Kembali ke Intisari News
March 14, 2023
Salah Hitung
Salah Hitung
Salah Hitung (INTISARI)
Penulis Ade S
Editor Ade S

Intisari Plus - Sebuah ledakan di laboratorium menewaskan Henry Schwartz hingga jenazahnya sulit dikenali. Namun, temuan-temuan lain mengungkapkan kejanggalan pada kasus ini. Apakah yang tewas benar-benar Henry Schwartz?

----------

Di bulan Juli 1925, di Walnut Greek dekat Berkeley, di Pantai Barat Amerika, terjadi kejahatan yang direncanakan dengan sangat cermat.

Pusat perhatian dalam perkara ini ialah seorang pemilik dan pemimpin sebuah pabrik selulosa kecil, “Pacific Cellulose Company”. Pria berusia 36 tahun ini bernama Charles Henry Schwartz. la memiliki istri dan tiga orang anak. Ahli kimia itu menerima kredit besar dari seseorang, maka dalam waktu dua tahun ia berhasil membangun perusahaan yang memberi harapan cukup baik. Akan tetapi kemudian terjadi kesukaran dalam pembayaran. Beberapa orang yang meminjamkan uang, pergi ke pengadilan dan mengancam akan mengambil tindakan. Seorang wanita muda meminta 75.000 dolar sebagai ganti rugi karena tidak dinikahi seperti yang dijanjikan.

Pada tanggal 30 Juli 1925, lelaki ini masih tinggal di laboratorium sesudah jam kantor. Katanya untuk membuat beberapa percobaan. Orang di sekitar tempat itu sudah biasa kalau ia larut malam meninggalkan pabrik. Ia selalu mencoba untuk mengefisienkan pembuatan barang-barang sintetis yang dibuat di pabriknya. Ini makan waktu sehingga ia lupa akan dunia sekelilingnya dan sering tidak ingat pada istri dan anak-anak.

Pada tanggal 30 Juli, ia sekali lagi tinggal di pabrik. Beberapa menit sesudah pukul 21.00, nyonya Schwartz menerima telepon dari suaminya. Suaminya meminta maaf karena ia pulang terlambat lagi. Katanya ia akan pulang kurang lebih 20 menit lagi. Istrinya menunggu sia-sia, ia tidak muncul. Nyonya Schwartz tidak pernah melihat lagi suaminya dalam keadaan hidup. Sebab lima menit sesudah ia menelepon, terjadilah suatu ledakan hebat dalam laboratorium pabrik. 

Ledakan itu mengubah seluruh kompleks pabrik menjadi puing-puing. Asap tebal keluar. Sebuah koran setempat memberitakan bahwa ledakan itu demikian hebatnya sehingga mirip ledakan bom pada zaman Perang Dunia. Kaca-kaca jendela rumah di tempat sekitar itu sampai jauh rusak dan jilatan api yang melangit memberi sinar yang mengerikan. 

Waktu polisi dan pemadam kebakaran datang, tidak banyak yang bisa ditolong. Pabrik tinggal tumpukan arang dan kayu serta baja yang bengkok. Meskipun demikian pemadam kebakaran berhasil untuk menaklukkan api sehingga dapat dicegah kerusakan lain.

Jangan biarkan penasaranmu tergantung.
Akses tanpa batas dengan Intisari Plus.