Kembali ke Intisari News
February 08, 2022
Siapa Pembunuh Nona Kwitang?
Orang ragu karena tak mengira ia tega menyiksa kekasihnya
Orang ragu karena tak mengira ia tega menyiksa kekasihnya (Intisari Plus)
Editor Ade S

Intisari PlusPada hari Jumat pagi, 18 Mei 1912, Kota Betawi digemparkan dengan ditemukannya sebuah karung yang terapung di Kali Baru, di kawasan Tanah Abang. Karung itu berisi mayat seorang wanita yang sudah dalam keadaan rusak, sebab sudah beberapa hari terendam dalam air. Dalam pemeriksaan mayat ternyata bahwa wanita itu tewas oleh tindak kekerasan. Dokter pemeriksa menemukan bekas cekikan pada lehernya.

Ujung lidahnya terpotong oleh benda tajam, sedangkan di beberapa bagian tubuhnya terdapat luka-luka akibat penganiayaan. Setelah beberapa hari polisi dapat menentukan identitas mayat itu: Nona Fientje de Feniks, umur 19 tahun, tinggal di Kwitang.

Kematian Fientje banyak disayangkan orang. Mengapa wanita masih muda dan cantik itu harus mati secara menyedihkan. Sampai hati benar orang membunuhnya, demikian salah satu reaksi orang ramai. Yang paling kehilangan ialah pria-pria muda berduit yang tergclong
playboy, sebab mereka yang paling tahu wanita penghibur ini. Menurut penulis kisah yang sezaman, Nona Fientje de Feniks di kalangan itu terkenal sebagai nomor satu, hingga di bilangan Betawi, Weltervreden dan Meester Cornelis tidak ada orang muda yang tidak kenal namanya.

Melihat fotonya, Fientje memang termasuk wanita yang rupawan, meskipun dia lebih mirip dengan wanita pribumi daripada Indo atau keturunan Belanda. Menurut penulis kisah dalam bahasa Melayu pasar itu, kulit mukanya halus dan bersih, rambutnya hitam serta lebat. Hidungnya mancung, matanya jeli. Kalau tertawa di kedua pipinya nampak lesung pipi. Dari sanggulnya dapat dikenali sebagai peranakan Belanda. Walaupun peranakan Belanda, tentu kalau berdandan sebagai perempuan Melayu, dengan konde yang khas, kain dan kebaya panjang, banyak yang mengira bahwa ia wanita Betawi asli.

Fientje memang pandai bersolek. Sekalipun pekerjaannya ialah wanita penghibur yang dapat dipanggil kapan saja, di mana saja, dan oleh siapa saja asalkan berduit, kadang-kadang ia mengaku sebagai peliharaan atau simpanan seorang laki-laki tertentu.

Seandainya mempunyai status itu pun belum berarti bahwa ia meninggalkan profesi utamanya sama sekali. Seperti seekor burung, ia gemar terbang ke sana-sini, hinggap di pohon yang disukai, tapi enggan dikurung, dalam sangkar emas sekalipun.

 

Gonta-ganti pacar

Jangan biarkan penasaranmu tergantung.
Akses tanpa batas dengan Intisari Plus.