array(1) {
  [0]=>
  object(stdClass)#49 (6) {
    ["_index"]=>
    string(7) "article"
    ["_type"]=>
    string(4) "data"
    ["_id"]=>
    string(7) "3835155"
    ["_score"]=>
    NULL
    ["_source"]=>
    object(stdClass)#50 (9) {
      ["thumb_url"]=>
      string(113) "https://asset-a.grid.id/crop/0x0:0x0/750x500/photo/2023/07/28/77-pangeran-kamarowsky-dan-puter-20230728051433.jpg"
      ["author"]=>
      array(1) {
        [0]=>
        object(stdClass)#51 (7) {
          ["twitter"]=>
          string(0) ""
          ["profile"]=>
          string(0) ""
          ["facebook"]=>
          string(0) ""
          ["name"]=>
          string(5) "Ade S"
          ["photo"]=>
          string(54) "http://asset-a.grid.id/photo/2019/01/16/2423765631.png"
          ["id"]=>
          int(8011)
          ["email"]=>
          string(22) "ade.intisari@gmail.com"
        }
      }
      ["description"]=>
      string(150) "Seorang bangsawan terlibat dalam hubungan gelap dengan banyak pria terkenal. Setelah pembunuhan tokoh penting di Venetia, para detektif menyelidikinya"
      ["section"]=>
      object(stdClass)#52 (8) {
        ["parent"]=>
        NULL
        ["name"]=>
        string(7) "Histori"
        ["show"]=>
        int(1)
        ["alias"]=>
        string(7) "history"
        ["description"]=>
        string(0) ""
        ["id"]=>
        int(1367)
        ["keyword"]=>
        string(0) ""
        ["title"]=>
        string(23) "Intisari Plus - Histori"
      }
      ["photo_url"]=>
      string(113) "https://asset-a.grid.id/crop/0x0:0x0/945x630/photo/2023/07/28/77-pangeran-kamarowsky-dan-puter-20230728051433.jpg"
      ["title"]=>
      string(67) "Pangeran Kamarowsky dan Puteri Marie Tarnowska Berkencan di Venetia"
      ["published_date"]=>
      string(19) "2023-07-28 17:14:43"
      ["content"]=>
      string(25392) "

Intisari Plus - Marie Tarnowska, seorang bangsawan terlibat dalam hubungan gelap dengan banyak pria terkenal. Setelah pembunuhan tokoh penting di Venetia, para detektif menyelidiki hubungannya dengan perempuan ini.

----------

Nama Marie Tarnowska seorang bangsawati dari Kiev, Rusia, adalah nama yang terkenal di kota-kota besar Eropa sebelum Perang Dunia I, ketika orang dari Eropa Timur dengan bebasnya masih bisa melintas ke Barat, atau sebaliknya orang Eropa Barat ke Eropa Timur.

Ia merupakan buah bibir lingkungan tinggi di Wina, Paris. Venetia, Berlin dan kota-kota besar lainnya, di mana bangsawati itu sering menampakkan diri dengan kecantikannya yang seperti memiliki daya tenung dan dengan keganasan nafsu seksnya yang tak terpuaskan.

Rambutnya cokelat disepuh kemerahan, matanya biru dengan kedalaman yang menantang, kulit halus tanpa noda. Mengenai tubuhnya, seorang ahli mode Paris menyatakan bahwa Marie Tarnowska memiliki bentuk ideal yang tiada taranya di Eropa.

Hanya “susahnya” sang bangsawati dihinggapi oJeh suatu nymphomania – tergila-gila terhadap lelaki. la menikah pada usia 16 tahun dengan Pangeran Vasili Tarnowsky, seorang bangsawan dari Kiev juga. Kata orang, suaminya yang agak berselisih umur dengan Marie, pendek usia karena tuntutan-tuntutan istrinya dalam kehidupan perkawinan terlalu berat bagi fisiknya. 

Entah benar tidaknya omongan orang ini. Tapi yang jelas, selagi suaminya masih hidup dan sebelum ia (Marie) diceraikan olehnya, Marie Tarnowska sudah mempunyai hubungan-hubungan gelap dengan kebanyakan pria terkemuka (bahkan juga dengan beberapa yang tidak terkemuka) dari lingkungannya.

Namun rupanya lingkungan kota Kiev yang cukup besar itu belum juga bisa memuaskan Marie. Melanconglah ia ke Barat, bertamasya di kota-kota besar, di sana melepaskan dahaganya dalam pesta-pesta gila yang tak mengenal moral. Di sana pula ia berkenalan secara intim dengan dunia pelacur-pelacur lelaki. 

Seolah-olah kesemuanya itu belum cukup, menurut catatan, Marie menunjukkan kecenderungan-kecenderungan sadisme. Ia merasa sangat bahagia jika dapat menyengat ujung jari kekasihnya dengan api rokok atau menggoreskan inisial namanya dengan benda tajam pada pergelangan seorang pacar. Atau kadang kadang ia memasukan zat asam yang keras dalam cangkir kopi lelaki yang semalam telah menemaninya di ranjang agar dapat melihat kekasih itu menggeliat-geliat kesakitan. Pada saat sedang bosan dengan seks dan sadisme, Marie mencari kebahagian dalam obat bius kokain. 

Rentetan kemaksiatan Marie akan membuat setiap manusia yang normal tertegun keheranan. Tapi anehnya bangsawati Rusia ini mampu membangkitkan cinta yang teguh dan tak kunjung padam dalam hati lelaki-lelaki malang yang pernah terjerat olehnya. Padahal mereka bukan anak belasan tahun yang masih “hijau”, melainkan lelaki-lelaki yang berpendidikan, telah matang usia, tahu kehidupan internasional, dan mengenal segala liku-liku dan kemunafikan tata pergaulan sosial.

Sekali kena pesona Marie, hilanglah sikap hati-hati, ketajaman pengamatan dan rasa harga diri mereka.  Bagi sementara di antara lelaki-lelaki itu, cinta Marie Tarnowska berarti liang kubur. Salah seorang di antara mereka ialah Pangeran Paul Kamarowsky yang melancong ke Venetia pada tahun 1907.

Pagi-pagi buta tanggal 3 September 1907, Isabella Gregorio, seorang pembantu rumah tangga, sedang sibuk membersihkan ruangan-ruangan di tempat penginapan Pangeran Paul Kamarowsky di Campo Santa Maria del Giglio. Terdengar bunyi bel. Isabella membukakan pintu dan berhadapan dengan seorang lelaki muda, berpakaian setelan cokelat dan memakai topi model Tirol dengan bulu-bulu di atasnya.

Air mukanya ganas, mata menyala-nyala. “Mana Pangeran!”, teriaknya buas. “Saya harus bertemu dengannya sekarang juga”. Isabella menjawab “Tidak bisa. Beliau masih tidur jangan terlalu keras bicara nanti ia terbangun”.

Tanpa memperdulikan kata-kata ini, lelaki asing itu terus saja menerjang Isabella dan langsung mencari kamar Kamarowsky yang terletak di tingkat dua. Dari belakang, Isabella kini dapat melihat bahwa tamu tersebut membawa senapan. Sesaat kemudian dari dalam kamar Kamarowsky terdengar tamu itu berteriak “Paul, sungguh bangsat kamu”, Sekejap sunyi, lalu meledak serentetan tembakan.

Isabella menjerit dan tak berani berkutik ketika tamu asing itu bergegas-gegas lari keluar menuju gondola yang siap menunggunya dan segera hilang di tengah-tengah keramaian lalu lintas perahu-perahu di kanal pagi itu.

Kini Isabella lari ke kamar Pangeran Kamarowsky yang ternyata telah menggeletak berlumuran darah di ranjangnya. Wanita itu lalu berteriak-teriak: “Tolong! Tolong! Polisi!”. 

Segera datang dua orang “carabinieri” polisi patroli. Yang satu mengadakan pemeriksaan, sedangkan yang lain cepat-cepat memanggil dokter dan melapor pada Markas. Ketika dokter tiba, korban masih hidup, namun keadaannya telah sangat parah. Segera ia diangkut ke rumah sakit dengan gondola, tapi meninggal dalam perjalanan.

Sementara itu detektif Calvecchia dan Covello yang datang tak lama setelah dokter tiba di tempat kejadian, mengadakan pemeriksaan yang lebih teliti dan menginterview Isabella. Pangeran Kamarowsky demikian Isabella menyewa rumah itu kira-kira dua minggu yang lalu. Wanita ini bekerja sebagai pembantu rumah tangga sejak kedatangan bangsawan Rusia itu di rumah tersebut. 

Sepanjang pengetahuannya, Pangeran Kamarowsky tak akan tinggal lama di Venetia. Tamu pagi itu adalah tamunya yang pertama. Selebihnya Isabella menyatakan bahwa rupanya Kamarowsky menunggu seseorang dan bermaksud tinggal di Venetia selama beberapa waktu dengan orang yang dinanti-nantikannya itu. 

Seluruh isi rumah diperiksa oleh para petugas. Pada koper almarhum terikat kartu etiket dari hotel-hotel beberapa kota di Eropa: Bellevue Hotel di Hyeres Perancis, Hotel Bristol di Wins dan Hotel d'ltalie di Venetia. 

Selanjutnya dalam dompet almarhum ditemukan mata uang berbagai negara Eropa. Dalam dompet itu ditemukan pula paspor Rusia dari almarhum dan kuitansi pembayaran hotel-hotel yang pernah disinggahinya.

Dari penemuan-penemuan di atas dapat disimpulkan bahwa sang Pangeran berangkat dari Rusia pada awal bulan Juni, singgah di Perancis kira-kira dua minggu, dari sana menuju ke Wina dimana ia tinggal selama dua bulan. Lalu pada tanggal 18 Agustus jadi 16 hari sebelum terbunuh ia tiba di Italia.

Selebihnya para detektif menemukan seberkas surat-surat pribadi, tersimpan dalam sebuah map. Surat-surat yang ditulis dalam bahasa Rusia itu mereka kirimkan ke markas untuk diselidiki oleh tenaga ahli yang paham bahasa tersebut.

Akhirnya masih ada satu benda lagi yang menarik perhatian para petugas yaitu sebuah miniatur yang melukiskan kepala seorang wanita muda. Di bawah lukisan itu tertulis kata-kata berikut dalam bahasa Perancis yang di Eropa pernah dianggap sebagai bahasa cita dan bahasa dunia diplomatik: “Kepada Paul. Jantung Hatiku. Marie, 10 Agustus, 1907". 

Siapa dia? Istrinya ataukah kekasihnya? Demikian Covello dan Calvecchia bertanya-tanya. 

Sementara itu polisi berhasil menemukan pemilik gondola yang ditumpangi pembunuh. “Saya bersumpah belum pernah melihat orang yang tadi menyewa gondola saya”, kata orang itu. “Dan saya sama sekali tidak tahu bahwa selagi saya menunggunya, penumpang itu membunuh orang yang dikunjunginya”.

Selanjutnya si pemilik gondola menambahkan bahwa penumpang asing itu naik dan turun dari gondolanya di tempat yang sama, yaitu Riva degli Schiavoni, sebuah dermaga yang tak jauh letaknya dari stasiun utama Venetia dan daerah hotel-hotel besar. 

Untuk mendapat keterangan yang lebih lengkap, para detektif menghubungi konsulat Rusia di Venetia. Ketika melihat paspor dan foto almarhum, air muka konsul Rusia menjadi serius. Katanya: “Kamarowsky adalah seorang tokoh yang sangat penting. Ia berpangkat kolonel dalam ketentaraan Husar. Ia pun seorang penasihat negara yang sangat dekat dengan Csar. la memiliki tanah yang luas sekali di Orel. Tetapi saya sama sekali tidak tahu bahwa ia berada di Venetia. Tidak mustahil ia datang dengan tugas rahasia dari Csar pribadi atau Csar tidak menghendaki lagi kehadirannya”. 

Ketika Covello, sambil memperlihatkan lukisan wanita yang ditemukannya dalam kamar Kamarowsky, bertanya kepada sang konsul apakah ia mengenal wanita tersebut, maka konsul itu menjawab: “Yang jelas, ia bukan istri almarhum. Siapa Marie ini saja tidak tahu. Di Rusia ada seorang bangsawati terkenal bernama Marie Tarnowska yang baiklah ia saya sebut non konvensionil. Tetapi saya belum pernah bertemu secara pribadi dengannya. Dan saya juga belum pernah mendengar namanya disangkutpautkan dengan nama Kamarowsky. Soalnya pelik sekali”. 

Ini adalah untuk pertama kali detektif Covello dan Calvecchia mendengar nama bangsawati Rusia itu.

Langkah berikutnya yang diambil oleh para detektif ialah mengunjungi Hotel d'Italie, yang menurut dugaan pernah disinggahi Kamarowsky ketika baru saja tiba di Venetia. Pegawai penerima tamu tak tahu tamu Rusia yang mana yang ditanyakan oleh para detektif karena hotel itu penuh dengan orang-orang Rusia. Tapi kesukaran ini segera dapat diatasi dengan menyelidiki buku daftar tamu. Pangeran Kamarowsky ternyata menginap di Hotel d'ltalie pada tanggal 18 dan 19 Agustus, lalu meninggalkan hotel tersebut tentunya ia berpindah ke rumah di mana ia terbunuh. 

Setelah itu jalan penyelidikan mendapatkan arah yang menentukan berkat jasa seorang rekan detektif yang suka ngobrol-ngobrol dan berkat kenyataan bahwa Venetia diwaktu itu hanya mempunyai satu kantor telegram umum. 

Rekan detektif itu ialah Ricardo Bonomi yang telah mendengar tentang terbunuhnya Kamarowsky. Covello dan Calvecchia berpapasan dengannya ketika mereka sedang menuju markas besar.

Bonomi menceritakan bahwa baru saja ia mampir di kantor telegram dan omong-omong dengan seorang sahabatnya yang kebetulan sedang bertugas di kantor telegram itu. Ketika mendengar dari Bonomi tentang pembunuhan yang terjadi atas Kamarowsky, petugas kantor telegram itu ingat bahwa beberapa hari yang lalu bangsawan Rusia itu kirim kawat kepada Putri Marie Tarnowska.

Covello dan Calvecchia langsung menuju kantor telegram tersebut untuk memeriksa isi berita yang dikatakan almarhum. Kawat yang dikirimkan pada tanggal 27 Agustus itu ditulis dalam bahasa Perancis dan ditandatangani Paul Kamarowsky. Pada pokoknya telegram itu menyatakan bahwa Marie Tarnowska (kepada siapa telegram ditunjukkan) adalah seorang betina hina yang tak mengenal kesusilaan, ganas dan buas seperti ikan hiu. Pernyataan itu disertai detail-detail. 

“Jika benar Marie mempunyai watak seperti dilukiskan dalam telegram itu, maka hubungannya dengan Kamarowsky yang disebutnya “jantung hatiku” pasti berubah cepat akibat telegram tersebut", komentar detektif Colavecchia.

Pada saat ini timbul gagasan pada Covello untuk membandingkan tanda tangan di bawah telegram itu dengan tanda tangan almarhum Pangeran Kamarowsky seperti terdapat dalam paspornya. Dan ternyata sama sekali berbeda. Jadi pengirim telegram itu bukanlah Kamarowsky. 

Penjelasan dari petugas kantor telegram tentang lelaki yang menyerahkan berita telegram di atas kepadanya, semakin memperkuat kesimpulan itu. Pengirim telegram bertubuh kekar sedangkan sang pangeran langsing. Rambutnya tebal, berwarna cokelat dan berombak sedangkan sang pangeran kepalanya botak. la berkumis tipis dan tak memelihara janggut sedangkan sang pangeran mempunyai kumis dan janggutnya yang lebat.

Lalu siapa pangeran palsu ini? Pernyataan ini cukup mudah memperoleh jawabannya karena petugas kantor telegram itu yang suka melancong di seluruh kota, dapat memberikan keterangan tambahan. “Saya beberapa kali melihat orang itu di Hotel Danieli. Rupanya ia menginap dis ana”, katanya. 

Identitas orang yang mengirimkan telegram palsu itu segera diketahui oleh Covello dan Calvecchia setelah mereka mendatangi pimpinan Hotel Danieli. Nama orang itu Donat Prilukoff. Lelaki ini datang di hotel tersebut pada tanggal 18 Agustus dan baru saja pergi pagi itu ke Wina naik kereta api. 

Satu pertanyaan Covello menyela “Apakah lelaki itu sering atau pernah memakai setelan cokelat dan topi model Tirol dengan bulu di atasnya?” Manager hotel menjawab “Tidak pernah”.

Dari semua keterangan-keterangan di atas dapat diambil beberapa kesimpulan sebagian pasti, sebagian masih gelap. Yang jelas, Prilukoff bukanlah orang yang membunuh Kamarowsky. Di lain pihak tampaknya bukanlah suatu kebetulan bahwa lelaki itu mencampuri urusan Kamarowsky. Mengapa Prilukoff sambil menyebut dirinya Paul Kamarowsky mengirimkan telegram penuh penghinaan dan cercaan ke alamat Marie Tarnowska yang mempunyai hubungan intim dengan almarhum itu?

Selebihnya ada suatu hal yang mencolok mengenai tanggal kedatangan Donat Prilukoff di Venetia. Ia tiba di kota ini pada tanggal yang sama seperti Pangeran Kamarowsky dan berangkat lagi meninggalkan Venetia hanya beberapa jam setelah bangsawan Rusia itu terbunuh. Berdasarkan pemikiran ini para detektif berpendapat bahwa Prilukoff harus dibayangi.

Karena telah terlambat untuk mencegat kereta api jurusan Wina yang ditumpangi Prilukoff, maka para detektif mengirim kawat ke polisi Wina untuk mencari tempat penginapan lelaki tersebut sambil meminta agar ia diawasi terus. Mereka juga minta segala keterangan-keterangan yang ada tentang kegiatan-kegiatan terakhir Kamarowsky, Prilukoff dan jika mungkin, juga kegiatan Putri Tarnowska pada waktu mereka singgah di Wina. 

Selebihnya para detektif tidak lupa mengirim kawat ke Kiev dan Orel di Rusia serta ke Hyeres di Perancis. Barangkali dari kota-kota tersebut dapat diperoleh keterangan-keterangan lebih lanjut tentang kedua lelaki dan Putri Tarnowska serta hubungan antara ketiga orang itu.

Sementara itu tenaga ahli di Markas Besar kepolisian telah berhasil membaca berkas naskah korespondensi almarhum Kamarowsky yang ditemukan di tempat terjadinya pembunuhan.

Dari surat-surat itu jelas ternyata bahwa Kamarowsky mempunyai hubungan mesum dengan Marie Tarnowska. Dari dokumen-dokumen yang sama diketahui pula bahwa kepergian almarhum ke Venetia adalah berdasarkan kencan dengan wanita itu. Almarhum menyewa rumah di kota tersebut karena Marie akan menyusulnya dan tinggal bersama dengannya. Sepasang merpati ini akan tinggal di Venetia selama beberapa waktu.

Namun dalam dokumen surat menyurat itu ada suatu keanehan. Beberapa surat dari Marie kepada Kamarowsky dikirim dan Kiev sesudah tanggal 27 Agustus, artinya setelah Prilukoff mengirimkan kawat palsu atas nama Kamarowsky kepada Marie Tarnowska. Dan seperti dikatakan, kawat tersebut berisi penghinaan terhadap bangsawati itu. Tetapi anehnya mengapa surat-surat Marie sampai yang terakhir penuh kemesraan dan gelora cinta.

“Seandainya Marie yakin bahwa surat-surat itu berasal dari Pangeran Kamarowsky, pasti perasaannya terhadap kekasih ini akan berubah”, komentar detektif Covello. “Tak mungkin seorang wanita akan membiarkan begitu saja umpatan dan cercaan dari seorang kekasih betapapun wanita itu tergila-gila padanya”. 

Calvecchia sependapat dengan rekannya dan mengambil kesimpulan yang lebih terperinci. Menurut dia, keanehan-keanehan di atas hanya dapat diterangkan sebagai berikut:

Puteri Tarnowska mengetahui bahwa telegram tersebut di atas tidaklah dikirim oleh Kamarowsky. Bahkan mungkin sekali wanita itu mengetahui bahwa pengirimnya ialah Prilukoff. Seandainya Marie terluka hatinya oleh isi telegram itu, niscaya ia akan menyebut-nyebut peristiwa itu dalam surat-suratnya kepada Kamarowsky di Venetia. Atau barangkali ia akan merasa perlu memperingatkan Kamarowsky agar hati-hati terhadap Prilukoff yang sedang singgah pula di Venetia. Tetapi semua itu tidak dilakukan oleh Marie. Lalu apa kesimpulannya menurut Calvecchia? Bahwa telegram itu dikirim oleh Prilukoff dengan sepengetahuan Marie sendiri untuk sesuatu tujuan yang juga belum diketahui.

Di antara dokumen korespondensi Kamarowsky ada satu surat lagi yang menimbulkan teka-teki. Surat itu dikirim oleh seorang bangsawan bernama Ivan Troubetskoy dan ditujukan kepada Putri Tarnowska. Isinya: pernyataan cinta abadi kepada wanita cantik itu serta pinangan agar mau menjadi istrinya. Dan sebagai bukti atau jaminan kesungguhan dan kesetiaannya Troubetskoy menyatakan akan menunjuk Marie Tarnowska sebagai pewaris dari asuransi jiwanya sebesar 500.000 rubel.

Aneh benar bahwa surat Ivan Troubetskoy kepada Marie itu ditemukan diantara korespondensi Kamarowsky. Asuransi adalah kata yang terlalu seringkali dijumpai polisi pada akhir pengusutan suatu perkara pembunuhan. Mungkin Marie sengaja membuat kekeliruan yang tak disengaja dengan menyelipkan surat dari Troubetskoy itu di tengah lembaran-lembaran suratnya (artinya: surat Marie) kepada Kamarowsky. Dengan tujuan agar karena kekeliruan itu Kamarowsky mengetahui bahwa ada bangsawan lain yang dan ingin memperistrinya sambil menjanjikan warisan sebesar setengah juta rubel. “Kalau kamu ingin memperistriku, berilah aku warisan setidak-tidaknya sebesar yang ditawarkan kepadaku oleh Troubetskoy” itulah yang sebenarnya hendak dikatakan oleh Marie dengan salah kirim itu. Demikian penalaran yang melintas dalam benak para detektif.

Isi surat Troubetskoy di atas mereka baca melalui terjemahan tenaga ahli Markas Besar. Kini Covello dan Calvecchia ingin melihat kopi orisinalnya. Setelah diamati baik-baik, ternyata tulisan Troubetskoy itu persis sama dengan tulisan Donat Prilukoff lelaki yang dengan menggunakan nama Kamarowsky mengirim telegram palsu kepada Marie Tarnowska. Jadi sekali lagi di sini ada pemalsuan. Apa hubungan antara dua surat palsu itu?

Sementara itu dari para pejabat di Rusia diperoleh jawaban yang mendetail tentang siapa Putri Marie dan mereka secara khusus mengungkapkan segi-segi gelap dalam riwayat hidup wanita ini.

Tak lama setelah menikah dengan Tarnowsky, Marie mengambil adik suaminya, Peter, sebagai kekasih. Anak muda ini menyangka hubungannya dengan Marie sungguh berdasarkan cinta yang riil dan kekal sekalipun terjadi di luar pernikahan. Tapi segera Peter merasa kecewa. Sebab ia dicampakkan begitu saja oleh Marie yang telah bosan dengannya. Wanita jalang ini bahkan masih menyiksanya dengan mengatakan terus terang kepadanya bahwa selama berkasih-kasihan dengannya, ia (Marie) masih mempunyai kekasih lain lagi.  

Ketika hubungan Peter dan kakak iparnya terputus, Tarnowsky mendapat tahu tentang perzinahan adiknya dengan istrinya. Peter yang merasa bersalah, menjadi semakin putus asa dan mengakhiri hidupnya dengan menggantung diri.

Petualangan cinta yang berikutnya ditempuh Marie dengan Alex Bozevsky, seorang kapten dari Kawal Kerajaan di istana St. Petersburg. Marie bertemu dengan lelaki tampan ini ketika singgah beberapa bulan di St. Petersburg bersama suaminya. Juga Alex Bozevrsky mati secara tak wajar, yaitu ditembak oleh Tarnowsky yang memergoknya ketika sedang mencumbui Marie. Dan rupanya Marie sendirilah yang mengusahakan agar Bozevsky menemui nasib ini dengan mengundangnya pada suatu sore di mana suaminya setiap saat dapat pulang. 

Tarnowsky diajukan ke muka pengadilan atas tuduhan membunuh seseorang. Tapi ia dibebaskan karena membela diri dengan menunjuk pada hukum tak tertulis bahwa seorang suami berhak membela kehormatan istrinya secara mati-matian. 

Setelah proses ini, Tarnowsky maju lagi kepengadilan, kali ini untuk menuntut perceraian dari istrinya. Proses ini berjalan dengan sengit tidak karena Marie berusaha membela kehormatannya. Tidak pula karena ia ingin bertahan sebagai istri Tarnowsky, melainkan karena ia ingin memperoleh sebagian dari kekayaan suaminya.

Proses pengadilan tentu saja memerlukan uang, padahal Marie tidak banyak harta benda pribadinya. Masalah ini dipecahkan oleh wanita yang tak bermoral itu dengan caranya yang khas yaitu dengan memperalat seorang dokter kaya raya, Dr. Dmitri Stahl yang tergila-gila padanya. Dokter ini sanggup membayar semua biaya pengadilan karena Marie berjanji mau dinikahinya segera setelah ia bercerai dari Tarnowsky.

Maksud Marie tercapai, ia bercerai dari Tarnowsky dan dapat memperoleh separuh dan tanah milik lelaki itu. Kini Dr. Stahl tidak ia perlukan lagi. Lelaki ini ia buang seperti sandal yang telah usang sambil menandaskan bahwa ia tak akan mengembalikan uang pinjaman dari dokter itu sepeserpun. Dr. Stahl putus asa dan mengobati kepedihan hatinya dengan menebuskan peluru ke dalam benaknya. 

Suatu sebab utama mengapa Marie mencampakkan Dr. Stahl adalah karena ia berminat kepada pengacara yang membelanya dalam sidang perceraian. Pengacara itu tak lain adalah Donat Prilukoff, seorang advokat yang cemerlang dan sangat terpandang di Kiev. Begitu proses perceraian selesai, Prilukoff meninggalkan istrinya, membawa uang klien-kliennya dan kabur ke Wina dengan kekasihnya.

Sembilan minggu mereka berfoya-foya di ibu kota Austria. Lalu Marie pulang ke Kiev, tapi Prilukoff tidak bisa menemaninya karena pengacara ini menjadi buronan polisi Rusia karena penggelapan uang klien-kliennya. 

Selama di Kiev, Marie melewatkan waktunya dengan memulai affair baru kali ini dengan Pangeran Paul Kamarowsky. Tak lama kemudian tersiar berita bahwa bangsawan itu meninggalkan istrinya dan pergi keluar negeri dengan Marie. 

Pertama kali mereka pergi ke Hyeres Perancis. Di kota ini mereka mengaku sebagai suami-istri dan tinggal di Bellevue Hotel selama dua minggu. Lalu ke Wina menginap di Hotel Bristol. Menurut polisi Wina, pada waktu itu Prilukoff juga berada di kota yang sama dan menginap di Hotel Victoria yang terletak di seberang Hotel Bristol.

Tiga orang itu tinggal di Wina dua bulan lamanya. Pada akhir masa dua bulan ini, Pangeran Kamarowsky mengasuransikan dirinya dengan polis sebesar $75.000 dan menetapkan Marie sebagai ahli warisnya.

Baca Juga: Perkara yang Berekor Panjang

 

" ["url"]=> string(112) "https://plus.intisari.grid.id/read/553835155/pangeran-kamarowsky-dan-puteri-marie-tarnowska-berkencan-di-venetia" } ["sort"]=> array(1) { [0]=> int(1690564483000) } } }