array(1) {
  [0]=>
  object(stdClass)#49 (6) {
    ["_index"]=>
    string(7) "article"
    ["_type"]=>
    string(4) "data"
    ["_id"]=>
    string(7) "3726714"
    ["_score"]=>
    NULL
    ["_source"]=>
    object(stdClass)#50 (9) {
      ["thumb_url"]=>
      string(112) "https://asset-a.grid.id/crop/0x0:0x0/750x500/photo/2023/03/14/intisari-plus-202-1980-40-salah-20230314075030.jpg"
      ["author"]=>
      array(1) {
        [0]=>
        object(stdClass)#51 (7) {
          ["twitter"]=>
          string(0) ""
          ["profile"]=>
          string(0) ""
          ["facebook"]=>
          string(0) ""
          ["name"]=>
          string(5) "Ade S"
          ["photo"]=>
          string(54) "http://asset-a.grid.id/photo/2019/01/16/2423765631.png"
          ["id"]=>
          int(8011)
          ["email"]=>
          string(22) "ade.intisari@gmail.com"
        }
      }
      ["description"]=>
      string(143) "Sebuah ledakan di laboratorium menewaskan Henry Schwartz hingga jenazahnya sulit dikenali. Namun, apakah yang tewas benar-benar Henry Schwartz?"
      ["section"]=>
      object(stdClass)#52 (8) {
        ["parent"]=>
        NULL
        ["name"]=>
        string(8) "Kriminal"
        ["show"]=>
        int(1)
        ["alias"]=>
        string(5) "crime"
        ["description"]=>
        string(0) ""
        ["id"]=>
        int(1369)
        ["keyword"]=>
        string(0) ""
        ["title"]=>
        string(24) "Intisari Plus - Kriminal"
      }
      ["photo_url"]=>
      string(112) "https://asset-a.grid.id/crop/0x0:0x0/945x630/photo/2023/03/14/intisari-plus-202-1980-40-salah-20230314075030.jpg"
      ["title"]=>
      string(12) "Salah Hitung"
      ["published_date"]=>
      string(19) "2023-03-14 07:50:41"
      ["content"]=>
      string(25712) "

Intisari Plus - Sebuah ledakan di laboratorium menewaskan Henry Schwartz hingga jenazahnya sulit dikenali. Namun, temuan-temuan lain mengungkapkan kejanggalan pada kasus ini. Apakah yang tewas benar-benar Henry Schwartz?

----------

Di bulan Juli 1925, di Walnut Greek dekat Berkeley, di Pantai Barat Amerika, terjadi kejahatan yang direncanakan dengan sangat cermat.

Pusat perhatian dalam perkara ini ialah seorang pemilik dan pemimpin sebuah pabrik selulosa kecil, “Pacific Cellulose Company”. Pria berusia 36 tahun ini bernama Charles Henry Schwartz. la memiliki istri dan tiga orang anak. Ahli kimia itu menerima kredit besar dari seseorang, maka dalam waktu dua tahun ia berhasil membangun perusahaan yang memberi harapan cukup baik. Akan tetapi kemudian terjadi kesukaran dalam pembayaran. Beberapa orang yang meminjamkan uang, pergi ke pengadilan dan mengancam akan mengambil tindakan. Seorang wanita muda meminta 75.000 dolar sebagai ganti rugi karena tidak dinikahi seperti yang dijanjikan.

Pada tanggal 30 Juli 1925, lelaki ini masih tinggal di laboratorium sesudah jam kantor. Katanya untuk membuat beberapa percobaan. Orang di sekitar tempat itu sudah biasa kalau ia larut malam meninggalkan pabrik. Ia selalu mencoba untuk mengefisienkan pembuatan barang-barang sintetis yang dibuat di pabriknya. Ini makan waktu sehingga ia lupa akan dunia sekelilingnya dan sering tidak ingat pada istri dan anak-anak.

Pada tanggal 30 Juli, ia sekali lagi tinggal di pabrik. Beberapa menit sesudah pukul 21.00, nyonya Schwartz menerima telepon dari suaminya. Suaminya meminta maaf karena ia pulang terlambat lagi. Katanya ia akan pulang kurang lebih 20 menit lagi. Istrinya menunggu sia-sia, ia tidak muncul. Nyonya Schwartz tidak pernah melihat lagi suaminya dalam keadaan hidup. Sebab lima menit sesudah ia menelepon, terjadilah suatu ledakan hebat dalam laboratorium pabrik. 

Ledakan itu mengubah seluruh kompleks pabrik menjadi puing-puing. Asap tebal keluar. Sebuah koran setempat memberitakan bahwa ledakan itu demikian hebatnya sehingga mirip ledakan bom pada zaman Perang Dunia. Kaca-kaca jendela rumah di tempat sekitar itu sampai jauh rusak dan jilatan api yang melangit memberi sinar yang mengerikan. 

Waktu polisi dan pemadam kebakaran datang, tidak banyak yang bisa ditolong. Pabrik tinggal tumpukan arang dan kayu serta baja yang bengkok. Meskipun demikian pemadam kebakaran berhasil untuk menaklukkan api sehingga dapat dicegah kerusakan lain.

Nyonya Schwartz menderita shock berat. Ia menyangka suaminya korban kecelakaan. Sesudah polisi mengetahui bahwa suaminya masih menelepon sejenak sesudah pukul 21.00, mereka segera mencari jenazahnya. Industriawan itu telah melakukan percobaan dengan bahan-bahan yang mudah meledak (selulosa). Mestinya ia meninggal karena ledakan yang timbul.

Tadinya mencari jenazah tidak mungkin dilakukan karena asap gas dan panas luar biasa. Ketika tempat kebakaran dapat didekati, maka di dekat laboratorium ditemukan sisa tungkai manusia. Sesudah dicari lebih jauh, ditemukan tubuh manusia yang telah terbakar. Keadaannya demikian rupa sehingga tak dapat dikenal kembali. 

Sisa-sisa yang ditemukan dikumpulkan di usungan dan dibawa ke tempat menyimpan mayat. Di situ para petugas mencoba untuk mengindentifikasi sisa-sisa jenazah. Pemeriksaan ini mengalami banyak kesukaran. Kepala dan wajah demikian rusak terbakar sehingga tidak dapat dikatakan dengan pasti itu mayat siapa. 

Sebagian hal memperkuat sangkaan bahwa itu jenazah Schwartz. Besar kerangka mayat kira-kira sebesar tinggi badan almarhum dan juga sisa kumis menunjukkan bahwa itu Schwartz. Yang lebih meyakinkan adalah deretan gigi yang cocok dengan gigi Schwartz.

Waktu para petugas menyampaikan hasil pemeriksaan pada nyonya Schwartz, ia pingsan. Sewaktu dipanggil ke tempat penyimpanan mayat, di situ ia mengidentifikasi sisa-sisa itu sebagai mayat suaminya. Juga waktu kemudian hal itu diragukan

Keterangannya diperkuat oleh penjaga malam Gonzales. Pada malam naas itu ia berada di dalam pabrik hingga pukul 21.00 kurang sedikit dan beberapa kali berbicara dengan Schwartz. 

“Pasti ini tuan Schwartz,” katanya, “sejenak sebelum ledakan saya tinggalkan dia sendirian di ruangan ini. Ia sedang membuat percobaan dan meminta saya untuk meninggalkannya karena ia mau sendirian jika bekerja.” 

Sewaktu berada dengan atasannya itu, Gonzales masih ingat bahwa Schwartz menghitung keras-keras uangnya yang tertinggal dalam tempat uangnya. Ia masih ingat jumlahnya satu dolar 73 sen. Jumlah uang ini ditemukan pas hingga ke sen-sennya di dalam dompet korban. Di samping mayat masih ditemukan jam dan beberapa cincin pemilik pabrik.

Dokter keluarga Schwartz, dr. Ruldy, juga berpendapat bahwa itu adalah mayat Schwartz. Para petugas menanyakan perihal gigi yang kurang pada dokter gigi yang selalu merawat keluarga Schwartz. Maka dokter itu menyatakan, bahwa belum lama ini ia mencabut gigi Schwartz, tepat pada tempat yang sama. Ia masih ingat benar. Oleh karena itu petugas mendapat pengakuan lagi bahwa telah terjadi kecelakaan dan Schwartz merupakan korbannya.

Keterangan waktu dari sheriff setempat juga cocok dengan pernyataan-pernyataan lain, maka semua sepertinya sudah terungkap. Khalayak ramai dan media massa menerima pula pernyataan resmi itu. Mereka semua mengasihani korban dan juga janda yang ditinggalkan.

 

Pencuri aneh

Tetapi pada suatu hari terungkaplah bahwa Schwartz tidak lama sebelum ledakan telah membuat asuransi jiwa yang tinggi. Katanya tidak kurang dari 200 000 dolar. Hal ini mencurigakan. 

Pemimpin jawatan kebakaran sekali lagi memeriksa tempat kejadian dan menemukan hasil yang mengejutkan. Api tidak terjadi kebetulan, akan tetapi dibuat dengan sengaja. Petugas-petugasnya telah menemukan sisa enam obor yang dicelupkan ke dalam cairan yang mudah meledak. 

Kemudian petugas juga masih menemukan beberapa peti dengan bahan peledak, yang tidak sampai meledak karena jawatan pemadam kebakaran segera menguasai api. Jika peti-peti itu - sebagaimana diharapkan - benar meledak, maka mayat tidak akan bisa dikenali dan hancur berkeping-keping.

Penemuan-penemuan ini membangkitkan perasaan curiga sheriff, yang kemudian memanggil dokter pengadilan dari San Fransisco bernama dr. E.O. Heinrich. Dokter ini menyuruh menggali mayat kembali dan dibawanya ke lembaganya. 

Di situ pada mulanya tidak ditemukan sesuatu yang membuktikan bahwa itu mayat orang lain. Tetapi kecurigaan yang telah ada diperkuat oleh dua hal. Seorang lelaki muda melaporkan pada polisi bahwa segera sesudah ledakan ia melihat tidak jauh dari pabrik, mobil dengan lampu yang dipadamkan dan dikemudikan oleh tuan Schwartz. Lalu yang aneh lagi, sehari sesudah ledakan di dekat pabrik ditemukan dua topi, yang sebuah dikenal sebagai topi tuan Schwartz. Kemudian juga laporan nyonya Schwartz mencurigakan. Katanya terjadi pencurian tiga hari sesudah kejadian. Tetapi si pencuri anehnya hanya mencari-cari di kertas-kertas keluarga. Semua foto tuan rumah diambil. Barang-barang berharga tidak diapa-apakan.

Sebelum dokter pengadilan memulai pemeriksaan perkara, ia telah menyuruh sheriff untuk memeriksa apa yang dimakan Schwartz pada malam hari sebelum ledakan. Katanya: mentimun dan kacang polong. Kemudian sheriff juga meminta sebuah sisir suaminya. 

Dua hari sesudahnya, dokter menelepon sheriff dan menerangkan padanya: “Perkara sudah terang. Yang mati bukan Schwartz.”

Cara pemeriksaan sebagai berikut: di dalam kantong perut lelaki yang meninggal tidak ditemukan sedikit bekas bahwa ia telah makan mentimun ataupun kacang polong. Ketika rambut yang ada di sisir dan rambut di tengkorak lelaki yang mati dibandingkan, sama sekali tidak ada persamaan. 

Melalui gambar-gambar dapat diketahui bahwa telinga kanan Schwartz sama sekali lain bentuknya dengan telinga kanan korban. Yang benar-benar menentukan adalah hal yang keempat ini yang diamati oleh ahli: ia telah meneliti deretan gigi korban dengan kaca pembesar dan telah menentukan bahwa gigi yang tidak ada itu tidak dicabut tetapi dipukul dengan palu. Akarnya masih tinggal 1 dalam rahang. Dokter gigi keluarga Schwartz menyatakan bahwa ia telah mencabut gigi Schwartz.

“Orang ini pasti dibunuh,” begitu dokter pengadilan itu menutup keterangannya. “Di bagian belakang kepala dapat dilihat sebuah cedera yang disebabkan oleh pukulan dengan senjata tidak tajam. Si pelaku berusaha agar mayat tampak sebagai mayat Schwartz, oleh karena itu gigi dipukul sampai patah.” 

“Apakah dengan demikian dapat disangka bahwa Schwartz pembunuhnya?” tanya sheriff

“Berikanlah saya sedikit waktu lagi. Saya masih ingin memeriksa beberapa hari lagi.”

Untuk mengetahui sebab ledakan, maka ahli kini kembali mengadakan pemeriksaan yang lebih teliti di laboratorium. 

Karena di dalamnya tidak ada penerangan listrik, maka Schwartz biasa menggunakan lampu parafin. Dokter membuka lampu, memeriksa bagian demi bagian dan akhirnya menentukan jika ledakan tidak bisa disebabkan oleh lampu ini. Agaknya sewaktu diadakan percobaan, seseorang telah menggunakan bahan kimia yang mudah meledak. Asap yang mengepul karena bahan-bahan kimia ini terbakar, kemudian mempersulit para petugas jawatan.

Di dalam laboratorium, dokter kemudian juga menemukan bahwa hanya pintu saja yang dijebol, jendela tetap utuh. Hal ini menunjukkan bahwa ledakan terjadi di luar ruangan laboratorium, di dalam gang di depannya. Si pelaku agaknya sebelumnya telah menaruh bahan bakar di lantai sedemikian rupa sehingga api menjalar mengelilingi mayat. Pemeriksaan lebih lanjut mengungkapkan: ledakan terjadi bersamaan di lima tempat. Kenyataan ini saja cukup untuk meragukan terjadinya kecelakaan. Korban tidak meninggal karena api ataupun ledakan. Bercak-bercak merah yang ada di lantai ternyata bercak-bercak darah.

Menurut perkiraan ahli, korban telah dibunuh dengan pukulan pada kepala beberapa jam sebelum kejadian. Ia kemudian disimpan di dalam lemari di gedung hingga malam hari. Aliran darah yang keluar dari lemari telah membenarkan teori ini. Sesudah hari gelap, agaknya Schwartz membawa mayat ke dalam laboratorium dan di sampingnya ditaruhnya cincin dan jamnya. Sesudah itu ia memukul rusak gigi kemudian menyalakan api dan pergi sambil mundur.

Untuk lebih teliti lagi, sang ahli memeriksa mayat untuk kedua kalinya. Ia menemukan retakan di tengkorak yang menyebabkan kematian seketika. Dari keadaan leher dan paru-paru mayat dapat dilihat bahwa ia sudah tidak dalam keadaan hidup lagi waktu gas-gas yang keluar karena ledakan memenuhi ruangan. Karena jawatan pemadam kebakaran bekerja dengan cepat, penghapusan jejak kejahatan digagalkan dengan tidak tersangka-sangka.

Kini polisi memusatkan penelitian khusus pada Schwartz. Dikeluarkan perintah penangkapannya dan dikirimkan ciri-cirinya ke semua penjuru dengan permintaan penangkapan. Bukan hanya pada yang berwajib di Amerika akan tetapi juga pada jawatan kepolisian Kanada dan di Eropa. 

Selain itu setiap penjual karcis kendaraan umum ditanyai apakah ia menjual karcis dalam jangka waktu 24 jam sesudah ledakan pada seseorang yang mirip dengan ciri-ciri yang diberikan. Hasil pemeriksaan ini negatif. Tidak seorang pun yang ingat pernah menjual karcis kepada seorang yang seperti Schwartz sesudah ledakan terjadi. Waktu terdengar desas desus bahwa Schwartz melarikan diri ke Jerman ataupun Meksiko, maka pemeriksaan juga dilakukan di situ. Hanya saja, baik di perbatasan maupun di rute-rute perjalanan kapal tidak ditemukan orang seperti itu.

 

Rodriguez masih hidup

Waktu para petugas sudah agak putus asa, mereka mendapat ide untuk memeriksa para pekerja di pabrik. Lalu di situ ditemukan, bahwa seorang imigran dari Meksiko bernama Joe Rodriguez, yang kira-kira setinggi Schwartz dan mempunyai perawakan yang sama, tiba-tiba menghilang. Ada orang yang mengatakan bahwa Rodriguez ini sudah dianggap sebagai seorang keluarga korban.

Apakah Rodriguez sewaktu kecelakaan ada di dekat pabrik, tidak seorang pun yang dapat mengatakan. Orang melihatnya untuk terakhir kali sore hari sebelumnya. Polisi kemudian mengirimkan surat pencarian ke semua kantor polisi di Kalifornia dan juga meminta pertolongan media massa. Tetapi tidak ada kabar berita dari manapun. Pencarian mungkin terkendala karena tidak adanya foto dari orang yang hilang. Semua percobaan tidak mendapatkan hasil sehingga membuat yang berwajib berpikir bahwa mayat itu Rodriguez. Ia dibunuh Schwartz untuk menutupi kejahatan asuransi besar-besaran.

Tetapi kemudian terjadi sesuatu yang tidak membenarkan sangkaan tersebut. Di sebuah kantor polisi, tiba-tiba muncullah Rodriguez yang telah disangka mati dan menerangkan bahwa ia meninggalkan pabrik pada sore hari sebelum ledakan. Ia pergi berkeliling untuk mencari pekerjaan yang dibayar lebih tinggi di tempat lain. Pekerjaan itu berhasil ditemukannya di sebuah kota lain beberapa hari kemudian. Karena ia hampir tidak pernah membaca koran, maka ia terlambat mengetahui soal kebakaran itu. Dan ia juga baru sekarang mendengar bahwa ialah yang disangka menjadi korban.

Dengan munculnya Rodriguez, polisi seakan-akan harus mulai dari nol lagi. Sekali lagi timbul pertanyaan siapakah mayat itu? Suatu penemuan yang dilakukan oleh ahli medis di tempat akhirnya membantu petugas-petugas polisi untuk mengungkapkan kejadian yang sebenarnya. Waktu memeriksa laboratorium, dokter menemukan sisa-sisa kertas yang telah hitam terbakar. Kemudian dengan bantuan proses kimiawi kertas itu dapat direkonstruksi sehingga diketahui apa sebenarnya isinya. 

Sisa-sisa itu tadinya buku dan kertas-kertas bersifat keagamaan seperti yang dipakai para pendeta dan misionaris. Dr. Heinrich pada kesempatan ini juga menemukan sebuah surat yang diperkirakan milik si korban. Barang itu bukanlah kepunyaan Schwartz karena ia sama sekali tidak ada perhatian untuk hal-hal yang bersangkutan dengan keagamaan. Siapakah pemilik surat ini?

Sesudah sheriff yang berkepentingan menyuruh menerbitkan surat-surat itu di surat-surat kabar, maka seorang pengurus permakaman melapor ke polisi. Menurutnya, penulisnya adalah temannya yang bernama Gilbert Warren Babe. Babe ini seorang misionaris keliling yang berasal dari Pennsylvania yang berkeliling Amerika dengan Kitab Injil.

Hal-hal yang dialaminya dalam Perang Dunia Pertama membuat ia memutuskan untuk menggugah manusia agar kembali ke jalan Kristus.

Waktu mayat diperlihatkan pada saksi, ia dengan segera mengenal mayat itu sebagai temannya karena ada ciri-ciri khasnya. Dalam kamar yang tadinya dihuhi oleh misionaris ini, ditemukan sekarung kopi dan keperluan menjahit. Keduanya diberikan istri saksi kepada Babe waktu ia mengunjungi mereka untuk terakhir kalinya. 

Babe pada suatu hari sampai di dekat Walnut Greek dan berkenalan dengan Schwartz. Itu nasib naasnya. Waktu akhir Juli 1925 ia tidak dilihat orang lagi. Semua menyangka bahwa ia telah meneruskan perjalanan. Bahwa ia tidak berpamitan kepada siapapun tidak diacuhkan orang karena ia dianggap mempunyai tabiat yang agak aneh.

Akhirnya setelah pembedahan mayat, tidak diragukan lagi jika mayat itu adalah Babe. Juga corat-coret atas kertas-kertas dengan isi keagamaan hanya dapat dibuat olehnya. Seorang ahli grafologi menyatakan demikian. Dapat ditentukan: Schwartz mengajaknya ke pabrik, membunuhnya dengan pukulan pada kepala dan meledakkan pabrik. Ia membuat rencana itu karena menyangka bahwa tubuh misionaris akan rusak oleh api dan ledakan. Sehingga tidak mungkin lagi diadakan identifikasi. Tetapi jawatan pemadam kebakaran cepat berada di tempat.

 

Penyewa flat yang mencurigakan

Kini Schwartz dicari di mana-mana. Semua kantor polisi dikerahkan mencari jejaknya dan gambarnya ditaruh di semua surat kabar. Polisi pun berhasil menemukannya tidak lama kemudian. Setelah kejadian, pelaku pindah ke sebuah kota yang terletak di tepi teluk San Francisco, Oakland.

Pengelola sebuah rumah flat modern di Oakland, Mr. Hayward, pada suatu hari berkenalan dengan seorang lelaki bernama Harold Warren. Mr. Hayward mendapat kesan baik dan makin diyakinkan sewaktu ia berkenalan lebih jauh. Beberapa lama sesudah mereka berkenalan, orang yang baru dikenal itu meneleponnya dan bertanya apakah ia mempunyai flat untuknya. 

“Tentu saja!” jawab Hayward, “saya akan menyediakannya dengan senang hati.”

Waktu melihat-lihat flat, Warren hampir tidak memeriksa ruangan-ruangannya akan tetapi segera saja menyewa yang ditawarkan kepadanya. Hal itu terjadi pada sore hari sebelum ledakan. Warren tidak menerangkan kapan ia akan masuk rumah baru, tetapi menyatakan bahwa mungkin ia akan masuk pada hari itu juga tetapi larut malam. 

Pada jam 4 pagi, tiba-tiba Hayward dibangunkan dari tidurnya yang lelap karena dering bel yang dibunyikan oleh penyewanya yang baru.

Si penyewa juga meminta kunci flat. Hayward melihat bahwa Warren compang-camping dan kotor. Setelan jasnya berlubang-lubang. Wajah dan tangannya penuh dengan bercak-bercak. 

Waktu ia menanyakan apakah telah terjadi sesuatu, Warren menjawab bahwa ia kecelakaan mobil dan dicurigai polisi. Karena ada whisky di dalam mobilnya ia segera saja melarikan diri dan karena itu cedera. Oleh karena itu pula ia harus tidur banyak.

Keterangan itu tidak begitu dipercaya oleh yang menyewakan flat akan tetapi ia harus mematuhi perjanjian. Si penyewa ternyata jarang meninggalkan flat. Namun sesudah beberapa hari terjalinlah hubungan persahabatan dan Warren segera keluar-masuk rumah si penyewa. Mereka juga membicarakan kecelakaan yang disebabkan oleh ledakan di Walnut Greek. Hayward menyatakan pendapat bahwa mungkin terjadi karena suatu kejahatan. Pernyataan ini dibantah keras oleh Warren. Katanya Schwartz bukanlah orang yang dapat melakukan kejahatan seperti itu. Tidak diragukan lagi bahwa itu suatu kecelakaan.

Pada suatu hari seorang teman menunjukkan koran yang memuat gambar Schwartz kepada Hayward. Waktu Hayward melihat gambar itu ia terkejut. Bukankah itu penyewa flat? Memang orang yang digambar itu mempunyai kumis dan yang menyewa tidak, tetapi yang Iain-lain tepat benar. 

Ia membicarakan hal itu dengan teman tadi. Tidak diragukan lagi, itulah orang yang dicari-cari. Ia lari ke telepon dan malam itu juga melapor pada polisi untuk menerangkan apa yang telah diamat-amati oleh dia dan temannya. Tetapi para petugas tidak menaruh banyak perhatian. Baru waktu Hayward memaksa agar dilakukan sesuatu, petugas bersedia untuk mengambil tindakan. Hari itu tanggal 9 Agustus pukul 3 pagi.

Hayward dan petugas polisi pergi ke tingkat dua, ke flat orang yang dicari-cari dan mengetuk pintu. Hayward memanggil: “Harold, biarkanlah saya masuk, ini Hayward”. Waktu tidak ada reaksi, mereka mengetuk sekali lagi dan meminta agar pintu dibuka. Kembali tidak ada yang menjawab. Karena pintu belakang juga tidak dibuka, maka salah seorang petugas polisi dengan keras memanggil: “Atas nama hukum bukalah pintu!” Lagi-lagi tidak ada yang membuka pintu.

Kini para petugas polisi bersepakat untuk mendobrak pintu. Tetapi sebelum mereka berhasil, terdengar tembakan.

Waktu pintu akhirnya terbuka, mereka melihat asap di ruang depan. Di sebuah kursi panjang di kamar tidur yang berdekatan, terbaringlah seorang lelaki bercucuran darah dari luka di bawah mata kanan. Orang itu Charles Henry Schwartz, yang berminggu-minggu dicari-cari dengan sia-sia. la segera dibawa ke rumah sakit untuk dioperasi, tetapi keburu meninggal waktu mereka sampai di sana. Istrinya pingsan waktu ia mendengar semuanya itu. la juga terkejut mengetahui kelanjutan kejadian, seperti halnya polisi.

Di dalam flat di mana Schwartz bunuh diri, ditemukan sepucuk surat dengan keterangan: “Kepada istri saya yang tercinta dan anak-anakku.” Di dalam surat itu Schwartz tidak mengaku telah berbuat kejahatan. Ada seorang lelaki muncul di tempatnya dan meminta pekerjaan. Waktu sedang berbicara, lelaki itu tiba-tiba meminta sejumlah besar uang dan mencoba memukul. Untuk membela diri ia memukul lelaki itu beberapa kali di kepala dan sepertinya terbunuh olehnya. 

Schwartz kemudian hanya memikirkan bagaimana menyingkirkar mayat itu. Ia mencoba untuk membakarnya, tetapi kini telah diketahui apa hasilnya. Foto-foto yang hilang diambil olehnya. Di sebuah meja ditemukan sebuah peta Meksiko, ke mana Schwartz ingin melarikan diri.

Polisi tidak mempercayai keterangan ini. Mereka berpendapat bahwa Schwartz telah membunuh misionaris Babe waktu ia datang ke tempat Schwartz. Tujuan Schwartz adalah untuk mendapatkan uang asuransi. Memang sudah nasib bahwa ledakan tidak memberi hasil seperti apa yang diharapkan. Dalam arsip kejahatan Amerika, kejahatan ini dinamakan “the too perfect crime” hingga sekarang.

Perkara tadi masih belum terjawab dalam beberapa hal. Yang tidak dapat dimengerti ialah bagaimana Schwartz ingin mengambil uang asuransi. Ia sendiri tidak dapat meminta asuransi untuk membayarkan uang itu dan istrinya tidak tahu-menahu tentang rencana jahat ini. Juga tidak mungkin bahwa uang itu akan diberikan khusus kepada istrinya. Mungkin ia berpikir sebaiknya si istri dibiarkan percaya bahwa ia telah meninggal agar si istri dapat menghadap perusahaan asuransi dengan baik-baik.

Kemudian Schwartz bisa saja menemui istrinya. Dan di sebuah tempat yang jauh di Amerika, ia memulai hidup baru dengan nama lain. Istrinya jelas tidak mengetahui apa-apa.

(Robert A. Stemrule)

Baca Juga: Lagu Palsu Alat Penipu

 

" ["url"]=> string(57) "https://plus.intisari.grid.id/read/553726714/salah-hitung" } ["sort"]=> array(1) { [0]=> int(1678780241000) } } }