array(1) {
  [0]=>
  object(stdClass)#49 (6) {
    ["_index"]=>
    string(7) "article"
    ["_type"]=>
    string(4) "data"
    ["_id"]=>
    string(7) "3835199"
    ["_score"]=>
    NULL
    ["_source"]=>
    object(stdClass)#50 (9) {
      ["thumb_url"]=>
      string(113) "https://asset-a.grid.id/crop/0x0:0x0/750x500/photo/2023/08/04/kematian-dalam-suasana-bulan-mad-20230804052206.jpg"
      ["author"]=>
      array(1) {
        [0]=>
        object(stdClass)#51 (7) {
          ["twitter"]=>
          string(0) ""
          ["profile"]=>
          string(0) ""
          ["facebook"]=>
          string(0) ""
          ["name"]=>
          string(5) "Ade S"
          ["photo"]=>
          string(54) "http://asset-a.grid.id/photo/2019/01/16/2423765631.png"
          ["id"]=>
          int(8011)
          ["email"]=>
          string(22) "ade.intisari@gmail.com"
        }
      }
      ["description"]=>
      string(133) "Detektif H.G. Julian ditugaskan oleh perusahaan asuransi mengusut kasus pembayaran asuransi suami seorang janda muda bernama Emilie. "
      ["section"]=>
      object(stdClass)#52 (8) {
        ["parent"]=>
        NULL
        ["name"]=>
        string(8) "Kriminal"
        ["show"]=>
        int(1)
        ["alias"]=>
        string(5) "crime"
        ["description"]=>
        string(0) ""
        ["id"]=>
        int(1369)
        ["keyword"]=>
        string(0) ""
        ["title"]=>
        string(24) "Intisari Plus - Kriminal"
      }
      ["photo_url"]=>
      string(113) "https://asset-a.grid.id/crop/0x0:0x0/945x630/photo/2023/08/04/kematian-dalam-suasana-bulan-mad-20230804052206.jpg"
      ["title"]=>
      string(33) "Kematian dalam Suasana Bulan Madu"
      ["published_date"]=>
      string(19) "2023-08-04 17:22:18"
      ["content"]=>
      string(22892) "

Intisari Plus - Detektif H.G. Julian ditugaskan oleh perusahaan asuransi mengusut kasus pembayaran asuransi suami seorang janda muda bernama Emilie. Ada kecurigaan, korban mati karena diracun.

----------

Tugas pengusutan yang dibebankan kepada detektif H.G. Julian oleh perusahaan asuransi Mutual Life of New York pada bulan Maret 1892, semula tampaknya tidak akan terlalu sulit penyelesaiannya. Beberapa data jelas dapat dijadikan titik tolak. Dan Julian seorang detektif yang banyak pengalaman di bidang perasuransian — pengalaman yang menanamkan padanya sikap aneh, yaitu curiga terhadap setiap orang, betapa jujur pun kelihatannya apabila orang itu mempunyai sangkut paut dengan pembayaran asuransi.

Soalnya sebagai berikut. Seorang janda muda yang sedang mengandung 6 bulan, minta pembayaran asuransi suaminya pada Mutual Life — salah satu perusahaan asuransi yang terbesar di Amerika Serikat di waktu itu. Emilie, demikian nama wanita tersebut, rupanya sebelum menikah resmi, telah menjalin hubungan cinta dengan almarhum suaminya, Gustave Joseph Baum. Ketika mereka menikah, kandungan Emilie telah berumur lebih dari 4 bulan.

Pada Mutual Life, Joseph Baum mengasuransikan diri lewat sebuah kantor cabang perusahaan tersebut di Chicago, yaitu pada tahun 1891, kira-kira 9 bulan sebelum meninggal. Ketika itu Baum menyalakan umur 40 tahun dan masih bujangan. Sebagai pewaris dalam polisnya tercantum “Estate”, tetapi kemudian diganti dengan kata-kata “Emilie Rathier Baum, Istri”, yaitu setelah Baum mengakhiri hidupnya membujang. Jumlah uang asuransi $ 3.500.

Perkawinan dilangsungkan di Chicago tanggal 11 Februari 1892. Temanten baru itu kemudian berbulan madu dan mampir di New York karena Joseph Baum mempunyai sesuatu urusan dagang di situ. Pada waktu inilah Baum meninggal — hanya satu setengah bulan setelah menikah.

Sebelum membayar uang, Mutual Life merasa perlu mengadakan penyelidikan. Dan ternyata bahwa Baum diasuransikan di beberapa perusahaan lain, yaitu pada Washington Life banyak $ 1.000, pada New York Life sebanyak $ 1.000 pada Aetna sebanyak $ 1.000 pula. Washington Life dan New York Life telah membayarkan uangnya, sedangkan pada Aetna prosedur yang mendahului pembayaran telah selesai, dan uang sudah siap untuk diambil oleh Emilie. Anehnya lagi pada semua perusahaan itu Baum belum lama mengasuransikan diri.

Keseluruhan data-data itu menimbulkan kecurigaan. Maka Mutual Life menugaskan H.G. Julian mengadakan pengusutan.

Menurut surat-sura resmi yang diperlihatkan oleh Emilie Baum pada waktu mengajukan permintaan pembayaran uang asuransi, upacara pernikahannya dengan Mr. Baum dilangsungkan di Chicago pada tanggal seperti disebutkan diatas (11 Februari 1892). Upacara dipimpin oleh pendeta Frank Werner.

Sementara itu mengenai meninggalnya Baum, diketahui dari surat kematiannya bahwa sebabnya ialah penyakit disentri. Surat kematian yang ditandatangani oleh Dr. Samuel B. Minden itu, lebih jauh menyatakan bahwa Gustave Joseph Baum meninggal di East Thirteenth Street 320, New York pada tanggal 30 Maret 1892.

Langkah pertama yang diambil Julian jalah menghubungi Dr. Minden.

“Saya merawat Baum sejak tanggal 1 Maret”, demikian dokter itu menerangkan setelah membuka catatan tentang pasiennya. “Saya Memeriksanya kira-kira 12 kali. Ia mencret-mencret. Saya sudah berusaha sekuat tenaga, tetapi penyakitnya bertambah parah terus. Pendapat saya, ia sakit disentri. Tak dapat disangsikan bahwa ia meninggal. Saya sendiri, menyaksikannya.”

Atas pertanyaan, siapa lagi yang menyaksikan kematian Baum selain Mrs. Baum dan ia sendiri, Dr. Minden menjawab: “Dua orang lelaki yang serumah dengan Mr. Baum dan istrinya.”

“Yang satu berperawakan tinggi, hidungnya rupanya pernah patah. Yang lain agak pendek, lebih tua dan berkumis merah. Saya tak tahu bagaimana hubungan kedua lelaki itu dengan suami istri Baum. Entah masih famili entah hanya mondok.”

“Lelaki yang hidungnya patah diperkenalkan oleh Baum sebagai August Wimmers sedangkan yang lain bernama William Reuter”.

Dari rumah Dr. Minden, Julian langsung menuju alamat Mrs. Baum di East Thirteenth Street 320. Pintu dan jendela-jendela ternyata tertutup. Mrs. Baum tak ada di rumah, begitu pula penghuni lainnya.

Pemilik rumah meminjami Julian kunci dan detektif ini segera melakukan penyelidikan. Semua kamar-kamar diperiksanya. Keadaan rumah memberi kesan bahwa penghuninya berangkat tergesa- gesa. Rupanya melarikan diri.

Lantai kotor, di sana-sini berserakan botol-botol kosong dan sobekan kertas. Di antara benda-benda yang terdapat dalam kamar, Julian menemukan lima enam botol kosong yang tadinya berisi minyak. Di samping itu ia menemukan pula amplop berisi bubuk kristal berwarna putih. Julian membawa botol bekas tempat minyak dan amplop berisi kristal itu ke Prof. Doremus, seorang ahli kimia.

“Minyak croton”. Kata Doremus setelah menganalisis isi botol. “Suatu zat yang efektif sekali untuk cuci perut. Apa hubungannya dengan pengusutan soal asuransi”, ia melanjutkan sambil tertawa. Tetapi suasana lucu berubah menjadi serius setelah Doremus memberikan isi amplop. Bubuk kristal putih itu ternyata racun arsenikum. Rupanya Baum berminggu-minggu diberi minyak croton hingga menjadi seperti orang disentri, lalu akhirnya diracun, kata Julian kepada Prof. Doremus. Rupaya diracun oleh Emilie.

Segera detektif itu mengunjungi pemeriksa mayat New York County, Otto Schultze dan meminta kepadanya agar mayat Baum digali dan periksa, karena barangkali saja ia mati akibat pembunuhan. Dugaannya tidak meleset. Ketika dibedah, perut Baum ternyata penuh racun arsenikum. Schultze memberitahukan hasil pemeriksaan mayat ini kepada polisi. Sementara itu Julian belum mau minta bantuan polisi dan meneruskan sendiri penyelidikannya.

Ia kini ke Chicago untuk menemui pendeta yang menikahkan Joseph Baum dan Emilie Rathier, yaitu Frank Werner. Pendeta ini menyatakan bahwa Baum dan Emilie sebetulnya tidak termasuk lingkungan umat yang digembalakannya. Ia tak pernah mengenal mereka sebelumnya. Pada suatu hari lelaki dan wanita itu datang menghadapnya dan minta dinikahkan. Mereka membawa dua orang saksi. Menurut catatan dalam buku register perkawinan, dua saksi itu bernama August Wimmers dan William Reuter.

Masih menurut Frank Werner, alamat Emilie, Joseph Baum maupun dua orang saksi perkawinan itu sama, yaitu Twelfth Street 119, Chicago.

Setelah dicocokkan, alamat ini ternyata sama dengan alamat Baum seperti tercantum dalam keempat surat asuransinya.

Kini Julian mencapai rumah di Twelfth Street 119 Chicago itu. Ternyata bangunan yang terjadi dari beberapa apartemen. Penjaga pintu alamat tersebut tidak mengenal orang yang bernama Baum ataupun Wimmers. Ia hanya mengenai William Reuter dan Istrinya yang tinggal di apartemen sampai bulan Februari 1891.

Lukisan yang diberikan oleh penjaga pintu tentang Mrs. Reuter, persis sama dengan Emilie Baum seperti ia dilihat oleh pegawai Mutual Life yang menerima wanita itu ketika datang minta pembayaran asuransi almarhum suaminya.

Gambaran tentang duduk persoalan asuransi Joseph Baum dan hubungan lelaki ini dengan Emilie menjadi aneh. Dalam bulan Februari 1891 Emilie masih istri William Reuter dan sudah mengandung 4 bulan. Tetapi pada bulan itu juga pada suatu hari ia menikah dengan Joseph Baum Dan Reuter rela saja istrinya kawin dengan Baum. Ia bahkan menjadi saksi dari perkawinan itu, dan kemudian menemui bekas istrinya berbulan madu dengan suaminya yang baru.

Sungguh aneh. Bisa disusun teori bahwa Baum psikis lemah dan teramat dungu hingga mudah dipermainkan oleh Reuter. Tetapi kesan tolol sama sekali tidak diberikan oleh orang ini, yang mengasuransikan diri pada 4 perusahaan asuransi. Teori lain yang dapat disusun ialah bahwa Baum mengasuransikan diri dengan maksud menipu. Dalam hal ini, mengapa ia membiarkan diri disuapi minyak croton terus menerus selama tiga empat minggu?

Julian masih beberapa hari singgah di Chicago tanpa mendengar sesuatu tentang Emilie, Reuter ataupun Wimmers. Kemudian ia kembali ke New York dan segera mengirimkan surat edaran kepada instansi-instansi penegak hukum di seluruh negara dengan disertai kisah pembunuhan Baum dan gambaran tentang tiga oknum yang erat hubungannya dengan peristiwa itu.

Beberapa bulan berlalu tanpa ada perkembangan sedikitpun. Tapi pada pertengahan bulan Oktober akhirnya tercium jejak William Reuter. Ketika itu Julian menerima kawat dari komandan polisi Baltz dari Toledo di Ohio, mengabarkan bahwa ia sedang mencari seorang pembunuh bernama Hugo Wayler yang mencoba menipu perusahaan asuransi Equitable Life Assurance Society tapi gagal. Pembunuh ini mirip sekali dengan William Reuter seperti dilukiskan oleh Julian dalam surat edarannya. Melihat cara-cara penipuan, kemungkinan besar Reuter dan Wayler adalah satu oknum yang sama.

Julian kini berangkat ke Toledo untuk menemui komandan Baltz. Di sana Baltz membeberkan perkara pembunuhan yang sedang diusutnya.

Dalam bulan Mei — dua minggu setelah peristiwa peracunan Baum, seorang bernama Wayler menyewa kamar di hotel Detroit sebagai penghuni sementara. Pada suatu hari dalam bulan yang sama, Wayler menanyakan pada Equitable Life Assurance tentang syarat-syarat asuransi, karena ia bermaksud mengasuransikan Miss Mary Neiss. Wanita muda yang tinggal sehotel dengannya ini, katanya tunangannya.

Miss Neiss jadi diasuransikan. Menurut keterangannya sendiri Miss Neiss berumur 28 tahun dan dilahirkan di South Bend, Indiana. Beberapa minggu setelah polis keluar, perusahaan Equitable menerima berita dari Miss Neiss bahwa ia pindah ke Daw Street 854, Toledo, dan bahwa Wayler, tunangan dan ahli waris asurannya pun tinggal di alamat yang sama.

Empat bulan setelah itu. tanggal 11 Oktober, Wayler melaporkan kematian Miss Neiss pada kantor cabang Equitable di Toledo, dan minta pembayaran uang asuransinya sebanyak $ 5 ribu.    

Perusahaan asuransi merasa perlu mengadakan pemeriksaan yang seksama sebelum membayarkan uang itu. la minta agar makam Miss Neiss digali lagi. Ketika peti jenazah dibuka, almarhumah ternyata bukan Miss Neiss.

“Ini pasti kekeliruan tukang kubur yang salah tunjuk. Baiklah soal ini saya urus dulu. Kita bertemu lagi di sini besok, setelah mendapat kepastian tentang tempat makam Mary”, kata Wayler yang tampak gugup.

Hari berikutnya Wayler tidak muncul. Dan petugas pemakaman menyatakan bahwa tak mungkin ada kekeliruan. Wanita yang dikubur ditempat itu dinyatakah oleh familinya bernama Mary Neiss. Kini Equitable Assurance merasa perlu mengadakan pemeriksaan jenazah. Dan ternyata wanita yang katanya bernama Mary Neiss itu mati akibat peracunan dengan arsenikum. Sementara itu Wayler sudah menghilang.

Julian tadinya mengira bahwa Mary Neiss sama dengan Emilie Baum. Tetapi dari lukisan yang diberikan oleh komandan Baltz, jelas bahwa almarhumah bukan Emilie Baum, Mary Neiss berambut coklat (Emilie pirang) dan terang tidak hamil dan tidak pula memperlihatkan bekas-bekas baru saja melahirkan anak (Eimilie menurut perhitungan baru saja beranak).

Langkah berikutnya yang diambil Julian jalah mencari alamat Miss Neiss di Daw Street 854, Toledo. Alamat ini ternyata sebuah pondok kecil. Dari para tetangga ia mendapatkan keterangan berikut.

Wayler dulu tinggal di situ dengan seorang wanita berambut pirang yang sedang mengandung dan seorang pembantu rumah tangga. Wanita berambut pirang itu kemudian melahirkan. Menurut keterangan Wayler kepada para tetangganya, wanita ini adik kandungnya yang ditinggal mati suaminya.

Mengenai pembantu rumah tangga, para tetangga Wayler menyatakan, bahwa wanita ini tak tinggal lama di Daw Street 854. Pada suatu hari ia tiba-tiba pergi dan digantikan oleh pembantu lain. Dan pembantu kedua inilah yang meninggal.

Tak lama setelah pembantu rumah tangga itu meninggal. Wayler dan “adik kandung”nya serta bayinya, meninggalkan Daw Street 854.

Julian mempunyai dugaan kuat bahwa Wayler dan Reuter adalah oknum yang sama. Sedangkan “adik kandung” lelaki ini tak lain daripada Emilie Baum. Rupanya Wayler semula bermaksud membunuh pembantunya yang pertama — Miss Neiss yang sebenarnya. Tetapi pembantu pertama ini, entah karena apa, pada suatu hari pergi meninggalkan majikannya. Dan sang majikan terpaksa mencari “Mary Neiss” kedua untuk dapat melaksanakan rencana menipu Equitable Assurance.

Seperti disebutkan di atas, Mary Neiss menyatakan berasal dari South Bend, Indiana. Julian pergi ke tempat ini dan berhasil menemukan orangtua Mary Neiss. Dari mereka ia mendapatkan gambaran berikut tentang hubungan gadis itu dengan Wayler, majikannya.

Mary memang pembantu rumah tangga Wayler. Tapi pada suatu ketika Wayler jatuh hati kepadanya dan berniat menikahinya. Mary tadinya bersedia menjadi istrinya, tetapi kemudian berkenalan dengan sahabat Wayler yang bernama Carl Muller. Mary jatuh cinta pada Muller dan melarikan diri dengannya. Mary pernah mengajak tunangannya mampir di rumah orang tuanya.

“Muller berperawakan tinggi, cakap, hanya hidungnya pernah patah”, kata orangtua Mary Neiss. “Mary dan tunangannya mengatakan akan pergi ke Chicago dan menikah di sana. Tetapi sejak keberangkatannya dengan Muller, Mary tak pernah menulis surat lagi.”

Jelas bahwa Carl Muller sama dengan August Wimmers. Jadi dari tangan Reuter alias Wayler, Mary jatuh ditangan Wimmers yang tentu juga ingin membunuhnya untuk mendapatkan uang asuransi.

Tanpa memberitahukan siapa sebenarnya Muller, Julian berpesan kepada orang tua Mary agar memberitahunya secepat mungkin apabila ada kabar dari anaknya.

Lebih dari 6 bulan berlalu tanpa ada titik terang dalam pengusutan ini. Sampai akhirnya dalam bulan Mei 1893 datang telegram dari orangtua Mary Neiss, yang mengatakan bahwa tanggai 29 April 1893 gadis ini telan menikah dengari Carl Muller dan mereka kini tinggal di Twenty Fourth Street 324, Chicago.

Julian seketika itu juga berangkat ke Chicago. Dengan bantuan polisi setempat ia menggerebek rumah Carl Muller. Orang ini memang ternyata identik dengan Agust Wimmers, sedangkan istrinya adalah Mary Neiss yang sebenarnya.

Muller alias Wimmers tak lagi dapat berkutik dan terpaksa membeberkan seluruh persoalan.

Bersama dengan Gustave Joseph Baum, Mr dan Mrs Reuter, ia memang mengadakan komplotan untuk menipu perusahaan-perusahaan asuransi. Dengan tujuan ini mereka berempat meninggalkan Chicago menuju New York, yaitu setelah Baum mengasuransikan diri pada 4 perusahaan.

Baum nama palsu. Nama sebenarnya Ludwig Brandt. Perkawinannya dengati Mrs. Emilie Reuter dilangsungkan dengan tujuan penipuan. Rencana semula ialah, di New York Baum akan berpura-pura sakit. Untuk itu ia minum minyak croton selama beberapa minggu. Seorang dokter diundang dan kepadanya diberikan kesan, seolah-olah penyakit Baum makin parah dan akhirnya “meninggal”: Sebagai bukti, Reuter akan mencari mayat melalui koneksi-koneksinya di beberapa rumah sakit — kata Reuter. Mayat itu akan dinyatakan sebagai mayat Joseph Baum.

“Itu rencana semula. Tetapi akhirnya, di luar pengetahuan Emilie dan saya tiba-tiba Reuter merubah rencana. Baum sungguh dibunuhnya dengan racun arsenikum”, kata Muller.

Kemudian komplotan mengalami kesulitan. Sepulangnya dari kantor Mutual Life, Emilie mengatakan bahwa perusahaan ini rupanya akan mengadakan penyelidikan karena merasa curiga. Bertiga, Reuter, Emilie dan Muller melarikan diri dari New York. Reuter dan istrinya ke Toledo sedangkan Muller kembali ke Chicago. Beberapa bulan kemudian, Muller mengunjungi Reuter di Daw Street 854, Toledo, untuk mengambil bagiannya dari keuntungan hasil penipuan.

“Pada waktu itulah saya bertemu dengan Mary Neiss. Saya suka padanya. Dalam kunjungan itu saya mendengar bahwa Mary telah diasuransikan oleh Reuter. Saya tahu, ini berarti ia akan dibunuh. Saya memang penipu, tetapi tak pernah saya tega membunuh seseorang. Dan saya tidak rela Mary dibunuh. Maka saya berusaha merayu dan memikatnya. Ini berhasil dan berdua kami melarikan diri.”

“Tadinya saya sama sekali tak bermaksud mengawininya. Tapi lama-lama saya jatuh cinta padanya. Akhirnya kami kawin pada bulan April yang lalu”.

Muller ditahan. Dalam penjara ia memberikan pengakuan lebih jauh. Ia menyatakan bahwa William Reuter dan Wayler keduanya adalah nama palsu. Penjahat ini sebenarnya seorang dokter. Nama sesungguhnya Dr. Henry C.F. Meyer.

Sungguh tak terduga oleh Julian dan polisi Chicago bahwa mereka akan berurusan dengan dokter pembunuh ini. Dr. Meyer beberapa tahun sebelum itu dikenal umum sebagai “tokoh” perkara pembunuhan yang menggemparkan. Ia lulusan sekolah kedokteran Chicago tahun 1873. Lima tahun kemudian ia menikah, tetapi istrinya yang ia asuransikan mahal, meninggal 12 bulan setelah perkawinan itu.

Dr. Meyer kemudian Bersahabat erat dengan keluarga Gederman yang kaya raya. Rumahnya tak jauh dari tempatnya buka praktek. Meyer menikah dengan jandanya. Ini terjadi pada tahun 1881. Mrs. Gederman membawa 2 orang anak almarhum suaminya. Harta kekayaan Mr. Gederman nanti jika tentu akan jatuh pada dua anaknya ini. Tapi ini tak terjadi karena 6 bulan setelah Mrs. Gederman menikah dengan Dr. Meyer, kedua anaknya meninggal — katanya karena kecelakaan ketika sedang mandi.

Kematian anggota Keluarga Gederman secara berturut-turut itu membuat pihak berwajib curiga. Meyer ditahan dengan tuduhan membunuh anak kedua almarhum Mr. Gederman. Karena permainannya, pengadilan membebaskannya dari tuduhan. Tapi istrinya yang merasa tak puas dengan putusan pengadilan itu minta cerai. Izin praktek Dr. Meyer kemudian juga dicabut oleh penguasa yang meragukan kejujuran dokter ini. Sejak itulah Dr. Meyer menghilang, entah kemana, sampai Carl Muller membuka tabir rahasia.

Tindakan cepat perlu segera diambil sebelum Dr. Meyer menerkam korban lagi. Usaha untuk menemukannya dipermudah dengan datangnya sepucuk surat dirumah Muller. Surat itu berasal dari Dr. Carl Shaffer, Clifford Street 123, Detroit. Isinya: Dokter ini ingin meminjam uang dari Muller untuk mengasuransikan seseorang yang akan menghasilkan keuntungan besar sekali. Dalam surat tersirat dengan jelas bahwa Dr. Shaffer termaksud membunuh orang itu.

Julian seketika itu juga kirim kawat kepada polisi Detroit. Bersama mereka ia menggerebek rumah di Clifford Street, dan berhasil menangkap si kumis merah Reuter, alias Wayler, alias Dr. Carl Shaffer yang nama sebenarnya adalah Dr. Meyer. Dengan Emilie yang menggendong anaknya yang baru berumur satu tahun, Meyer dimasukkan ke dalam penjara. Suami istri ini bersama Baum dituduh melakukan pembunuhan. Tetapi karena pengakuan Muller yang tampaknya jujur, akhirnya yang diajukan di pengadilan hanya Dr. Meyer saja.

Proses yang berlangsung pada bulan Desember 1893 ini gagal karena seorang juri sakit. Dalam bulan Mei 1894 diadakan proses lagi.

Entah karena apa, keputusan juri lunak. Dr. Meyer hanya dianggap bersalah melakukan pembunuhan “in the second degree”, — pembunuhan dengan sengaja tapi tidak direncanakan matang sebelumnya. Hakim Smyth marah-marah mendengar keputusan juri yang baginya tak masuk akal itu. “Kalau ada seseorang pembunuh yang pantas mendapatkan hukuman mati, Meyer-lah orangnya”, katanya mengecam para juri.

Hakim Smyth tak dapat menyimpang dari keputusan juri. Tapi ia menjatuhkan hukuman terberat yang dapat dijatuhkan menurut undang-undang yaitu: penjara seumur hidup.

(Charles Boswell & Lewis Thompson)

Baca Juga: Dalang dalam Selimut Pengawalan

 

" ["url"]=> string(78) "https://plus.intisari.grid.id/read/553835199/kematian-dalam-suasana-bulan-madu" } ["sort"]=> array(1) { [0]=> int(1691169738000) } } }