Kembali ke Intisari News
August 03, 2022
Manusia-manusia Kebal Api
Manusia Manusia Kebal Api
Manusia Manusia Kebal Api (Tony Robbins Firewalk)
Penulis Intisari Plus
Editor Ade S

Intisari Plus - Sebagian orang terlahir dengan membawa misteri. Mereka bisa menelan pisau, besi, baja, atau bahkan berjalan di atas api tanpa terjadi apa-apa dengan mereka. Orang-orang semacam itu bisa dijumpai di berbagai pelosok dunia. Apa rahasianya? Bagaimana mereka bisa memperoleh kemampuan seperti itu? Pertanyaan semacam ini muncul di benak banyak orang. Pertanyaan lainnya, bagaimana rasanya mempelajari dan mempraktikkan keberanian yang tak lazim itu?

---------------------------------

Di India banyak desa yang penuh dengan misteri. Sekali saja berkunjung ke tempat-tempat itu sudah cukup membuat tubuh bergidik. Di sana ada sejumlah orang unik yang jago menampilkan aksi-aksi aneh. Akan tetapi orang dengan kemampuan semacam itu tidak hanya ada di India. Mereka bisa dijumpai di berbagai tempat di seluruh dunia.

"Aksi berjalan di atas api" paling populer di kalangan kaum fakir (orang suci) di India. Pada suatu hari raya umat Hindu setempat, mereka datang ke sebuah desa lalu minta dibuatkan parit yang kemudian diisi dengan batu-batu panas. Mereka lalu menyeberangi parit yang membara itu dengan kaki telanjang, dan tiba di ujung parit sambil tersenyum. Bagaimana mereka mampu menampilkan aksi semacam itu, sungguh sebuah misteri yang tak seorang pun bisa menjelaskannya secara rasional. Satu-satunya penjelasan yang boleh dikata mendekati kebenaran, yaitu bahwa orang-orang itu mampu mengatasi rasa sakit dengan kekuatan niat yang besar.

Aksi berani serupa itu juga dipraktikkan di Tiongkok, Tibet, Jepang, dan Hong Kong. Di Hong Kong aksi-aksi semacam ini banyak menarik minat turis. Di Jepang penganut agama Shinto banyak yang menggemari aksi berjalan di atas api. Akan tetapi hal yang paling menarik sekaligus mengagumkan dari aksi yang berani itu ditampilkan oleh suku Indian di Amerika Utara. 

Orang-orang di pedesaan mempersiapkan diri untuk upacara penyucian dengan membuat api unggun di pondok ritual. Para penampil menanggalkan pakaian masing-masing lalu memasuki lingkaran api bersama pemimpin mereka. Setelah itu disusul dengan tarian para wanita yang berputar-putar mengelilingi api, sementara kaum pria menerobos kobaran api unggun itu. Begitu tarian usai, pemimpin mereka yang disebut Shaman mengambil kayu-kayu yang masih menyala, lalu ditaruh di tubuhnya, dan aksi itu lantas diikuti oleh yang lain. Bila ada yang terbakar, mereka dianggap masih perlu lebih banyak berdoa.

Namun, ritual itu tidak berakhir sampai di situ. Setelah semuanya selesai, setiap orang wajib meminum semangkuk air garam, lalu memuntahkannya ke dalam mangkuk berisi pasir. Siapa saja yang gagal memuntahkannya dianggap belum suci dan harus menjalani ritual lagi. Setelah pintu pondok ritual itu ditutup, Shaman duduk mengelilingi api bersama para pengikutnya. Mereka duduk di sana sampai apinya padam dan abunya mendingin. Abu yang sudah dingin lantas dicampur dengan muntahan mereka dan dibiarkan di tempat terbuka sampai terembus angin. Ritual itu merupakan puncak latihan penyucian diri yang mereka lakukan selama setahun. Setelah setahun berselang, upacara itu kembali dilakukan.

Penguasaan terhadap api mengambil tempat yang menonjol dalam agama Hindu. Tujuannya yaitu penyadaran diri setiap individu lewat beberapa tahap perkembangan. Ketika seorang calon telah berhasil melalui 10 tahap atau lebih, dia mencapai tahap akhir kebahagiaan. Penguasaan atas api merupakan aspek dari hatha yoga yang dicapai melalui latihan rutin untuk meningkatkan kekuatan niat seseorang. Orang semacam ini lantas kebal api. Karena tingkat penguasaannya terhadap api, pakaiannya pun ikut menjadi tahan api. Ini jelas fenomena aneh yang melampaui pemahaman manusia.

Jangan biarkan penasaranmu tergantung.
Akses tanpa batas dengan Intisari Plus.