-karun-di-dasar-danau_suzy-20220603061658.jpg"
      ["author"]=>
      array(1) {
        [0]=>
        object(stdClass)#51 (7) {
          ["twitter"]=>
          string(0) ""
          ["profile"]=>
          string(0) ""
          ["facebook"]=>
          string(0) ""
          ["name"]=>
          string(13) "Intisari Plus"
          ["photo"]=>
          string(0) ""
          ["id"]=>
          int(9347)
          ["email"]=>
          string(22) "plusintisari@gmail.com"
        }
      }
      ["description"]=>
      string(148) "Pada masa Perang Dunia II, Inggris sempat digegerkan adanya peredaran uang palsu. Masalahnya, keberadaan uang tersebut terkait dengan banyak negara."
      ["section"]=>
      object(stdClass)#52 (7) {
        ["parent"]=>
        NULL
        ["name"]=>
        string(8) "Kriminal"
        ["description"]=>
        string(0) ""
        ["alias"]=>
        string(5) "crime"
        ["id"]=>
        int(1369)
        ["keyword"]=>
        string(0) ""
        ["title"]=>
        string(24) "Intisari Plus - Kriminal"
      }
      ["photo_url"]=>
      string(112) "https://asset-a.grid.id/crop/0x0:0x0/945x630/photo/2022/06/03/harta-karun-di-dasar-danau_suzy-20220603061658.jpg"
      ["title"]=>
      string(26) "Harta Karun di Dasar Danau"
      ["published_date"]=>
      string(19) "2022-06-03 18:17:23"
      ["content"]=>
      string(33753) "

Intisari Plus - Pada masa Perang Dunia II, Inggris sempat digegerkan adanya peredaran uang palsu. Scotland Yard sebenarnya sudah mengetahui itu sejak lama. Masalahnya, keberadaan uang tersebut terkait dengan banyak negara.

-------------------------

Dicky Bird kebagian bertugas dalam AU Inggris di Afrika Utara dan Doha dalam PD II. Ketika perang berakhir umurnya 36 tahun. Bird pulang ke anak istrinya bulan Agustus 1945. Tidak lama kemudian ia mendapat pekerjaan di kantor pos. 

Suami-istri Bird ingat tahun 1939 mereka terpaksa menunda liburan karena perang pecah. Kini sudah tiba waktunya untuk mewujudkan rencana itu. Bird berkata kepada istrinya bahwa ia mempunyai uang untuk biaya liburan. 

Dari dasar ranselnya ia mengeluarkan sebuah tabung kecil. Dalam tabung itu melingkar erat delapan lembar uang kertas yang masing-masing bernilai 5 Ponsterling, banyak sekali untuk orang semacam Bird. 

Istrinya yang berpikiran praktis lantas menyetrika uang itu supaya rapi. 

"Taruh saja di bank," saran istrinya. “Kita tinggal memegang cek."

Ketika Bird kembali dari bank, wajahnya kelihatan risau. 

"Begitu saya mengeluarkan uang, kasir bertanya dari ana mana saya dapat uang itu," ceritanya. 

"Lantas, apa jawabmu?"

"Saya bilang, bukan urusanmu. Ia menolak memberi cek. Ia cuma menyerahkan tanda terima. Katanya, ia perlu mengecek dulu."

"Huh, memang kita maling atau pembuat uang palsu?" gerutu si istri dengan mengkal. 

Ny. Bird pun akhirnya risau. Mereka orang-orang yang polos. Reaksi kasir bank membuat mereka was-was. Jangan-jangan ada sesuatu yang tidak beres. Sore itu juga uang kertas itu tiba di C 12, yaitu sub departemen dari Cabang C(riminal) pada Scotland Yard.

Uang kertas itu dibawa ke laboratorium untuk diuji di bawah sinar ultraviolet. Sebagian kecil daripadanya, yaitu kepala Britania, dibesarkan 50 kali. Nomor dan tanda tangan pada uang kertas itu pun diteliti.

Dua hari kemudian Bird didatangi seorang inspektur detektif yang membawa salinan laporan laboratorium. Bird diminta menceritakan dari mana ia memperoleh uang itu.

"Seusai pertempuran di Cassino, Italia, kami mendengar tentara Italia setempat ingin membeli makanan dan obat-obatan, tetapi saya tidak bisa mengadakan barang-barang itu, karena tidak bertugas di bagian yang mengurusi makanan dan obat. Ternyata mereka mau membeli apa saja dengan harga tinggi.” 

“Mereka membayar dengan uang Inggris lembaran £ 5. Kebetulan saya mempunyai arloji cadangan dan teropong. Bukan barang tentara, melainkan milik saya pribadi. Saya jual barang-barang itu dan mendapat bayaran delapan lembar uang £ 5."

Bird jadi lemas ketika diberi tahu bahwa kedelapan uang pecahan £ 5 itu palsu. Namun, untung juga ia tidak dituntut karena kejaksaan menerima ratusan laporan serupa.

 

Gara-gara anjing

Kabar mengenai beredarnya ponsterling palsu sebenarnya sudah tiba ke telinga Scotland Yard sejak sebelum perang berakhir. Ada uang palsu diperoleh dari kelab malam di Istanbul, ada yang ditemukan oleh agen rahasia Inggris di Bukarest, dan ada pula yang ditemukan oleh para pengusaha Swedia. 

Seorang mata-mata Jerman yang tertangkap ketika datang ke pantai Skotlandia dengan perahu karet ternyata membawa uang palsu pula. Para tawanan perang yang berhasil kabur lewat Spanyol pun menceritakan adanya uang palsu, begitu pun atase perdagangan Inggris di Vatikan. 

Intel militer Inggris mendapat sedikit informasi dari agen-agen rahasia Inggris di Jerman dan dari orang-orang bisnis yang netral serta para tawanan perang yang berhasil kabur bahwa pengusutan uang palsu hams dilakukan di daerah Jerman bernama Sachsenhausen.

Pada suatu malam Sabtu yang gelap di musim gugur 1942, Mayor Robert Steven dijatuhkan dengan parasut di Jerman, yaitu di tempat yang sudah lebih dulu disediakan dengan saksama. Ia jatuh di tempat terbuka di selatan Oranienburg. 

Sialnya, tungkainya luka kena pagar, tetapi ia bisa mencapai hutan untuk mengubur parasut dan peralatan lain. Dengan pakaian sipil dan terpincang-pincang, ia datang ke Oranienburg. Ia kenal daerah itu, karena pernah tinggal di sana tahun 1939. 

Ia mendatangi flat seorang gadis bernama Marianne yang anti-Nazi. (Hukuman bagi orang yang membantu Sekutu ialah disiksa sampai mati).

Marianne merawat luka Steven, memberinya makan dan peta Sachsenhausen serta menggambarkan letak kamp konsentrasi. Kamp itu dikelilingi pagar kawat berduri, tembok tinggi, lampu sorot, dan para penjaga bersenjata senapan mesin. Tidak mungkin Steven masuk ke sana. Informasi harus dicari dengan cara lain.

Banyak tawanan dipekerjakan di pabrik Heinkel. Mereka berbaris ke sana setiap pagi. Beberapa di antara mereka menyelundupkan berita di luar lewat surat yang disampaikan pada kusir.

Sehari setelah tiba, Steven berhasil mendapat keterangan tertulis sebagai berikut: "Kamp Sachsenhausen 40.000 tawanan, 3.000 pengawal dari Korps Pimpinan Maut SS. Sejak akhir Juli tawanan-tawanan dari kamp-kamp lain diam-diam dibawa kemari.” 

“Mereka tenaga-tenaga terampil dalam bidang percetakan dan ahli gravir yang kini ditempatkan di Bedeng 19. Seleksi dilakukan oleh Pemimpin Pasukan Gerak Cepat SS Bernhard Kruger, yang mengepalai Amt F4 di Markas Sekuriti Jerman. Seleksi belum selesai. Tujuan tidak jelas. Sangat dirahasiakan."

Steven menunggu informasi langsung dari penghuni Bedeng 19. Namun anjing penjaga hutan menemukan parasut dan pakaian Steven yang masih berdarah segar. Beberapa jam setelah itu dilakukan pencarian di seluruh Sachsenhausen.

Seorang pengawas dari AU Jerman bernama Schultz melaporkan kenyataan yang mencurigakan. Di flat mahasiswi bernama Marianne Thomas menginap seorang pria tak dikenal yang sekali dua kali kelihatan dari jendela. Pria itu tidak pernah keluar. Gestapo menganggap keterangan itu patut diperhatikan.

Steven yang melihat kesibukan di luar segera kabur begitu hari gelap. la ketahuan dan dikejar sampai terpojok. Namun ia masih sempat lari melompati pagar. Mantelnya tersangkut dan tertinggal sebagian di pagar. Ia sempat bergayut pada sebuah truk penuh kentang dan masuk ke dalam truk itu. 

Di Frohnan truk dicegat, karena yang berwajib di Oranienburg menelepon agar kendaraan-kendaraan diperiksa. Steven mengubur dirinya dengan kentang. Ia lolos. Di Hermsdorf ia turun. Ditinggalkannya mantelnya yang robek dan bau kentang, lalu ia naik kereta api yang menuju ke Berlin. Ia lolos dari pemeriksaan di kereta dan tiba dengan selamat ke alamat yang ditujunya di Berlin.

Steven diberi seragam dan surat-surat yang diperlukan lalu dikirim dengan kereta api ke St. Malo. Beberapa malam kemudian sebuah perahu kecil menjemputnya untuk pulang ke Inggris.

 

Banjir duit

Hampir tiga tahun kemudian Inggris betul-betul kaget ketika seorang petani Austria bernama

Hans Mittelbach menemukan "lautan duit".

Pada bulan Mei 1945, Mittelbach membawa sapi-sapinya ke S. Traun di barat laut Austria. Sungai itu masih penuh salju yang mulai meleleh. Tempat yang dikunjungi Mittelbach berupa tepian yang terlindung dari arus. Sering benda-benda yang dihanyutkan air terdampar ke tepian itu. 

Hari itu tepian tampak penuh kertas. Ketika membungkuk untuk memungutnya selembar, ia hampir pingsan, karena kertas itu tidak lain daripada uang Inggris bernilai £ 5. Ia kenal uang Inggris karena pernah menjual barang pada turis-turis Inggris sebelum perang.

Cepat-cepat ia pulang memanggil istri dan anak-anaknya untuk mengumpulkan uang itu. Tadinya mereka tidak bermaksud memberitahu siapa-siapa, tetapi orang lain juga tahu dan mereka beramai-ramai "memancing duit" yang makin lama makin banyak terdampar.

Pada saat yang hampir bersamaan, Kapten Werner Hartmann, perwira intel di Amt VI (organisasi intel politik Jerman) mengendap-endap di semak-semak dekat Pegunungan Schotterberg. Ia ditemani seorang pemuda SS berumur 17 atau 18 tahun. Tujuan mereka ialah rumah kediaman pemuda itu. 

Pemuda itu ingin cepat-cepat pulang, sedangkan Hartmann yang berpengalaman itu ingin menunggu gelap dulu. Maklum Sekutu sudah berkeliaran di mana-mana. Karena pemuda itu memaksa juga, mereka setuju untuk berjalan sendiri-sendiri.

Hartmann mengambil sebuah bungkusan kecil dari ranselnya. "Hadiah kecil untukmu dan untuk keluargamu," katanya. Pemuda SS itu membuka bungkusan tersebut. Isinya £ 12.000 terdiri atas lembaran £ 5. "Saya masih punya banyak," kata Hartmann pula seraya menunjuk ranselnya yang gembung.

Mereka berpisah. Tidak lama kemudian kedua orang itu tampak oleh tentara Amerika. Pemuda SS itu mencoba kabur dan tewas diberondong senapan. Hartmann kena dua tembakan dan diangkut ke rumah sakit.

Ketika bawaan kedua korban itu diperiksa, ternyata isinya duit melulu. Untungnya sersan yang mengepalai penembakan itu bukan manusia serakah. Semua uang itu dibungkusnya lagi dan dilaporkannya kepada Kapten Henry Miller dari CIC, yaitu suatu unit intel AS. 

Hari itu juga Kapten Miller mendapat laporan mengenai banjir duit di S. Traun. Sejam kemudian ia berbicara di telepon dengan Mayor Robert Steven dari badan intel Inggris di London.

Dua puluh empat jam kemudian Mayor Steven melompat ke luar dari jip di luar losmen tempat Miller menginap. Mereka akan melacak uang palsu itu.

Kalau saja anjing penjaga hutan hampir tiga tahunan yang lalu tidak menemukan parasut dan pakaian Steven, keterangan dari Bedeng 10 akan mengungkapkan apa yang terjadi di sana. 

Inggris akan membom bedeng itu. Kalau pemboman Bedeng 19 dilakukan, mungkin tidak terjadi banjir duit di S. Traun. Namun CIC dengan cepat bisa mengungkapkan rahasia banjir duit itu.

 

Rahasia banjir duit

Apa yang terjadi sebenarnya? Ketika itu di Austria ada seorang dokter ahli sejarah Serbo-Kroat. Namanya Dr. Willi Hottl. Orang ini agak misterius. Pada tahun 1945 ia serdadu yang bertugas di Amt VI. Tidak diketahui apakah ia seorang Jerman yang tidak setuju dengan Nazi lalu mencari kesempatan untuk mengadakan perdamaian dengan Sekutu atau Jerman untuk organisasi intel Amerika, yang dikepalai oleh Allen Dulles.

Dr. Hottl bekerja di bawah Dr. Ernst Kaltenbrunner, kepala sekuriti dan wakil Himmler di Austria. Kaltenbrunner dianggap calon tepat untuk mengepalai pertahanan terakhir Nazi di pegunungan Austria Tengah. Namun Dr. Hottl diam-diam mempunyai rencana lain, la ingin mengakhiri perang secepat mungkin dan dengan korban sesedikit mungkin.

Yang membantu Hottl untuk melaksanakan maksudnya ialah Kaltenbrunner teralang datang pada suatu hari yang genting, sehingga para jenderal, pemimpin intel, maupun para pejabat sipil tidak henti-hentinya menelepon meminta perintah yang tidak kunjung tiba. Hottl memanfaatkan hal itu untuk melaksanakan kebijaksanaannya sendiri.

Hari itu seorang letnan SS bernama Hansch dengan khawatir menelepon Hottl. "Saya bertugas mengawal iring-iringan tiga truk. Sebuah truk itu patah asnya dan harus ditinggalkan di Desa Redl-Zipf. Kini sebuah truk lagi patah asnya di tepi S. Traun. Padahal isi truk sangat penting (tidak boleh disebutkan). Apa yang harus saya lakukan?"

Hari itu Dr. Hottl sangat sibuk dan ia ditunggu suatu pertemuan yang sangat mendesak. "Buang saja peti-peti isi truk itu ke S.Traun, Letnan! Lalu suruh anak buah Anda pulang," jawabnya. Pembicaraan telepon ia putuskan. Hansch mematuhi perintah pertama, tetapi tidak bisa mematuhi yang kedua, karena masih harus mengawal satu truk lagi sampai Stasiun Riset AL Jerman. Begitulah asal mulanya maka petani Mittelbach dan para tetangganya kebanjiran duit Inggris.

 

Pabrik duit dipindah-pindah

CIC dengan cepat menemukan truk no. 2 yang isinya dibuang ke S. Traun dan truk no. 1 yang ditinggalkan di Redl-Zipf. Di truk no. 1 itu ada 23 peti kayu yang berisi uang kertas sebanyak £ 21 juta. Diperkirakan jumlah yang diceburkan ke S. Traun sebanyak itu juga dan yang "terpancing" oleh penduduk cuma sebagian kecil. Truk no. 3 masih dicari.

Steven menemui kapten Jerman yang ditembak bersama-sama pemuda SS, tetapi luput dari maut, di rumah sakit. Kapten Hartmann tidak tahu berapa banyak uang palsu yang dibuat oleh Nazi untuk melemahkan uang Inggris. Uang yang tiba kepadanya ia pakai untuk membeli senjata dari para partisan di Italia dan Yugoslavia.

Steven jadi lemas. Senjata yang mereka sampaikan dengan cara menyabung nyawa pada para partisan ternyata dijual pada Jerman untuk memerangi mereka!

"Siapa otak dari operasi uang palsu itu?" tanyanya. Menurut Hartmann, otak operasi itu ada dua orang. Orang yang bertanggung jawab membuat uang palsu ialah mayor SS bernama Bernhard Kruger. Kruger memberi nama kode "Operation Bernhard" pada kegiatan ini. Ia organisator yang hebat. Orangnya menarik dan disukai semua orang. Tetapi genius yang sesungguhnya di belakang semua itu adalah distributor uang palsu bernama samaran Wendig.

Steven kebetulan tahu bahwa Wendig itu tidak lain daripada Fritz Schwend. Steven beranggapan yang paling penting sekarang ialah menemukan pelat-pelat yang dipakai untuk membuat uang palsu yang hampir sempurna itu.

Hartmann ternyata tahu cukup banyak. Menjelang akhir perang, pabrik duit dipindahkan dari

pinggiran Berlin ke pelbagai gua yang dalam dekat Redl-Zipf. 

Para pengusut pun cepat-cepat pergi ke gua-gua itu, tetapi buronan mereka sudah kabur menggondol pelat-pelat dan uang kertas palsu. Yang ditinggalkan cuma potongan-potongan mesin cetak yang berat. Bahkan tanda-tanda pembuatan uang palsu pun sudah dilenyapkan.

Steven berpikir, ia perlu bantuan. Didatangkanlah satu tim pengusut berpengalaman. Di pihak Jerman gagasan membuat uang palsu sebagai senjata perang, datang dari Reinhard Heydrich, ketika itu orang kedua setelah Himmler dalam pimpinan polisi rahasia. Selain Heydrich, tokoh kedua dalam gagasan pemalsuan itu ialah perwira SS bernama Alfred Helmut Naujocks.

Sepintas lalu terkesan bahwa membuat uang palsu merupakan kejahatan yang paling mudah dan aman, tetapi kenyataannya tidak demikian. Juga tidak kalau yang melakukannya suatu bangsa yang teknologinya maju. 

Yang paling sulit ialah menemukan kertas yang tepat. Dalam hal ini, Jerman memperolehnya dari salah satu pabrik kertasnya yang paling besar dekat Brunswick. Bahan linen untuk kertas itu diambil dari Turki.

 

Dari barang rombengan

Celakanya, walaupun bahannya sama dan proses pembuatannya juga sama, hasilnya tidak

kelihatan sama. Tidak seorang pun tahu mengapa. Uang yang asli kelihatan segar berkilat. Uang yang palsu kusam dan "mati". Apakah orang Inggris membubuhkan zat  kimia tertentu pada bubur kertasnya?

Para ahli kertas mencari-cari jawaban dari buku-buku Inggris mengenai teknik pembuatan kertas, tapi tidak ada. Akhirnya, ketahuan juga: uang Inggris bukan dibuat dari linen bam, melainkan dari linen bekas. Jadi, unsur yang kurang adalah kotoran!

Kini Jerman mengotorkan bahan pembuat uang itu. Hasilnya memuaskan. Setelah sembilan bulan menyiapkan kertas, pada pertengahan tahun 1940 kertasnya siap. Langkah selanjutnya ialah menemukan pencetak. Tugas itu dibebankan pada August Petrich.

Yang disuruh membuat uang palsu adalah orang-orang Yahudi pilihan dari kamp konsentrasi. Sebagai pencetak uang, orang-orang itu lebih enak hidupnya daripada rekan-rekannya. Cuma saja mereka tidak dibiarkan keluar dalam keadaan hidup, supaya rahasia tidak bocor.

Ternyata pada tiga bulan pertama, tiga perempat uang yang sudah dicetak harus diafkir. Namun kemudian mereka lebih ahli. Sedikit demi sedikit, tetapi secara terus-menerus, dihasilkan uang pecahan £ 5 yang hampir sempurna.

Sampai tahap itu kelihatannya semua berjalan baik. Tahu-tahu Heydrich menjungkalkan Naujocks dari kedudukannya, karena pria itu merekam percakapan antara Heydrich dan pelacur di tempat pelacuran mewah yang dijalankan oleh "Kitty" di dekat Berlin. 

Beberapa pejabat tinggi Amt VI juga ikut dipindahkan, termasuk Dr. Willi Hottl, yang telah kita temui pada awal cerita ini. Hottl disingkirkan ke pelosok di Serbia Selatan. Namun, Heydrich pun tewas bulan Mei 1942.

Operasi uang palsu tetap dijalankan. Uang itu perlu diuji.

Semua asli!

Pada musim panas tahun 1942 itu agen Amt VI bernama Rudi Rasch yang berbekal paspor palsu dan koper berisi uang palsu, berhasil menukarkan uang tanpa kesulitan di pelbagai bank Italia dan Swis. 

Suatu hari ia pergi ke Vaduz, Liechtenstein. Entah karena terlalu percaya diri, entah karena hal lain, ia menelepon Bank Nasional Swis untuk meminta bank itu agar uang pecahan £ 5 yang tersisa padanya sebanyak 500 lembar diperiksa. 

Uang itu dikirim dengan pos tercatat. Bank di Swis itu melaporkan: semuanya asli. Rasch yang enak-enak beristirahat di Hotel Metropole merasa bangga. Ia menelepon lagi. "Coba minta Bank of England memeriksa nomor dan tanggal pengeluarannya," pintanya. Bank of England juga menjawab: asli.

Rasch tidak tahu akibat perbuatannya yang gegabah itu, Bank Zurich merasa curiga karena Rasch meminta mereka mengecek uang kertas £ 5 itu berulang-ulang. Mereka memeriksa lagi dengan lebih teliti. 

Empat ratus sembilan puluh empat uang kertas itu memang buatan kemudian, yang luar biasa halusnya. Namun yang enam lagi buatan terdahulu, zaman Naujocks masih berkuasa. Keenam lembar "uang Naujocks"itu dikirim ke London oleh Bank Zurich.

Keesokan malamnya, dua anggota polisi Liechtenstein mendatangi Hotel Metropole dan memberi tahu Rasch bahwa ia ditahan. Kamarnya digeledah dan di sana ditemukan koper penuh frank Swis, lira Italia, dan mark Jerman.

Bank of England menghubungi Scotland Yard. Ketika itu Bank of England tidak risau, karena keenam uang palsu itu kurang baik buatannya. Namun Scotland Yard risau, karena kini diketahui ada dua macam uang £ 5 palsu: yang sangat halus buatannya dan yang buruk. Kedua-duanya dari luar.

Sebulan sebelumnya seorang mata-mata Jerman ditangkap di pantai Skotlandia. Dalam perahu karetnya ditemukan koper penuh uang £ 5. Ketika diperiksa di laboratorium, ketahuan uang itu palsu, tetapi buatannya sangat halus, tidak memperlihatkan kesalahan yang dibuat pemalsu. 

Artinya, Jerman berhasil membuat uang palsu yang makin lama makin tidak kentara kepalsuannya. Apa yang terjadi kalau akhirnya mereka berhasil membuat uang palsu yang sama dengan yang asli? 

Fritz Schwend, otak penyebaran uang palsu, mendapat laporan bahwa Rasch ditangkap. Ia lantas bertanya,. "Bisakah Liechtenstein yang kecil itu lap supaya tutup mulut?" 

Namun Kaltenbrunner mempunyai kebijaksanaan lain. Ia memerintahkan agar semua uang Bernhard yang tersisa dan pelat-pelatnya dimusnahkan. Produksi hams dihentikan.

Rasch anehnya tidak khawatir. Cuma enam lembar dari uangnya palsu, katanya. Mestinya diberi oleh orang yang punya niat buruk kepadanya di Jerman. Kalau ia bersalah, mengapa dia berulang-ulang meminta uangnya diperiksa? Ia dilepaskan dan boleh pergi membawa uang asingnya yang lain. Rasch kembali ke Jerman dengan harapan disambut sebagai pahlawan. Ternyata malah sebaliknya.

 

Dikerjakan 140 karyawan ahli

Schwend tidak bisa menerima perintah penghentian Operation Bernhard yang menghasilkan begitu banyak uang asli dan barang- barang berharga lain bagi mereka. la berhasil meyakinkan Kaltenbrunner atau lebih tepat menggugah keserakahan Kaltenbrunner akan manfaat Operation Bernhard. Kegiatan itu pun diteruskan, bahkan dipergiat.

Bedeng 19 dirasakan sudah terlalu sempit. Bedeng 20 dikosongkan untuk tempat mesin-mesin baru. Dari 40 orang pekerja, kini mereka menambahnya menjadi 140 orang. Petrich diganti dengan orang yang lebih mampu. Para tahanan merasa bangga bisa menghasilkan karya sehalus uang palsu itu. Mereka selalu berusaha untuk membuat hasil yang lebih baik lagi.

Pada suatu hari, Kruger yang kini sudah ahli betul dalam mencari kekeliruan dalam uang palsu, datang ke bedeng. Kepadanya diserahkan 10 lembar uang, 9 palsu, satu asli. la diminta mencari yang asli. 

Kruger yang ahli itu membandingkan uang itu sampai ke hal yang sekecil-kecilnya dan tidak berhasil menentukan mana yang asli. Peristiwa itu dirayakan dengan bir, minuman keras lain, sosis, rokok, dan nyanyian.

"Bisakah kalian menghasilkan sejuta lembar uang kertas yang sempurna sebulan?" tanya Kruger. Semua tahanan menjawab, "Jawohl." Namun, hal itu tidak terlaksana.

Tahanan bernama Oskar Stein menjadi pemegang buku yang mencatat setiap lembaran uang kertas yang keluar. Fayerman bersaudara, bekas bankir di Warsawa, menyeleksi uang. Uang yang digolongkan kelas satu halusnya, dibekalkan pada agen-agen yang beroperasi di negara-negara lawan. 

Uang yang tergolong kelas dua untuk membeli senjata dan partisan. Kelas tiga cuma dipakai untuk hal-hal yang tidak begitu penting.

 

Menantu Mussolini tersandung uang palsu

 

Menantu Mussolini, Count Ciano yang dibenci Hitler itu, berhasil digulingkan dari kedudukannya berkat uang palsu. Agen Jerman menyogok pelayannya dengan ponsterling palsu, agar melaporkan kata-kata Ciano yang menyinggung mertuanya kepada sang mertua.

Schwend yang terluka di Italia setelah Italia melakukan gencatan senjata dengan Sekutu, menyogok seorang dokter Italia dengan £ 1.000 uang palsu. Sebagai imbalan, dokter itu tutup mulut, merawat lukanya, memberi seragam tentara Italia, dan menaikkannya ke truk penuh tentara Italia yang luka untuk dibawa ke Fiume. Di sana ia menyogok perawat, sehingga bisa kabur sebagai Mayor Wendig.

Agen-agennya disebar di Italia untuk menukarkan senjata dengan uang lembaran £ 5. Uang pon lebih populer daripada uang lira Italia sendiri. Senjata yang diperoleh dari barak-barak di Italia Utara itu bukan cuma bertruk-truk, tetapi bergerbong-gerbong kereta api, sehingga cukup untuk mempersenjatai dua divisi.

Schwend ingin mengirimkan uang ke Afrika Utara, tempat ponsterling bisa ditukarkan dengan dolar dalam perdagangan. Ia menyewa kapal pesiar Columbus. Kapal itu sengaja cuma disewa, bukan dibeli, supaya tetap terdaftar sebagai milik orang lain. Jadi, Columbus bisa berlayar di bawah bendera Swedia dan bisa masuk ke pelabuhan-pelabuhan netral.

Schwend mengubah bagian dalam kapal untuk memungkinkan penyembunyian uang palsu. Uang Bernhard pun mengalir ke luar dan uang dolar, frank, lira, crown, dinar, real, peso, mengalir masuk. Pernah juga Kapten Petersen (nama samaran) menerima uang ponsterling di Barcelona. Dikiranya asli, ternyata uang Bernhard yang pulang kandang!

Schwend yang sama serakahnya dengan atasannya tidak keberatan ketika sang atasan meminta agar bukan cuma lembaran £ 5 yang dipalsukan, tetapi juga lembaran dua puluhan dan lima puluhan. Kruger sebaliknya, sangsi. Tetapi perintah tetap perintah. 

Dibuatlah pelat-pelat di Institut Kimia Grafis di Friedenthal. Seorang pengawal bernama Schumann diminta mengambilnya, tetapi ia mampir dulu ke rumah seorang wanita dan menginap di sana. Ternyata koper berisi pelat-pelat berharga yang dibawa Schumann hilang akibat perbuatan itu. Schumann dihukum mati.

Schumann pengawal yang toleran dan tahanan suka kepadanya. Setelah ia diganti, hasil pekerjaan tahanan ternyata tidak sebaik sebelumnya. Entah mengapa.

Sementara itu di Bedeng 19 dan 20, dibuat pula dolar palsu. Bulan Januari 1945 lembaran-lembaran uang ratusan dolar yang pertama sudah berhasil dicetak. Namun, Jerman yang terdesak hams memindahkan percetakannya ke Selatan menuju Austria. 

Di Mauthausen 140 penghuni kamp konsentrasi duduk sepanjang hari tanpa pekerjaan. Mereka sudah tidak berguna lagi sekarang. Artinya, hidup mereka pun sudah dekat berakhir. Kemudian Kruger datang untuk mengumumkan kepada tahanan yang setengah beku, setengah kelaparan, dan setengah mati ketakutan itu bahwa mereka akan dipindahkan. 

Mereka diangkut dengan kereta api ke Redl-Zipf, yaitu sebuah desa di selatan Linz. Mereka masuk ke lorong-lorong gua tempat mesin-mesin pencetak uang ditaruh. Uang dolar palsu yang tidak keburu diedarkan pun ada di sini. Produksi uang berjalan lagi.

Bulan April Sekutu menyeberangi S. Rhein di Barat. Di Selatan Sekutu bergerak lebih cepat lagi menuju ke Austria Selatan. Berminggu-minggu Letnan Hansch yang mengawal tahanan itu tidak menerima perintah apa-apa. Tahu-tahu Kruger muncul dengan perintah yang rasanya tidak masuk akal. "Hancurkan semua." Para tahanan pun insaf: Operasi Bernhard

sudah berakhir. Ajal mereka sudah dekat.

 

Maut bagi pencari harta karun

Ketika tentara Amerika makin mendekat lagi, Hansch menghancurkan mesin-mesin dan membakar tumpukan kertas bagus yang bertali air dan juga uang palsu kelas tiga. Dalam waktu tiga jam semua beres. Tetapi Sekutu sangsi pelat-pelat bisa hancur. Ke mana benda itu sekarang?

Lebih dari 60 peti yang penuh dengan uang kertas £ 5 kelas satu ditaruh Hansch di dalam gua. la mencari tiga truk tentara yang dimuatinya masing-masing dengan kira-kira 20 peti, lalu ke suatu tempat tujuan di Austria. Kita sudah tahu nasib ketiga truk berisi uang itu.

Schwend yang menjadi kaya raya akhirnya menyerah pada tentara pendudukan. la membeli kebebasannya dengan hartanya. Tentara AS yang menangkapnya tidak tahu bahwa ia orang penting. Schwend masih memiliki harta lain yang dibawanya kabur ke Amerika Selatan. 

Beberapa tahun kemudian wartawan Der Stern berhasil menemuinya di Peru. Kita tahu bahwa truk no. 3 yang memuat peti-peti berisi uang ponsterling palsu berhasil tiba dengan selamat di Stasiun Riset AL Jerman. Di situ truk tersebut menginap semalam. Keesokan harinya semua truk di tempat itu diambil serdadu Amerika.

Namun ke mana 20 peti besar berisi uang palsu itu? Penduduk daerah itu apabila ditanyai selalu memberi keterangan yang saling bertentangan. Tetapi ada keterangan yang bisa diterima: sejumlah peti itu diangkut oleh manusia ke tepi danau, lalu dibawa ke tengah, dan diceburkan ke air.

Sesudah perang usai, pada bulan Maret 1946 dua mayat pendaki gunung ditemukan di kaki batu karang yang hampir vertikal di tepi Danau Toplitz. Tadinya dikira kecelakaan biasa. Kemudian timbul pertanyaan: Betulkah demikian? Soalnya, terungkap bahwa mereka berdua dulu bekerja di stasiun riset dan ada orang ketiga tampak bersama mereka.

Bulan Agustus 1950 seorang pria bernama Gerkens jatuh dari Reichenstein di tepi timur Danau Toplitz. Temannya, Dr. Keller, berhasil diselamatkan, tetapi tidak bisa memberi keterangan yang meyakinkan mengapa Gerkens yang tidak punya pengalaman naik gunung bisa berada di sana. Kedua orang itu pun pernah bekerja di stasiun riset.

Lalu terjadi lagi kecelakaan akibat badai salju yang menimpa dua dari tiga orang turis yang mendatangi tempat itu. Turis yang selamat tidak bisa menceritakan ke mana dua temannya yang katanya lenyap. Berbulan-bulan kemudian dua orang itu ditemukan dalam semacam gubuk es, tetapi sudah menjadi mayat. 

Seorang di antaranya dimakan teman yang kelaparan, karena dekat mereka bertumpuk makanan. Apakah mereka berebut peta dan yang seorang menelan peta tempat harta karun tergambar, sehingga temannya yang serakah membedah perutnya? Kemudian terjadi kecelakaan pesawat kecil di tempat itu. Pilotnya tewas. Untuk apa pilot itu ke sana?

Wartawan Der Stern Wolfgang Lohde juga bertanya-tanya mengapa Dr. Determann, mantan kepala Stasiun Riset AL Jerman, sering berada di Danau Toplitz.

Lohde ingat, AL Amerika pernah kehilangan seorang penyelam dalam usaha membuktikan bahwa 20 peti dari truk Letnan Hansch benar-benar diceburkan ke danau. Lohde dengan uang dan peralatan yang diberikan oleh majalahnya kemudian mengadakan operasi pencarian harta karun. 

Tanggal 13 Juli 1959 untuk pertama kalinya sebuah peti berhasil dikail. Ketika tiba di permukaan air, tutupnya lepas dan dari dalamnya berhamburan uang £ 5. Peristiwa itu diabadikan dengan berani oleh awak televisi. 

Peti demi peti diangkat. Uang palsu itu segera diserahkan pada Bank of England dan Scotland Yard untuk dimusnahkan. Ternyata setiap peti diberati dengan jangkar dan ditenggelamkan, bukan untuk dimusnahkan, tetapi untuk disimpan dengan hati-hati dan beraturan letaknya. Tentu dengan harapan sekali waktu akan diangkat lagi.

(Michael Gilbert)

 

" ["url"]=> string(71) "https://plus.intisari.grid.id/read/553309345/harta-karun-di-dasar-danau" } ["sort"]=> array(1) { [0]=> int(1654280243000) } } }