Kembali ke Intisari News
June 03, 2022
3 Korbannya Kelahiran Indonesia
3 Korbannya Kelahiran Indonesia
3 Korbannya Kelahiran Indonesia (bisma-mahendra)
Penulis Intisari Plus
Editor Ade S

Intisari Plus - 3 mayat ditemukan oleh petani di Thailand dengan kematian-kematian yang tragis. Bahkan, Bangkok Post menyebut mereka berkebangsaan Indonesia. Lantas, apa yang membuat mereka dibunuh jauh dari tempat tinggalnya?

-------------------------

Tanggal 18 Oktober 1975 pagi, sekelompok nelayan Thai menemukan mayat wanita kulit putih di laut. Letnan Chai Boriwat dari Pattaya memperkirakan wanita itu paling-paling berumur 18 tahun, tingginya 160 cm. Di paru-paru gadis berbikini itu ditemukan air. Kukunya biru. Diperkirakan gadis itu tenggelam waktu sedang berenang. Namun di pantai tidak ditemukan pakaiannya. 

Letnan Chai Boriwat memotret mayat itu, lalu fotonya dikirimkan ke Bangkok Post, koran terkemuka berbahasa Inggris di Thailand. Graema Stanton, redaktur pelaksana, menyuruh foto itu ditempatkan di halaman depan dengan judul "Mayat Gadis Tidak Dikenal". 

Walaupun demikian, tidak ada yang datang memberi tahu mayat siapa itu. Jadi, mayat itu pun dimasukkan ke kantung plastik untuk dimakamkan di Pemakaman orang Sawang Boriboon. Gadis berpakaian ungu di Jl. Pasir Emas.

Gadis berpakaian ungu di Jl. Pasir Emas Enam minggu kemudian, tanggal 29 November, seorang petani bernama Tuan Janmak yang berumah di tepi jalan menuju ke jalan raya bebas hambatan Khumvit menemukan tubuh manusia yang sudah hangus. Anggota badan mayat itu berada dalam posisi seperti orang minta ampun. 

Polisi memperkirakan pria yang terbakar itu berumur sekitar 21 tahun. Tubuhnya pendek, paling-paling 158 cm. Diduga ia orang Thai. Pakaiannya hampir semua terbakar, tapi masih tersisa sepotong celana dalamnya yang berwarna biru dan kemejanya yang hitam bermotif bintang kuning. Polisi memperkirakan ia dibunuh di tempat lain dan mayatnya dibuang di tempat sunyi itu. Mungkin mayat dibawa dengan mobil dan posisi seperti memohon itu disebabkan ia "dicekuk". 

Jalan setapak itu memang bisa dilalui mobil, tetapi karena tanah sedang keras, tidak ada tanda-tanda bekas ban di sana. 

Jangan biarkan penasaranmu tergantung.
Akses tanpa batas dengan Intisari Plus.