Kembali ke Intisari News
December 10, 2022
Maut di Kamar Nomor Empat
Maut di Kamar Nomor Empat
Maut di Kamar Nomor Empat (Frank Eiffert)
Penulis Intisari Plus
Editor Ade S

Intisari Plus - Seorang wanita tewas di sebuah hotel. Dia diketahui datang bersama seorang Kolonel yang segera jadi buruan polisi.

--------------------

Jumat pagi, 21 Juni 1986, kamar no. 4 di Hotel Pembridge Court, Notting Hill, London, itu masih terasa sunyi. Ketukan pintu pelayan kamar tak ditanggapi penghuninya. Dalam bayangan sinar matahari pagi yang menerobos kain gorden jendela, samar-samar tampak sosok tubuh tertutup selimut di atas ranjang. Lantaran takut mengganggu ketenangan tamu hotel, pelayan itu bergegas menutup pintu. 

Kecurigaan mulai muncul ketika menjelang pukul 14.00 penghuni kamar itu belum juga bangun. Alice Wyatt, penanggung jawab hotel, segera bertindak. Dengan hati-hati ia membuka pintu dan memeriksa kamar. Begitu selimut dibuka, ia terperanjat melihat pemandangan di depannya. Seorang terbaring dengan darah membasahi wajahnya. Wanita malang itu telah meninggal. 

Menurut catatan resepsionis, kamar itu disewa pasangan Letnan Kolonel dan Ny. N.G.C. Heath asal Black Hill Cottage, Romsey, sejak Minggu 16 Juni. Namun, korban dipastikan bukan Ny. Heath, sementara kolonel misterius itu telah raib.

Polisi setempat segera dihubungi. Inspektur Detektif Shelley Symes, Sersan Frederick Averill, dan Sersan William Cramb dari Scotland Yard menyimpulkan, wanita malang itu korban pembunuh sadis. Bilur-bilur luka tampak di sekujur tubuhnya. Kedua kakinya diikat erat dengan saputangan. Rupanya, si pembunuh berusaha menghilangkan noda-noda darah di wajah korban tetapi sisanya masih “ mengotori lubang hidung dan bulu mata.

Seprai di ranjang kedua menutup sekenanya, sepertinya telah ditarik tergesa-gesa. Noda darah yang terdapat di bawahnya menunjukkan korban diserang di salah satu ranjang sebelum kemudian dipindahkan ke ranjang lain. Pada salah satu bantal di ranjang kedua ditemukan bekas darah silang-menyilang yang pas dengan bekas cemeti di tubuh korban.

Menurut analisis patolog dr. Keith Simpson, korban terbunuh antara tengah malam sampai beberapa jam menjelang pagi. Penyebabnya kekurangan oksigen. Bisa jadi wajahnya dibekap dengan bantal. Korban serangan brutal itu diidentifikasi sebagai Margery Aimee Brownell Gardner, anggota “Geng Chelsea”, sebuah kelompok muda-mudi dengan pergaulan bebas. Kepribadiannya diselimuti teka-teki, lantaran suka menyendiri. Menurut kabar angin, Gardner yang berusia 32 tahun ini sudah menikah, tapi bercerai. Itulah sebabnya para petugas baru berhasil mengidentifikasi sesudah lima hari sejak kematiannya.

Jangan biarkan penasaranmu tergantung.
Akses tanpa batas dengan Intisari Plus.