Kembali ke Intisari News
August 03, 2022
Rahasia Luka di Dada
Rahasia Luka di Dada
Rahasia Luka di Dada (Sulis Maulida)
Penulis Intisari Plus
Editor Ade S

Intisari Plus - Seorang kolektor benda seni bernilai tinggi ternyata tidak mengasuransikan barang-barang miliknya. Sampai suatu kali terjadi pencurian dan dia tewas.

------------------

Setelah mengantar pulang kedua tamunya sampai di pintu, Marcus Hunt melangkah balik ke ruang makan. Saat itu jam dinding menunjukkan pukul 23.00 lewat sedikit. Di atas meja, tampak keping-keping kartu poker sudah tertumpuk rapi.

“Main lagi?" ajak Rolfe.

"Percuma," Derek Henderson menyahut. Suaranya seperti biasa mengesankan nada kecapaian. "Tidak seru kalau hanya bertiga.”

Ruang makan dengan dinding berlapis panel kayu itu sungguh luas. Bagian atasnya dihiasi lampu lilin, yang cahayanya menonjolkan keindahan lukisan-lukisan yang terpajang di dinding. Tak sembarang ruang makan dihiasi dua lukisan karya para maestro dunia, Rembrandt, dan sebuah lagi karya Van Dyck. 

Perangkat rumah tangga, seperti satu set peralatan makan dari perak yang tertata rapi di atas meja bufet, di antaranya wadah buah dengan apel dan anggur, semakin membangkitkan suasana klasik. Di ruangan inilah biasanya Marcus Hunt bersama para karibnya bermain poker menghabiskan malam-malam panjang.

Di mata Arthur Rolfe, yang berprofesi sebagai pedagang benda seni, semua barang yang dilihatnya di rumah itu adalah aset yang tak ternilai harganya. Lain halnya dengan Derek Henderson, sang Kritikus Seni. Keberadaan karya seni di luar galeri resmi atau museum tanpa perlindungan ini suatu ketika pasti akan menimbulkan masalah. Bagaimana pula pandangan Marcus Hunt, sang Pemiliknya, sendiri? Entahlah.

Jangan biarkan penasaranmu tergantung.
Akses tanpa batas dengan Intisari Plus.