Kembali ke Intisari News
August 03, 2022
Benarkah Hipnosis Itu Ada?
Benarkah Hipnosis Itu Ada
Benarkah Hipnosis Itu Ada (Cottonbro)
Penulis Intisari Plus
Editor Ade S

Intisari Plus - Seperti halnya astrologi, hipnosis itu dunia yang menarik banyak perhatian. Di satu sisi hipnosis memiliki pengikut yang loyal, di sisi lain juga punya pengritik yang keras. Sebagian orang percaya bahwa hipnosis itu ilmu kuno, tapi para pengritik tidak sependapat. Bagi mereka hipnosis hanyalah sekadar sesuatu yang memalukan. Lantas apa itu hipnosis? Bagaimana para dokter melakukan operasi tanpa memberi pemati rasa pada pasien? Apakah itu karena hipnosis? Apa sesungguhnya hipotesis yang melahirkan banyak kontroversi itu?

-------------------------------

Seorang penderita depresi mengunjungi seorang ahli hipnoterapi. Dokter itu mendengarkan keluh-kesah si  pasien dengan penuh perhatian. Sambil mendengarkan, dokter itu terus-menerus menatap mata si pasien. Setelah menceritakan kehidupannya secara detail, pasien itu masuk ke alam lain. la menjadi boneka di lingkungannya. la tidak lagi didera rasa sakit dan kepedihan akibat depresi. Akan tetapi keadaan itu tidak berlangsung lama, sebab dokter ahli hipnoterapi itu membawanya kembali masuk ke dunia nyata.

Pasien itu pulang ke rumah, tapi tidak lama. Bolak-balik berkunjung ke dokter lantas menjadi hal yang rutin dalam kehidupannya.

Popularitas hipnosis mencapai puncaknya pada abad XX. Di akhir 1920-an berbagai operasi dilakukan tanpa pemberian pemati rasa pada pasien. Seorang dokter Prancis, A. A. Liebeault, mencoba menerapkan hipnoterapi pada para pasiennya. Eksperimennya berhasil sehingga hipnoterapi lantas dimasukkan sebagai bagian dari perawatan rutin rumah sakit.

Akan tetapi, mereka yang skeptis tidak percaya bahwa ada ilmu semacam hipnoterapi. Menurut mereka, hipnoterapi itu tidak lain sesuatu yang berkaitan dengan histeria (kegembiraan tak terkendali—Red.). Para dokter pun lantas menjauhi hipnosis.

Akan tetapi pada pertengahan abad XX hipnosis kembali menarik perhatian besar. la menjadi bahan studi yang serius. Berbagai buku ditulis dan acara teve dibuat. Hipnosis yang semula berada di wilayah abu-abu kemudian masuk ke wilayah yang lebih terang. Dua buah buku yang punya pengaruh besar, yaitu More Lives Than One yang ditulis oleh Jeffrey Iverson, seorang produser BBC, dan Encounters With The Past karya Peter Moss.

Eksperimen paling terkenal dilakukan oleh mendiang Arnall Bloxham. Ia melakukan regresi (membawa kondisi pikiran ke masa lalu) terhadap Jane Evans, seorang ibu rumah tangga, di Cardiff. Ketika regresi berlangsung, Jane Evans menjadi Rebecca, seorang wanita di abad XII, di Jevess. Di bawah pengaruh hipnosis, ia mengisahkan kehidupannya secara rinci. Ia bahkan memberikan gambaran tentang ruang bawah tanah sebuah gereja dan pembantaian terhadap orang Yahudi. Gambaran yang disampaikannya itu ternyata seratus persen akurat.

Jangan biarkan penasaranmu tergantung.
Akses tanpa batas dengan Intisari Plus.