array(1) {
  [0]=>
  object(stdClass)#49 (6) {
    ["_index"]=>
    string(7) "article"
    ["_type"]=>
    string(4) "data"
    ["_id"]=>
    string(7) "3257630"
    ["_score"]=>
    NULL
    ["_source"]=>
    object(stdClass)#50 (9) {
      ["thumb_url"]=>
      string(113) "https://asset-a.grid.id/crop/0x0:0x0/750x500/photo/2022/04/28/kisah-keduabelas-miguel-a-amutio-20220428070523.jpg"
      ["author"]=>
      array(1) {
        [0]=>
        object(stdClass)#51 (7) {
          ["twitter"]=>
          string(0) ""
          ["profile"]=>
          string(0) ""
          ["facebook"]=>
          string(0) ""
          ["name"]=>
          string(13) "Intisari Plus"
          ["photo"]=>
          string(0) ""
          ["id"]=>
          int(9347)
          ["email"]=>
          string(22) "plusintisari@gmail.com"
        }
      }
      ["description"]=>
      string(143) "Sinyal penyerangan Jepang atas Pearl Harbor ternyata tak sengaja termuat di iklan. Seorang buronan polisi tertangkap gara-gara salah menelepon."
      ["section"]=>
      object(stdClass)#52 (7) {
        ["parent"]=>
        NULL
        ["name"]=>
        string(7) "Misteri"
        ["description"]=>
        string(0) ""
        ["alias"]=>
        string(7) "mystery"
        ["id"]=>
        int(1368)
        ["keyword"]=>
        string(0) ""
        ["title"]=>
        string(23) "Intisari Plus - Misteri"
      }
      ["photo_url"]=>
      string(113) "https://asset-a.grid.id/crop/0x0:0x0/945x630/photo/2022/04/28/kisah-keduabelas-miguel-a-amutio-20220428070523.jpg"
      ["title"]=>
      string(43) "Reaktor Nuklir Irak dan Kebetulan yang Sial"
      ["published_date"]=>
      string(19) "2022-04-29 10:11:56"
      ["content"]=>
      string(9293) "

Intisari Plus - Sinyal penyerangan Jepang atas Pearl Harbor ternyata tak sengaja termuat di iklan. Seorang buronan polisi tertangkap gara-gara salah menelepon. Pelat film yang sudah pernah dipakai, kembali didapatkannya setelah perang.

---------------------------------------

Reaktor Nuklir Irak

ROBERT Hutchenson sudah dua tahun menyusun sebuah cerita rekaan tentang Israel menyerang sebuah reaktor nuklir Irak. Tahun 1981, ketika ia masih dalam taraf menyelesaikan novel tersebut, kejadian itu benar-benar terjadi.

 

Suatu Kebetulan Besar

TANGGAL 22 November 1941, 16 hari sebelum Jepang menyerang Pearl Harbor, The New Yorker memasang dua iklan untuk permainan dadu yang baru, yang dinamai The Deadly Double (Ganda yang Mematikan). Salah satu dari iklan itu berjudul ACHTUNG. WARNING. ALERTE! (HATI-HATI! berturut-turut dalam bahasa Jerman, Inggris dan Prancis). Di bawahnya tertulis kata-kata THE DEADLY DOUBLE, dan di bawahnya lagi ada elang berkepala dua (seperti lambang Jerman) dengan memakai perisai di dadanya yang menggambarkan dua silang (double-cross = memperdayakan). 

Iklan lain memperlihatkan dua dadu, satu hitam, satu putih, masing-masing kelihatan tiga permukaannya. Pada permukaan dadu putih tertulis angka 12 dan 24 dan dua silang. Pada permukaan dadu hitam tertulis angka 0, 5, dan 7. Di atas dadu-dadu itu kata-kata berhuruf besar, ACHTUNG, WARNING, ALERTE! diulang kembali. 

Setelah penyerangan atas Pearl Harbor, muncul banyak spekulasi. Ada yang mengira iklan-iklan itu dipasang oleh pihak Axis untuk memberi isyarat kepada agen-agen mereka: Angka 12 dan 7 bisa diartikan sebagai tanggal penyerangan atas Pearl Harbor (7 Desember), angka 5 dan 0 bisa menunjukkan waktu yang direncanakan untuk penyerangan, dan XX (20 dalam angka Romawi) bisa berarti letak sasaran kira-kira pada garis bujur, sedangkan arti angka 24 tidak diketahui. 

Begitu besar kecurigaan orang sampai agen-agen FBI mendatangi orang-orang yang memasang iklan itu, yaitu Roger Craig dan istrinya. 

Permainan Deadly Double disahkan oleh undang-undang dan dijual oleh beberapa toko serba ada di New York tahun 1941. Kecurigaan pemerintah dirahasiakan sampai 1967, ketika Ladislas Farago, yang pernah bekerja di dinas rahasia Angkatan Laut AS mengungkapkannya dalam pertemuan dengan wartawan saat peluncuran bukunya, The Broken Seal (Segel yang Dipecahkan). 

Ketika diwawancara oleh wartawan tidak lama setelah itu, janda Robert Craig berkata bahwa hubungan antara iklan-iklan itu dengan Pearl Harbor "hanyalah suatu kebetulan besar."

 

Mereka Hidup

SEORANG sersan polisi, Ron King, melaporkan bahwa pada tanggal 10 Juni 1982, ia mengalami kecelakaan hebat pukul 01.30 lewat tengah malam, saat mengemudikan sebuah Toyota Corolla. Beberapa tulang rusuknya patah dan bagian bawah dagunya cedera, meninggalkan bekas luka. 

Tanggal 10 Juni 1984 ('yep, pukul 01.30 tepat'), putranya, Peter, juga mengalami kecelakaan saat mengemudikan sebuah Toyota Corolla. Tulangnya tidak ada yang patah, tapi kecelakaan itu meninggalkan bekas luka di bawah dagunya. 

Kebetulan tidak berakhir di sini. Anak perempuan Ron Bang, terjatuh akhir 1986. Sekarang ia juga mempunyai bekas luka di bawah dagunya. Mereka berterima kasih karena masih hidup untuk menceritakan kisah ini.

 

Kebetulan yang Sial

OKTOBER 1979, Anthony William O'Sullivan melarikan diri dari penjara dan berhasil luput dari tangkapan selama berbulan-bulan. 

Suatu hari di bulan April tahun berikutnya, ia menelepon ke sebuah rumah dan ditangkap tidak lama kemudian. Ia menelepon saat polisi berada di rumah itu untuk mencari narkotik. Polisi yang mengangkat telepon menanyakan beberapa pertanyaan yang berkenaan dengan pribadi buronan itu, seperti umpamanya di mana ia sekarang, tanpa O'Sullivan menyadari bahwa ia berbicara dengan polisi.

 

Carl Jung Bercerita

CARL Jung bercerita perihal seorang ibu Jerman yang memotret bayi laki-lakinya sendiri tahun 1914. Wanita itu meninggalkan pelat film untuk sekali potret itu di Strasbourg, agar "dicuci". Namun PD I pecah sehingga ia tidak bisa kembali ke Strasbourg. 

Dua tahun kemudian, ia membeli sebuah pelat film di Frankfurt yang dipisahkan oleh jarak 160 km dari Strasbourg. Ia mempergunakannya untuk memotret anak perempuannya. Ketika pelat itu "dicuci", ternyata foto anak perempuannya tumpang tindih dengan foto bayi laki-lakinya yang dijepret lebih dulu. Rupanya pelat film itu diberi label belum dipakai dan dikirim ke Frankfurt, lalu dijual kepadanya. Mendapat laporan kasus-kasus seperti itu, tidak heran kalau Jung tetap terpesona.

 

Ketidaksepakatan Dua Ahli Tasawuf

DR. Lawrence LeShan adalah seorang psikolog yang banyak menulis tentang meditasi dan fenomena paranormal. Suratnya yang berikut ini diterbitkan oleh International Journal of Parapsychology (Jurnal Parapsikologi Internasional) tahun 1968: 

Pada hari pertama bulan Desember 1967, saya mengirimkan konsep naskah yang banyak hubungannya dengan tasawuf kepada seorang psikolog ternama, Dr. Nina Ridenour. Walaupun lebih dikenal berkat karya profesionalnya dalam bidang kesehatan mental, tetapi Dr. Ridenour juga pakar dalam tasawuf. 

Tanggal 11 Desember tengah hari, Dr. Ridenour dan saya bertemu untuk makan siang sambil mendiskusikan karya ilmiah saya. Saya mencatat berbagai komentar dan kritikannya selama diskusi. la terutama mengritik pengetahuan saya yang kurang memadai dalam tasawuf, yang tercermin pada naskah itu. Lalu ia menyarankan saya membaca sejumlah buku tentang hal itu. 

Saya mencatat daftar semua buku itu. Ia menyebutkan delapan buku, di antaranya karangan Nicoll, Stance, dan Ouspensky. Buku kelima yang disebut oleh Dr. Ridenour adalah karangan Byng, The Vision of Asia (Visi Asia). Saya ingat dengan jelas, setelah saya menuliskan nama pengarang dan judul buku itu, ia menambahkan: "Sebelum membacanya, kamu tidak akan memahami perbedaan antara tasawuf Timur dan Barat." 

Walaupun saya tidak menuliskan komentarnya yang satu itu, masih terngiang dengan jelas di telinga saya suaranya mengucapkan kata-kata itu, dan catatan saya berisi referensi dengan tanda centang di belakangnya. 

Komentar Dr. Ridenour mengesankan saya, karena perbedaan-perbedaan antara tasawuf Timur dan Barat sangat penting untuk gagasan yang saya coba selidiki. Akibatnya, selesai makan siang saya langsung pergi ke perpustakaan Parapsychology Foundation, untuk mencari buku-buku itu. Ternyata mereka tidak memilikinya. Dari yayasan itu saya langsung pergi ke perpustakaan Union Theological Seminary,untuk mencarinya, tetapi kembali tanpa hasil. 

Malam itu, dalam perjalanan pulang, saya terburu-buru karena sudah terlambat. Namun, tiba-tiba saya terdorong untuk melewati jalan yang belum pernah saya lalui, karena jaraknya kira-kira 50 langkah lebih panjang. 

Ketika berhenti sebentar di lampu lalu lintas dekat keranjang sampah, saya melihat sebuah buku tergeletak di tanah. Terdorong oleh rasa ingin tahu, saya membungkuk untuk memungutnya. Buku yang saya pegang itu berjudul The Vision of Asia dan nama penulisnya L. A. Cranmer-Byng 

Esok paginya, saya menelepon Dr. Ridenour dan berkata: "Saya mempunyai cerita lucu tentang buku yang Anda sarankan." Ia menjawab, "Buku yang mana?" "The Vision of Asia oleh Byng," kata saya. "Saya tidak pernah mendengar tentang buku itu," jawabnya. 

Dan di sinilah, seperti kata Kipling, terletak masalahnya. Dr. Ridenour adalah seorang yang serius dan sangat bertanggung jawab. la sangat jelas menyebutkan buku itu sebelum saya memberi tahu sudah menemukannya. Saya mendapat buku itu (buku dari perpustakaan oriental pada Columbia University yang disingkirkan tahun I960) dan catatan saya dibuat saat ia berbicara, termasuk referensi pada buku itu. 

Saya harus menyatakan bahwa saya tidak bisa mengklasifikasikan pengalaman ini pada kategori umum yang mana pun.



" ["url"]=> string(88) "https://plus.intisari.grid.id/read/553257630/reaktor-nuklir-irak-dan-kebetulan-yang-sial" } ["sort"]=> array(1) { [0]=> int(1651227116000) } } }