Kembali ke Intisari News
June 29, 2022
Senggolan Pinggul Membawa Maut
Senggolan Pinggul Membawa Maut
Senggolan Pinggul Membawa Maut (amin moshrefi)
Penulis Intisari Plus
Editor Ade S

Intisari Plus - Di bulan April yang cerah, Inggrid Riedel menuju ke rumah setelah pulang sekolah. Sepanjang perjalanan ia membayangkan masakan yang disiapkan oleh ibunya. Apa nyana, sesampainya di rumah, ia menemukan kakaknya terbujur kaku di kamarnya.

------------------

Setiap menjelang musim semi, warga Jerman senantiasa mengulang pepatah yang bunyinya, "Der April nicht was er will". Yang artinya, April tidak tahu apa yang hendak diperbuatnya dengan cuaca.

Pepatah itu biasanya tepat. Namun kali ini, tanggal 19 April 1967, yang jatuh pada hari Rabu, tidak. April tahu betul apa yang hendak diperbuatnya terhadap Darmstadt, sebuah kota kecil di Jerman Barat.

Dicurahinya kota itu dengan cahaya matahari keemasan dari langit biru tak berawan. Dihangatkannya suhu cuaca hingga burung-burung tiba-tiba mengicaukan tembang perkawinan musim semi karena mengira kala itu bulan Mei. Dirangsangnya pucuk-pucuk ranting tetumbuhan agar bersemi, menumbuhkan daun-daun hijau nan lembut, yang tentunya sungguh tidak menguntungkan, sebab bulan April di Eropa Tengah dapat melahirkan cuaca beku yang dahsyat mematikan.

Namun situasi itu sama sekali tidak bikin pusing setidaknya bagi Ingrid Riedel. Bagi dirinya, sekarang ini musim semi: cuaca indah, usianya 17 tahun, dan ia gadis yang cantik. Tapi yang terpenting, sekarang pukul 12.30, sekolah usai, ibu dan Heidrun sudah menyiapkan makan siang di rumah.

 

Bersembunyi di balik kain

Jangan biarkan penasaranmu tergantung.
Akses tanpa batas dengan Intisari Plus.