array(3) {
  [0]=>
  object(stdClass)#57 (6) {
    ["_index"]=>
    string(7) "article"
    ["_type"]=>
    string(4) "data"
    ["_id"]=>
    string(7) "3246981"
    ["_score"]=>
    NULL
    ["_source"]=>
    object(stdClass)#58 (9) {
      ["thumb_url"]=>
      string(113) "https://asset-a.grid.id/crop/0x0:0x0/750x500/photo/2022/04/21/7_thumbnail-intisariplus-sejarah-20220421054600.jpg"
      ["author"]=>
      array(1) {
        [0]=>
        object(stdClass)#59 (7) {
          ["twitter"]=>
          string(0) ""
          ["profile"]=>
          string(0) ""
          ["facebook"]=>
          string(0) ""
          ["name"]=>
          string(13) "Intisari Plus"
          ["photo"]=>
          string(0) ""
          ["id"]=>
          int(9347)
          ["email"]=>
          string(22) "plusintisari@gmail.com"
        }
      }
      ["description"]=>
      string(103) "Pengakuannya sebagai mata-mata ganda ternyata tak bisa menyelamatkan Kolonel Uni Soviet Oleg Penkovsky."
      ["section"]=>
      object(stdClass)#60 (7) {
        ["parent"]=>
        NULL
        ["name"]=>
        string(7) "Histori"
        ["description"]=>
        string(0) ""
        ["alias"]=>
        string(7) "history"
        ["id"]=>
        int(1367)
        ["keyword"]=>
        string(0) ""
        ["title"]=>
        string(23) "Intisari Plus - Histori"
      }
      ["photo_url"]=>
      string(113) "https://asset-a.grid.id/crop/0x0:0x0/945x630/photo/2022/04/21/7_thumbnail-intisariplus-sejarah-20220421054600.jpg"
      ["title"]=>
      string(28) "Pedagang dan Mata-Mata Hebat"
      ["published_date"]=>
      string(19) "2022-04-24 16:51:05"
      ["content"]=>
      string(24092) "

Intisari Plus - Pengakuannya sebagai mata-mata ganda ternyata tak bisa menyelamatkan Kolonel Soviet Oleg Penkovsky. Menentang pemerintahnya bukan karena dia anasionalis, tapi karena alasan anti-komunis.

---------------------------------------

Menjadi mata-mata adalah permainan dalam kesendirian; dibutuhkan keberanian serta kesabaran yang sangat tinggi. Banyak mata-mata menghabiskan malam yang panjang tanpa bisa tidur nyenyak, terus bertanya-tanya kapan penyamarannya akan terbongkar, dan nasib buruk apa yang akan menimpanya jika dia berkhianat atau menyerahkan diri. Seorang mata-mata yang dikirim untuk membuka rahasia negara musuh, punya masalah besar. Tapi mata-mata yang meninggalkan negaranya sendiri dan bekerja untuk negara asing dapat dipastikan menerima siksaan bahkan sampai pada kematian jika ketahuan.

Oleg Penkovsky sama seperti orang lainnya. Dia bertubuh tinggi dan tampan, dengan sikap serta kesopanan aristokrat yang tidak biasa di kalangan komunis Uni Soviet. Pada 1960 dia adalah seorang Kolonel di GRU—Dinas Intelijen Militer Soviet. Karena pangkatnya, dengan mudah dia bepergian ke sekitar Kremlin, benteng Moskwa—seperti markas beir pemerintah, dan memiliki akses yang tak terhitung jumlahnya ke rahasia-rahasia militer. 

Penkovsky memandang dunianya dengan menganggap remeh rahasia. Ayahnya dulu adalah pegawai di dinas ketentaraan Czar, dan berperang melawan komunis dalam perang sipil Rusia. Perlawanan keluarganya terhadap peraturan baru Rusia tampaknya menurun padanya. Lebih dari tiga tahun dia mulai membenci rezim yang dilayaninya, dan menjuluki pemimpin Soviet, Nikita Krushchev, sebagai seorang petani bodoh.

Saat itu dunia tengah memasuki era yang dikenal sebagai Perang Dingin. Meskipun sesungguhnya tidak berperang, ada ketegangan antara komunis Uni Soviet dan negara-negara kapitalis barat, macam Amerika Serikat dan Persemakmuran Inggris, yang menimbulkan rasa saling curiga. Kedua belah pihak membangun kekuatan nuklirnya dan berperang lewat propaganda dan ancaman. Penkovsky yakin negaranya merencanakan meluncurkan senjata nuklir untuk melawan musuh kapitalisnya; dan semakin dia memikirkannya, semakin dia mencari cara untuk menjatuhkan pemimpinnya.

Bagaimanapun, sebagai orang muda, Penkovsky adalah contoh produk dari sistem Soviet. Dia mengikuti pendidikan di Frunze Military Academy di Moskwa, tempat dia diangkat menjadi anggota GRU—organisasi yang hanya menerima orang-orang terbaik. Misi pertamanya menjadi mata-mata di Ankara, Turki, pada 1955. Dia menyamar sebagai atase militer di Kedutaan Besar Uni Soviet. Turki adalah sekutu dari musuh terbesar Uni Soviet, yaitu Amerika Serikat.Turki bersebelahan dengan wilayah selatan Uni Soviet, dan pihak Soviet ingin mengetahui sebanyak-banyaknya tentang perlengkapan militer yang dimiliki Turki dan pangkalan militer Amerika yang beroperasi di sana. Penkovsky adalah seorang agen yang teliti dan dapat diandalkan. Dia melaksanakan instruksi yang disampaikan padanya melalui surat.

Penkovsky kembali ke Moskwa setelah setahun, untuk pelatihan lebih lanjut. Karena catatan sejarah keluarganya yang antikomunis, pada 1960 dia dipromosikan sebagai kolonel, meskipun dia lolos promosi untuk pangkat yang lebih tinggi. Walaupun demikian, dia tetap dipercaya untuk memimpin delegasi perdagangan Soviet ke London, dan di sana dia diharapkan dapat membentuk jaringan mata-mata Soviet.

Selama mengatur perjalanannya ke London, Penkovsky bertemu dengan seorang yang nantinya memberikan pengaruh besar terhadap hidupnya. Namanya Greville Wynne, seorang pengusaha Inggris.

Wynne, yang mewakili perusahaan pembuatan alat-alat elektronik Inggris, mengingat dengan jelas pertemuan dengan Penkovsky. Pada suatu sore di musim dingin, di ruang atas sebuah bangunan di Gorky Street 11, dekat Red Square Moskwa, Wynne mencoba membujuk agar mengizinkan kelompok pengusaha Inggris mengunjungi negara mereka. Ini bukanlah tugas mudah. Pada saat itu hubungan antara dua negara sangat tegang. Inggris adalah sekutu dekat Amerika. Kecurigaan yang sangat tinggi ada d kedua belah pihak. Bagaimanapun, hidup terus berjalan. Jika perdagangan—meskipun dalam skala kecil dapat dilakukan. mungkin akan memberikan keuntungan bagi kedua pihak. Di samping itu, baik perdagangan maupun delegan perdagangan, semua memberikan kesempatan bagi kedua pihak untuk melakukan operasi mata-mata. 

Wynne sebenarnya bukanlah mata-mata, tapi seperti pengusaha barat lainnya yang mengunjungi negara-negara komunis, dia diminta untuk memperhatikan segala hal yang mungkin berguna untuk Dinas Rahasia Inggris. Wynne merasa senang dapat membantu sebagai intelijen Inggris selama Perang Dunia II.

Pertemuan yang tampaknya berjalan dengan baik itu terjadi pada suatu hari saat musim dingin di Moskwa. Wynne telah menghabiskan lima tahun hidupnya menjual alat elektronik di Uni Soviet dan negara-negara komunis lain di bagian utara Eropa. Dia dikenal banyak orang yang sedang berunding di tempat itu, dan menurutnya, mereka memercayainya. Menjelang malam, kesepakatan dicapai. Dalam tradisi Rusia, sebotol vodka dikeluarkan, mereka melakukan toast untuk merayakan kesepakatan tersebut.

Setelah orang-orang selesai minum, mereka bersantai dalam percakapan yang penuh canda. Tapi perhatian Wynne tertuju pada satu orang yang tidak dikenalnya—pakaiannya lebih rapi dari yang lain, dan tampaknya memiliki kewibawaan yang mengagumkan. Dia minum sedikit dan tidak bergabung bersama dengan orang-orang lain yang sedang bersenda gurau di sekeliling meja. Orang itu adalah Oleg Penkovsky.

Penkovsky mungkin menjaga jarak dengan koleganya yang lebih junior, tapi sikapnya yang tidak tenang itu berhubungan dengan kecemasan yang sedang dirasakannya. Pada Agustus tahun itu, dia mengirimkan surat kepada Kedutaan Besar Amerika di Moskwa, menawarkan jasanya sebagai mata-mata. Empat bulan sudah berlalu, dan tidak ada respons. Tentu saja dia khawatir, bagaimana jika KGB—dinas polisi rahasia Soviet yang ditakuti—melakukan kegiatan mata-mata di kedutaan, dan pengkhianatannya ketahuan? Sebelumnya, pihak Amerika sangat senang dengan penawarannya, tapi mereka tidak menemukan cara yang aman untuk menghubunginya. Mungkin, pikir Penkovsky, Wynne atau salah satu koleganya dapat memberikan kesempatan untuk berhubungan dengan pihak barat.

Sebulan kemudian, Desember 1960, Wynne dan serombongan pengusaha Inggris tiba di Moskwa dalam rangka perjalanan bisnis seperti yang sudah diatur di Gorky Street. Penkovsky adalah pejabat pemerintah yang akan mendampingi mereka dan dia sedang menunggu untuk menyambut mereka.

Di waktu-waktu yang mereka habiskan bersama, Wynne mengamati Penkovsky dengan cermat. Dia yakin orang Rusia itu tengah memikirkan sesuatu, tapi Sang Kolonel memilih untuk tidak menceritakan padanya. Sebagai gantinya, da mendekati pengusaha Inggris lainnya yang selalu menolak untuk membawa pesan-pesan yang disampaikan Penkovsky.

Ini tidaklah mengejutkan—orang-orang barat yang bersamanya dalam perjalanan itu telah diperingatkan untuk berhati-hati terhadap pendekatan yang dilakukan orang-orang Rusia yang kelihatan ramah, karena dikhawatirkan mereka terjebak dalam rencana Rusia dan menjadi korban pemerasan. Penkovsky harus menunggu orang lain.

Wynne kembali ke Uni Soviet pada April 1961 untuk mengatur kunjungan balasan ke Inggris bagi pengusaha Soviet. Sekali lagi Penkovsky terlibat dalam perundingan, dan memberikan daftar nama pengusaha yang akan ikut serta dalam perjalanan tersebut pada Wynne. Namanya sendiri berada di urutan paling atas.

"Jadi Anda juga ikut, Kolonel?" tanya Wynne. Nada pertanyaannya meminta penjelasan lebih lanjut.

"Ya, Mr. Wynne," kata Sang Kolonel. Dia kemudian melihat sekeliling untuk melihat apakah ada orang lain yang mendengarkan, kemudian dia menurunkan suaranya, dan berbisik. "Tapi saya pergi ke London bukan untuk bersenang-senang. Saya ingin mengatakan banyak hal pada Anda."

Setelah itu, Penkovsky memberikan sebuah amplop tebal pada Wynne. Ketika dia kembali ke hotelnya, Wynne membuka paket itu, yang ternyata berisi penjelasan rinci mengenai Penkovsky dan kariernya, serta beberapa rahasia militer Soviet.

Penkovsky sudah memilih orang yang tepat. Ketika mereka bertemu di hari berikutnya, Wynne memberikan jalan. "Aku tahu orang yang bisa Anda ajak bicara," kata Wynne. "Aku akan mengatur pertemuan dengan mereka ketika Anda datang ke London."

Beberapa minggu kemudian Penkovsky tiba di London dengan delegasinya. Mereka dijamu oleh Organisasi Perdagangan Inggris lengkap dengan makan malam dan anggur. Mereka sangat menikmati perjalanan mereka, berbelanja, serta mengunjungi tempat-tempat wisata. Wynne bertindak sebagai pendamping mereka. Setiap malam, setelah semua koleganya pergi tidur, Penkovsky akan dibawa ke sebuah kamar di hotel tersebut. Di situ dia akan diperiksa oleh sebuah tim yang beranggotakan pejabat intelijen Inggris dan Amerika dari CIA dan MI6.

Mereka sungguh-sungguh percaya ini adalah keberuntungan. Di akhir minggu pertama, Penkovsky telah memberikan banyak informasi, mulai dari proyek persenjataan Uni Soviet hingga isi buku petunjuk telepon Kremlin. Dia juga terbuka tentang alasan keinginannya menjadi mata-mata untuk pihak barat, dan dia meyakinkan mereka bahwa motif utamanya adalah karena kekecewaannya terhadap rezim Soviet. Penkovsky mengatakan pada para interogator bahwa dia merasa punya tugas untuk ikut menciptakan perdamaian dunia. Dia juga mengatakan ingin menjadi warga negara Inggris Raya atau Amerika Serikat dan diterima sebagai kolonel dalam dinas ketentaraan mereka.

Baik pihak Inggris maupun Amerika sangat bersedia membantu. Dalam sebuah upacara yang khusus disiapkan untuknya, Penkovsky disumpah menjadi warga negara sekaligus kolonel dalam dinas ketentaraan Amerika maupun Inggris. Mereka semua berpikir Penkovsky adalah tangkapan yang luar biasa. Dia adalah penyusup di Kremlin dengan pangkat tinggi. Tampaknya dia lebih termotivasi oleh hati nuraninya dibandingkan ketamakan. Dia memang meminta bayaran untuk pekerjaannya, tapi sebenarnya semua itu hanya untuk mempersiapkan kehidupan barunya, yang setelah dipertimbangkan akan dihabiskan di Amerika Serikat, setelah masa tugasnya sebagai mata-mata selesai. Dia tidak meminta jumlah yang besar untuk informasi sensitif yang diberikan.

Bagaimanapun di balik semua keuntungan yang dapat diberikan, baik CIA maupun M16 memiliki ketidakcocokan dengannya. Tidak ada yang meragukan kesungguhan hatinya, atau menyangka dia adalah agen ganda untuk Soviet, tapi beberapa idenya berisiko tinggi, bahkan tampak menggelikan. Contohnya, dia menyarankan untuk memasang beberapa bom atom berukuran kecil di Markas Militer Moskwa.

Karakternya juga mengkhawatirkan. Penkovsky tampak secara jelas memandang dirinya sebagai seorang pahlawan yang dapat mengubah sejarah dengan tangannya sendiri. Lebih dari semua itu, dia mengatakan pada mereka bahwa dia ingin diingat sebagai 'mata-mata terhebat sepanjang sejarah' Kesombongan bukanlah sebuah tanda yang baik.

Penkovsky dan delegasi perdagangannya kembali ke Moskwa pada Mei 1961, dan dia mulai menjalankan tugas sebagai mata-mata dengan sungguh-sungguh. Di Bandar Udara Moskwa, barang-barang bawaannya tidak digeledah. Da terhitung sebagai penumpang yang sangat penting, sehingga tidak perlu diganggu dengan penggeledahan yang bisa dianggap sebagai penghinaan. Semua berjalan baik. Pada suatu saat, dia menyembunyikan kamera Minox kecil dan gulungan film yang cukup untuk membuat ribuan jepretan foto.

Setelah menemukan akses menuju rahasia Uni Soviet yang paling sensitif, Penkovsky merencanakan perjalanan dagang lain untuk dirinya sendiri. Dia tiba di London pada Juli dan mengunjungi Paris pada September. Pada kedua kesempatan itu dia menemui pejabat Dinas Rahasia negara negara barat, untuk mencetak filmnya. Bersama dengan foto-foto itu, dia mengirimkan sekitar 5.000 dokumen yang sangat rahasia. Dia juga mengatakan pada penghubungnya, secara terinci, semua yang telah dipelajari selama hampir 25 tahun melayani tentara Soviet dan juga Dinas Intelijen. CIA dan MI6 tidak pernah tahu.

Selain perjalanan pribadi ke luar negri, Penkovsky secara rutin juga mengunjungi Wynne di Moskwa. Pengusaha Inggris ini bertindak sebagai kurir, mengirimkan film dari atau untuk Penkovsky dan tim CIA/MI6, dan membawa beberapa rol film baru untuk kamera Minox. Ketika Wynne tidak ada, Penkovsky diminta untuk menghubungi Janet Chisholm, istri pejabat Kedutaan Besar Inggris di Moskwa. Sebuah pertimbangan keamanan yang mengejutkan. Seperti semua pejabat kedutaan besar, suami Janet Chisholm berada di bawah pengawasan KGB, tapi Janet tidak dianggap memiliki risiko keamanan, sehingga bebas datang dan pergi.

Janet bertemu Penkovsky di sebuah taman di Moskwa dengan membawa tiga anaknya yang masih kecil. Mereka pura-pura bertemu secara kebetulan, Penkovsky berbincang dengan biasa dan ramah bersama Janet dan anak-anaknya, kemudian memberikan sekantung permen rasa buah untuk mereka. Jika ada orang dari KGB yang mengawasi mereka, akan terlihat sebagai pertemuan dan canda tawa yang tidak berbahaya, tapi sebenarnya, kantong itu berisi film dari kamera Minox yang siap diproses.

Permainan yang berisiko ini terus berlanjut hingga musim dingin lewat. Penkovsky bertemu Janet Chisholm lebih dari sepuluh kali, tapi pada akhir Januari 1962 dia menyadari bahan dirinya sedang diikuti. Yang tidak diketahuinya ialah bahwa seorang Amerika bernama Jack Dunlap, yang bekerja untuk National Security Agency, gabungan organisasi intelijen di Amerika, sedang melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan (lihat "Sersan Playboy", di halaman lain buku ini). Dunlap melaporkan pada KGB bahwa Penkovsky telah membocorkan rahasia pada Amerika.

Dalam perjalanan Wynne berikutnya ke Moskwa, dengan sangat khawatir Penkovsky mengatakan bahwa dia yakin KGB mengetahui sesuatu tentang dirinya. Wynne menyampaikan informasi ini. Baik CIA maupun MI6 memutuskan, inilah saatnya untuk mengeluarkan Penkovsky dari Moskwa. Tapi bagaimana mereka melakukannya? Ada rencana untuk mengeluarkannya dari bandara Moskwa dengan memasukkannya dalam sebuah paket. Bahkan sempat juga diusulkan untuk menjemputnya dengan kapal selam di perairan Baltic. Sementara dinas keamanan barat sibuk memikirkan cara mengeluarkannya, Penkovsky semakin cemas, terutama ketika permohonannya untuk bepergian ke luar negeri ditolak, sebuah tanda yang meyakinkan bahwa dia sedang dicurigai.

Wynne terbang ke Moskwa untuk misi perdagangan yang lain. Pada suatu malam ketika baru sampai di hotel, dia menyadari kopornya telah digeledah. Ternyata KGB mencurigainya juga. Tiga hari kemudian, dia merencanakan pertemuan dengan Penkovsky, makan malam di sebuah restoran. Ketika dia sampai di restoran itu, dia sadar tengah diawasi oleh dua orang. Tidak lama kemudian Penkovsky sampai di tempat itu, tapi mereka tidak menemukan meja kosong. Penkovsky berbalik dan pergi, menunggu Wynne di luar. Kedua orang ini segera memberikan laporan singkat dalam percakapan yang sangat terburu-buru.

"Kau sedang diikuti. Kau harus pergi besok, dengan penerbangan pertama," kata Penkovsky, yang kemudian menghilang.

Wynne berbalik kembali ke hotelnya, dan dengan tergesa-gesa berjalan ke arah dua lelaki yang mengawasi dirinya. Dua orang itu terkejut ketika menyadari tengah berhadapan dengan orang yang sedang diburu, dan mereka segera menjauh. Pagi harinya, Wynne segera menuju ke bandara. Dia sama sekali tidak mengerti. Ini adalah sebuah situasi yang sangat aneh baginya sebagai seorang pengusaha yang memutuskan untuk menceburkan diri ke dalam kegiatan mata-mata kecil-kecilan. Penkovsky juga ada di sana untuk melepas kepergiannya, dan menyampaikan permohonan dengan suaranya yang terdengar sangat putus asa.

"Katakan pada teman-temanku, aku harus segera keluar dari sini, sangat segera. Aku akan terus mencoba bergerak tapi ini sangat berbahaya."

Wynne memutuskan bahwa kembali ke Uni Soviet sangatlah berbahaya untuknya, tapi di musim gugur tahun 1962 dia mengikuti iring-iringan truk gandeng yang mengangkut mobil-mobil yang akan dipamerkan berkeliling di beberapa pusat pameran perdagangan di negara-negara komunis di Eropa Barat. Pada 2 November dia berada di Budapest, ibukota Hungaria. Dia menghabiskan malam yang indah dengan mengajak calon-calon pelanggan makan malam di restoran mahal, lalu kembali ke truknya. Di sinilah hidupnya tiba-tiba berubah.

Empat laki-laki keluar dari kegelapan. Semuanya gemuk dan pendek, menggunakan pakaian dan topi yang sama berwarna gelap. Mereka terlihat seperti pemain teater, tapi yang mereka lakukan jauh dari menghibur. Mereka mencengkeram lengan Wynne dan mendorongnya ke kursi belakang mobil. Wynne berteriak minta tolong, tapi sebuah tinju yang keras menghantam ginjalnya, seolah mengambil seluruh napas dari tubuhnya. Sebuah tongkat besi dihantamkan ke kepalanya dan dia merasa selembar kain hitam jatuh menutupinya.

Saat Wynne siuman, dia sudah berada di kantor polisi. Dunia seolah-olah berputar di depan matanya, dan dia kembali jatuh pingsan selama beberapa hari. Dia lalu dibawa ke Lubyanka, Markas Besar KGB di Moskwa, penjara yang paling ditakuti di Uni Soviet.

Di sini, KGB berusaha menghancurkan nyali Wynne. Dia diberi sebuah tempat tidur tanpa kasur dan selimut. Sebuah drum dari besi diletakkan di sisi lain dalam selnya, untuk digunakan sebagai toilet. Meskipun saat itu sedang musim dingin, penjaga penjara sesekali mengambil selimutnya. Begitu dinginnya sehingga tubuhnya serasa membeku jika menyentuh kerangka tempat tidurnya yang terbuat dari besi.

Tapi ternyata semua acara makan siang bisnis dan malam malam yang dilaluinya dengan menghibur klien, tidak membuat mantan intelijen di masa perang ini menjadi lemah. Wynne terbentuk sebagai orang yang keras, dan sungguh mengerti apa yang sedang dilakukan oleh orang-orang yang menangkapnya. Dia terus bertahan mengatakan tidak melakukan kesalahan apapun, dan tetap menjaga cerita karangannya, dengan menyatakan bahwa dia adalah korban penipuan, yang tidak menyadari bahwa selama ini dia sudah menolong Dinas Rahasia Inggris. Meskipun telah melewati semua siksaan yang menyakitkan, dia tetap menolak untuk menandatangani surat pengakuan.

KGB sudah menangkap Penkovsky pada Oktober 1962, sebulan sebelum Wynne diculik. Kedua orang itu saling berpandangan untuk terakhir kali dalam persidangan mereka pada Mei 1963. Persidangan ini dimaksudkan sebagai pameran keadilan Soviet. Diselenggarakan di ruang pengadilan yang sangat luas, sang hakim duduk di bawah palu dan sabit berwarna merah dan emas yang sangat besar—lambang Uni Soviet. Kamera berputar dan para wartawan menulis dengan cepat ketika Penkovsky dan Wynne berdiri di tempat saksi.

Hakim memberikan keputusan. Wynne dijatuhi hukuman delapan tahun penjara. Sebagai warga negara Soviet dan seorang pengkhianat, Penkovsky tentu akan dijatuhi hukuman yang jauh lebih berat.

"Oleg Vladimirovich Penkovsky," sang hakim mengumumkan dengan suara lantang di tengah keheningan pengunjung sidang yang menunggu keputusannya, "dinyatakan bersalah atas pengkhianatannya terhadap ibu pertiwi. Dijatuhi hukuman mati, dan semua harta miliknya disita oleh negara."

Siksaan berat yang diberikan para interogator pada Penkovsky di hari terakhir hidupnya hanya dapat dibayangkan. Bagaimana nasib Penkovsky sebenarnya, sampai sekarang tetap menjadi sebuah misteri. Terdengar desas-desus, ketika KGB berusaha menguras semua informasi darinya, mereka membawa kolonel itu ke ruang bawah tanah dan memasukkannya secara perlahan-lahan ke dalam ruang pembakaran, dimulai dari kakinya. Mungkin itu hanyalah sebuah cerita untuk menakut-nakuti pejabat tinggi Soviet yang mulai berpikir untuk mengkhianati negaranya. Tapi, bisa juga cerita itu benar...

 

Kelanjutannya

Setelah persidangan, Wynne dikembalikan ke Lubyanka yang menyeramkan. Perlakuan para petugas di sana sangatlah kejam, hingga suatu saat dia pernah harus dibawa ke rumah sakit akibat kelaparan. Kemudian, pada April 1964, tiba-tiba dia diseret keluar dari selnya dan dinaikkan ke kereta-api, kemudian dilanjutkan dengan pesawat. Dia tidak tahu akan dibawa ke mana.

Suatu pagi, pukul 05.15. pada 22 April 1964, sebuah mobil Mercedes berwarna kuning membawa Wynne ke Checkpoint Heerstrasse, di sisi timur perbatasan antara Berlin Barat dan Timur. Pada saat yang sama, sebuah Mercedes hitam berhenti di sisi bagian barat. Seseorang melangkah keluar, Konon Molody, mata-mata Soviet yang dikenal dengan nama samara Gordon Lonsdale (baca juga "Lelaki Penuh Pesona" halaman lain dalam buku ini). Dia juga tertangkap dan dipenjara, dan sekarang akan ditukarkan dengan Greville Wynne. Dua orang ini berjalan melintasi perbatasan, ke arah berlawanan, menuju kebebasan masing-masing.

Pemerintah Inggris menolak mengakui Wynne sebagai mata-mata, dan tidak melakukan apapun untuk mengembalikan kehidupannya. Pihak Amerika memperlakukannya dengan lebih baik, mereka membayarnya $213.700 sebagai kompensasi atas penderitaan yang dia rasakan. Sayangnya, dia kehilangan sebagian besar uangnya dalam bisnis properti yang kurang berhasil.

Wynne menulis dua catatan tentang petualangannya. Kedua buku itu (The Man from Moscow, terbit 1967, dan The Man from Odessa, 1981), dikatakan mengandung banyak ketidaksesuaian cerita. Ia meninggal dunia pada 1990.

 

---

Nukilan dari buku:

TRUE SPY STORIES

Kisah Nyata Mata-Mata Dunia

Oleh Paul Dowswell & Fergus Fleming

 

" ["url"]=> string(73) "https://plus.intisari.grid.id/read/553246981/pedagang-dan-mata-mata-hebat" } ["sort"]=> array(1) { [0]=> int(1650819065000) } } [1]=> object(stdClass)#61 (6) { ["_index"]=> string(7) "article" ["_type"]=> string(4) "data" ["_id"]=> string(7) "3246648" ["_score"]=> NULL ["_source"]=> object(stdClass)#62 (9) { ["thumb_url"]=> string(113) "https://asset-a.grid.id/crop/0x0:0x0/750x500/photo/2022/04/20/2_thumbnail-intisariplus-sejarah-20220420075334.jpg" ["author"]=> array(1) { [0]=> object(stdClass)#63 (7) { ["twitter"]=> string(0) "" ["profile"]=> string(0) "" ["facebook"]=> string(0) "" ["name"]=> string(13) "Intisari Plus" ["photo"]=> string(0) "" ["id"]=> int(9347) ["email"]=> string(22) "plusintisari@gmail.com" } } ["description"]=> string(143) "Yevno Azef, mata-mata untuk polisi rahasia Rusia, menyamar di antara kelompok revolusionis di St. Petersburg. Sampai kapan dia dapat dipercaya?" ["section"]=> object(stdClass)#64 (7) { ["parent"]=> NULL ["name"]=> string(7) "Histori" ["description"]=> string(0) "" ["alias"]=> string(7) "history" ["id"]=> int(1367) ["keyword"]=> string(0) "" ["title"]=> string(23) "Intisari Plus - Histori" } ["photo_url"]=> string(113) "https://asset-a.grid.id/crop/0x0:0x0/945x630/photo/2022/04/20/2_thumbnail-intisariplus-sejarah-20220420075334.jpg" ["title"]=> string(21) "Agen Ganda untuk Czar" ["published_date"]=> string(19) "2022-04-24 16:37:00" ["content"]=> string(20700) "

Intisari Plus - Yevno Azef, mata-mata untuk polisi rahasia Rusia, menyamar di antara kelompok revolusionis di St. Petersburg. Sampai kapan dia dapat dipercaya?

---------------------------------------

Pada dekade sebelum masa revolusi komunis tahun 1917, Rusa memiliki andil yang lebih besar. Banyak revolusionis fanatik yang bersedia mengorbankan hidupnya untuk mengembangkan apa yang mereka anut. Ada dukungan dari Kerajaan Rusia, yang juga bersiap menghadapi segala ancaman bagi posisi mereka.

Dalam situasi seperti ini selalu ada orang berdarah dingin yang mencoba mengambil keuntungan. Sosok seperti Yevno Azev dideskripsikan seorang penulis biografi sebagai "orang dengan karakter yang paling menyedihkan dalam sejarah revolusi Rusia", dia suka mengkhianati dan menghancurkan orang-orang yang menghalangi langkahnya. Tidak seperti mata-mata lainnya, yang termotivasi oleh moral atau pendirian yang kuat, Azev hanya memperhatikan satu hal: uang.

Kisahnya berawal dari Provinsi Grodniensky, Rusia—pada tahun 1869. Lahir dari orangtua Yahudi yang miskin, Azev, seperti semua Yahudi-Rusia, menghadapi hidup penuh siksaan. Meskipun hidup dalam kemiskinan, Azev muda sangat cerdas dan berhasil di sekolahnya. Tapi sejak dia meninggalkan rumah pada 1890, hidupnya jadi tidak menentu, dan dia berpindah-pindah dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain. Seperti anak muda yang lain, dia menceburkan diri dalam politik sayap kiri, dan pada 1892 dia menandatangani manifesto politik yang mencela penguasa Rusia, The Czar. Hal sampai ke telinga Okhrana, dinas polisi rahasia yang ditakuti. Ketika Okhrana mulai menangkapi semua orang yang menandatangani dokumen tersebut, Azev terpaksa melarikan diri. Tujuan akhirnya adalah Karlsruhe, Jerman, tempat dia melanjutkan pendidikannya di universitas lokal di jurusan teknik elektro.

Banyak teman kuliah Azev yang juga pelarian dari Rusia Dia bergabung dengan sebuah kelompok yang bergerak di bidang politik, namanya Social Democratic Society. Di perkumpulan inilah dia bertemu dengan para pemuda yang berseberangan keras dengan rezim Czar, yang bersiap menyerahkan hidup mereka dalam perjuangan menjatuhkan Czar.

Karena kemiskinan dan penderitaan, Azev melakukan segala hal untuk mendapatkan uang. Dia menulis surat kepada Dinas Kepolisian Rahasia Okhrana, menawarkan diri untuk mata-matai para mahasiswa revolusionis ini. Pihak Okhrana menguvestigasi Azev dan menyukainya. Laporannya berbunyi: 

"Dia cerdas dan pandai membuat tipuan. Dapat diasumsi kan bahwa kerakusannya terhadap uang dan kebutuhannya saat ini membuatnya sangat bersemangat menjalankan tugasnya."

Penilaian yang sangat tepat. Azev mulai menerima gaji—50 rouble dalam sebulan—yang dapat membuatnya hidup dalam kenyamanan. Pintarnya, dia menimbun sebagian besar pendapatannya dan tetap menjalani hidup dengan sangat sederhana. Ketika menggunakan uang itu, dia mengatakan pada teman-teman mahasiswanya bahwa dia menerima bantuan dari yayasan Yahudi untuk membiayai pendidikannya.

Dengan berada di dua pihak yang berbeda, karir Azev terus meningkat. Dalam perkumpulannya, dia mengambil posisi penting tentu saja dibayar tinggi—mengorganisasi dan mengkoordinasi berbagai kelompok revolusionis yang anti-Czar yang mengasingkan diri hingga ke Eropa. Dalam perjalanannya dia menyeberang ke organisasi lain yang bahkan lebih radikal, namanya Union of Social Revolutionaries, dan dia bergabung dengan mereka. Selama perjalanan dan s negara ke negara lain, dia mengirimkan berkas-berkas informasi yang cukup banyak kepada Okhrana tentang musuh-musuh Czar yang mengasingkan diri ke Eropa

Karena sangat terkesan dengan laporan Azev, kepala Okhrana, namanya S.V. Zubatov, memberikan perhatian khusus. Dia mengakui Azev adalah orang yang sangat lick dan tidak bermoral—banyak orang yang seperti dia, sebenarnya—dan dia ingin membuat lebih banyak lagi agen-agen bernilai tinggi seperti dia. Yang ada dalam pikirannya adalah menggunakan Azev sebagai agen provokator—seorang yang bekerja dalam kelompok revolusionis, membujuk mereka untuk melakukan aksi kekerasan, sehingga mereka dapat didiskreditkan atau dihukum. Zubatov akan membayar Azev lebih dari yang lain sehingga dia merasa sangat aman dengan loyalitasnya.

Atas perintah Zubatov, Azev kembali ke Rusia pada 1901 dan diberi uang untuk pindah ke Moskwa agar dapat bergaul dengan revolusionis anti-Czar. Dia menjadi anggota yang terkenal dan dipercaya dalam kelompok yang disebut Social Revolutionaries, dan segera memberikan informasi terinci kepada Okhrana tentang pemimpin-pemimpin kelompok ini, dan lokasi percetakan rahasia yang digunakan untuk mencetak pamflet dan juga poster revolusionis. Percetakan itu disita, dan perangkapan mulai dilakukan, tapi tidak ada kecurigaan pada Azev. Social Revolutionaries justru menyalahkan manajemen yang buruk sebagai penyebab kesialan ini dan mengangkat Azev untuk memperbaikinya. Pihak Okhrana sangat puas dan mereka melipatgandakan gajinya. Azev membalasnya dengan mengkhianati pimpinan organisasi ini. Setelah pimpinannya ditangkap, gaji Azev dinaikkan sepuluh kali lipat.

Social Revolutionaries memilih pemimpin baru, seorang muda yang berapi-api bernama Gershuni. Dia sangat mempercayai Azev, dan mereka bersama-sama membuat formasi pasukan teroris, yang dinamai Combat Section. Di sinilah Azev berperan sebagai agen provokator dengan sangat serius. Tugas pertama yang diberikan pada pasukan ini adalah pembunuhan terhadap Dimitri Sipyagin, Menteri Dalam Negeri Rusia.

Meskipun pada kenyataannya Azev adalah pegawai pemerintahan Czar, dia tidak menyesal sedikitpun ketika merencanakan pembunuhan terhadap salah satu menteri yang paling penting dalam pemerintahan. Lagi pula, cara apa yang dapat dilakukan untuk membuktikan loyalitasnya pada teman-teman revolusionis? Namun, dia tetap membayangkan bahwa pihak Okhrana pasti tidak akan terlalu suka jika salah agennya membunuh seorang menteri. Dia harus menipu mereka juga.

Jadi, dalam minggu ketika pembunuhan terhadap Sipyagin direncanakan, Azev melakukan perjalanan keluar Moskwa. Dengan cara ini dia dapat mengatakan pada Okhrana bahwa rencana diubah dan dia tidak punya waktu untuk mengubah alur cerita.

Pada 5 April 1902, seorang anggota Combat Section, seperti yang telah direncanakan sebelumnya, menuju ke kantor Menteri Dalam Negeri. Dia berpakaian seragam, lengkap dengan pedang dan pistol, dan membawa amplop yang dikatakannya harus diserahkan secara pribadi kepada menteri. Dia diantarkan ke kantor Sipyagin dan menyerahkan surat tersebut. Ini adalah 'surat kematian'. Seiring dengan ketakutan yang memuncak saat membaca surat tersebut, saat itu juga dia ditembak di belakang mejanya. Segera setelah pembunuhan itu, Azev memberikan nama pembunuh itu kepada polisi, dan orang itu ditangkap.

Azev meneruskan permainannya yang luar biasa berbahaya. Teman-teman revolusionisnya menginginkan lebih banyak pembunuhan, dan Azev bersedia membantu. Pemerintah yang mempekerjakan Azev mengharapkan adanya

peringatan akan terjadi aksi kejahatan untuk kepentingan revolusi. Azev memberikan beberapa nama untuk membuat mereka senang, tetapi menyembunyikan informasi yang cukup untuk dapat tetap melanjutkan aktivitas terornya sendiri.

Pengkhianatan yang dilakukan Azev dipilih dengan hati hati—orang-orang yang berpotensi menghalangi otoritasnya dalam Combat Section, atau orang yang mungkin akan mengetahui kerjasamanya dengan pihak Okhrana. Tentu saja Gershuni dipilih. Dia ditangkap dan dijatuhi hukuman penjara seumur hidup di penjara Siberia. Combat Section hancur karena kesialan ini dan memilih Azev untuk menggantikan pemimpin mereka. Promosi yang sangat bagus, sekarang ini Azev juga mengatur dana organisasi. Seperti gajinya dari pihak Okhrana, sebagian besar dana organisasi ini juga disimpannya untuk masa depan.

Meskipun keberanian dan kehebatan Combat Section berangsur-angsur menurun, kelompok ini meraih sukses yang spektakuler—beberapa beritanya tersiar ke seluruh penjuru dunia. Dengan petunjuk dan juga jadwal yang terinci yang dibuat Azev, mereka berencana membunuh Menteri Pendidikan Nicolai Bogolepov, Gubernur Ufa N.M. Bodganovich, dan Gubernur Finlandia N. I. Bobrikov. Azev selalu meminta maaf kepada Okhrana karena tidak memberitahukan beberapa serangan sebelumnya, tapi dia selalu memberikan nama pembunuh setelah kejadian. Tetap menghilangkan kecurigaan pihak Okhrana, dia merencanakan pembunuhan Dimitri Trepov, Kepala Polisi Moskow, sebanyak tiga kali. Setiap kali dia mengirimkan orang untuk membunuh Trepov, dia memberitahu pihak Okhrana terlebih dahulu dan pembunuhnya ditangkap sebelum mereka berhasil melakukan pembunuhan.

Pada 1904, Azev merencanakan gerakan Combat Section yang paling berani: pembunuhan terhadap Vyacheslav Plehve, pengganti Sipyagin dalam Kementerian Dalam Negeri. Saat menteri melintasi jalan St. Petersburg dengan kereta kuda, seorang pria kecil berkulit hitam berlari menyeberangi jalan dan memasukkan bungkusan kecil ke pangkuan Plehve. Peristiwa yang terjadi kemudian disaksikan oleh seorang jurnalis London yang mengirimkan laporan ini ke surat kabar tempatnya bekerja

"Tiba-tiba tanah di belakangku bergetar, suara gemuruh yang sangat dahsyat menulikan telingaku, jendela-jendela di kedua sisi jalan bergoyang-goyang, dan kacanya berhamburan di jalan yang berbatu. Seekor kuda yang mati, kubangan darah, potongan-potongan kereta kuda, dan sebuah lubang di tanah adalah pemandangan yang segera dapat kulihat."

Plehve adalah target yang tepat. Dialah menteri yang kejam dan dibenci banyak orang. Dia bertanggung jawab atas kekejamannya membunuh banyak musuh Czar, selain dia melarang semua perkumpulan dan pertemuan politik di Rusia. Dia juga adalah penganut paham anti-Yahudi fanatik yang kejam, dan telah melakukan banyak hal untuk melarang keberadaan orang Yahudi Rusia pada pekerjaan-pekerjaan dan pemukiman yang layak

Azev, tentu saja, punya sedikit keterlibatan dalam catatan perjalanan karir politik Plehve, meskipun anti-Yahudi, hanya selama dia memperoleh uang dari kedua pihak. Sekali lagi da meminta maaf pada Okhrana karena tidak dapat mencegah pembunuhan, tapi dia memberikan nama pelakunya.

Pembunuhan-pembunuhan lain terus berlanjut—Kepala Polisi Moskwa, pemimpin politik Yahudi, bahkan Grand Duke Sergei, Gubernur Jenderal Moskwa, yang juga paman Czar. Azev juga tetap merencanakan menjalankan pembunuhan yang akan diungkap di saat-saat terakhir, sehingga dia mendapat ucapan terimakasih untuk informasi yang dia berikan.

Segalanya mulai berubah. Tahun 1905 surat tanpa nama dikirimkan pada anggota Combat Section, yang isinya melaporkan bahwa Azev adalah mata-mata polisi Revolutionaries membuat pengadilan rahasia yang dihadiri Azev. Dia mencoba mencari jalan keluar dengan tenang. Teman-teman revolusionisnya berbaris untuk membela dirinya, memberitahu pada sidang bahwa sangat aneh jika seorang yang bertanggung jawab terhadap kematian seorang menteri Czar, Plehve, dan Grand Duke Sergei dituduh sebagai mata-mata polisi. Tuduhan ditolak. 

Azev beruntung dapat bebas, tapi kepercayaan dirima mulai runtuh. Pengirim surat tanpa nama itu masih sebuah misteri. Dia merasa mendapat keamanan dari kelompok Social Revolutionaries, jadi dia menduga pengkhianatnya pasti bekerja untuk pihak Okhrana. Malapetaka berikutnya mengikuti. Pembuat bom terbaik Combat Section meledakkan dirinya sendiri. Okhrana kemudian merampas seluruh persediaan dinamit. Dia sangat yakin tidak pernah memberitahu pihak Okhrana tentang ini, akhirnya dia menyimpulkan ada agen lain yang bekerja di antara mereka. Mungkin dia juga tengah dimata-matai. Yang terburuk dari semua, seorang agen Okhrama kemudian menyeberang ke Social Revolutionaries, dengan membawa dua nama anggotanya yang menjadi mata-mata untuk Okhrana.

Salah satu nama itu adalah orang yang diduga dikirim untuk memata-matainya. Dia sudah dibunuh dengan segera. Nama yang lain adalah Azev. Sekali lagi dibutuhkan keberuntungan, dan dia berusaha meyakinkan teman-teman sejawatnya bahwa dia berada di pihak mereka. 

Segera setelah itu, Azev diserang di jalan oleh dua orang penjahat. Mereka menikamnya, tapi dia dapat melarikan diri. Sekalipun mantel bulunya yang tebal itu mampu menahan pisau agar tak terlalu dalam menghunjam, tetap saja lukanya terhitung parah. Azev cukup cerdas untuk menyadari bahwa adalah peringatan dari Okhrana, untuk mengingatkan loyalitasnya. Hubungan dengan pihak Okhrana semakin buruk setelah kelompok revolusionis lain mencoba membunuh Perdana Menteri Rusia, Peter Stolypin. Ketegangan menjalani kehidupan ganda semakin besar, dan dia membubarkan Combat Section, lalu terbang ke Prancis.

"Hidupku selalu dalam ketakutan sejak penangkapan Gershuni," katanya. "Aku punya hak untuk beristirahat."

Kehidupan terlalu indah bagi Azev untuk dilewatkan. Pada awal 1907, Gershuni kembali ke St. Petersburg, melarikan diri dari penjara Siberia dengan bersembunyi di dalam tong asinan kubis. Dia bekerja dengan nama samaran, dan mulai mengampanyekan teror Social Revolutionaries. Okhrana memohon pada Azev untuk kembali bekerja. Sebuah kesempatan untuk meningkatkan hidupnya dan keyakinannya pada keberuntungan, menghapus keinginannya untuk bertahan.

Ketika kembali ke Rusia, Azev berhasil menemukan rencana Gershuni untuk membunuh Czar. Dia melaporkan ini pada Okhrana, yang segera menangkap 28 orang konspirator. Sementara itu, Gershuni meninggal. Kesehatannya menurun selama berada di Siberia dan kehidupan yang pend tekanan serta ketegangan sebagai revolusionis keras memperpendek hidupnya.

Azev kembali mengatur jalannya organisasi. Dia memperingatkan teman-teman revolusionisnya bahwa merencanakan dan mempersiapkan pembunuhan tingkat tinggi sangatlah mahal. Social Revolutionaries sepatutnya menyusun sebuah usaha untuk mendapatkan dana. Azev menyedot uang ini ke rekening pribadinya dan memberikan nama para revolusionis ini pada Okhrana.

Beberapa rencana dibuat. Seorang pemuka agama bergabung dengan para revolusionis dan menjadi sukarelawan untuk membunuh Czsar. Sekelompok pengebom mengatakan bahwa mereka dapat meledakkan kereta pribadi Czar. Sebuah rencana dibuat untuk membunuh Czar saat dia pergi ke Glasgow. Czar berencana ke Skotlandia untuk meresmikan sebuah kapal pesiar Rusia yang dibuat di sebuah galangan kapal yang ada di sana. Rencana ini tampaknya yang terhebat, dan Azev bahkan pergi ke Glasgow untuk mengawasi jalannya rencana pembunuhan itu. Tapi, seorang pelaut muda yang menjadi sukarelawan untuk melakukan pembunuhan berubah pikiran di saat-saat terakhir.

 

Hari ajal bagi Azev bersama Social Revolutionaries semakin dekat. Seorang anggota mereka, ahli sejarah yang berwatak halus bernama Vladimir Burtzev, mencurigai Azev sebagai mata-mata polisi. Dia melakukan penyelidikan sendiri, dan menemukan kekayaan Azev yang mencurigakan. Burtzev menghubungi pegawai pensiunan Okhrana, yang kemudian mengatakan bahwa Azev adalah informan utama mereka, saat itulah permainan dimulai.

Burtzev menyerahkan bukti ini sebelum pengadilan Social Revolutionaries, yang diadakan di Paris. Azev yang masih enggan meninggalkan sumber keberuntungan yang memberikan hasil secara cepat, tetap berani menghadiri persidangan itu. Sekali lagi diajukan bukti-bukti yang melawan Azev, tapi kali ini alibi dan alasannya justru membuktikan bahwa dia bersalah. Azev diperintahkan untuk kembali menghadiri persidangan di hari berikutnya untuk mendengarkan bukti-bukti lain yang memberatkannya, tapi dia mengetahui bahwa saat ini hidupnya dalam masalah besar. Azev diam-diam melarikan diri dari Paris, meninggalkan revolusi yang dijalankannya dengan sangat mengagumkan, dan pengkhianatan yang juga dilakukannya tanpa ampun, dengan harapan serta adanya isyarat untuk menikmati pensiun dengan sejahtera.

 

Kelanjutannya

Pada 1909, Azev terbang ke Jerman membawa segenggam paspor palsu— hadiah seumur hidup dari Okhrana. Dia datang bersama penyanyi kabaret Jerman yang dikenalnya di Rusia, Heddy de Hero.

Pasangan ini menetap dengan menggunakan salah satu dari banyak identitas palsu yang mereka miliki di tempat tinggal yang indah di Berlin. Azev menjadi anggota bursa saham Berlin dan menginvestasikan uangnya, juga uang milik orang lain—sesuatu yang dilakukannya dengan sangat sukses. Selama beberapa tahun semuanya berjalan baik. Azev dan Heddy begitu sempurna berbaur dengan masyarakat Berlin. Mereka menjamu teman-teman baru di rumah mereka yang dipenuhi perangkat perak, ukiran kaca, dan setidaknya satu buah grand piano.

Di musim panas 1912, saat berkunjung ke Frankfurt, Azev sedang duduk di bangku taman, secara kebetulan Vladimir Burtzev duduk di sampingnya. Setelah Azev berhasil menghilangkan kekagetannya, dua pria ini mulai bercakap cakap. Azev berusaha meyakinkan Burtzev bahwa dia bukan pengkhianat, dan berkata, "Jika kau tidak melaporkan hubunganku dengan Okhrana, aku akan berhasil membunuh Czar."

Azev tahu kalau Burtzev tidak mempercayainya, dan akan segera melaporkan pertemuan mereka pada teman-teman revolusionis. Tidak lama lagi akan segera dikirim seseorang ke Jerman untuk membunuhnya. Azev dan Heddy dipaksa untuk meninggalkan kehidupan mewah mereka sebagai penjual saham dan bersembunyi. Dua tahun kemudian mereka kembali ke Berlin, tapi Rusia dan Jerman sedang berperang. Azev telah menginvestasikan semua uangnya ke kurs dan saham Rusia, semua itu tidak ada nilainya sekarang. Para pelarian bangkrut. Hanya Heddy yang masih bertahan di sisinya, tapi keadaan terus memburuk. Tahun 1915, Azev ditangkap sebagai tersangka teroris dan dijebloskan ke dalam penjara selama dua setengah tahun. Ketika perang antara Jerman dan Rusia selesai, Azev dibebaskan, tetapi kondisi kesehatannya sangat menurun. Pada April 1918, dia pergi ke rumah sakit dengan keluhan pada ginjalnya, dan meninggal dunia seminggu kemudian.

Azev adalah salah satu agen ganda yang paling suk sepanjang sejarah. Dia menjalankan kedua pihak untuk saling melawan dan menang. Bagaimanapun, akhirnya kehebatannya tidak dikenang orang. Dia dikuburkan pada 26 April 1918 di pemakaman Berlin. Heddy de Hero adalah satu-satunya orang yang berduka atas kematiannya.

Setelah revolusi Rusia tahun 1917, file-file Okhrana diperiksa oleh pemimpin komunis Rusia yang baru. Lenin dan banyak orang lain mengakui Azev sebagai salah satu pemimpin revolusi yang hebat pada 1900-an, dan sangat terkejut saat mempelajari pengkhianatan ganda yang telah dilakukannya.

 

---

Nukilan dari buku:

TRUE SPY STORIES

Kisah Nyata Mata-Mata Dunia

Oleh Paul Dowswell & Fergus Fleming

" ["url"]=> string(66) "https://plus.intisari.grid.id/read/553246648/agen-ganda-untuk-czar" } ["sort"]=> array(1) { [0]=> int(1650818220000) } } [2]=> object(stdClass)#65 (6) { ["_index"]=> string(7) "article" ["_type"]=> string(4) "data" ["_id"]=> string(7) "3246603" ["_score"]=> NULL ["_source"]=> object(stdClass)#66 (9) { ["thumb_url"]=> string(113) "https://asset-a.grid.id/crop/0x0:0x0/750x500/photo/2022/04/20/1_thumbnail-intisariplus-sejarah-20220420073505.jpg" ["author"]=> array(1) { [0]=> object(stdClass)#67 (7) { ["twitter"]=> string(0) "" ["profile"]=> string(0) "" ["facebook"]=> string(0) "" ["name"]=> string(13) "Intisari Plus" ["photo"]=> string(0) "" ["id"]=> int(9347) ["email"]=> string(22) "plusintisari@gmail.com" } } ["description"]=> string(120) "Molody, mata-mata dari Soviet, menghabiskan enam tahun hidupnya dalam perang dingin Inggris. Menyamar sebagai pengusaha." ["section"]=> object(stdClass)#68 (7) { ["parent"]=> NULL ["name"]=> string(7) "Histori" ["description"]=> string(0) "" ["alias"]=> string(7) "history" ["id"]=> int(1367) ["keyword"]=> string(0) "" ["title"]=> string(23) "Intisari Plus - Histori" } ["photo_url"]=> string(113) "https://asset-a.grid.id/crop/0x0:0x0/945x630/photo/2022/04/20/1_thumbnail-intisariplus-sejarah-20220420073505.jpg" ["title"]=> string(19) "Lelaki Penuh Pesona" ["published_date"]=> string(19) "2022-04-24 16:33:45" ["content"]=> string(23094) "

Intisari Plus - Molody, mata-mata dari Soviet, menghabiskan enam tahun hidupnya dalam perang dingin Inggris. Menyamar sebagai pengusaha, misinya adalah membuka rahasia senjata nuklir kapal selam Inggris.

---------------------------------------

Semua orang menyukai Gordon Lonsdale—orang Kanada nan tampan. Tampaknya dia memiliki teman di seluruh London. Pada akhir 1950-an wajahnya sangat familiar di klub-klub dan restoran terbaik di ibu kota—dengan mobil putihnya, yang diimpor dari Amerika, dan tentu saja mahal, tampak mencolok di negeri yang masih berusaha bangkit dari penderitaan akibat Perang Dunia II. Dia tinggal di apartemen yang indah yang disebut "The White House", tepat di sebelah Regent's Park. Di situlah dia menyelenggarakan pesta-pesta mewah yang membuat teman-teman wanita mengantre, karena terpesona pada penampilan hitam manisnya.

Di balik kesan playboy, Lonsdale sebenarnya adalah pekerja keras. Dia menjalankan perusahaan yang menyewakan gramafon otomatis, dan menjual mesin serta perlengkapan untuk pengaman mobil. Pekerjaan ini membuatnya berpindah-pindah dari satu negara ke lain negara. Ada satu sisi lain dari pengusaha playboy ini—yang akan mengherankan semua teman wanitanya, rekan bisnis dan bahkan pemilik restoran yang mengira telah mengenalnya dengan baik. Nama aslinya Konon Trofimovich Molody dan dia adalah mata-mata Soviet.

Molody menjalani kehidupan yang luar biasa. Dilahirkan di Rusia pada 1922, dia kemudian dikirim ke California untuk tinggal bersama bibinya pada usia tujuh tahun. Sembilan tahun kemudian, dia dapat berbicara dalam bahasa Inggris dengan logat seperti penduduk asli. Pada 1936 dia kembali ke Rusia dan bergabung dengan Communist Youth Movement (Gerakan Pemuda Komunis) dan ikut berjuang selama Perang Dunia II. Setelah perang usai, Molody direkrut oleh KGB, dinas keamanan Uni Soviet. Dia fanatik kepada ideologi komunis negaranya dan dia memiliki bakat yang baik dalam penguasaan bahasa—dua hal penting yang akan menjadikannya sebagai mata-mata ideal.

Pada usia 32 tahun, dia meraih pangkat komandan dan sudah ikut dalam beberapa misi ke luar negeri. Tahun 1954, dengan semakin memuncaknya perang dingin antara Soviet dengan negara-negara Barat seperti Amerika Serikat dan Inggris, dia mendapatkan misi terpentingnya.

Perang dengan format baru terus berkembang setelah Perang Dunia II—kapal selam membawa senjata nuklir. Beberapa kapal pengintai bersembunyi di bawah laut. Kapal-kapal ini mustahil dilacak dan dihancurkan karena berisiko menghancurkan negara musuh dengan senjata nuklir yang dibawanya. Molody dikirim ke Inggris dalam tugas penyamaran untuk mengungkap segala hal tentang senjata nuklir kapal selam Angkatan Laut Inggris, yang berkembang sangat cepat. Untuk mengerjakan tugas ini, dia harus terus berhubungan dengan mata-mata Soviet lainnya, selain mencari anggota angkatan bersenjata Inggris atau orang pemerintah yang dapat menjual informasi rahasia padanya.

Tugas seperti ini membutuhkan dedikasi tinggi. Molody berusia 33 tahun. Dia harus meninggalkan semua yang dimilikinya di Uni Soviet, dan pergi ke negara asing, betul betul sebagai orang asing. Dia diberi nama dan kewarganegaraan baru—yaitu Gordon Lonsdale. Dulu, pernah ada seorang Kanada bernama Gordon Lonsdale, tapi menghilang di Finlandia—kemungkinan besar dibunuh—dan paspor palsu, juga sejarah masa lalunya, sekarang ada di tangan Molody. Dia dikirim ke Kanada tahun 1954. Setelah tinggal selama satu tahun di sana sebagai Lonsdale, dia pergi ke Inggris pada Maret 1955. Dia memerankan identitas barunya dengan sangat sempurna.

Gordon Lonsdale memiliki dua teman baik—Peter dan Helen Kroger—yang tinggal di luar London, yakni di daerah pinggiran barat Ruislip. Mereka adalah pasangan Amerika yang hidup tenang di usia 50-an. Mereka menjalankan usaha berhubungan dengan buku-buku antik. Suatu hari, teman teman di jalanan mengajak mereka ikut pesta makan malam. Helen datang mengenakan gaun panjang hitam, dan tuan rumah berseru,"Helen, kau tampak seperti mata-mata Rusia!" Jika tuan rumah yang lucu ini tidak tertawa terpingkal-pingkal menertawai lawakannya sendiri, dia mungkin akan melihat perubahan sekilas di wajah Kroger. Helen Kroger memang mata-mata Rusia, begitu juga suaminya. Rumah mereka di Cranley Drive 45 merupakan ancaman besar untuk keamanan Ingris.

Di bawah lantai dapur ada ruangan berisi pemancar berfrekuensi tinggi dan tape recorder kecepatan tinggi untuk mengirim kode pesan lebih dari 240 kata setiap menitnya. Antena internal sepanjang 23 meter terbentang di loteng rumah. Di ruang duduk ada radio yang dapat menerima sinyal dari manapun. Di sampingnya ada sebuah mesin ketik, tape recorder, dan beberapa headphone. Kamar mandi dapat diubah menjadi kamar gelap, lengkap dengan peralatan untuk membuat dan membaca microdot—teknologi yang dapat mengecilkan potret bahkan hingga lebih kecil dari ujung peniti.

Ada kejutan di mana-mana. Salinan Kitab Suci di ruang duduk digunakan untuk menyembunyikan kertas kaca yang sensitif terhadap cahaya untuk membuat microdot. Di ruang tidur ada mikroskop untuk mempelajari microdot itu. Gulungan mikrofilm disembunyikan di dalam sebuah botol. Di kamar mandi, wadah bedak yang dibiarkan terbuka yang merupakan alat untuk membaca microdot, terlihat seperti teleskop kecil. Geretan rokok besar di meja menutupi kotak rahasia yang penuh pesan rahasia.

Pasangan Kroger menjalani kehidupan yang tidak biasa, sama seperti Molody. Peter Kroger dilahirkan sebagai Morris Cohen, dari orang tua Rusia-Yahudi di New York. Dia bertemu dan menikahi Helen di University of Illinois. Nama aslinya adalah Leona Petka. Selama tahun 1930 ke duanya menjadi komunis, dan Peter berjuang melawan para fasis dalam perang sipil Spanyol. Dia kembali ke AS dan bekerja untuk berbagai organisasi perdagangan Soviet sebelum bergabung dengan tentara Amerika dalam Perang Dunia II.

Setelah perang, pasangan ini menjadi mata-mata untuk Uni Soviet, dan membantu memberikan informasi bom atom rahasia milik Amerika pada pihak Rusia. Mereka melarikan diri dari Amerika tahun 1950 karena mengira akan ditangkap dan muncul kembali di Inggris tahun 1954. Kali ini mereka dikenal sebagai pasangan Kroger, nama pasangan Selandia Baru yang sudah meninggal pada awal abad ini.

Lonsdale adalah tamu yang sering datang ke Cranle Drive. Dia datang untuk makan malam paling tidak sekali Sabtu dalam setiap bulan. Tentu saja tidak hanya itu yang da lakukan. Keluarga Kroger adalah penghubungnya dengan pihak Uni Soviet. Di rumah yang tenang itulah hasil kerjanya sebagai mata-mata dikirimkan ke KGB di Moskwa

Informan Lonsdale yang terbaik adalah seorang karyawan Angkatan Laut Inggris yang bertugas di Departemen Angkatan Laut Inggris di Bidang Penyediaan Senjata Bawah Laut—yang sangat rahasia di Portland, Dorset. Namanya Harry Houghton. Dia memiliki akses ke berbagai bagian rahasia, dan satu hal yang juga menguntungkan bagi Lonsdale, Harry memiliki kecurangan di masa lalu. Tahun 1951 dia dikirim ke Kedutaan Besar Inggris di Warsawa, Polandia. Dia mempermalukan dirinya sendiri dengan menyembunyikan istri orang lain dan berhubungan dengan penjualan barang-barang selundupan. Dia dikirim kembali ke Inggris dengan teguran keras. Meskipun tidak dapat dipercaya, dia dikirim ke Portland.

Penguasa Inggris bukanlah satu-satunya yang memperhatikan tindak tanduk Harry Houghton di Warsawa. Dinas Polisi Rahasia juga mengawasinya. Mereka memberitahu KGB bahwa Harry tampaknya mudah disuap. KGB meneruskan informasi penting ini pada Lonsdale yang tidak membuang-buang waktu untuk segera memperkenalkan diri.

Lonsdale mengaku sebagai Komandan Alex Johnson dari Kedutaan Besar Amerika. Setelah mereka berbincang-bincang, Lonsdale menyadari bahwa Houghton adalah orang yang diinginkannya. Dia mau mengerjakan hampir semua hal demi uang. Mudah menipunya untuk menjadi seorang pengkhianat. Lonsdale mengatakan bahwa Amerika membutuhkan beberapa informasi darinya. Dia tidak perlu khawatir dengan Undang-Undang Kerahasiaan—sebuah dokumen yang wajib ditandatangani oleh seluruh personel angkatan bersenjata untuk menjamin kerahasiaan departemen—bukankah Inggris dan Amerika berada di pihak yang sama?

Ketika Lonsdale menyebutkan uang, mata Houghton membelalak. Dia bahkan membuat rencana cerdas untuk menyelundupkan dokumen keluar dari Portland. Houghton memiliki teman di pangkalan, seorang perempuan setengah baya bernama Ethel "Bunty" Gee. Dia adalah pegawai bagian arsip dengan pengamanan ruangan tingkat tinggi—yang artinya: dia memegang dokumen sangat rahasia. Meskipun untuk para pria ada pemeriksaan saat mereka masuk dan keluar gedung untuk memastikan mereka tidak membawa dokumen rahasia, pegawai perempuan tidak diperiksa. Perbedaan pemeriksaan keamanan yang aneh ini juga bet makna bahwa Bunty akan menjadi kaki-tangan yang sempurna,

Akhirnya, semua file, mulai dari daftar anggota angkatan laut di galangan kapal hingga dokumen rinci proyek pembangunan kapal, dapat diselundupkan keluar Portland, Isi dokumen itu dibaca dan direkam dengan tape recorder, kemudian dikirimkan dengan pemancar dari Cranley Drive, atau dipotret untuk diselundupkan ke Moskwa berupa mikrofilm. Bunty kemudian mengembalikan dokumen-dokumen itu sebelum ada yang menyadari bahwa ada dokumen yang hilang. Pekerjaan ini berlalu seperti sebuah mimpi. Lonsdale dan pasangan Kroger dapat menyelundupkan rahasia dari Houghton dan Gee, sebaik cara mereka mendapatkan informasi dari militer dan organisasi intelijen yang telah dilakukan selama enam tahun ini.

Di dunia ini tidak ada yang abadi, termasuk keberuntungan. Houghton memang merupakan sumber informasi terbaik bagi Lonsdale, tapi dia mungkin juga orang yang paling tidak dapat dipercaya yang harus dihadapi oleh mata mata Soviet. Pengecekan rutin oleh M15—biro intelijen tandingan Inggris—menunjukkan bahwa Houghton, sebagai seorang pegawai Angkatan Laut, mengeluarkan uang jauh lebih besar dari pendapatannya. Pada tahun 1960 dia digaji £714, gaji yang tidak terlalu besar untuk saat itu. Tapi dia baru saja membeli mobil baru yang mencolok, membangun rumah seharga £10.000, dan menghabiskan £20 sebulan untuk minum-minum. Dari mana dia mendapatkan uang sebanyak itu? M15 berusaha mengungkapkan. Pengecekan di rekening Houghton tidak menghasilkan apa-apa. Lonsdale membayarnya tunai, sehingga polisi tidak dapat menyelidiki sumber penghasilan itu.

Pada Juli 1960, seorang agen MI5 mulai membuntuti Houghton dan Gee. Dia mengikuti perjalanan mereka ke London, ke teater Old Vic di Waterloo. Dia melihat mereka bertemu Gordon Lonsdale, menyerahkan amplop yang ditukarkan dengan kantong belanja. Houghton dan Gee segera pergi, berputar kembali ke mobilnya. Semuanya sangat mencurigakan.

Sebulan kemudian, Houghton berangkat lagi ke London. Di sana dia bertemu Lonsdale di Old Vic, dan keduanya beristirahat di kafe. Agen MI5 itu duduk di sebelah meja mereka dan berusaha mendengarkan percakapan. "Selanjutnya, kita akan bertemu setiap Sabtu pertama, kata Lonsdale, "terutama Sabtu pertama Oktober dan November"

Sesuatu sedang direncanakan.

Mereka meninggalkan kafe, dan agen M15 itu mengikuti mereka dari kejauhan. Kedua lelaki itu bergegas ke pojok telepon. Mereka tidak menelepon. Houghton memberikan file yang terbungkus koran kepada Lonsdale. Kemudian mereka berpisah. Houghton menghilang di tengah keramaian, agen MI5 mengikuti Lonsdale, yang masuk ke dalam mobil dan mulai bergerak. Sepasang agen MI5 lainnya mengikuti dengan mobil hingga kemudian berhenti di depan sebuah bank Londsdale keluar mobil, lalu menyerahkan koper coklat kepada petugas bank, lantas pergi lagi.

Setelah Lonsdale pergi, agen MI5 masuk ke dalam bank Mereka menjelaskan dengan hati-hati kepada manajer bank bahwa mereka mendapat tugas yang bersifat sangat rahasia dari pemerintah, dan mereka ingin melihat isi koper coklat itu. Manajer itu dapat memahami, dan mereka menemukan kamera buatan Rusia, kaca pembesar, dua film, dan bermacam macam kunci dalam kotak penyimpanan Lonsdale. Semua sangat mencurigakan.

Investigasi kemudian dilakukan. Lonsdale pergi ke Eropa selama dua bulan untuk urusan bisnis, begitu dia kembali dari perjalanannya, agen M15 telah menunggunya. Mereka mengikutinya ketika dia mengambil koper dari bank, kemudian naik kereta menuju Ruislip.

Setelah beberapa minggu, MI5 terus mengamati, dan polanya mulai terlihat jelas. Pada setiap Sabtu pertama setiap bulan, Houghton menemui Lonsdale di London. Mereka saling bertukar paket, dan sorenya Lonsdale pergi ke Ruislip, sampai di rumah keluarga Kroger sekitar pukul 19.15. Setelah tiga bulan, agen M15 memutuskan untuk menangkap mereka. Seseorang yang ditugasi memimpin operasi ini adalah Inspektur Detektif George Smith dari Kepolisian London.

Pada 7 Januari 1961, Harry Houghton pergi ke London. Pada kesempatan ini Bunty Gee ikut serta membawa tas belanja yang besar. Mereka sampai di Stasiun Waterloo. Tak kurang dari 15 orang agen, termasuk George Smith, mondar-mandir di sana dalam penyamaran sebagai penumpang dan penjual koran. Keretanya terlambat 45 menit. Penundaan ini membuat para agen yang dipimpin Smith kurang waspada, atau mungkin juga udara dinginlah yang menjadi penyebabnya. Apapun alasannya, mereka terkejut ketika pasangan ini sudah sampai di pintu keluar dan berlari mengejar bus. Hanya ada satu orang yang tempatkan dalam bus itu bersama mereka.

Houghton dan Gee melakukan perjalanan wisata—di luar kebiasaan mereka, sekitar satu atau dua jam mereka kembali ke Stasiun Waterloo dan pergi ke teater Old Vic seperti yang biasa mereka lakukan. Agen-agen itu sudah menunggu. Lonsdale juga sudah menunggu untuk menyambut mereka. Ketika mereka tiba, dia mengambil tas yang dibawa Gee, dengan cara yang halus seperti ketika seorang pria hendak membawakan tas dari seorang wanita. Itu semua sudah cukup bagi Smith. Dia berlari ke arah tiga orang itu dan berkata, "Saya petugas polisi, Anda semua ditangkap."

Saat itu juga tiga buah mobil mengerem dengan tiba tiba dan berhenti tepat di halte depan mereka. Lonsdale yang diborgol pertama kali, kemudian Houghton, dan yang terakhir Gee. Mobil-mobil itu mulai bergerak dan pesan di radio panggil disampaikan, "Terkunci, tersimpan, meluncur." 

Ketiganya berhasil ditangkap tanpa banyak perlawanan.

Tas yang dibawa Gee penuh dengan barang-barang menarik. Ada empat file dari Portland dan film yang berisi lebih dari 300 foto dari kapal selam nuklir Inggris yang sangat rahasia.

Di kantor polisi, ketiganya ditangani Dinas Rahasia Kepolisian Inggris. Respon mereka bermacam-macam. 

Harry Houghton memukul-mukul kepalanya sambil berkata, "Aku sudah dibodohi!"

Bunty Gee marah. "Aku tidak melakukan kesalahan apapun," protesnya.

Gordon Lonsdale sangat tenang, dia berkata, "Tampaknya saya akan berada di sini sepanjang malam, dapatkah Anda mencarikan seorang pemain catur yang hebat?"

Permintaannya dikabulkan.

(Selama Lonsdale dalam tahanan, Smith memastikan akan selalu ada seorang pemain catur kelas satu di antara penjaganya. Smith mengagumi gaya Lonsdale, dan dia menjelaskan sikapnya yang sangat baik itu pada para wartawan. "Dia memiliki pekerjaan yang sulit dilakukan seperti Anda dan saya. Dia melakukannya dengan baik. Apakah saya harus menyalahkannya?").

Setelah sore itu, Peter dan Helen Kroger juga menerima tamu tak diundang. Smith dan pasukannya segera menuju ke Ruislip segera setelah Houghton, Gee, dan Lonsdale aman berada dalam tahanan. Ketika polisi datang, pasangan Kroger terlihat sangat tenang. Pasangan ini berlagak seolah kedatangan pihak kepolisian ini adalah sebuah kekeliruan namun sebagai warga negara yang baik, mereka tetap siap untuk membantu.

Ketika mereka hendak meninggalkan rumah, Helen Kroger meminta izin untuk menyalakan api di tungku pemanas agar ketika mereka kembali, rumahnya dalam keadaan hangat. Smith—yang tentu saja tidak bodoh—berkata, "Tentu saja, Nyonya Kroger, tapi sebelumnya saya lihat dulu apa yang ada dalam tas Anda."

Wajah Helen berubah menjadi dingin. Dia menyadari ini saatnya permainan berakhir. Di dalam tasnya ada ketikan pesan, slide yang berisi tiga mikrodot, dan lima lembar surat yang ditulis Lonsdale dalam bahasa Rusia. Sebenarnya dia bermaksud membakar semua itu dalam tungku, tapi sekarang semua itu menjadi bukti yang paling penting untuk menyeret mereka ke ruang pengadilan.

Dengan ditangkapnya semua anggota dalam lingkaran mata-mata Lonsdale, polisi mengirimkan tim forensik ke rumah mereka. Tentu saja, rumah di Cranley Drive 45 memberikan banyak petunjuk mengenai kejahatan yang telah mereka lakukan. Radio dan peralatan mikrodot dapat ditemukan dengan mudah, tapi baru seminggu kemudian, setelah rumah itu benar-benar dibongkar, petugas menemukan kode sinyal, tanggal pengiriman data melalui pemancar, ribuan dolar Amerika, dua paspor Selandia Baru atas nama pasangan Kroger, dan dua paspor Kanada. Di apartemen Lonsdale ditemukan satu set radio dan perlengkapan mikrodot, sedangkan di rumah Houghton dan Gee masing-masing ditemukan rahasia-rahasia yang juga memberatkan, termasuk dokumen-dokumen, sebuah kamera, dan kotak korek api yang di bagian dasarnya sudah diubah untuk meletakkan peta tempat pertemuan di London.

Persidangan dimulai 13 Maret 1961, berlangsung selama sembilan hari. Surat kabar menamai mereka "The Microdot Five". Semua dinyatakan bersalah dan mereka mendapat hukuman setimpal. Houghton dan Gee dijatuhi 15 tahun penjara, pasangan Kroger 20 tahun penjara. Lonsdale yang secara jelas tampak sebagai orang yang berperan penting dalam lingkaran mata-mata dijatuhi hukuman yang paling berat oleh hakim.

"Gordon Arnold Lonsdale," katanya, "Anda adalah seorang mata-mata profesional. Ini adalah pekerjaan yang berbahaya, dan tentu saja Anda harus siap untuk menderita. Anda akan dipenjara selama 25 tahun."

Lonsdale tersenyum di atas mimbar. Dia tahu dirinya tak akan berada di dalam penjara dalam jangka waktu yang panjang; dia agen yang sangat berharga. Dalam suasana saling membalas dalam perang dingin ini, dia akan segera ditukar dengan mata-mata Inggris yang tertangkap. Temannya di KGB akan segera memastikannya. 

 

Kelanjutannya

Apa yang dipikirkan Lonsdale benar. Di tahun ketiga dia ditukar dengan mata-mata Inggris bernama Greville Wynne (baca juga: "Pedagang dan Mata-Mata Super", di halaman lain buku ini). Saat kembali ke tanah airnya, dia disambut sebagai pahlawan, dan dianugerahi medali. Lonsdale terus bekerja di KGB, meskipun dia sekarang terlalu terkenal sehingga tidak mungkin dikirim keluar sebagai mata-mata. Tetapi menjalankan kehidupan ganda selama menjadi mata mata membuatnya stres, dan dia meninggal di usia muda. Pada Oktober 1970, di usia 48 tahun, ia mengalami serangan jantung yang fatal ketika sedang berkebun di apartemennya di Moskwa.

Pasangan Kroger harus menunggu lebih lama untuk dibebaskan, tapi para pimpinan KGB tidak meninggalkan mereka. Seorang dosen Inggris ditangkap dengan tuduhan penipuan di Moskwa pada 1969, dan ditukarkan dengan pasangan Kroger. Keduanya hidup hingga usia tua. Helen meninggal di usia 79 pada tahun 1992, dan Peter meninggal pada usia 84 pada 1995. Penghuni baru di Cranley Drive 45 ternyata menemukan radio milik pasangan Kroger pada 1981, saat menggali di kebun. 

Tak ada yang memperhatikan Bunty Gee dan Ham Houghton. Yang bisa mereka lakukan adalah saling memperhatikan. Mereka berada di dalam penjara selama sembilan tahun. Mereka dibebaskan tahun 1970, enam tahun lebih cepat karena kelakuan mereka yang baik. Mereka menikah di Polandia tahun 1971, dan mendirikan usaha penginapan di Brankscome, Dorset, dengan nama samaran. Keduanya dipercaya meninggal dunia pada tahun 1980.

 

---

Nukilan dari buku:

TRUE SPY STORIES

Kisah Nyata Mata-Mata Dunia

Oleh Paul Dowswell & Fergus Fleming

" ["url"]=> string(64) "https://plus.intisari.grid.id/read/553246603/lelaki-penuh-pesona" } ["sort"]=> array(1) { [0]=> int(1650818025000) } } }