array(1) {
  [0]=>
  object(stdClass)#49 (6) {
    ["_index"]=>
    string(7) "article"
    ["_type"]=>
    string(4) "data"
    ["_id"]=>
    string(7) "3246981"
    ["_score"]=>
    NULL
    ["_source"]=>
    object(stdClass)#50 (9) {
      ["thumb_url"]=>
      string(113) "https://asset-a.grid.id/crop/0x0:0x0/750x500/photo/2022/04/21/7_thumbnail-intisariplus-sejarah-20220421054600.jpg"
      ["author"]=>
      array(1) {
        [0]=>
        object(stdClass)#51 (7) {
          ["twitter"]=>
          string(0) ""
          ["profile"]=>
          string(0) ""
          ["facebook"]=>
          string(0) ""
          ["name"]=>
          string(13) "Intisari Plus"
          ["photo"]=>
          string(0) ""
          ["id"]=>
          int(9347)
          ["email"]=>
          string(22) "plusintisari@gmail.com"
        }
      }
      ["description"]=>
      string(103) "Pengakuannya sebagai mata-mata ganda ternyata tak bisa menyelamatkan Kolonel Uni Soviet Oleg Penkovsky."
      ["section"]=>
      object(stdClass)#52 (7) {
        ["parent"]=>
        NULL
        ["name"]=>
        string(7) "Histori"
        ["description"]=>
        string(0) ""
        ["alias"]=>
        string(7) "history"
        ["id"]=>
        int(1367)
        ["keyword"]=>
        string(0) ""
        ["title"]=>
        string(23) "Intisari Plus - Histori"
      }
      ["photo_url"]=>
      string(113) "https://asset-a.grid.id/crop/0x0:0x0/945x630/photo/2022/04/21/7_thumbnail-intisariplus-sejarah-20220421054600.jpg"
      ["title"]=>
      string(28) "Pedagang dan Mata-Mata Hebat"
      ["published_date"]=>
      string(19) "2022-04-24 16:51:05"
      ["content"]=>
      string(24092) "

Intisari Plus - Pengakuannya sebagai mata-mata ganda ternyata tak bisa menyelamatkan Kolonel Soviet Oleg Penkovsky. Menentang pemerintahnya bukan karena dia anasionalis, tapi karena alasan anti-komunis.

---------------------------------------

Menjadi mata-mata adalah permainan dalam kesendirian; dibutuhkan keberanian serta kesabaran yang sangat tinggi. Banyak mata-mata menghabiskan malam yang panjang tanpa bisa tidur nyenyak, terus bertanya-tanya kapan penyamarannya akan terbongkar, dan nasib buruk apa yang akan menimpanya jika dia berkhianat atau menyerahkan diri. Seorang mata-mata yang dikirim untuk membuka rahasia negara musuh, punya masalah besar. Tapi mata-mata yang meninggalkan negaranya sendiri dan bekerja untuk negara asing dapat dipastikan menerima siksaan bahkan sampai pada kematian jika ketahuan.

Oleg Penkovsky sama seperti orang lainnya. Dia bertubuh tinggi dan tampan, dengan sikap serta kesopanan aristokrat yang tidak biasa di kalangan komunis Uni Soviet. Pada 1960 dia adalah seorang Kolonel di GRU—Dinas Intelijen Militer Soviet. Karena pangkatnya, dengan mudah dia bepergian ke sekitar Kremlin, benteng Moskwa—seperti markas beir pemerintah, dan memiliki akses yang tak terhitung jumlahnya ke rahasia-rahasia militer. 

Penkovsky memandang dunianya dengan menganggap remeh rahasia. Ayahnya dulu adalah pegawai di dinas ketentaraan Czar, dan berperang melawan komunis dalam perang sipil Rusia. Perlawanan keluarganya terhadap peraturan baru Rusia tampaknya menurun padanya. Lebih dari tiga tahun dia mulai membenci rezim yang dilayaninya, dan menjuluki pemimpin Soviet, Nikita Krushchev, sebagai seorang petani bodoh.

Saat itu dunia tengah memasuki era yang dikenal sebagai Perang Dingin. Meskipun sesungguhnya tidak berperang, ada ketegangan antara komunis Uni Soviet dan negara-negara kapitalis barat, macam Amerika Serikat dan Persemakmuran Inggris, yang menimbulkan rasa saling curiga. Kedua belah pihak membangun kekuatan nuklirnya dan berperang lewat propaganda dan ancaman. Penkovsky yakin negaranya merencanakan meluncurkan senjata nuklir untuk melawan musuh kapitalisnya; dan semakin dia memikirkannya, semakin dia mencari cara untuk menjatuhkan pemimpinnya.

Bagaimanapun, sebagai orang muda, Penkovsky adalah contoh produk dari sistem Soviet. Dia mengikuti pendidikan di Frunze Military Academy di Moskwa, tempat dia diangkat menjadi anggota GRU—organisasi yang hanya menerima orang-orang terbaik. Misi pertamanya menjadi mata-mata di Ankara, Turki, pada 1955. Dia menyamar sebagai atase militer di Kedutaan Besar Uni Soviet. Turki adalah sekutu dari musuh terbesar Uni Soviet, yaitu Amerika Serikat.Turki bersebelahan dengan wilayah selatan Uni Soviet, dan pihak Soviet ingin mengetahui sebanyak-banyaknya tentang perlengkapan militer yang dimiliki Turki dan pangkalan militer Amerika yang beroperasi di sana. Penkovsky adalah seorang agen yang teliti dan dapat diandalkan. Dia melaksanakan instruksi yang disampaikan padanya melalui surat.

Penkovsky kembali ke Moskwa setelah setahun, untuk pelatihan lebih lanjut. Karena catatan sejarah keluarganya yang antikomunis, pada 1960 dia dipromosikan sebagai kolonel, meskipun dia lolos promosi untuk pangkat yang lebih tinggi. Walaupun demikian, dia tetap dipercaya untuk memimpin delegasi perdagangan Soviet ke London, dan di sana dia diharapkan dapat membentuk jaringan mata-mata Soviet.

Selama mengatur perjalanannya ke London, Penkovsky bertemu dengan seorang yang nantinya memberikan pengaruh besar terhadap hidupnya. Namanya Greville Wynne, seorang pengusaha Inggris.

Wynne, yang mewakili perusahaan pembuatan alat-alat elektronik Inggris, mengingat dengan jelas pertemuan dengan Penkovsky. Pada suatu sore di musim dingin, di ruang atas sebuah bangunan di Gorky Street 11, dekat Red Square Moskwa, Wynne mencoba membujuk agar mengizinkan kelompok pengusaha Inggris mengunjungi negara mereka. Ini bukanlah tugas mudah. Pada saat itu hubungan antara dua negara sangat tegang. Inggris adalah sekutu dekat Amerika. Kecurigaan yang sangat tinggi ada d kedua belah pihak. Bagaimanapun, hidup terus berjalan. Jika perdagangan—meskipun dalam skala kecil dapat dilakukan. mungkin akan memberikan keuntungan bagi kedua pihak. Di samping itu, baik perdagangan maupun delegan perdagangan, semua memberikan kesempatan bagi kedua pihak untuk melakukan operasi mata-mata. 

Wynne sebenarnya bukanlah mata-mata, tapi seperti pengusaha barat lainnya yang mengunjungi negara-negara komunis, dia diminta untuk memperhatikan segala hal yang mungkin berguna untuk Dinas Rahasia Inggris. Wynne merasa senang dapat membantu sebagai intelijen Inggris selama Perang Dunia II.

Pertemuan yang tampaknya berjalan dengan baik itu terjadi pada suatu hari saat musim dingin di Moskwa. Wynne telah menghabiskan lima tahun hidupnya menjual alat elektronik di Uni Soviet dan negara-negara komunis lain di bagian utara Eropa. Dia dikenal banyak orang yang sedang berunding di tempat itu, dan menurutnya, mereka memercayainya. Menjelang malam, kesepakatan dicapai. Dalam tradisi Rusia, sebotol vodka dikeluarkan, mereka melakukan toast untuk merayakan kesepakatan tersebut.

Setelah orang-orang selesai minum, mereka bersantai dalam percakapan yang penuh canda. Tapi perhatian Wynne tertuju pada satu orang yang tidak dikenalnya—pakaiannya lebih rapi dari yang lain, dan tampaknya memiliki kewibawaan yang mengagumkan. Dia minum sedikit dan tidak bergabung bersama dengan orang-orang lain yang sedang bersenda gurau di sekeliling meja. Orang itu adalah Oleg Penkovsky.

Penkovsky mungkin menjaga jarak dengan koleganya yang lebih junior, tapi sikapnya yang tidak tenang itu berhubungan dengan kecemasan yang sedang dirasakannya. Pada Agustus tahun itu, dia mengirimkan surat kepada Kedutaan Besar Amerika di Moskwa, menawarkan jasanya sebagai mata-mata. Empat bulan sudah berlalu, dan tidak ada respons. Tentu saja dia khawatir, bagaimana jika KGB—dinas polisi rahasia Soviet yang ditakuti—melakukan kegiatan mata-mata di kedutaan, dan pengkhianatannya ketahuan? Sebelumnya, pihak Amerika sangat senang dengan penawarannya, tapi mereka tidak menemukan cara yang aman untuk menghubunginya. Mungkin, pikir Penkovsky, Wynne atau salah satu koleganya dapat memberikan kesempatan untuk berhubungan dengan pihak barat.

Sebulan kemudian, Desember 1960, Wynne dan serombongan pengusaha Inggris tiba di Moskwa dalam rangka perjalanan bisnis seperti yang sudah diatur di Gorky Street. Penkovsky adalah pejabat pemerintah yang akan mendampingi mereka dan dia sedang menunggu untuk menyambut mereka.

Di waktu-waktu yang mereka habiskan bersama, Wynne mengamati Penkovsky dengan cermat. Dia yakin orang Rusia itu tengah memikirkan sesuatu, tapi Sang Kolonel memilih untuk tidak menceritakan padanya. Sebagai gantinya, da mendekati pengusaha Inggris lainnya yang selalu menolak untuk membawa pesan-pesan yang disampaikan Penkovsky.

Ini tidaklah mengejutkan—orang-orang barat yang bersamanya dalam perjalanan itu telah diperingatkan untuk berhati-hati terhadap pendekatan yang dilakukan orang-orang Rusia yang kelihatan ramah, karena dikhawatirkan mereka terjebak dalam rencana Rusia dan menjadi korban pemerasan. Penkovsky harus menunggu orang lain.

Wynne kembali ke Uni Soviet pada April 1961 untuk mengatur kunjungan balasan ke Inggris bagi pengusaha Soviet. Sekali lagi Penkovsky terlibat dalam perundingan, dan memberikan daftar nama pengusaha yang akan ikut serta dalam perjalanan tersebut pada Wynne. Namanya sendiri berada di urutan paling atas.

"Jadi Anda juga ikut, Kolonel?" tanya Wynne. Nada pertanyaannya meminta penjelasan lebih lanjut.

"Ya, Mr. Wynne," kata Sang Kolonel. Dia kemudian melihat sekeliling untuk melihat apakah ada orang lain yang mendengarkan, kemudian dia menurunkan suaranya, dan berbisik. "Tapi saya pergi ke London bukan untuk bersenang-senang. Saya ingin mengatakan banyak hal pada Anda."

Setelah itu, Penkovsky memberikan sebuah amplop tebal pada Wynne. Ketika dia kembali ke hotelnya, Wynne membuka paket itu, yang ternyata berisi penjelasan rinci mengenai Penkovsky dan kariernya, serta beberapa rahasia militer Soviet.

Penkovsky sudah memilih orang yang tepat. Ketika mereka bertemu di hari berikutnya, Wynne memberikan jalan. "Aku tahu orang yang bisa Anda ajak bicara," kata Wynne. "Aku akan mengatur pertemuan dengan mereka ketika Anda datang ke London."

Beberapa minggu kemudian Penkovsky tiba di London dengan delegasinya. Mereka dijamu oleh Organisasi Perdagangan Inggris lengkap dengan makan malam dan anggur. Mereka sangat menikmati perjalanan mereka, berbelanja, serta mengunjungi tempat-tempat wisata. Wynne bertindak sebagai pendamping mereka. Setiap malam, setelah semua koleganya pergi tidur, Penkovsky akan dibawa ke sebuah kamar di hotel tersebut. Di situ dia akan diperiksa oleh sebuah tim yang beranggotakan pejabat intelijen Inggris dan Amerika dari CIA dan MI6.

Mereka sungguh-sungguh percaya ini adalah keberuntungan. Di akhir minggu pertama, Penkovsky telah memberikan banyak informasi, mulai dari proyek persenjataan Uni Soviet hingga isi buku petunjuk telepon Kremlin. Dia juga terbuka tentang alasan keinginannya menjadi mata-mata untuk pihak barat, dan dia meyakinkan mereka bahwa motif utamanya adalah karena kekecewaannya terhadap rezim Soviet. Penkovsky mengatakan pada para interogator bahwa dia merasa punya tugas untuk ikut menciptakan perdamaian dunia. Dia juga mengatakan ingin menjadi warga negara Inggris Raya atau Amerika Serikat dan diterima sebagai kolonel dalam dinas ketentaraan mereka.

Baik pihak Inggris maupun Amerika sangat bersedia membantu. Dalam sebuah upacara yang khusus disiapkan untuknya, Penkovsky disumpah menjadi warga negara sekaligus kolonel dalam dinas ketentaraan Amerika maupun Inggris. Mereka semua berpikir Penkovsky adalah tangkapan yang luar biasa. Dia adalah penyusup di Kremlin dengan pangkat tinggi. Tampaknya dia lebih termotivasi oleh hati nuraninya dibandingkan ketamakan. Dia memang meminta bayaran untuk pekerjaannya, tapi sebenarnya semua itu hanya untuk mempersiapkan kehidupan barunya, yang setelah dipertimbangkan akan dihabiskan di Amerika Serikat, setelah masa tugasnya sebagai mata-mata selesai. Dia tidak meminta jumlah yang besar untuk informasi sensitif yang diberikan.

Bagaimanapun di balik semua keuntungan yang dapat diberikan, baik CIA maupun M16 memiliki ketidakcocokan dengannya. Tidak ada yang meragukan kesungguhan hatinya, atau menyangka dia adalah agen ganda untuk Soviet, tapi beberapa idenya berisiko tinggi, bahkan tampak menggelikan. Contohnya, dia menyarankan untuk memasang beberapa bom atom berukuran kecil di Markas Militer Moskwa.

Karakternya juga mengkhawatirkan. Penkovsky tampak secara jelas memandang dirinya sebagai seorang pahlawan yang dapat mengubah sejarah dengan tangannya sendiri. Lebih dari semua itu, dia mengatakan pada mereka bahwa dia ingin diingat sebagai 'mata-mata terhebat sepanjang sejarah' Kesombongan bukanlah sebuah tanda yang baik.

Penkovsky dan delegasi perdagangannya kembali ke Moskwa pada Mei 1961, dan dia mulai menjalankan tugas sebagai mata-mata dengan sungguh-sungguh. Di Bandar Udara Moskwa, barang-barang bawaannya tidak digeledah. Da terhitung sebagai penumpang yang sangat penting, sehingga tidak perlu diganggu dengan penggeledahan yang bisa dianggap sebagai penghinaan. Semua berjalan baik. Pada suatu saat, dia menyembunyikan kamera Minox kecil dan gulungan film yang cukup untuk membuat ribuan jepretan foto.

Setelah menemukan akses menuju rahasia Uni Soviet yang paling sensitif, Penkovsky merencanakan perjalanan dagang lain untuk dirinya sendiri. Dia tiba di London pada Juli dan mengunjungi Paris pada September. Pada kedua kesempatan itu dia menemui pejabat Dinas Rahasia negara negara barat, untuk mencetak filmnya. Bersama dengan foto-foto itu, dia mengirimkan sekitar 5.000 dokumen yang sangat rahasia. Dia juga mengatakan pada penghubungnya, secara terinci, semua yang telah dipelajari selama hampir 25 tahun melayani tentara Soviet dan juga Dinas Intelijen. CIA dan MI6 tidak pernah tahu.

Selain perjalanan pribadi ke luar negri, Penkovsky secara rutin juga mengunjungi Wynne di Moskwa. Pengusaha Inggris ini bertindak sebagai kurir, mengirimkan film dari atau untuk Penkovsky dan tim CIA/MI6, dan membawa beberapa rol film baru untuk kamera Minox. Ketika Wynne tidak ada, Penkovsky diminta untuk menghubungi Janet Chisholm, istri pejabat Kedutaan Besar Inggris di Moskwa. Sebuah pertimbangan keamanan yang mengejutkan. Seperti semua pejabat kedutaan besar, suami Janet Chisholm berada di bawah pengawasan KGB, tapi Janet tidak dianggap memiliki risiko keamanan, sehingga bebas datang dan pergi.

Janet bertemu Penkovsky di sebuah taman di Moskwa dengan membawa tiga anaknya yang masih kecil. Mereka pura-pura bertemu secara kebetulan, Penkovsky berbincang dengan biasa dan ramah bersama Janet dan anak-anaknya, kemudian memberikan sekantung permen rasa buah untuk mereka. Jika ada orang dari KGB yang mengawasi mereka, akan terlihat sebagai pertemuan dan canda tawa yang tidak berbahaya, tapi sebenarnya, kantong itu berisi film dari kamera Minox yang siap diproses.

Permainan yang berisiko ini terus berlanjut hingga musim dingin lewat. Penkovsky bertemu Janet Chisholm lebih dari sepuluh kali, tapi pada akhir Januari 1962 dia menyadari bahan dirinya sedang diikuti. Yang tidak diketahuinya ialah bahwa seorang Amerika bernama Jack Dunlap, yang bekerja untuk National Security Agency, gabungan organisasi intelijen di Amerika, sedang melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan (lihat "Sersan Playboy", di halaman lain buku ini). Dunlap melaporkan pada KGB bahwa Penkovsky telah membocorkan rahasia pada Amerika.

Dalam perjalanan Wynne berikutnya ke Moskwa, dengan sangat khawatir Penkovsky mengatakan bahwa dia yakin KGB mengetahui sesuatu tentang dirinya. Wynne menyampaikan informasi ini. Baik CIA maupun MI6 memutuskan, inilah saatnya untuk mengeluarkan Penkovsky dari Moskwa. Tapi bagaimana mereka melakukannya? Ada rencana untuk mengeluarkannya dari bandara Moskwa dengan memasukkannya dalam sebuah paket. Bahkan sempat juga diusulkan untuk menjemputnya dengan kapal selam di perairan Baltic. Sementara dinas keamanan barat sibuk memikirkan cara mengeluarkannya, Penkovsky semakin cemas, terutama ketika permohonannya untuk bepergian ke luar negeri ditolak, sebuah tanda yang meyakinkan bahwa dia sedang dicurigai.

Wynne terbang ke Moskwa untuk misi perdagangan yang lain. Pada suatu malam ketika baru sampai di hotel, dia menyadari kopornya telah digeledah. Ternyata KGB mencurigainya juga. Tiga hari kemudian, dia merencanakan pertemuan dengan Penkovsky, makan malam di sebuah restoran. Ketika dia sampai di restoran itu, dia sadar tengah diawasi oleh dua orang. Tidak lama kemudian Penkovsky sampai di tempat itu, tapi mereka tidak menemukan meja kosong. Penkovsky berbalik dan pergi, menunggu Wynne di luar. Kedua orang ini segera memberikan laporan singkat dalam percakapan yang sangat terburu-buru.

"Kau sedang diikuti. Kau harus pergi besok, dengan penerbangan pertama," kata Penkovsky, yang kemudian menghilang.

Wynne berbalik kembali ke hotelnya, dan dengan tergesa-gesa berjalan ke arah dua lelaki yang mengawasi dirinya. Dua orang itu terkejut ketika menyadari tengah berhadapan dengan orang yang sedang diburu, dan mereka segera menjauh. Pagi harinya, Wynne segera menuju ke bandara. Dia sama sekali tidak mengerti. Ini adalah sebuah situasi yang sangat aneh baginya sebagai seorang pengusaha yang memutuskan untuk menceburkan diri ke dalam kegiatan mata-mata kecil-kecilan. Penkovsky juga ada di sana untuk melepas kepergiannya, dan menyampaikan permohonan dengan suaranya yang terdengar sangat putus asa.

"Katakan pada teman-temanku, aku harus segera keluar dari sini, sangat segera. Aku akan terus mencoba bergerak tapi ini sangat berbahaya."

Wynne memutuskan bahwa kembali ke Uni Soviet sangatlah berbahaya untuknya, tapi di musim gugur tahun 1962 dia mengikuti iring-iringan truk gandeng yang mengangkut mobil-mobil yang akan dipamerkan berkeliling di beberapa pusat pameran perdagangan di negara-negara komunis di Eropa Barat. Pada 2 November dia berada di Budapest, ibukota Hungaria. Dia menghabiskan malam yang indah dengan mengajak calon-calon pelanggan makan malam di restoran mahal, lalu kembali ke truknya. Di sinilah hidupnya tiba-tiba berubah.

Empat laki-laki keluar dari kegelapan. Semuanya gemuk dan pendek, menggunakan pakaian dan topi yang sama berwarna gelap. Mereka terlihat seperti pemain teater, tapi yang mereka lakukan jauh dari menghibur. Mereka mencengkeram lengan Wynne dan mendorongnya ke kursi belakang mobil. Wynne berteriak minta tolong, tapi sebuah tinju yang keras menghantam ginjalnya, seolah mengambil seluruh napas dari tubuhnya. Sebuah tongkat besi dihantamkan ke kepalanya dan dia merasa selembar kain hitam jatuh menutupinya.

Saat Wynne siuman, dia sudah berada di kantor polisi. Dunia seolah-olah berputar di depan matanya, dan dia kembali jatuh pingsan selama beberapa hari. Dia lalu dibawa ke Lubyanka, Markas Besar KGB di Moskwa, penjara yang paling ditakuti di Uni Soviet.

Di sini, KGB berusaha menghancurkan nyali Wynne. Dia diberi sebuah tempat tidur tanpa kasur dan selimut. Sebuah drum dari besi diletakkan di sisi lain dalam selnya, untuk digunakan sebagai toilet. Meskipun saat itu sedang musim dingin, penjaga penjara sesekali mengambil selimutnya. Begitu dinginnya sehingga tubuhnya serasa membeku jika menyentuh kerangka tempat tidurnya yang terbuat dari besi.

Tapi ternyata semua acara makan siang bisnis dan malam malam yang dilaluinya dengan menghibur klien, tidak membuat mantan intelijen di masa perang ini menjadi lemah. Wynne terbentuk sebagai orang yang keras, dan sungguh mengerti apa yang sedang dilakukan oleh orang-orang yang menangkapnya. Dia terus bertahan mengatakan tidak melakukan kesalahan apapun, dan tetap menjaga cerita karangannya, dengan menyatakan bahwa dia adalah korban penipuan, yang tidak menyadari bahwa selama ini dia sudah menolong Dinas Rahasia Inggris. Meskipun telah melewati semua siksaan yang menyakitkan, dia tetap menolak untuk menandatangani surat pengakuan.

KGB sudah menangkap Penkovsky pada Oktober 1962, sebulan sebelum Wynne diculik. Kedua orang itu saling berpandangan untuk terakhir kali dalam persidangan mereka pada Mei 1963. Persidangan ini dimaksudkan sebagai pameran keadilan Soviet. Diselenggarakan di ruang pengadilan yang sangat luas, sang hakim duduk di bawah palu dan sabit berwarna merah dan emas yang sangat besar—lambang Uni Soviet. Kamera berputar dan para wartawan menulis dengan cepat ketika Penkovsky dan Wynne berdiri di tempat saksi.

Hakim memberikan keputusan. Wynne dijatuhi hukuman delapan tahun penjara. Sebagai warga negara Soviet dan seorang pengkhianat, Penkovsky tentu akan dijatuhi hukuman yang jauh lebih berat.

"Oleg Vladimirovich Penkovsky," sang hakim mengumumkan dengan suara lantang di tengah keheningan pengunjung sidang yang menunggu keputusannya, "dinyatakan bersalah atas pengkhianatannya terhadap ibu pertiwi. Dijatuhi hukuman mati, dan semua harta miliknya disita oleh negara."

Siksaan berat yang diberikan para interogator pada Penkovsky di hari terakhir hidupnya hanya dapat dibayangkan. Bagaimana nasib Penkovsky sebenarnya, sampai sekarang tetap menjadi sebuah misteri. Terdengar desas-desus, ketika KGB berusaha menguras semua informasi darinya, mereka membawa kolonel itu ke ruang bawah tanah dan memasukkannya secara perlahan-lahan ke dalam ruang pembakaran, dimulai dari kakinya. Mungkin itu hanyalah sebuah cerita untuk menakut-nakuti pejabat tinggi Soviet yang mulai berpikir untuk mengkhianati negaranya. Tapi, bisa juga cerita itu benar...

 

Kelanjutannya

Setelah persidangan, Wynne dikembalikan ke Lubyanka yang menyeramkan. Perlakuan para petugas di sana sangatlah kejam, hingga suatu saat dia pernah harus dibawa ke rumah sakit akibat kelaparan. Kemudian, pada April 1964, tiba-tiba dia diseret keluar dari selnya dan dinaikkan ke kereta-api, kemudian dilanjutkan dengan pesawat. Dia tidak tahu akan dibawa ke mana.

Suatu pagi, pukul 05.15. pada 22 April 1964, sebuah mobil Mercedes berwarna kuning membawa Wynne ke Checkpoint Heerstrasse, di sisi timur perbatasan antara Berlin Barat dan Timur. Pada saat yang sama, sebuah Mercedes hitam berhenti di sisi bagian barat. Seseorang melangkah keluar, Konon Molody, mata-mata Soviet yang dikenal dengan nama samara Gordon Lonsdale (baca juga "Lelaki Penuh Pesona" halaman lain dalam buku ini). Dia juga tertangkap dan dipenjara, dan sekarang akan ditukarkan dengan Greville Wynne. Dua orang ini berjalan melintasi perbatasan, ke arah berlawanan, menuju kebebasan masing-masing.

Pemerintah Inggris menolak mengakui Wynne sebagai mata-mata, dan tidak melakukan apapun untuk mengembalikan kehidupannya. Pihak Amerika memperlakukannya dengan lebih baik, mereka membayarnya $213.700 sebagai kompensasi atas penderitaan yang dia rasakan. Sayangnya, dia kehilangan sebagian besar uangnya dalam bisnis properti yang kurang berhasil.

Wynne menulis dua catatan tentang petualangannya. Kedua buku itu (The Man from Moscow, terbit 1967, dan The Man from Odessa, 1981), dikatakan mengandung banyak ketidaksesuaian cerita. Ia meninggal dunia pada 1990.

 

---

Nukilan dari buku:

TRUE SPY STORIES

Kisah Nyata Mata-Mata Dunia

Oleh Paul Dowswell & Fergus Fleming

 

" ["url"]=> string(73) "https://plus.intisari.grid.id/read/553246981/pedagang-dan-mata-mata-hebat" } ["sort"]=> array(1) { [0]=> int(1650819065000) } } }