Kembali ke Intisari News
August 03, 2022
Ingin Cepat Kaya
Ingin Cepat Kaya
Ingin Cepat Kaya (rupixen.com)
Penulis Intisari Plus
Editor Ade S

Intisari Plus - Sebagai kepala bagian kredit yang baru diangkat, Fandi harus mencari penyebab aliran dana yang cukup besar untuk kredit. Di tengah itu, anaknya tiba-tiba diculik dan ia dimintai sejumlah uang tebusan.

-------------------

Badai reformasi yang diawali taifun krismon akhirnya menerpa Bank Pembangunan Negara (BPN) juga. Namun bagi sebagian orang, ini peluang untuk maju. Fandi baru saja diangkat sebagai kepala bagian kredit di Bank PN, cabang Jl. Sudirman, Jakarta. Sebagai karyawan yang baru 2 tahun bekerja di bank pemerintah ini (3 tahun lamanya ia pernah bekerja di sebuah bank swasta), itu lonjakan besar. Namun, siapa peduli dengan lama masa jabatan? Bukankah sekarang saatnya bicara prestasi, bukan gengsi atau kolusi?

Sarjana perbankan yang tengah menyelesaikan studi Magister Manajemennya di UI ini memang tipikal anak muda masa depan: daya pikirnya tajam, bicaranya lugas, gerak-geriknya tangkas. Sebagai atlet yudo, kewaspadaannya juga cukup terlatih. Kelebihannya yang terakhir ini sering kali berfungsi sebagai alarm bagi Fandi, di tengah himpitan pekerjaan dan aneka kegiatan.

Pagi itu, hari pertama ia masuk sebagai kepala bagian. Sedan 1.000 cc yang dibeli kredit saat ia masih di bank swasta itu, diparkirnya di bawah kerindangan pohon angsana. Meski sudah cukup tua, kendaraan itu kebanggaannya, hasil jerih payahnya yang pertama. Karena dirawat baik, kondisinya juga masih lumayan bagus.

Pikirannya terus menerawang sambil secara otomatis menarik rem tangan, mematikan mesin, menyambar tas, keluar dari mobil, menghidupkan alarm mobil, dan bergegas ke gedung. Sekilas ia melirik sebuah sedan 1.600 cc yang diparkir di sebelah kanan mobilnya. “Ah, siapa tahu, sebentar lagi, gue bisa punya mobil baru ....” gumamnya sambil tersenyum kecil. Pembawaannya yang optimistis terkadang melarutkannya dalam mimpi yang kurang menginjak realita. 

“Menginjak bumi” lagi, terbayang di ruang matanya wajah lucu seorang bayi 8 bulan, dengan bandana melibat kepalanya. Itu Raisa. Kemudian wajah wanita muda yang cantik meski kadang-kadang terlalu ceriwis .... Vina, ibu anak itu.

Didorongnya pintu kaca tebal. Baru ada satpam dan bagian kebersihan. Belum satu pun teller yang tampak. 

Jangan biarkan penasaranmu tergantung.
Akses tanpa batas dengan Intisari Plus.