Kembali ke Intisari News
November 11, 2022
Misteri Matinya sang Konglomerat
Misteri Matinya sang Konglomerat
Misteri Matinya sang Konglomerat (Johnmark)
Penulis Intisari Plus
Editor Ade S

Intisari Plus - Seorang miliuner mendadak meninggal dan mewariskan hartanya untuk pengacaranya. Kontak saja tindakan ini menimbulkan kecurigaan.

-------------------

Gajah mati meninggalkan gading. Konglomerat mati meninggalkan pusing. Maklum, warisannya tak hanya gading tapi segudang. Begitulah kira-kira situasi pascakematian William Marseh Rice, miliuner asal Massachusetts yang belakangan lebih sering tinggal di New York. Rice atau biasa dipanggil para tetangganya Tuan Besar Rice, mengembuskan napas terakhir pada Minggu malam, 23 September 1900. Umurnya saat itu hampir 85 tahun, usia lazim untuk kembali ke pangkuan Sang Pencipta.

Sayangnya, kepergian Rice “sedikit tidak normal” dan mengundang banyak perhatian, karena diam-diam dia “menghibahkan” hampir seluruh hartanya buat pengacara yang namanya bahkan tak pernah didengar para sahabat dan handai taulan sang miliuner. Pengacara paling beruntung di dunia itu, Albert L. Patrick, cuma berkomentar, “Sebenarnya saya enggak mengerti mengapa Tuan Rice di akhir hayatnya sangat bermurah hati seperti itu. Orang tua yang kesepian memang suka berbuat yang aneh-aneh.”

Patrick barangkali benar. Tuan Besar Rice, meski punya banyak harta, sepanjang hidupnya selalu kesepian. Bertahun-tahun dia hidup sebatang kara, tanpa anak dan istri. Di saat-saat terakhirnya, Rice bahkan hanya ditunggui asisten pribadinya yang merangkap pengurus rumah. Kalau saja pria gaek ini orang kebanyakan, jenazahnya barangkali sudah habis dikremasi sesuai permohonan surat wasiatnya. Atau dibiarkan menyatu dengan bumi tanpa penghormatan berarti. Masalahnya, sekali lagi, Rice salah satu selebriti New York City.

 

Musuh Italiano

Senin, 24 September, pagi sampai menjelang siang, kesibukan di rumah duka, apartemen yang kerap disebut Berkshire, kian menjadi. Pengurus pemakaman setempat, Tuan Plowright dan asistennya tampak sibuk membalsem kulit Rice agar baunya tak mengganggu para pelayat biasa maupun VIP. Penampilan sang mayat pun dipermak seanggun citranya semasa hidup. Janggut dan rambut putihnya ditata rapi. Pakaiannya bagus, nyata terbuat dari bahan berkualitas tinggi. Begitu pula aksesori yang menyertai.

Jangan biarkan penasaranmu tergantung.
Akses tanpa batas dengan Intisari Plus.